Anda di halaman 1dari 4

ANALISA ALIRAN PANAS PADA KETEL CHENG CHEN CF 704

Margono
Program Diploma III Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstract
Margono, in paper heat flow analysis at cheng chen CF 704 boiler explain that the arm of This research is
to obtain the performance characteristic curve of Cheng Chen CF 704 Boiler. The research discusses boiler
performance with finding correlation between capacity and efficiency. The implication of high boiler performance
will increase energy transfer and decrease cost.Regression analysis method can be used to describe correlation
between capacity and efficiency of boiler smoothly. It can be used to determine optimum point of boiler performance
visually.Performance analysis of Cheng Chen CF 704 Boiler by regression analysis shows that the boiler has
optimum point 85% in efficiency and 1700 liter/sec in capacity. Recalculation of boiler performance has to done
continuously to improve work performance of boiler.
Key word : Boiler, performance, efficiency
PENDAHULUAN
Ketel uap/ boiler dalam bidang industri
banyak dijumpai pemnafaatan, ketel uap untuk
pemanas, pengering, pengawet proses dan
pembangkit energi dan ketel uap mengalami
kemajuan yang sangat cepat.
Prestasi ketel akan mengalami penurunan
dengan siklus waktu dan beban pemakaian.
Analisa kapasitas dan efisiensi transfer energi
(kalor) pada ketel perlu dipelajari dan dievaluasi
kembali untuk mengetahui tingkat optimasi
perpindahan kalornya. Pada kesempatan kali ini
penulis menganalisa ketel uap Cheng Chen type
CF 704.
Efisiensi aliran kalor pada ketel
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini
meliputi desain awal ketel kualitas air pengisi dan
instalasi air pengisi ketel, kualitas udara bakar dan
instalasi udara bakar, bahan bakar dan instalasi
bahan bakar, komponen-komponen utama dan
penunjang ketel serta sistem pengaturan dan
kontrol ketel. Dan desain ketel memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap aliran kalor
Kualitas air pengisi ketel yang buruk (air
sadah, kadar garam tinggi, mengandung zat-zat
kimia, logam berat dan Ph tinggi/rendah) akan
menghambat aliran kalor. Zat-zat yang terbawa
oleh fluida air ini lama-lama akan mengendap dan
menempel di dinding ketel. Adanya zat ini akan
menghambat aliran panas dan bahkan akan
menyebabkan kerusakan pipa ketel akibat over
heating lokal.
Bahan bakar sebagai sumber energi
kimiawi mempunyai pengaruh besar dalam
membangkitkan energi/panas. Batubara tua akan
memberikan nilai kalor yang lebih besar dan lebih
baik daripada batubara muda. Sifat bahan bakar

(padat, cair dan gas) juga mempengaruhi proses


pembakaran. Bahan bakar gas mempunyai kualitas yang
lebih baik daripada bahan bakar padat dan bahan bakar
cair.
Bahan dan desain ketel memberikan kontribusi
paling besar dalam efisiensi aliran kalor pada ketel.
Setiap bahan mempunyai sifat hantar kalor berbeda-beda.
Dengan memilih bahan dengan hantar kalor besar akan
meningkatkan jumlah aliran kalor. Desain kalor yang
optimum akan memaksimalkan aliran kalor.
METODOLOGI
Studi Lapangan
Studi Lapangan diperlukan untuk mengamati
secara langsung ketel uap Cheng Chen C704 saat
beroperasi. Pengambilan data tekanan, temperature,
aliran air/uap air, aliran bahan bakar, spesifikasi ketel dan
data-data lain dilakukan di lapangan/perusahaan.
Penentuan kondisi air pada saat memasuki ketel (kondisi
1) dan kondisi uap air pada saat keluar dari ketel (kondisi
2).
Pengambilan Data
Pengambilan data tekanan, temperature, aliran
fluida dan aliran bahan bakar dilakukan tiap 1 jam. Alat
pengukur tekanan, temperature dan aliran air/uap air
ditempatkan pada kondisi 1 dan kondisi 2. Jumlah aliran
bahan bakar dapat dibaca pada flowmeter yang dipasang
diantara fuel tank dan burner.
Analisa Data dengan Metode Regresi
Efisiensi perpindahan kalor pada ketel ditentukan
oleh kalor yang diperlukan untuk memanaskan air jadi
uap air dibagi kalor (kalor dari bahan bakar) yang
dimasukkan. Posisi optimum ketel dapat ditunjukkan
dengan memodifikasi kurva prestasi ketel dengan metode

91

regresi. Analisa regresi ini dapat dilakukan secara


langsung dengan Microsoft excel.

