Anda di halaman 1dari 17

Laporan Individu

Mata kuliah Handasah

Laporan Praktek Lapang


Handasah
Di Desa Topidi

Oleh

Nur Alam
1215141003
GEOGRAFI

Jurusan geografi
Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Universitas negeri Makassar
2015
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena masih diberikan
limpahan rahmat dan berkah sehingga mampu menyelesaikan laporan lengkap ini
dengan tepat waktu. Laporan ini berjudul Laporan Praktek Lapang
Handasah Di Desa Topidi, dan berisi informasi tentang kondisi ocenografi
pulau Dutungan sebagai lokasi praktek.
Data dari Hasil Praktek,disajikan secara lengkap dan sistematis sehingga
memudahkan pembaca dalam mengamati dan mengkaji informasi yang ada dalam
laporan lengkap ini.Laporan ini disusun dengan tujuan agar para pembaca mendapat
gambaran dan informasi tentang gambaran topografi daerah penelitian.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini, dan meminta maaf atas semua kekurangan
yang terdapat dalam penulisan laporan ini.
Wassalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar,

Januari 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek


Ilmu ukur tanah adalah salahsatu seni paling tua dan yang terpenting
dipraktekkan manusia sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya menandai batasbatas dan pemetaan tanah. Pengukuran tanah terus memainkan peran yang sangat
penting didalam banyak cabang rekayasa, sebagai contoh pengukuran diperlukan
untuk merencanakan, membangun dan memelihara jalan raya, jalan baja sistim
perhubuungan cepat bangunan, jembatan, tempat peluncuran proyektil, peluncuran
roket dan lain-lain.
Ilmu ukur tanah bertujuan mengukur bagian-bagian dari permukaan bumi,
kalau panjang ini tidak melebihi kira-kira 50 Km, maka pekerjaan disebut geodesi
rendah. Pada geodesi rendah yang dipentingkan hanya penentuan titik-titik dari
tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan dan dapat digambarkan pada
suatu bidang datar yaitu peta.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang
dinamakan ilmu geodesi.
Imu geodesi mempunyai 2 maksud :
1. Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
2. Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau
sebagian kecil permukaan bumi.
Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran diatas gununggunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam. Pengukuran-pengukuran dibagi
dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan yang mendatar titiktitik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna
mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.

Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak beraturan dan
yang emlengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan bidang perantara yang
dipilih sedemikian, hingga pemindahan itu dapat dilakukan dengan semudahmudahnya.
B. Tujuan dan Manfaat Praktek
Adapun tujuan praktek mngeukur tanah adalah :
1. mengetahui tata cara penggunaan alat ukur tanah.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran tanah di lapangan.
3. untuk mengetahui cara membuat peta menggunakan data yang telah diambil
Adapun manfaat praktek ilmu ukur tanah adalah :
1. mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan alat ukur
2. agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pengukuran tanah dilapangan
3. agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat peta dari dataang telah diambil

BAB II
DASAR TEORI
Secara tradisional tanah telah defenisikan sebagai ilmu dan seni menentukan
letak nisbi dari titik diatas, dan dibawah permukaan bumi, atau untuk menetapkan
titiktitik semacam itu. Tetapi pengertian yang lebih umum, pengukuran tanah dapat
dianggap sebagai disiplin yang meliputi untuk semua metode pengumpulan dan
pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis, sytemsystem teretris
konvesional sekarang dilengkapi dengan metode-metode pemetaan udara satelit, yang
berkembang secara bertahap melalui program-program pertahanan dan ruang
angkasa.
A.

Theodolite
Theodolite merupakan instrumen ukur tanah yang paling universal. Walaupun
kegunaan utamanya adalah untuk pengukuran dan pemasangan sudut horizontal dan
vertikal denga teliti, biasanya juga dipakai untuk beraneka ragam tugas misalnya
menentukan jarak horizontal dan vertikal secara optis, memperpanjang garis lurus,
dan sifatnya datar memanjang orde rendah.
Suatu theodolit umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk
membaca lingkaran, kegunaannya, dan ketelitiannya. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggiih maka theodolit ini banyak
mengalami kemajuan dan renovasi yang lebih akurat, sehingga theodolit modern
sekarang selain bentuknya yang lebih sederhana pembacanya pun lebih teliti dan
cepat.

