Anda di halaman 1dari 13

SISTEM REPRODUKSI PRIA

DI SUSUN
OLEH:
KELOMPOK III
NAMA

NIM

NUR HIDAYAH

13 071 014 005

IRMA TURANO

13 071 014 044

RATNA M. ALI

13 071 014 029

AHMAD N.

13 071 014 011

SULFIANI NURDIN

13 017 014 035

TRI INDRIANI

13 071 014 019

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul system
reproduksi pria. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah, FISIOLOGI KEPERAWATAN, Universitas Islam
Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, January 2015

Penulis.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.

Latar Belakang..
Perumusan Masalah
Tujuan .,.

BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Anatomi
Fisiologi
Struktur ........................
Fungsi

E. Spermatogenesis..

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...
B. Saran.................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau

perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi


secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah
manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini
diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam
tubuh manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan
makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses
reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak
dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang
merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria?
3. Apa saja hormon yang bekerja pada sistem reproduksi ?
4. Bagaimanakah Struktur reproduksi pria?
5. Bagaimanakah terjadinya spermatogenesis ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria
2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria
3. Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem
reproduksi
4. Mahasiswa mengetahui perkembangan sperma

BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI REPRODUKSI PRIA

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum
(kantung zakar) dan testis (buah zakar).
a. Penis
Penis manusia adalah organ pada bagian antara pangkal paha
yang berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni (urin) dan air
mani (sperma).
Penis terdiri dari:
o Akar (menempel pada didinding perut)
o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air
kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan
erektil: 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus
kavernosus, terletak bersebelahan. Rongga yang ketiga disebut
korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi
dan melindungi testis. Skrotum berfungsi sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara

normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah


dibandingkan dengan suhu tubuh.
c. Testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia.
Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus dengan
skrotum.

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun


dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih
rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di
Tubulusseminiferus.
Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh
tubulus seminiferus. Pembentukan hormone testoteron oleh sel
leydig
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat
dan vesikula seminalis.
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu
masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan
bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
Fungsi Epididimis dan vas deferens
o Sebagai tempat keluarnya sperma dari testis
o Sebagai tempat pematangan motolitas dan fertilitas sperma
o Memekatkan dan menyimpan sperma

Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi pada pria.


Ada 2 Fungsi uretra:

Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari

kandung Kemih
Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam
pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang
bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan
suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4
lobus y``````````````
o Lobus posterior
o Lobus lateral

aitu:
o Lobus anterior
o Lobus medial

Fungsi Prostat:
o

Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis

yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam


yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat
Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.

Vesikula seminalis.
o
Merupakan pasangan kelenjar yang terletak di
bagian belakang-bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat
menyekresikan cairan untuk mementuk air mani. Sekitar 70% dari
cairan mani manusia berasal dari vesikula seminalis. Panjang
vesikula sekitar 5 cm.
o
Prostat

dan

vesikula

seminalis

berfungsi

menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi


sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari
kelenjar lendir di dalam kepala penis.
o

Fungsi vesikula seminalis :

o Menghasilkan fruktosa untuk member makan sperma


o Membentuk sebagian besar cairan semen
Duktus Duktuli
Epididimis
o
Merupakan saluran halus yang panjangnya
6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi
oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan
ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan membentuk

kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat


spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
o
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran
penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan

memproduksi semen.
Duktus Deferens
o
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis
inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga
perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya
membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.
Uretra.
o

Merupakan saluran kemih dan saluran

ejakulasi pada pria. Pengeluaran urine tidak bersamaan


dengan ejakulasi karena di atur oleh kegiatan kontaksi
prostat.

o
Bangunan Penyokong atau Penyambung
o
Funikulus Spermatikus Bagian penyambung
yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabutserabut saraf.

o
B. FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
1. Testis
a. Membentuk gamet-gamet baru, yaitu spermatozoa, dilakukan di
tubulus seminiferus
b. Menghasilkan hormon testoteron, di sel interstisial.
2. Epidedemis
o Sebagai tempat keluar sperma dari testis, mengatur sperma
sebelum ejakulasi dan memproduksi semen.
3. Duktus deferens

o Sebagai tempat pematangan motilitas dan fertilitas sperma,


memekatkan dan menyimpan sperma.
4. Vesika semenalis
o Menghasilkan semen untuk cairan pelindung spermatozoa serta
menghasilkan fruktosa.
5. Prostat
o Mengeluarkan cairan basa menetralkan sekresi vagina yang
asam, serta memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap
berada di dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
6. Uretra
a. Saluran kemih
b. Saluran sperma
7. Bulbo uretralis
o Mengeluarkan mucus untuk pelumas
8. Skrotum
o Kantong menyimpan penis
9. Penis
o Alat pengeluaran urine dan penyalur sperma pada saat coitus
o
o

Proses pembentukan sperma

Proses spermatogenesis:

1. Mitosis
o Spermatogonia, sel-sel germinativum primitif yang terletak di
samping lamina basalis tubulus seminiferus mengalami pembelahan
sebanyak 2 kali dan berkembang menjadi 4 spermatosit primer yang
masing-masing memiliki 46 kromosom
2. Meiosis
o Sel-sel tersebut membelah menjadi spermatosik sekunder lalu
menjadi spermatid yang mengandung jumlah kromosom haploid (23)
3. Pengemasan

o Spermatid berkembang menjadi spermatozoa atau sperma


o
C. SPERMATOGENESIS
o Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia
menjadi

spermatozoa.

Berlangsung

64

hari.

Spermatogonia

berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi


spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi
spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid
menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
o
o
o
o Proses Spermatogenesis
o Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut
spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa sperma
dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus
testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut
spermatogonium.

Spermatogonium

kemudian

membelah

secara

mitosis menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di


bawah).
o
o
o
o
o
o
o Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk
spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya akan membelah
secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara
meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o BAB III
o PENUTUP

A. Kesimpulan
o

System reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra

dan sejajar dengan kelamin luar,terletak di bagian ginjal, membentuk


kelenjar reproduksi berisi sel bening, dan membentuk struktur
sekelilingnya. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis
untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan
mimpi basah pada usia pubertas
o
B. Saran
o

Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang

tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan


secar bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan
harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan
demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar
dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta

Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit


Erlangga, Jakarta.

Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy


Puspa Mega, Jakarta.

Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354-359. Biologi 2. Galaxy


Puspa Mega. Jakarta.

http://mayaindpus.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-reproduksi-priadan.html
o https://repekanqw.wordpress.com/2010/06/08/syste
m-reproduksi-pria/
o http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_pelutein
o

Anda mungkin juga menyukai