Anda di halaman 1dari 45

DEFINISI

KLASIFIKASI

PENGAKUAN

PENGUKURAN

PENGHENTIAN DAN PELEPASAN


PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

ASET TIDAK BERWUJUD


ARRIE FEBRIANA BUDIMAN (03)
LELIANTIKA HANDITA DEASTRI (18)
MUHAMMAD YUSUF NASERI(21)
NUR AMIN KADIR

(22)

THERESIA RATRI WIDYASTUTI

(29)

DEFINISI
Aset Tidak Berwujud

DEFINISI ASET TIDAK BERWUJUD


(Buletin Teknis No. 11 Tahun 2011)

ATB = aset non-moneter yang tidak mempunyai wujud


fisik, dan merupakan salah satu jenis aset yang dimiliki
oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah
Definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi
kriteria:
dapat diidentifikasi
dikendalikan oleh entitas
mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan

DAPAT DIIDENTIFIKASI
Dapat dipisahkan
memungkinkan untuk dipisahkan atau dibedakan secara jelas dari aset-aset
yang lain pada suatu entitas. Oleh karena aset ini dapat dipisahkan atau
dibedakan dengan aset yang lain, maka ATB ini dapat dijual,
dipindahtangankan, diberikan lisensi, disewakan, ditukarkan, baik secara
individual maupun secara bersama-sama. Namun demikian tidak berarti
bahwa ATB baru diakui dan disajikan di neraca jika entitas bermaksud
memindahtangankan, menyewakan, atau memberikan lisensi kepada pihak
lain. Identifikasi serta pengakuan ini harus dilakukan tanpa memperhatikan
apakah entitas tersebut bermaksud melakukannya atau tidak;

Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak


kontraktual atau hak hokum lainnya, tanpa memperhatikan apakah
hak tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas
atau dari hak dan kewajiban lainnya.

DIKENDALIKAN OLEH ENTITAS


Pengendalian merupakan syarat yang harus dipenuhi.
Tanpa adanya kemampuan untuk mengendalikan aset
maka sumber daya dimaksud tidak dapat diakui sebagai
asset suatu entitas.
Entitas disebut mengendalikan aset jika entitas
memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat
ekonomi masa depan yang timbul dari aset tersebut dan
dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh
manfaat ekonomi dari aset tersebut.

POTENSI MANFAAT EKONOMI MASA


DEPAN
Manfaat ekonomis dapat menghasilkan aliran masuk
atas kas, setara kas, barang, atau jasa ke pemerintah.
Jasa yang melekat pada aset dapat saja memberiksan
manfaat kepada pemerintah dalam bentuk selain kas
atau barang.
Manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh ATB
dapat berupa pendapatan yang diperoleh dari penjualan
barang atau jasa, penghematan biaya atau efisiensi,
dan hasil lainnya seperti pendapatan dari penyewaan,
pemberian lisensi, atau manfaat lainnya yang diperoleh
dari pemanfaatan ATB.

KLASIFIKASI
Aset Tidak Berwujud

KLASIFIKASI ASET TIDAK BERWUJUD


(Buletin Teknis No. 11 Tahun 2011)

jenis sumber daya:


1.

Software computer, yang dapat disimpan dalam berbagai


media penyimpanan seperti flash disk, compact disk, disket,
pita, dan media penyimpanan lainnya;

2.

Lisensi dan franchise

3.

Hak Paten, Hak Cipta.

4.

Hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka


panjang

5.

ATB yang mempunyai nilai sejarah/budaya

6.

ATB dalam Pengerjaan

KLASIFIKASI ASET TIDAK BERWUJUD


(Buletin Teknis No. 11 Tahun 2011)

cara perolehan:
1.

Pembelian

2.

Pengembangan secara internal

3.

Pertukaran

4.

Kerjasama

5.

Donasi/hibah

6.

Warisan Budaya/Sejarah (intangible 2 heritage assets)

KLASIFIKASI ASET TIDAK BERWUJUD


(Buletin Teknis No. 11 Tahun 2011)

Masa manfaat:
1.

ATB dengan umur manfaat terbatas (finite life)

2.

