Anda di halaman 1dari 24

The Stages of Grief & Bereavement

Doctors, Professionalism, Ethics and Society


Semester 5, TA 2012-2013
FKUPH
dr. Neneng Suryadinata, M.Psi.T

Latar Belakang

Lahir, kehilangan dan kematian adalah


kejadian yang universal
Merupakan realitas peristiwa yang sering
terjadi dalam lingkungan RS
Sifatnya unik bagi setiap individu,
sehubungan dengan pengalaman hidup
seseorang
Kondisi lebih banyak melibatkan emosi (ybs
atau orang di sekitarnya)

Latar Belakang

Perkembangan masa kini, individu yang


mengalami kondisi demikian mulai merasa
dan menyadari perlu mencari bantuan
orang lain
Sebagian besar dokter dan perawat akan
berinteraksi dengan pasien dan keluarga
yang mengalami kehilangan dan dukacita

Latar Belakang

Pemahaman dan persepsi diri tentang


pandangan tersebut, diperlukan dalam
memberikan asuhan baik kepada pasien
maupun keluarga pasien sehingga
intervensi dilakukan dengan tepat

Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman


pribadi seseorang akan berpengaruh
seberapa jauh seseorang dokter dapat
mendukung pasien dan keluarganya

KEHILANGAN

DEFINISI:
Suatu keadaan individu yang berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian tidak ada, baik sebagian atau
keseluruhannya
Merupakan pengalaman yang pernah
dialami oleh setiap individu dalam rentang
kehidupannya
Cenderung akan mengalami kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi


kehilangan

Arti dari kehilangan


Sosial budaya
Kepercayaan/spiritual
Status sosial ekonomi
Kondisi fisik dan psikologis
Peran seks

Tipe Kehilangan

Aktual atau nyata


Mudah dikenal atau diidentifikasi orang lain,
misalnya; amputasi, kematian orang yang
dicintai, dll.

Persepsi
Dialami oleh seseorang namun sulit dapat
dibuktikan, misalnya; seseorang yang di
phk, pensiun, dll.

Jenis kehilangan
1.

ACTUAL LOSS.
Diakui orang lain dan sama sama dapat dirasakan
bahwa hal tsb merupakan suatu bentuk
kehilangan.misal : kehilangan anggota badan ,
kehilangan suami/ istri , kehilangan pekerjaan.

2.

PERCEIVED LOSS. Dirasakan seseorang, tetapi


tidak sama dirasakan orang lain. Misal :
kehilangan masa muda, keuangan, lingkungan
yang berharga.

3.

PHYSICAL LOSS. Kehilangan secara fisik. misal :


seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka
yang parah tangan atau kaki harus diamputasi.

Jenis kehilangan
4. PSYCHOLOGIS LOSS. Kehilangan secara psikologis.
Misal : orang yang cacat akibat kecelakaan
membuatnya merasa tidak percaya diri.gambaran
dirinya terganggu
5. ANTICIPATORY LOSS. Kehilangan yang bisa dicegah.
Misal : orang yang menderita penyakit terminal.
Respon emosi yang normal terhadap suatu yang
hilang / akan hilang setelah beberapa saat disebut
berduka / grief.

Rentang Respon Kehilangan


1. Fase Denial
- reaksi pertama shock, tidak percaya pada
kenyataan
- verbalisasi saya tidak percaya, tidak mungkin
- perubahan fisik: letih, lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah
2. Fase anger/marah
- Mulai sadar akan kenyataan
- Marah diproyeksikan kepada orang lain
- Reaksi fisik: tangan mengepal, muka merah,
nadi cepat, susah tidur
- Perilaku agresif

Rentang Respon Kehilangan


3. Fase bargaining/ tawar menawar
verbalisasi:kenapa saya yang sakit?,
kenapa harus terjadi pada saya
4. Fase depresi
a. Menunjukkan sikap, menarik diri, tidak
mau bicara atau putus asa
b. Menolak makan, sulit tidur, letih,
mengurung diri
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang
b. verbalisasi;apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat sembuh

BERDUKA
Definisi:
Respon emosi yang diekpresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan dengan adanya
rasa sedih, gelisah, cemas, sesak napas, sulit tidur
dan lain-lain
Berduka diantisipasi
adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual
ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan
kedekatan, objek dan ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadi kehilangan.
Kondisi masih dalam batas normal

BERDUKA
Berduka disfungsional
Suatu status yang merupakan pengalaman individu
yang responnya dibesar-besarkan saat individu
kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan objek dan ketidakmampuan fungsional.
Kondisi menjurus ke tipikal abnormal atau
kekacauan dan kesalahan.