1.

Jenis-Jenis Theodolit
Secara garis besar theodolit terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
a.

Theodolit Kompas (Transit)

b. Theodolit Repetisi

c.

Theodolit Reiterasi, dan

d. Theodolit Digital Elektronik


2. Bagian-Bagian Utama Theodolit
1. Teropong bidik.
Teropong bidik adalah bagian dari theodolit yang berfungsi untuk membidik bak ukur
pada jarak/kejauhan tertentu. Sebagai suatu sifat datar ungkit, maka teropong tidak
digabungkan dengan fribracch secara kaku tetapi teropong tersebut disangga oleh
suatu pancang putar ditengah-tengahnya.
2. Lingkaran-lingkaran horizontal dan vertikal.
Lingkaran horizontal dan verikal berfungsi untuk menentukan pembacaan-pembacaan
sudut.
3. Tabung-tabung (nivo).
Nivo tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari teropong yang berfungsi
untuk memungkinkan tirpod ditegakkan skrup-skrup penegak dipasangkan antara
tripod dengan landasan theodolit, gerakan-gerakan skrup kaki membuat gelembung
nivo ke tengah atau bisa juga menyetel dengan menggunakan skrup-skrup pada
permukaan nivo. Kepekaan tabung nivo tersebut sekitar 2 mm 40 detik sudut.
4. Landasan theodolite.
Landasan theodolite adalah dasar alat ukur yang datar disekrupkan pada tripod untuk
menunjang kaki-kaki sekrup penegak.
5. Tripod/Statif/Kaki tiga.
Kegunaaan tripod adalah untuk menunjang theodolit. Tripod bersifat teleskopik
(mampunyai kaki yang dapat diubah panjangnya sesuai dengan kondisi lapangan
yang diinginkan) atau juga tripod dengan kaki yang tatap panjangnya.
6. Sifat Datar Otomatis.
Dalam alat ukur sifat datar otomatis, garis bidik didatarkan secara otomatis (dalam
batasan tertentu) dengan memakai suatu alat kompensator optis yang tergantung
seperti suatu bandul yang dislipkan ke dalam berkas dari sinar melalui teropong.

7. Prinsip Dasar Dari Kompensator


Penempatan instrumen dilapangan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
Instrument diletakkan diatas suatu titik yang kan diukur beda tingginya.
Instrumen diletakkan diantara dua titik yang dicari beda tingginya dengan
membidiknya ke dua titik yang diimpitnya.
Instrumen diletakkan diluar titik yang dihitung beda tingginya .

3. Kegunaan Alat Ukur Tanah


a. Instrument theodolite
Untuk membaca pengukuran beda tinggi, kontur, dan lain-lainnya.
b. Tripod (kaki tiga)
Untuk meletakkan theodolite
c. Unting-unting
Untuk mengukur ketegakan dan keseimbangan alat theodolite terhadap patok.
d. Bak ukur / rambu ukur
Untuk membaca tinggi rendahnya permukaan tinggi permukaan tanah.
e. Meter Pengulung (50 m)
Untuk mengukur jarak patok satu dengan yang lainnya.
f. Jalon
Untuk pengukuran profil baik melintang maupun memanjang sebagai penandaan
lebar patok.
g. Patok
Untuk menandakan titik-titik yang akan diukur.
h. Palu 5 kg.
Untuk menancapkan patok pada permukaan tanah.
i. Alat tulis

Untuk menulis data yang akan diperoleh dilapangan.

4. Bagian-bagian Dari Alat Instrumen Theodelit


Alat instrumen Theodelit terdiri dari:
1. Bagian bawah ssering disebut tiprak yang berfungsi sebagai landasan Theodelit.
2. Bagian tengah dari 3 skop oenyetel keseimbangan air nivo baik nivo kotak maupun
nivo tabung, nivo kotak sebagai penyimbangan dan kedataran landasan Theodolit
dalam pengukuran, skrop pengunci antara landasan Theodolit dengan bagian tengah
dan atas Theodolit, skrop penyetel penggerak halus sudut horizontal, tempat
pembacaan sudut horizontal dan vertikal pada Theodolit digital.
3. Bagian atas terdiri dari skrop pengatur dan pengunci sudut vertikal, skrop penggerak
halus sudut vertikal, lensa okuler (lensa obyek) sebagai lensa pembidik dari lensa
okuler diteruskan ke lensa objektif melihat benda yang akan diukur, skrop penyetel
benang silang dan bayangan.
B.

