Contoh lain yang perlu kita sodorkan adalah suatu permasalahan: jika ada
seseorang yang kesulitan dalam menentukan arah kiblat, maka tiada cara lain yang
dia pakai kecuali dengan ijtihad. Sebab andaikata dia pergi ke negerinya Imam
untuk mengetahui arah kiblat, niscaya akan habislah waktu shalatnya. Maka
andaikata shalat dilsayakan menghadap kepada selain kiblat, berdasarkan atas
persangkaan dan katanya ahli ushul fiqh: "seseorang yang keliru dalam ijtihadnya,
mendapatkan ganjaran satu, dan orang yang benar dalam ijtihadnya memperoleh
dua ganjaran. Maka begitu pula dalam semua bentuk ijtihad. Demikian pula
masalah memberikan zakat kepada seorang fakir, barangkali dia akan
menduganya sebagai orang fakir sungguhan berdasarkan ijtihadnya, padahal
sebenarnya dia merupakan seorang yang kaya dalam batinnya dengan
menyembunyikan hartanya. Oleh karena itu dia tidak akan disiksa kendatipun dia
bertindak keliru, sebab dia tidak akan dituntut kecuali memenuhi persangkaannya.
Apabila dikatakan: "persangkaan orang yang tidak cocok dengannya sesuai
dengan persangkaannya". Maka kita akan menjawab:"dia tetap diperintahkan
mengikuti persangkaannya sendiri, kendatipun tidak sepaham dengan orang lain".