ATB dengan umur manfaat yang tak terbatas (indefinite life)

KLASIFIKASI ASET TIDAK BERWUJUD


(PMK 219 Tahun 2013)

1. Goodwill
2. Hak Paten dan Hak Cipta
3. Royalti
4. Software
5. Lisensi
6. Hasil Kajian/Penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang
7. Aset Tidak Berwujud Lainnya

PENGAKUAN
Aset Tidak Berwujud

PRINSIP UMUM PENGAKUAN


Diakui sebagai Aset Tidak Berwujud jika atas
pengeluaran tersebut:
1. Memenuhi Kriteria Aset Tidak Berwujud
2. Memenuhi Kriteria Pengakuan, yaitu
a)

Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa


datang yang diharapkan atau jasa potensial yang
diakibatkan dari ATB tersebut akan mengalir
kepada/dinikmati oleh entitas; dan

b)

Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan


andal.

Pengakuan ATB yg diperoleh secara


Internal
Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang
dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui,
terutama dalam hal:
Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi akan
menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
Menentukan biaya perolehan aset tersebut secara memadai

TAHAP
PENELITIAN/RISET

TAHAP
PENGEMBANGAN

Pengakuan ATB yg diperoleh secara


Internal
TAHAP PENGEMBANGAN
TAHAP PENELITIAN/RISET
Karena dalam tahap ini,
pemerintah tidak/belum dapat
memperlihatkan bahwa ATB
telah ada dan akan
menghasilkan manfaat ekonomi
masa datang. Oleh karenanya,
pengeluaran ini diakui
sebagai beban pada saat
terjadi.

Dapat diakui sebagai ATB,


jika dan hanya jika
pemerintah dapat
memperlihatkan seluruh
kondisi-kondisi tertentu. Jika
tidak, maka pengeluaran atas
kegiatan tersebut hanya diakui
sebagai beban pada saat
terjadi.

Jika tidak bisa dibedakan, pengeluaran atas kegiatan


diperlakukan sebagai beban pada saat terjadi.

Pengakuan ATB yg diperoleh secara


Internal
Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan
Pengembangan, diakui jika, dan hanya
jika,terpenuhi semua hal ini:
Kelayakan teknis penyelesaian
Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
Kemampuan menggunakan dan memanfaatkan
Manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa datang
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan pengembangan dan
penggunaan/pemanfaatan ATB
Kemampuan mengukur secara memadai pengeluaran terkait aset
tersebut

Pengakuan ATB yg diperoleh secara


Internal
Penelitian Dibiayai Instansi Lain
Dana penelitian suatu instansi dipergunakan untuk
membiayai penelitian oleh perguruan tinggi atau
lembaga penelitian Yang berhak mencatat
aset adalah entitas yang memiliki anggaran
Pencatatan atas ATB harus sesuai dengan
karakteristik dan kriteria pengakuan.
Jika hasil penelitian dipatenkan oleh instansi
lembaga penelitian ATB berupa paten dicatat
lembaga penelitian sejumlah biaya paten

Perlakuan Khusus Untuk Software


Komputer
1. Software diperoleh atau dibangun internal
pemerintah
a)

Dibangun sendiri tidak diakui sebagai ATB

b)

Dikontrakkan pihak ketiga diakui sebagai ATB

2. Software diperoleh secara pembelian


a)

Diniatkan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat


Persediaan

b)

Bagian integral dari hardware Peralatan dan Mesin

c)

Software dibeli sendiri, tidak terkait dgn hardware


Dikapitalisasikan sebagai ATB

Perlakuan Khusus Untuk Software


Komputer
EKSTERNAL

INTERNAL

Software yang memiliki ijin


penggunaan lebih dari 12 bulan, nilai
perolehan dan biaya lisensi
dikapitalisasikan sebagai ATB.

Dikembangkan instansi pemerintah atau kontraktor


pihak ketiga atas nama pemerintah
Tahapan:

Tahap Awal Kegiatan beban


Tahap Pengembangan Aplikasi
dikapitalisasikan, dgn kondisi2:
Pengeluaran terjadi setelah tahap awal
kegiatan selesai; dan
Pemerintah berkuasa dan berjanji untuk
membiayai, paling tidak untuk periode
berjalan.