Polygon
Prinsip dari polygon theodolit adalah menetapkan sudut jurusan dan panjang
dari gabungan beberapa garis yang bersama sama membentuk kerangka dasar untuk
keperluan pemetaan dari sudut daerah tertentu. Sudut jurusan dan jarak kemudian
digambarkan dengan busur derajat atau dengan system koordinat. Sudut sudut diukur
dengan theodolit searah jarum jam dan sudut jurusan dihitung darisudut yang diukur.
Jarak mendatar dari setiap gaaris dari polygon harus diukur kemudian dibandingkan
dengan pengukuran sudut, pengukuran jarak biasanya lebih sulit dan untuk mencapai
hasil yang baik harus dilakukan pengukuran dengan teliti dan cermat dan diberikan
koreksi koreksi untuk mendapatkan jarak mendatar.
1.

Bentuk-Bentuk Polygon
Polygon ini terbagi atas dua macam, yaitu :

1. Polygon Terbuka

Polygon terbuka adalah kumpulan garis garis yang mana antara satu garis
dengan yang lainnya saling berhubungan namun tidak bertemu antara titik pertama
dengan titik yang terakhir. Jarak dari setiap garis dan sudut dari setiap titik diukur.
Pada polygon ini kesalahan dalam pengukurtan sudut maupun jarak tidak dapat
dikontrol (diketahui). kontrol pada polygon ini dapat dilakukan dengan melakukan
pengukuran ulang untuk keseluruhan polygon atau melakukan pengukuran secara
arah berlawanan.
2. Polygon tertutup
Pada polygon ini titik awal dan titik akhir merupkan suatu titik yang sama.
Panjang dari garis-garis dan sudut harus diukur, sudut-sudut yang diukur dinyatakan
dengan garis tebal adalah sudut luar dari polygon. Pengukuran dilakukan searah
jarum jam. Dalam hal ini kita dapat melakukan kontrol dari pengukuran karena
jumlah dari sudut luar dari segi banyak haruis sama dengan (2n + 4) x 90 0 dimana n
adalah jumlah titik.
C.

Profil.
Pengukuran profil adalah pengukuran ketinggian tanah secara mandetail untuk
mengetahui beda tinggi tanah, pada pengukuran ini akan kita dapatkan ketinggian
tanah secara jelas yang kemudian dapat digambarkan beda tinggi tanah yang diukur
dari ketinggian laut, pada pengukuran ini kita dapat melihat letak perbukitan dam
turunan secara jelas sesuai dengan bentuk aslinya. Penguikuran profil juga bertujuan
uantuk mengetahui dimana tanah yang harus dipotong dan diman bagian tanah yang
harus ditimbun yang berguna untuk mendapatkan permukaan tanah yang datar yang
kemudian akan dibangun sebuah kontruksi bangunan.

