DISUSUN OLEH :
HENY KRISBIANTI
P27820112029
TINGKAT III NON REGULER
1. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien (Aziz R, 2003).
Waham merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,
keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah. Ramdi
(2000)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
2. PENYEBAB
a. Faktor Predisposisi
- Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal
ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi,
klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
- Faktor social budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
-
Faktor psikologis
Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
-
Faktor genetic
b. Faktor Presipitasi
- Faktor social budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
- Faktor biokimia
Dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
- Factor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenangkan.
2.
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan
3.
4.
Curiga
5.
Bermusuhan
6.
7.
8.
9.
10.
Mudah tersinggung
4. MACAM-MACAM WAHAM
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :
a) Waham kebesaran:
individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Saya ini
pejabat di separtemen kesehatan lho! atau, Saya punya tambang emas.
b) Waham curiga:
individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
c) Waham agama:
individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Kalau saya
mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.
d) Waham somatic:
individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit
dan
diucapkan
berulang
kali,
tetapi
tidak
sesuai
dengan
pikirannya.
g) Waham siar pikir :
keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
h) Waham kontrol pikir :
keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya.
tetapi
kesenjangan
ideal sangat
tinggi.
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas,
seseorang
tetap
memasang self
ideal yang
melebihi
lingkungan
tersebut.
Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi,
pengalaman, pengaruh,support system semuanya sangat rendah.
3.
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
Adanya
beberapa
orang
yang
mempercayai
klien
dalam
lingkungannya
Fase comforting
Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai
yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi
sosial.
6. RENTANG RESPON
sebagai manifestasi
2.
3.
4.
Tindakan
a.
b.
c.
d.
Observasi
apakah
wahamnya
mengganggu
Tindakan :
a.
b.
c.
d.
3.
Tindakan :
a.
b.
c.
d.
Tingkatkan
aktivitas
yang
dapat
memenuhi
kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika
mungkin).
e.
4.
Tindakan :
a.
b.
c.
5.
Tindakan :
a.
b.
c.
d.
6.
Tindakan :
a.
b.
13. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan
(Gordon,
1994,
dalam
Potter
&
Perry,
1997).
kabur
2.
diberikan, alasan minum obat, frekuensi, dan efek yang paling sering mungkin
terjadi
3.
Apakah klkien berperan serta dalam berhubungan dengan orang lain yang
Apakah klien dan keluarga dapat dikaitkan tentang sumber yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
NN..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 ?22
Novembr 2004. unpublished