TAHAPAN BERDUKA
-

Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat


untuk menjalani proses berduka
Konsep dan teori berduka hanya dapat digunakan
sebagai alat untuk mengantisipasi kebutuhan
emosional pasien dan keluarganya, juga rencana
intervensi untuk membantu mereka memahami
kesedihannya dan mengatasinya
Peran dokter dan tenaga kesehatan adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang perilaku terbuka,
mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan
memberikan dukungan dalam bentuk empati

TAHAPAN BERDUKA
4 tahap dari reaksi berduka karena
kematian seseorang yang dicintai
1.
Mati rasa dan mengingkari
merasa tidak nyata, mengingkari kejadian dan keyakinan,
mengangap sebagai mimpi buruk segera setelah kematian
orang yang penting dalam kehidupan mereka. Terjadi dari
beberapa hari sampai berminggu minggu
2.

Kerinduan atau pining


Timbul kebutuhan untuk menghidupkan kembali orang yang
sudah meninggal, dinyatakan dalam mimpi orang yang
kehilangan, seringkali mengatakan bahwa melihat orang
yang sudah meninggal dalam keramaian.

TAHAPAN BERDUKA
3. Putus asa dan depresi
Individu mengalami disorganisasi dan
merasa bahwa tidak mampu lagi
melakukan tugas-tugas lalu
4. Penyembuhan atau reorganisasi
Telah menyadari bahwa hidup mereka
harus berlanjut dan mencari makna baru
dari keberadaan mereka. Masing-masing
orang membutuhkan jangka waktu yang
berbeda bahkan bertahun-tahun

TAHAPAN BERDUKA
Tahapan ini tidak selalu harus berjalan
berurutan atau dalam urutan yang sama,
begitu juga dengan tahapan
penyembuhannya.
Namun demikian jangan mengeneralisasi
tentang reaksi berduka terhdp seseorang
yang berduka karena ada hal-hal yang
mempengaruhinya.

TEORI BERDUKA
Menurut teori Engels,beberapa fase yang
diaplikasikan pada seseorang yang sedang
berduka maupun menjelang ajal sbb.:
- Fase I (shock dan tidak percaya)
menolak kenyataan atau kehilangan, menarik diri,
pingsan, insomnia, detak jantung meningkat
- Fase II (berkembangnya kesadaran)
mulai merasakan kehlingan yang nyata, putus asa,
kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi,
kekosongan jiwa
- Fase III (resitusi)
Berusaha sepakat damai denganperasaan yang
hampa, tidak dapat menerima perhatian yang baru

TEORI BERDUKA
-

Fase IV
menekan seluruh perasaan negatif dan
bermusuhan dengan almarhum, merasa
bersalah, sangat menyesal atas masa lalu
Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari
sudah mulai disadari. Pada fase ini
diharapkan seseorang yang kehilangan
sudah dapat menerima kondisinya.
Kesadaran baru mulai berkembang

TEORI BERDUKA
Teori Kubler Roos, berorientasi pada
Perilaku, teori ini yang sering dipakai
A. Denial
B. Anger
C. Penawaran bargaining
D. Depresi
E. Acceptance

BERDUKA DISFUNGSIONAL
Definisi:
Suatu respon terhadap kehilangan yang
nyata maupun yang dirasakan dimana
individu tetap terfiksasi dalam satu tahap
proses berduka untuk suatu periode yang
lama.
Gejala berduka yang normal menjadi
berlebih-lebihan untuk suatu tingkat yang
mengganggu fungsi kehidupan.

BERDUKA DISFUNGSIONAL
Kemungkinan etiologi
- Kehilangan yang nyata yang dirasakan
dari beberapa konsep nilai untuk inividu
- Kehilangan yang terlalu berat (akibat
penumpukan rasa berduka dari
kehilangan multipel yang belum
terselesaikan)
- Tidak mengantisipasi proses berduka
- Perasaan yang bersalah

Keharusan menangani keluarga pasien


bukanlah tugas yang menyenangkan, karena
seorang dokter dikonfrontasi dengan berbagai
kondisi tanpa panduan bagaimana baiknya
memberikan respon.
Dengan mengetahui apa yang diharapkan dan
memberi respon dengan sikap empati dan perhatian
akan berdampak positif dalam mengurangi stres yang
terjadi saat individu yang mengalami kehilangan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai