Naskah Publikasi SUTRISNO
Naskah Publikasi SUTRISNO
PENGARUH
PEMBERIAN
EKSTRAK
BUAH
DELIMA
TERHADAP
Pomegranate has high flavonoid that can ward off free radicals. This research
aims to know the influence of Pomegranate fruit extract against giving description
of the pulmonary histopathology is inhalation by CCl4.
This research is experimental laboratory with experimental research
designs (posttestonly group design). Research conducted for 28 days using 24
mice Balb/c, divided 4 groups randomized. KI was given standard feed, KII was
given standard feed and inhalation of CCl4 for 2 weeks then termination, KIII
given standard feed with inhalation of CCl4 for 2 weeks then its development
awaited for 4 weeks, and KIV given a standard feed with inhalation of CCl4 for 2
weeks and then given pomegranate extract 0.3 ml per day for 2 weeks. After
the mice termination done, then making preparations pulmonary histopathology.
Damage seen based on extensive field of view of 30 each group. Test analysis of
the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney used to tell the difference between different
groups of histopathology.
Research results average score of pulmonary damage each consecutive
group of KI 0.03, KII 1.2, KIII 1.0, and KIV 0.06. The analysis showed significant
differences between the research groups (p < 0.01). There were significant
differences (p < 0.01) between KI and KII and KIII, KI, KII and KIII and KI and
KIV, but no significant differences (p > 0.01) at KI and KII, andKIV and KIII.
Pomegranate extract conclusions affect the pulmonary histopathology is
inhalation by CCl4.
Keywords: CCl4, Pomegranate Extract, Lung Histopatology
PENDAHULUAN
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu radikal bebas yang
dibentuk dari reaksi CH4 dan Cl2 dengan bantuan sinar ultraviolet. CCl4 sering
digunakan sebagai pembersih, penghilang noda pakaian, perabot rumah tangga,
karpet dan lain-lain (ECO-USA, 2006). CCl4 masuk kedalam tubuh bisa secara
inhalasi, ingesti, dan kontak langsung dengan kulit (NTP, 2011). Inhalasi CCl4
dengan dosis toksik juga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan
kematian (ATSDR, 2005). Metabolisme CCl4 menghasilkan radikal bebas CCl3-,
yang akan menyebabkan terbentuknya peroksida lipid sehingga menyebabkan
kerusakan membran dan hilangnya fungsi sel dan organel (ATSDR, 2005).
Antioksidan dibutuhkan sebagai penghambat radikal bebas yang merusak
melalui mekanisme autooksidasi, sehingga antioksidan dapat mencegah dan
menghentikan nekrosis sel (Hermani, 2005). Beberapa studi menyebutkan
bahwa salah satu antioksidan yang baik untuk mengurangi kerusakan oksidatif
pada tubuh kita adalah delima karena kandungan flavonoid yang tinggi. Manfaat
flavonoid tidak hanya karena peran biologisnya, tetapi lebih karena potensinya
sebagai obat. Senyawa flavonoid telah diketahiu memiliki aktivitas hepatoproteksi
(Pramavita, 2006).
Buah delima (Punica granatum, Linn.) mengandung fitokimia dan tinggi
kandungan zat antioksidan yang didalamnya terdapat polifenol, tanin dan
antosianin, khususnya pada polifenol terdapat 60% komponen flavonoid yang
dapat menghambat radikal bebas. Flavonoid terutama terkandung dalam biji
buah delima yang memiliki khasiat terapeutik antara lain anti bakteri, anti virus,
antioksidan, anti tumor, efek estrogenik, efektif dalam mengurangi faktor resiko
penyakit jantung, termasuk LDL oksidasi, memulihkan aterosklerosis,
mengurangi tekanan darah sistolik. Sedangkan antosianin merupakan salah satu
antioksidan kuat yang mampu mencegah berbagai kerusakan akibat stress
oksidatif sehingga mampu melindungi sel dari radikal bebas (Yanjun et al., 2009).
