KASUS BEDAH
VESIKOLITHIASIS
Oleh :
dr. M. Gima Faizal Gani
Pendamping :
Dr.Layali Musafiroh
RSUD SURADADI
KABUPATEN TEGAL
2014
BAB I
DESKRIPSI KASUS
: dr. M. Gima Faizal Gani
: RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
Topik
: Vesikolithiasis
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tempat presentasi
Pendamping
Obyek presentasi
Deskripsi
: 26 maret 2014
: Tn.S (No. RM : 17868)
:
: RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
: dr. Layali Musafiroh
: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Ibu Hamil
: Laki-laki, 70 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
Tujuan
Bahan bahasan
: Tinjauan pustaka
Cara Membahas
: Diskusi
Riset
Presentasi&diskusi
BAB II
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Agama
: Tn S
: 42 tahun
: laki laki
: Islam
Kasus
Email
Audit
Pos
Suku bangsa
Alamat
No RM
Waktu datang :
: Jawa
: Sidamulya
: 17868
: 26- 04 2014
B. Hasil pembelajaran
18 Januari 2012
1. Subyektif
Laki-laki, tahun datang ke poli bedah dengan keluhan susah buang air kecil nyeri perut
sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri perut dirasakan hilang timbul, menyeluruh
dan tidak terlokalisir. Pasien juga mengeluh sudah 2 hari belum buang air besar (BAB), dan
belum kentut sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan tersebut menyebabkan perut
pasien terasa kembung, keras dan sakit. Pasien juga mengeluh badan terasa lemas. Pasien
tidak mengeluh adanya benjolan pada lipat paha, BAB darah atau lendir. Riwayat trauma
pada daerah perut disangkal.
2. Obyektif
Keadaan umum : lemah, GCS: E4 V5 M6 = 15
Tekanan darah : 100/70, Nadi: lemah, sulit diraba, RR: 30 x/menit, Suhu: 38,3 C.
Kepala
: CA(-/-), SI (-/-), Mata cekung (+/+)
Mulut
: Bibir sianosis (-), bibir kering (+)
Leher
: Otot bantu pernafasan (-/-), limfonodi tidak teraba
Thorax
:
Pulmo
: Simetris, retraksi supracalivular (-), retraksi intercosta (-), ketinggalan gerak
Cor
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
3. Assessment :
Suspect Ileus Obstruktif
4. Plan
Penunjang
Penanganan :
Perbaikan KU
IVFD RL 20 tpm
Ketorolac 2x1 amp/drip
Inj Cefotaxim 2x1 gr iv
Vitamin B kompleks 3x1 tab
Puasakan
Hasil Laboratorium
Parameter
Hasil
Nilai Normal
Hb
Leukosit
Trombosit
Hitung Jenis Leukosit:
12,0 g/dl
19.800. /mm3
292.000 /mm3
L: 14-16 g/dl
4.000-11.000 /mm3
150.000-450.000 /mm3
4%
76 %
20 %
75 mm/jam
4.160.000/mm3
39,3 %
76,2 fl
25,8 pg
35,0 g/dl
3-4 %
37-74 %
20-40 %
L: 0-15 mm/jam
4-5 juta/mm3
L: 43-45%
76-96 fl
27-32 pg
32-36 g/dl
Hasil
Ro.
BNO
posisi :
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Penyakit batu saluran kemih (BSK), aadalah terbentuknya batu yang
disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam saluran kemih yang
jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut
substansi. BSK lebih banyak didertita 3-4 kali lebih banyak oleh laki laki daripada
perempuan hal ini dikarenakan kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama
pembentuk batu pada wanita lebih rendah dari pada pada laki laki< serta pada
perempuan kadar sitrat sebagai inhibitor pembentukan batu lebih tinggi dari pada laki
laki. Batu saluran kemih banyak dijumpai pada orang dewasa rerata antara umur 3060 tahun, kemungkinan distribusi penderita menurut umur tersebut dikarenakan
faktor sosial ekonomi, budaya, dan gaya hidup
Vesikolithiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat
penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula mula lancar secara tiba
tibaakan berhenti dan menetas disertai dengan rasa nyeri
Peneletian epidimiologik untuk vesikolithiasis memberikan kesan seakan
akan penyakit batu mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat kesejahteraan
masarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa.
Berdasarkan pembandingan data penyakit batu saluran kemih di berbagai negara
dapat disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu
saluran kemih bagian bawah
B. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubunganya dengan gangguan
aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik), secara epidimiologis terdapat
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang.
Faktor faktor interinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor
eksterinsik adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitar
Faktor interinsik antara lain
a. Herediter (keturunan)
Riwayat BSK bersifat keturunan, menyerang beberapa orang dalam satu
keluarga, penyakit penyakit herediter yang menyebabkan BSK antara lain
I.
II.
b. Umur
BSK banyak terdapat pada golongan umur 30-60. Hasil penelitian yang
dilakukan terdapat penderita BSK di RS DR Karyadi selama litahun (1989-1993),
frekuensi terbanyak pada dekade empat sampai enam
c. Jenis Kelamin
Kejadian BSK berbeda antara laki laki dan perempuan. Pada laki laki lebih
sering terjadi dibanding dengan wanita (3:1) khusus di indonesia angka kejadian
BSK yang sesungguhnya belum diketahui, tetapi diperkirakan palong tidak
terdapat 170.000 kasus baru pertahun
Serum testosteron menghasilkan peningkatan produksi oksalat endogen
oleh hati. Rendahnya serum testosteron pada wanita dan anak anak menyebabkan
rendahnya kejadian batu saluran kemih pada anak anak
Beberapa faktor eksterinsik diantaranya adalah
a. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemihyanglebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerahstone
belt(sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampirtidak
dijumpaipenyakit batu saluran kemih.