dilakukan karena keterbatasan alat ukur dan sarana alat


yang dipasang diinstalasi ketel. Entalpi air dan entalpi
uap air dipakai untuk menghitung aliran kalor seperti
dirumuskan pada persamaan 3. detail analisa entalpi dan
kalor dapat dilihat ditabel 1 dan 2.
Analisa efisiensi didefinisikan sebagai kalor
sebenarnya yang diperlukan untuk mengubah air menjadi
uap air dibagi dengan kalor bahan bakar yang digunakan
untuk memanaskan air tersebut. Hasil analisa efisiensi
ditunjukkan pada tabel 5 dan prestasi ketel dapat dilihat
digambar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisa
prestasi
ketel
dilakukan
berdasarkan data harian yang diambil pada bulan
februari dan juli 2001. data itu meliputi air umpan,
bahan bakar, temperature air memasuki ketel dan
temperatur uap air meninggalkan ketel, tekanan
air memasuki ketel dan tekanan uap air
meninggalkan ketel dan data spesifikasi ketel.
Frekuensi pengambilan data dilakukan selama 1 x
24 x 9 kali (Sembilan hari). Data lapangan dapat
dilihat dilampiran.
Perhitungan kualitas (% kandungan uap
airdalam campuran) uap air dilakukan dengan
pendekatan. Perkiraan kandungan uap air dalam
campuran didasarkan pada jumlah aliran air
umpan keketel selama satu hari dikurangi dengan
air yang masih berada didalam ketel. Jumlah air
yang berada didalam ketel dihitung menurut
volume ketel yang bisa dialiri air. Dengan data
spesifikasi ketel diharapkan perhitungan kualitas
uap air bisa mendekati kevalidan. Kualitas uap air
dapat ditunjukkan ditabel 2 dan tabel 3
Analisa entalpi air dan uap air didekati
dengan kondisi air jenuh dan uap air jenuh. Hal ini
Tabel 2 Kondisi air saat meninggalkan ketel
Tem
tekanan
kual air
kual uap
oC
kg/mm2
%
%
5,8
0,14
0,86
5,8
0,13
0,87
Uap
5,6
0,12
0,88
Jenuh
5,3
0,14
0,86
5,4
0,13
0,87
Uap
5,3
0,14
0,86
Jenuh
5,4
0,16
0,84
5,3
0,14
0,86
5,3
0,14
0,86
Tabel 3 Kondisi air umpan dan uap jenuh
umpan
Kual air Kual Uap
Uap
Lt/hari
%
%
Lt/hr
44540
0,136
0,86
38.483
47590
0,127
0,87
41.546
48670
0,124
0,88
42.653
44560
0,136
0,86
38.500
48070
0,126
0,87
42.013
42900
0,141
0,86
36.851
37430
0,162
0,84
31.366
44020
0,138
0,86
37.945
44560
0,136
0,86
38.500

92

Tabel 1. Kondisi air saat masuk ketel


term
tekanan entalphi
oC
kg/mm2 H(kj/kg)
83
cairan
347,51
86
jenuh
360,12
86
360,12
84
351,71
80
cairan
334,92
80
jenuh
334,92
81
339,11
84
351,71
83
347,51

Hf (kJ/kg)
664,69
664,69
658,81
678,74
652,76
678,74
652,76
678,74
678,74

Uap
Lt/det
0,445
0,481
0,493
0,446
0,486
0,427
0,363
0,439
0,446

entalpi
Hf (kJ/kg)
2.754,00
2.754,00
2.752,50
2.750,10
2.750,90
2.750,10
2.750,90
2.750,10
2.750,10

Vol jenis
v (m3/kg)
0,001099
0,001099
0,001098
0,001095
0,001096
0,001095
0,001096
0,001095
0,001095

Hf (kJ/kg)
2469,9
2488,7
2492,9
2468,4
2468,5
2458
2411
2464,3
2468,4

uap
m(kg/det)
0,40517
0,43754
0,44954
0,40683
0,44363
0,38941
0,33121
0,40097
0,40683

kj/kg
2122,3
2128,5
2132,8
2116,7
2151,6
2123,1
2071,9
2112,5
2120,9

uap
Lt/jam
1603,4
1731,1
1776,5
1604,2
1750,5
1535,5
1306,9
1581,1
1604,2

kalor
kWatt
859,9
931,9
958,8
861,1
954,5
826,8
686,2
874,1
862,8

Tabel 4 Nilai kalor bahan bakar


bahan bakar
kalor
Lt/hari
Lt/det
kKal/det (kWatt)
2380
0,0275
240,75
1008
2600
0,0301
263,01
1101,2
2580
0,0299
260,99
1092,7
2330
0,027
235,7
986,8
2760
0,0319
279,19
1168,9
2530
0,0293
255,93
1071,5
2710
0,0314
274,14
1147,8
2620
0,0303
265,03
1109,6
2650
0,0307
268,17
1122,3
Tabel 5 Prestasi ketel
kap uap efisiensi
kap uap efisiensi
Lt/jam
%
Lt/jam
%
1307
0,6
1307
0,6
1535
0,77
1535
0,77
1581
0,76
1581
0,76
1603
0,85
1603
0,85
1604
0,87
1604
0,87
1604
0,77
1604
0,77
1731
0,85
1731
0,85
1751
0,82
1751
0,82
1776
0,88
1776
0,85
Prestasi Ketel
1