Hasil beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak buah delima dengan
kadar 6.25 ml dan 12.5 ml dapat menurunan 6 % lipid peroksida akibat radikal
bebas (Aviram, 2000). Studi lain menyatakan bahwa kandungan flavonoid
sebagai antioksidan dalam jus delima dapat mengurangi oedem paru,
mengurangi inflamasi dan memberi respon baik pada parenkim paru, pada paruparu mencit yang mengalami hiperoksia (Husari et al., 2009). Meskipun
demikian, belum dilaporkan tentang perbaikan gambaran luas kerusakan
alveolus paru setelah diberikan ekstrak buah delima untuk pengobatan.
Inhalasi radikal bebas CCl4 dapat menimbulkan keracunan akut hingga
kronis. Gejala keracunan akut klinis berupa mual, sakit kepala, pusing, depresi,
dispepsia dan gangguan penglihatan. Pada toksisitas akut dosis tinggi dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran, koma, hingga kematian. Kematian dapat
disebabkan oleh gangguan pernafasan atau circulatory collaps. Pada kasus
keracunan kronik dapat menimbulkan adanya kanker pada sistem pernafasan
dan tumor hati (BPOM, 2010). Menurut ATSDR (2005), menyebutkan bahwa CCl4
dapat menyebabkan Adult Respiratory Distress Syndrome (ADRS) yaitu
merupakan keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang
berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru-paru.
Delima merupakan sumber antioksidan alami dengan kandungan
antioksidan yang cukup tinggi dan mudah ditemukan. Oleh karena itu perlu diteliti
efek terapi ekstrak buah delima (Punica granatum Linn.) terhadap gambaran
histopatologi sel-sel alveolus paru mencit yang diinhalasi karbon tetraklorida.
METODE
Penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only
control group design dilakukan pada 24 ekor mencit BALB/c jantan sehat,
berumur 6 8 minggu, dan berat 20 - 30 gram yang dibagi dalam 4 kelompok
secara random. Mencit yang mati saat penelitian berlangsung dianggap sebagai
drop out. Kelompok I diberi pakan standar tanpa perlakuan, kelompok II diberi
pakan standar dan inhalasi CCl4 selama 2 minggu kemudian diterminasi,
kelompok III diberi pakan standar dan inhalasi CCl 4 selama 2 minggu dan
perkembangannya ditunggu selama 4 minggu, kelompok IV diberi pakan standar
dan inhalasi CCl4 selama 2 minggu kemudian diberi ekstrak delima selama 2
minggu. Selama penelitian berlangsung, dilakukan pengukuran rata-rata berat
badan.
Ekstrak polifenol delima yang digunakan berupa sediaan cair yang dibuat
dari buah delima yang diperoleh dengan cara mengkonversikan dosis standar
buah delima yang dikonversikan dari manusia ke mencit yaitu 2,34 mg/20 grBB
dalam 0,2 cc per hari selama 2 minggu. Dosis ekstrak delima yang digunakan
dosis 2 kali dari dosis standar, yaitu 4,68 mg/20grBB.
Paparan CCl4 dilakukan dengan cara mencit diinhalasi CCl4 dengan LC50%
dalam waktu sehari 2 jam dengan ketentuan (1 jam, istirahat 15 menit, lalu 1 jam
lagi) selama 2 minggu (Hanum, 2009).
Gambaran histopatologi alveolus paru yang diinduksi CCl4 diamati dari
perubahan pada paru yang dilakukan dengan pemeriksaan Patologi Anatomi,
yang penilaiannya dilakukan oleh dokter spesialis patologi anatomi. Sasaran
yang dibaca adalah persentase kerusakan dinding yang diakibatkan edema
jaringan, dinyatakan dengan kriteria yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria penilaian persentase kerusakan dinding alveoli berdasarkan
Histology Activity Index (HAI) Knodell Score
Tingkat Kerusakan
Skor
Tidak terjadi kerusakan
0
Kerusakan dinding < 25%
1
Kerusakan dinding 25% 50%
2
Kerusakan dinding 50% 75%
3
Kerusakan dinding 75% 100%
4
Data persentase kerusakan dinding alveoli yang telah terkumpul dianalisis
dengan uji Kruskall Wallis, dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Bioetika
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sultan Agung Semarang. Penelitian (pembuatan ekstrak dan pemberian
perlakuan) dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pembuatan preparat histopatologi paru
dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi FK Unissula Semarang.
HASIL
Derajat luas kerusakan paru dilihat dengan mikroskop cahaya pada 5
lapangan pandang pada tiap preparat dengan pembesaran 400x. Hasil
pemeriksaan histopatologi paru ditampilkan pada Tabel 2. Kelompok KI lebih
banyak ditemukan lapang pandang yang normal yaitu 29 lapang pandang
dibanding kelompok KIV yaitu 28 lapang pandang serta kelompok KIII hanya 2
lapang pandang. Derajat kerusakan paru <25% ditemukan paling banyak pada
kelompok KIII yaitu 26 lapang pandang dibanding kelompok KII yaitu 24 lapang
pandang. Kerusakan pada derajat 26-50% ditemukan paling banyak pada
kelompok KII yaitu 6 lapang pandang dibanding pada kelompok KIII yaitu 2
lapang pandang.
Tabel 2.
Kelompok
Total
Tidak ada
<25%
26-50%
51-75% 76-100%
KI
29 (49,2%)
1 (1,5%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
30 (100%)
KII
0 (0%)
24 (44,5%)
6 (75%)
0 (0%)
0 (0%)
30 (100%)
KIII
2 (3,3%)
26 (48,2%)
2 (25%)
0 (0%)
0 (0%)
30 (100%)
KIV
28 (47,5%)
2 (3,8%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
30 (100%)
Total
59 (100%) 53 (100%) 8 (100%) 0 (0%)
0 (0%) 120 (100%)
Keterangan : KI: kontrol (-); KII :CCl 4 2 minggu, terminasi; KIII: CCl 4 2 minngu
perkembangan dilanjutkan sampai 4 minggu; KIV : CCl 4 2 minggu
kemudian diberi ekstrak buah delima 2 minggu.
Tabel 3
Kelompok
Mencit
1
RataRata
KI
KII
KIII
KIV
Kelompok
0
0
0
0
0,2
0
0,03
1,2
1,2
1
1,4
1,2
1,2
1,2
1
1,2
0,8
1,2
1
0,8
1,0
0
0,2
0
0,2
0
0
0,06
Keterangan: KI: kontrol (-); KII : CCl42 minggu, terminasi; KIII: CCl4 2
minngu perkembangan dilanjutkan sampai 4 minggu; KIV :
CCl4 2 minggu kemudian diberi ekstrak buah delima 2
minggu.
Uji Kruskal Wallis pada gambaran histopatologi paru (derajat luas
p
0,002
0,003
0,523
0,058
0,003
0,003
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
and
William,
2005).
Senyawa
antioksidan
alami
flavonoid
ini
adalah
multifungsional dan dapat bereaksi sebagai (1) pereduksi, (2) penangkap radikal
bebas, (3) perekat logam, dan (4) peredam terbentuknya singlet oksigen.
Sebagai penangkap radikal bebas, flavonoid akan melepaskan radikal hidrogen
dan akan membangkitkan radikal baru. Radikal baru tersebut lebih stabil dan
tidak reaktif karena adanya efek resonansi inti aromatis.
menyebabkan
dan
kerusakan paru kelompok KII yaitu 1,2. Proses regenerasi pada KIII terjadi
setelah CCl4 dinetralisir oleh enzim-enzim detoxifikasi, selanjutnya dibuang
sebagian besar melalui ginjal dan sebagian kecil lainnya melalui kulit. Perbaikan
bagian-bagian sel yang rusak dengan melakukan sintesa (pembentukan) protein
yang dikendalikan oleh gen-gen pada kromosom inti sel. Pembentukan
pembuluh darah baru akan mempercepat terjadinya regenasi sel dan normalisasi
jaringan. Pembentukan neovascularisasi berfungsi untuk menyuplai vitamin,
mineral, glukosa, dan asam amino ke fibroblas untuk memaksimalkan
pembentukan kolagen serta membebaskan jaringan dari nekrosis. Gambaran
histopatologis pada kelompok KIII ditemukan adanya neovascularisasi yang
mengalami pelebaran pembuluh darah.
Regenerasi pada kelompok KIII yang terjadi self healing selama 2 minggu
setelah pemberian CCl4 tidak sebaik kelompok KIV yang mendapat ekstrak buah
delima. Pada kelompok KIII proses regenerasi terjadi secara alamiah yang
dikendalikan oleh gen dan kromosom, sedangkan regenerasi pada kelompok KIV
dibantu oleh ekstrak buah delima. Regenerasi sel dapat terjadi pada sel yang
belum mengalami nekrosis. Proses regenerasi sel dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti hormonal, sistem saraf, dan konsumsi makanan. Pemberian
delima yang memiliki kandungan antioksidan dalam ekstrak buah delima
merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya regenerasi sel akibat
radikal bebas. Aktvitas antioksidan flavonoid yang mempercepat regenerasi
tergantung pada gugus prenil (CH3)2C=CH-CH2. Gugus ini berfungsi untuk
pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan
radikal bebas. Perbedaan gambaran histopatologis pada KIII dan KIV
10
11
pemberian ekstrak buah delima pada mencit Balb/c yang diinhalasi CCl 4
menunjukan perbaikan gambaran histopatologi paru, 4) gambaran histopatologi
pada pemberian mencit balb/c yang diinhalasi CCl4 kemudian diberi ekstrak buah
delima lebih baik dari mencit balb/c yang hanya diinhalasi CCl 4, dan 5)
pemberian ekstrak buah delima berpengaruh terhadap gambaran histopatologi
alveolus paru mencit balb/c yang diinhalasi karbon tetraklorida.
DAFTAR PUSTAKA
ATSDR, 2005, Toxicological Profile for Carbon Tetrachloride.Agency for Toxic
Substances and DiseaseRegistry. http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/
tp30. pdf. Diakses 13 Agustus 2013
Aviram, M., 2000, Promeganate juise consumsion reduce oxidative stress
aterogenic modification to LDL and platelete aggregation:studies in uman
and and in atherosclerotic apolipoprotein E-deficien mice. America J
Clinical Nutrient71: 1062-1076.
BPOM, 2010. Karbon Tetraklorida, Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan
POM RI, Jakarta
ECO-USA, 2006, Carbontetrachloride, http://www.damandiri.or.id/detail. php?568.
Diakses 13 Agustus 2013
Hanum, F., 2009, Pengaruh pemberian buah pepaya (Carica papaya L) terhadap
anatomi alveolus paru mencit (Musmusculus) yang diinhalasi CCl4 (Carbon
Tetraclorida), Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Malang.
Harborne, J.B., William, C.A., 2001, Anthocyanins and other flavonoids, The
Royal Society of Chemistry, Nat Prod Rep, 18:310-333
Hermani, R.M., 2005, Tanaman berkhasiat antioksidan. Penebar Swadaya,
Jakarta, 8-11
Husari, A.W., Dbaibo, G., Khayyat, A., Zaatari, G., Sabban, M., dan Mroueh, S.,
2009, The Possible Role of Promegranate Juice as an Antioxidant in
Attenuating Acute Lung Injury and Apoptosis in a Hyperoxic Animal Model,
American University of Beirut Medical Center, Beirut, Lebanon
Ignarro, L.J., Byrns, R.E., Sumi, D., Nigris, F., dan Napoli, C., 2006, Pomegranate
Juice Protects Nitric Oxide Against Oxidative Destruction and Enchances
12
1964,
Evaluation
of
drug
activities:
Mescher, A.L., 2012, Histologi Dasar Junqueira Teks & AtlasEdisi 12, EGC,
Jakarta
National Toxicology Program (NTP), 2011, Report on Carcinogens, Twelfth
Edition CAS No. 56-23-5: Carbon Tetrachloride, NTP Department of Health
andHuman
Services.
http://ntp.niehs.nih.gov/ntp/roc/twelfth/profiles/
CarbonTetrachloride.pdf. Diakses 13 Agustus 2013
Pramavita, N.J., 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Meniran Terhadap
Gambaran Mikroskopik Paru Tikus Wistar Yang Diinduksi Karbon
Tetraklorida, FK Undip, Semarang.
Yanjun, Z., Dana, K. Robert, D., Rypo, L., dan David, W., 2009, International
Multidimentional Authenticity Specification (IMAS) Algorithm for Detection of
Comerical Promegante Juice Adulteration. J. Agric Food Chem. 57(6):25502557.
13