b.
tingginya batu saluran kemih pada lingkungan bersuhu tinggi. Selama musim panas
banyak ditemukan BSK. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan keringat dan
meningkatkan konsentrasi air kemih.Konsentrasi air kemih yang meningkat akan
meningkatkan pembentukankristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam
urat tinggi akanlebih berisiko terhadap BSK
c. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yangdikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
d. Diet
Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya batu saluran
kemih. Diet berbagai makanan dan minuman mempengaruhitinggi rendahnya
jumlah air kemih dan substansi pembentukan batuyang
berefek
signifikan
dalam
terjadinya BSK. Bila dikonsumsiberlebihan maka kadar kalsium dalam air kemih akan
naik, pH airkemih turun, dan kadar sitrat air kemih juga turun. Diet yang dimodifikasi
terbukti dapat mengubah komposisi air kemih dan risiko pembentukan batu
Kebutuhan protein untuk hidup normal per hari 600 mg/kgBB, Bila berlebihan
maka risiko terbentuk batu saluran kemih akan meningkat. Protein hewani akan
menurunkan keasaman (pH) air kemihsehingga bersifat asam, maka protein hewani
tergolong acid ashfood, Akibat reabsorbsi kalsium dalam tubulus berkurang
sehingga kadarkalsium air kemih naik. Selain itu hasil metabolisme protein
hewaniakan menyebabkan kadar sitrat air kemih turun, kadar asam urat dalamdarah
dan air kemih naik . Konsumsi protein hewani berlebihan dapat juga menimbulkan
kenaikan kadar kolesterol dan memicu terjadinya hipertensi, maka berdasarkan hal
tersebut diatas maka konsumsi protein hewani
Berlebihan memudahkan timbulnya batu saluran kemih. Karbohidrat tidak
mempengaruhi terbentuknya batu kalsium oksalat, sebagian besar buah adalah alkali
ash food (Cranberry dankismis). Alkasi ash food akan menyebabkan pH air kemih
naik sehinggatimbul batu kalsium oksalat. Sayur bayam, so, sawi, daun singkong
menyebabkan hiperkalsiuria. Sayuran yang mengandung oksalat sawibayam, kedele, brokoli,
asparagus, menyebabkan hiperkalsiuria dan resorbsi kalsium sehingga menyebabkan
hiperkalsium yang dapat menimbulkanbatu
kalsium
oksalat.
Sebagianbesar
sehingga
menguntungkan,
karena tidak memicuterjadinya batu kalsium oksalat. Sayuran mengandung banyak serat
yangdapat
mengurangi
penyerapan
kalsium
dalam
usus,
g. Olah raga
Secara khusus penelitian untuk mengetahui hubungan antara olah raga dan
kemungkinan timbul batu belum ada, tetapi memang telah terbuktiBSK jarang terjadi
pada orang yang bekerja secara fisik dibanding orang yang bekerja di kantor dengan
banyak duduk
h. kegemukan (Obesitas)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan peningkatan lemak tubuh
baik diseluruh tubuh maupun di bagian tertentu. Obesitas dapatditentukan dengan
pengukuran antropometri seperti IMT, distribusilemak tubuh/ persen lemak tubuh
melalui pengukurang tebal lemak bawah kulit. Dikatakan obese jika IMT 25 kg/m
2.Pada penelitian kasusbatu kalsium oksalat yang idiopatik didapatkan 59,2%
terkenakegemukan. Pada laki-laki yang berat badannya naik 15,9 kg dari berat badan waktu
umur 21 tahun mempunyai RR 1,39. Pada wanita yang berat badannya naik 15,9 kg
dari berat waktu berumur 18 tahun, RR 1,7.Hal ini disebabkan pada orang yang
gemuk pH air kemih turun, kadarasam urat, oksalat dan kalsium naik 19,
i.
dipengaruhi oleh suhu pH larutan, adanya koloid dalam urin, konsentrasi solut
di dalam urin, laju aliran dalam saluran kemih
b. Teori matrik
Matrix organik yang berasal dari serum atau protein protein urin memberikan
kemungkinan pengendapan kristal
c. Teori inhibitor kristalisasi
Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadi kristralisasi, konsentrasi
yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Ion magnesium (Mg2+) dapat menghambat pembentukan batu karena jika
berkaitan dengan oksalat akan membentuk garam magneium oksalat sehingga
jumlah oksalat yang berkaitan dengan (ca2+) membentuk kalsium oksalat
menurun
Komposisi batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat dan
kalsium fosfat (75%), magnesium magnesium fosfat (MAP) 15%, asam urat (7%), sistin
(2%) dan lainya (silikat, xanthin) 1%
a. Batu kalsium
Kandungan batu jenis ini terjadi atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau
campuran keduanya. Faktor terjadinya batu kalsium adalah :
i. Hiperkalisiuri
Kadar kalsium dalam urin >250-300 mg/24 jam. Penyebab terjadinya
hiperkalisiuri antara lain
Hiperkalisiuri absortif terjadi karena adanya peningkatan absorbis
ii.
karena
gangguan
kemampuan
resorpsi tulang
Hiperoksaliuri
Ekskrei oksalat urin melebihi 45 gram per hari. Keadaan ini banyak
dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus setelah
menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalat, seperti teh, kopi, soft drink, sayuran
berwarna hijau terutama bayam
iii.
Hipositraturia
Hipomagnesiuria
D. Gejala Klinis
E. Pemeriksaan Penunjang
a. BNO
F. Diagnosa Banding 10
G. Penatalaksanaan
H. Komplikasi
I. Prognosis
1.