Tahap setelah implementasi


beban

diperoleh dgn membayar ijin/lisensi


dengan masa manfaat lebih dari 12
bulan dikapitalisasikan sebagai
ATB

Tidak memiliki pembatasan ijin


penggunaan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 bulan
dikapitalisasikan sebagai ATB

Kurang dari 12 bulan, dicatat sebagai beban.

Perlakuan Khusus Untuk Software


Komputer
Pengeluaran Berikutnya Setelah Perolehan
Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan terhadap software komputer harus
memenuhi salah satu kriteria ini:

Meningkatkan fungsi software;

Meningkatkan efisiensi software.

Apabila perubahan yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria di atas maka
pengeluaran harus dianggap sebagai beban pemeliharaan pada saat terjadinya.
Pengeluaran yang meningkatkan masa manfaat dari software pada praktik umumnya
tidak terjadi, yang ada adalah pengeluaran untuk perpanjangan ijin penggunaan/lisensi
atau upgrade. Adapun perlakuan akuntansinya:

Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin penggunaan yang kurang dari atau
s.d. 12 bulan tidak perlu dikapitalisasi.

Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin penggunaan yang lebih dari 12
bulan harus dikapitalisasi.

Perlakuan Untuk Hak Paten


Hak Paten adalah salah satu jenis ATB yang perolehannya dapat
berasal dari hasil Kajian dan Pengembangan atas penelitian yang
dilakukan pemerintah atau pendaftaran atas suatu
kekayaan/warisan budaya/sejarah yang dimiliki.
Umumnya diakui pada saat dokumen sah atas Hak Paten
telah diperoleh.
Mengantisipasi lamanya waktu penerbitan, ATB dicatat terlebih
dahulu sebesar biaya pendaftaran dan diberi penjelasan
memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset Tidak Berwujud Dalam


Pengerjaan
Terdapat kemungkinan pengembangan ATB yang diperoleh
secara internal yang jangka waktu penyelesaiannya melebihi
satu tahun anggaran atau pelaksanaan pengembangannya
melewati tanggal pelaporan.
Dalam hal terjadi seperti ini, maka atas pengeluaran yang telah
terjadi dalam rangka pengembangan tersebut sampai dengan
tanggal pelaporan harus diakui sebagai Aset Tidak
Berwujud dalam pengerjaan (Intangible Asset-Work In
Progress), dan setelah pekerjaan selesai kemudian akan
direklasifikasi menjadi Aset Tidak Berwujud yang bersangkutan.

PENGUKURAN
Aset Tidak Berwujud

PENGUKURAN
Pengukuran Pada Saat Perolehan
Perolehan Eksternal
Pembelian
Pertukaran
Kerjasama
Donasi/Hibah

Pengembangan Internal
ATB berupa Aset Budaya/Bersejarah

Pengukuran Setelah Perolehan

Pengukuran ATB: Pembelian


Sebesar harga perolehan yaitu harga yang harus dibayar
entitas untuk memperoleh suatu ATB akan mencerminkan
harapan kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang dharapkan
dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset
tersebut akan mengalir masuk kedalam entitas tersebut.
Bila ATB diperoleh secara gabungan, harus dihitung nilai per
masing-masing aset, yaitu dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
masing-masing aset yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan dan
memanfaatkan ATB bukan merupakan bagian dari perolehan
ATB.

Pengukuran ATB: Pertukaran


Perolehan ATB dari pertukaran aset yang dimiliki
entitas dinilai sebesar nilai wajar dari aset yang
diserahkan.
Apabila terdapat aset lainnya dalam pertukaran,
misalnya kas, mengindikasikan bahwa pos yang
dipertukarkan tidak mempunyai nilai yang sama
sehingga pengukuran dinilai sebesar aset yang
dipertukarkan ditambah dengan kas yang
diserahkan.

Pengukuran ATB: Kerjasama


ATB dari hasil kerjasama antar dua entitas
atau lebih disajikan berdasarkan biaya
perolehannya dan dicatat pada entitas yang
menerima ATB tersebut sesuai dengan
perjanjian dan atau peraturan yang berlaku.

Pengukuran ATB: Donasi


ATB yang diperoleh dari donasi/hibah harus
dicatat sebesar nilai wajar pada saat
perolehan.
Penyerahan ATB tersebut akan sangat andal
bila didukung dengan bukti perpindahan
kepemilikannya secara hukum, seperti adanya
akta hibah.