Effisiensi

0,9

Pemanfaatan panas di ekonomiser dan preheater


telah mencapai maksimal, hal itu dapat dilihat
dari kenaikan temperature gas buang.
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan
efisiensi dpat dilakukan peninjauan terhadap desain alat
dan kondisi operasi agar pembakaran bahan bakar dan
pemanfaatan energi panas berlangsung lebih baik.
Perhitungan efisiensi ketel akan lebih lengkap bila
dianalisa dari berbagai aspek kerugian kalor. Kerugian
kalor (energi panas) pada operasi ketel disebabkan oleh
adanya kalor yang terbawa oleh gas buang abu,
pembakaran tak sempurna, hambatan perpindahan oleh
kerak di bagian aliran air dan bahan bakar, pembentukan
uap panas lanjut oleh air/uap air yang terkandung di
dalam bahan bakar dan udara dan blowdown air di ketel
yang dimaksudkan untuk mengurangi akumulasi endapan
kerak yang terjadi di ketel. Kerugian-kerugian kalor itu
dapat diformulasikan sebagai berikut :
Gas asap Qas = mas . cas. (tg-tatm) kJ/kg b.bakar
Pembakaran tak sempurna
Qpts = (COg / (Cog+CO2g)).c.(34,5-10,5) MJ/kg b.bakar
Abu
Qabu = mabu . cabu. 34,5 MJ/kg b.bakar
Radiasi
Qrds = . (T4-Tatm4)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hubungan antara kapasitas dan efisiensi pada ketel
Cheng Chen CF704 menunjukkan bahwa kenaikan
kapasitas akan diikuti kenaikan efisiensi. Efisiensi
puncak akan dicapai pada tingkat 85% dengan kapasitas
1700 Lt/jam.
Saran

0,8
Series1
0,7
0,6
1776

1751

1731

1604

1604

1603

1581

1535

1307

0,5

Kapasitas (LT/Jam)

Berdasarkan kurva pada gambar tentang


prestasi ketel maka ketel (boiler performance)
bekerja pada kapasitas optimum 1700 Lt/jam
dengan efisiensi 85%. Kurva prestasi ketel
mempunyai kecenderungan menurun
setelah
beban 1700 Lt/jam disebabkan antara lain :
Perpindahan konduksi pada dinding pipa
telah mencapai maksimum.
Instalasi peralatan dalam ruang bakar
tidak dapat menghasilkan proses
pembakaran
sempurna.
Juga
pemanfaatan panas secara konveksi dan
radiasi yang tidak menghasilkan.

Usaha-usaha meningkatkan prestasi ketel perlu


mempertimbangkan hal-hal berikut:
Peningkatan kapasitas ketel yang disertai
penambahan bahan bakar di datas kapasitas
optimum akan lebih efektif bila disertai
penambahan luas permukaan perpindahan kalor
dengan penambhan jumlah pipa (bukan
peningkatan laju aliran air)
Penanganan awal pada air umpan perlu
dilakukan untuk menghilangkan impuritas yang
merugikan perpindahan kalor, merusak alat dan
mengganggu proses. Contoh impuritas dan
penanganannya adalah
o Gas non condensable (O2, N2, CO2 dan
debu) dengan deaerator.
o Padatan tersuspensi, lumpur, pasir
dengan penyaringan dan pengendapan
o Padatan terlarut. Kesadahan bikarbonat
dan non bikarbonat dengan pelunakan,
menggunakan zat kimia, pemanasan
dan pertukaran ion. Ion-ion positif

93

94

(Ca2+, Mg2+, Fe2+, Na+, K+) dan


ion-ion negative (SO42-, Cl-,
NO3-, CO32-, Si-)
o Ph air diusahakan netral
Aliran gas buang di cerobong harus
berjalan dengan lancer agar aliran dan
proses pembakaran bahan bakar dan
udara berjalan dengan baik dan cepat.
Aliran udara dan bahan bakar harus
lancer dan temperaturnya cukup tinggi
agar pembakaran berlangsung sempurna

DAFTAR PUSTAKA
1. Elonka, S. M., Kohan A. L.,1981, Standart Boiler
Operators, Tata Mc Graw Hill Publisher, Co.Ltd,
Bombay
2. M.J. Djokosetyardjo, 1990, Ketel Uap, Pradnya
Paratama, Jakarta hal. 1-45
3. M.J. Djokosetyardjo, 1990, Ketel Uap, Pradnya
Paratama, Jakarta hal. 1-142
4. Shield, C. D., 1982, Boiler Types, Characteristics
and Function, Mc Graw Hill Book Company, New
York.

Anda mungkin juga menyukai