1. Bentuk Profil
1. Profil memanjang.

Profil memanjang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah


dalam arah memanjang pada polygon.
2

Profil melintang
Profil melintang untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam arah
melintang.
Pada kedua profil ini mempunyai tujuan yang bersamaan, yaitu untuk
mengetahui tinggi rendahnya permukaan tanah pada suatu polygon yang diukur dari
permukaan laut. Pembuatan profil-profil sangat diperlukan dalam penkerjaan teknik
sipil. Semua proyek sipil yang vital diperlukan data yang akurat mengetahui keadaan
tanah dari lokasi-lokasi tersebut, oleh karena itu perlu diadakan pengukuran keadaan
tanah untuk mengetahui dan mendapatkan data-data tersebut instrument digunakan
untuk keadaan lapangan. Intrumen terlebih dahulu harus diperiksa kelengkapannya
sehingga data yang diperoleh tidak menyimpang.
Dengan mempelajari dan melakukan praktek pengukuran tanah (surveying),
kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang tersebut. Pengukuran
tanah merupakan hal yang penting dalam menentukan posisi tanah, pada pengukuran
tentunya banyak masalah baru yang harus dipelajari dan juga diperhatikan, kesalahankesalahan dalam pengukuran jarak adalah cara dasar yang paling banyak dilakukan
dalam pengukuran yang pada dasarnya mnitikberatkan pada pengukuran panjang dan
alat-alat yang digunakan menurut ketelitian dalam mengunakannya sehingga
memberi hasil yang pasti dan jelas, karena pengukuran yang baik adalah pengukuran
yang nilai kesalahannya kecil.

2.4

Site Plane
Pengukuran site plane adalah pengukuran titik titik sudut bangunan yang
telah dibangun sebelumnya disekitar lokasi polygon, pengukuran site plant bertujuan
untuk mengetahui jarak, sudut dan ketingian bangunan yang diukur dari permukaan
laut. Perhitungan site plant dimulai dari titik Bantu yang telah ditentukan sebelumnya,
kemudian dibidik ke sudut-sudut bangunan yang telah ada.

Suatu pengukuran supaya terdapat kesesuaian antara gambar hasil pengukuran


dengan kondisi dilapangan tempat lokasi dilakukan pengukuran atau pemetaan,
seperti letak/kedudukan bangunan yang telah ada, jalan, pohon-pohon, saluran
drainase dan lainnya yang terdapat pada tempat tersebut. Pengukuran Site Plane di
perlukan sebagai salah satu pedoman dalam perencaan baik pembangunan baru atau
perbaikan dan peningkatan.

BAB III
LANGKAH KERJA

A. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu 4 Januari- Minggu 5 Januari
2014. di Topidi kecamatan Tinggimoncon Kabupaten Gowa, yang dilaksanakan
B. Alat dan bahan
1. Alat :
a) Theodolit
b) Kompas bidik
c) Tiang skala
d) Rambu Ukur
e) Jas Hujan
f) Payung
2. Bahan :
a) Alat tulis menulis
C. Teknik dan Analisis Data
Tekhnik dan analisa data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah,
mengkaji data sehubungan dengan masalah tuntutan yang ingin dicapai guna
untuk menarik kesimpulan teknik analis data yang digunakan adalah teknik
analisi
D. Cara kerja
1. Cara Pengukuran dengan Menggunakan Theodolit
Adapun cara pengukuran dengan menggunakan theodolit adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan lokasi dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
(theodolit, kompas biasa, dan tiang skala)
b. Memasang threepot dengan theodolit
c. Sejajarkan kedudukan tiga skrup pengatur nivo mata sapi agar
memudahkan memasukkan atau pengaturan nivo mata sapi
d. Untuk memastikan titik yang digunakan atau titk pengukuran sesuai atau
tidak melenceng/ bergeser, lihat titik dengan menggunakan optikal
plummet / skrup refitisi pada theodolit dan pastikan titiknya pas ditengah
(pas ditengah jika dilihat pada skruf refitisi, jadi untuk memudahkan

melihat titik pengukuran beri paku atau patok atau benda yang bisa dilihat
pada skrup refitisi), untuk melihat titik pada skrup refitisi angkat 2 kaki
threefoot yang berada di kanan dan kiri pengamat atau atur panjang
pendek kaki threefot sehingga titik pengukuran pas berada di tengah akan
tetapi pastikan salah satu kaki trheefot yang tidak terangkat tertancap agar
pada saat mengangkat 2 kaki threefot lainnya theodolit tidak jatuh dan
tidak bergerak.
e. Masukkan nivo mata sapi dengan menggunakan tiga skruf pengatur nivo
mata sapi, Kegiatan pada bagian E juga mempermudah dalam
memasukkan nivo mata sapi.
f. Setelah mamasukkan nivo mata sapi, ukur tinggi theodolit
g. Langkah selanjutnya nyalakan theodolit dengan menekan tombol power
pada theodolit kemudian