Pengukuran ATB: Pengembangan


Internal
ATB yang diperoleh dari pengembangan secara
internal, misalnya hasil dari kegiatan pengembangan
yang memenuhi syarat pengakuan, nilai perolehannya
diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya
yang dikeluarkan sejak ditetapkannya ATB tersebut
memiliki masa manfaat di masa yang akan datang
sampai
dengan
ATB
tersebut
telah
selesai
dikembangkan.
Pengeluaran atas unsur ATB yang awalnya telah diakui
oleh entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai
bagian dari harga perolehan ATB di kemudian hari.

Pengukuran ATB: Aset Budaya /


Bersejarah
ATB yang berasal dari aset bersejarah (heritage
assets) tidak diharuskan untuk disajikan di
neraca namun aset tersebut harus diungkapkan
dalam CaLK.
Apabila ATB bersejarah tersebut didaftarkan untuk
memperoleh hak paten maka hak patennya dicatat di
neraca sebesar nilai pendaftarannya.

Pengukuran ATB Setelah Perolehan

Dalam banyak kasus tidak ada penambahan nilai terhadap ATB tertentu
atau penggantian dari sebagian ATB dimaksud. Oleh karena itu,
kebanyakan pengeluaran setelah perolehan dari ATB mungkin
dimaksudkan untuk memelihara manfaat ekonomi di masa datang atau
jasa potensial yang terkandung dalam ATB dimaksud dan tidak lagi
merupakan upaya untuk memenuhi definisi ATB dan kriteria
pengakuannya.

Sulit untuk mengatribusikan secara langsung pengeluaran setelah


perolehan terhadap suatu ATB tertentu sehingga diperlakukan sebagai
biaya operasional suatu entitas.

Namun demikian, apabila memang terdapat pengeluaran setelah


perolehan yang dapat diatribusikan langsung terhadap ATB
tertentu, maka pengeluaran tersebut dapat dikapitalisasi ke
dalam nilai ATB tersebut.

PENGHENTIAN DAN PELEPASAN


Aset Tidak Berwujud

PENGHENTIAN & PELEPASAN ATB


Menurut PMK Nomor 219/PMK.05/2013 & Buletin Teknis Nomor 11

Beberapa keadaan dan alasan penghentian Aset Tidak Berwujud


antara lain :
1. penjualan,
2. pertukaran,
3. hibah, atau
4. berakhirnya masa manfaat Aset Tidak Berwujud sehingga perlu
diganti dengan yang baru
Secara umum, penghentian Aset Tidak Berwujud dilakukan pada saat
dilepaskan atau Aset Tidak Berwujud tersebut tidak lagi memiliki manfaat
ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaannya.

PENGHENTIAN & PELEPASAN ATB


Pelepasan Aset Tidak Berwujud dilingkungan pemerintah
lazim juga disebut sebagai pemindahtanganan.
Dalam hal penghentian Aset Tidak Berwujud merupakan akibat dari
pemindahtanganan dengan cara dijual atau dipertukarkan sehingga
pada saat terjadinya transaksi belum seluruh nilai buku Aset Tidak
Berwujud yang bersangkutan habis diamortisasi, maka selisih antara
harga jual atau harga pertukarannya dengan nilai buku Aset Tidak
Berwujud terkait diperlakukan sebagai pendapatan/beban dari
kegiatan non operasional pada Laporan Operasional.

PENGHENTIAN & PELEPASAN ATB


Penerimaan kas akibat penjualan dibukukan sebagai pendapatan dan
dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan kas dari
penjualan Aset Tidak Berwujud dimaksud sebesar nilai bukunya
dikelompokkan sebagai kas dari aktifitas investasi pada Laporan Arus
Kas.
Sesuai dengan PMK Nomor 96/PMK.08/2007 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara dan Permendagri Nomor 17/2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemerintah dapat
melakukan pemindahtanganan BMN/BMD yang di dalamnya termasuk
ATB dengan cara:
1. dijual;
2. dipertukarkan;
3. dihibahkan; atau
4. dijadikan penyertaan modal negara/daerah.

PENGHENTIAN & PELEPASAN ATB


Apabila suatu ATB dihentikan dari penggunaannya, baik
karena dipindahtangankan maupun karena berakhirnya masa
manfaat/tidak lagi memiliki manfaat ekonomi, maka
pencatatan akun ATB yang bersangkutan harus ditutup.
Dalam hal penghentian ATB merupakan akibat dari
pemindahtanganan dengan cara dijual atau dipertukarkan
sehingga pada saat terjadinya transaksi belum seluruh nilai
buku ATB yang bersangkutan habis disusutkan, maka selisih
antara harga jual atau harga pertukarannya dengan nilai
buku ATB terkait diperlakukan sebagai penambah atau
pengurang ekuitas dana. Penerimaan kas akibat penjualan
dibukukan sebagai pendapatan dan dilaporkan pada Laporan
Realisasi Anggaran

PENGHENTIAN & PELEPASAN ATB


Menurut IPSAS 31

Aset tidak berwujud harus dihentikan pengakuannya:


a) Pada pelepasann (termasuk pelepasan melalui non-exchange transaksi); atau
b) Bila tidak ada manfaat ekonomi masa depan atau potensi jasa yang diharapkan
dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tidak berwujud
harus ditentukan sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
jumlah aset yang tercatat. Ini harus diakui surplus atau defisit saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali IPSAS 13 menentukan sebaliknya pada
penjualan dan penyewaan kembali).
Pelepasan aset tidak berwujud dapat terjadi dalam berbagai cara (misalnya,
dengan dijual, dengan memasukkan ke dalam sewa pembiayaan, atau melalui
transaksi non-exchange). Dalam menentukan tanggal pelepasan aset tersebut,
entitas menerapkan kriteria dalam IPSAS 9 untuk mengakui pendapatan dari
penjualan barang. IPSAS 13 berlaku untuk pelepasan oleh penjualan dan
penyewaan.

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Aset Tidak Berwujud

PENYAJIAN
Lampiran III B pada Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang SAP
Lampiran VIII Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
219/PMK.05/2013 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat,
Buletin Teknis 01 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat

ATB disajikan dalam Neraca


sebagai bagian dari Aset
Lainnya

PENYAJIAN

PENGUNGKAPAN
Membedakan antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara
internal dan aset tidak berwujud lainnya :

1. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang


digunakan
2. Metode amortisasi yang digunakan
3. Rincian masing-masing pos ATB yang signifikan
4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada
awal dan akhir periode
5. Unsur pada laporan keuangan yang di dalamnya
terdapat amortisasi aset tidak berwujud

PENGUNGKAPAN
6. Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan :
Penambahan aset tidak berwujud yang terjadi, dengan
mengungkapkan secara terpisah penambahan yang berasal
dari pengembangan di dalam entitas;
Penghentian dan pelepasan aset tidak berwujud;
Amortisasi yang diakui selama periode berjalan;
Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode
berjalan

7. Kondisi ATB yang mengalami penurunan nilai yang


signifikan (impaired)

PENGUNGKAPAN
Entitas juga perlu melaporkan perubahan-perubahan
terhadap:
1.

Periode amortisasi;

2.

Metode amortisasi; atau

3.

Nilai sisa.

Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan :


1.

Alasan penentuan atau faktor-faktor penting penentuan masa


manfaat suatu aset tidak berwujud;

2.

Penjelasan, nilai tercatat, dan periode amortisasi yang tersisa


dari setiap aset tidak berwujud yang material bagi laporan
keuangan secara keseluruhan;

3.

Keberadaan ATB yang dimiliki bersama

PENGUNGKAPAN
Pengeluaran Riset Dan Pengembangan
Mengungkapkan jumlah keseluruhan pengeluaran riset
dan
pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
Pengeluaran riset dan pengembangan terdiri atas semua
pengeluaran yang dapat dikaitkan secara langsung dengan kegiatan
riset dan pengembangan atau yang dapat dialokasikan, secara
rasional dan konsisten pada kegiatan- egiatan tersebut.

Mengungkapkan gambaran mengenai setiap aset tidak


berwujud yang sudah sepenuhnya diamortisasi yang
masih digunakan.


TERIMA KASIH

SEKIAN
-ASET TIDAK BERWUJUD-

Anda mungkin juga menyukai