lepas semua pengunci theodolit (pengunci

tropong dan skrup pengunci Vertikal) hal ini dilakukan agar pembacaan
nilai vertikal anggel dan horizontal anggel pada monitor theodolit tidak
error.
h. Dengan menggunakan kompas biasa utarakan theodolit akan tetapi
sebelum mengarahkan keutara netralkan theodolit (nolkan VA pada layar
monitor theodolit) dengan menekan tombol oset 2 kali lalu kunci dengan
menekan tombol hold. Setelah mengarah ke utara tekan tombol hold
untuk melepas kunci.
i. Arahkan theodolit pada tiang skala dengan cara sejajarkan segitiga
dengan theodolit. Setelah sejajar lihat pada tropong (jika objek/ tiang
skala pada teropong tidak jelas gunakan skrup okuler dan objejektif untuk
memperjelas) dan titik fokus pada tropong sejajar/ pas dengan tinggi
theodolit setelah pas kunci tropong dan kunci theodolit dengan
menggunakan skrup pengunci vertikal kemudian catat batas atas dan batas
bawah akan tetapi jika dalam pengukuran terdapat hambatan sehingga
tidak memungkinkan untuk menggunakan tinggi theodolit maka kita bisa
menetukan titik tengah dan catat batas atas dan batas bawahnya.
j. Catat nilai VA dan HA pada layar monitor theodolit

k. Lakukan kegiatan C sampai K pada setiap titik pengukuran sampai


titik akrir.
2. Cara Penggambaran Peta LuasJurusan Geografi
Daalam penggambaran peta luasan jurusan Geografi ada dua cara
penggambaran peta yang digunakan yaitu penggambaran peta secara manual
dengan penggambaran peta secara digital. Adapun langkah-langkah
penggambaran peta luasan yaitu sebagai berikut::
Penggambaran Peta Luasan Secara Manual
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggambaran peta secara
manual yaiu sebagai berikut:
a. Mengolah data mentah yang merupakan hasil pengukuran
dilapangan.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam penggambaran
peta (Pulpen Rotrin, Mistar, Kertas Kalkir, Busur Derajat)
c. Memberi garis pinggir pada kertas kalkir yang akan digunakan
untuk menggambar peta.
d. Mulai menggambar peta luasan pada kertas kalkir yang telah digaris
pinggir dengan cara:
Tentukan skala peta yang akan digunakan
pada titik pertama pengukuran yang telah diolah datanya
(Langkah

a)

tentukan

posisinya,

selanjutnya

dengan

menngunakan busur tarik garis yang sesuai dengan jarak


pengukuran titik pertma ketitik selanjutnya yang telah
disesuaikan dengan skala peta dan sesuai dengan arah yang
pengukuran dari titik pertama keitik selanjutnya api dengan
catatan cara penggunaan busur nol-nya)/ arah utaranya searah

dengan arah utara peta atau mengarah kegaris atas kertas.


Lakukan langkah-langkah diatas pada titik-titik selanjutnya
sampai titik terakhir pengukuran, hingga peta akan membentuk
poligon sehingga dapat dihitung luasanya.

Seelah itu tulis judul, skala, legenda, digambar oleh, diperiksa


oleh, nama instansi (jurusan Geografi FMIPA UNM) dan arah
mata angina.

BAB V
PENUTUP

A Kesimpulan
Berdasarkan praktek yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
daerah penelitian merupakan daerah berada pada ketinggian dan yang cukup terjal
dan berbukit bukit dan sebagian besar lahan masih berupa hutan da nada juga yang
digunakan sebagai lahan pertanian berupa persawahan.
B Saran

Pada saat melakukan praktikum mahasiswa harus melakukan pencatatan


dengan baik karena masih adanya data yang kurang lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Land survey and mapping. http://www.ilmu-ukur-tanah/.html


Supriatno dan Jarot Mulyo. 2008. Modul Praktikum handasah. Jakarta: Laboraturiun
Terstrial Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia

Handayani, Tuti, dkk. 2009. Modul praktikum Kartografi dasar. Jakarta:


Laboraturium Kartografi dan Sistem Imformasi Departemen Geografi FMIPA
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai