Soal Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
1. Hubungan industrial adalah kegiatan yang mendukung terciptanya hubungan yang harmonis antara
pelaku bisnis yaitu perusahaan, karyawan dan pemerintah, sehingga tercapai ketenangan kerja dan
tercapai pula tujuan perusahaan dalam kelangsungan proses produksi. Keseimbangan antara pengusaha
dan pekerja merupakan tujuan ideal yang hendak dicapai agar terjadi hubungan yang harmonis antara
pekerja dan pengusaha karena tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha
adalah hubungan yang saling membutuhkan dan mengisi antara pihak yang satu dengan yang lainnya.
Pengusaha tidak akan menghasilkan produk barang atau jasa jika tidak didukung oleh pekerja, begitu
pula sebaliknya. Adapun peranan pemerintah yaitu menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan,
melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan undangundangan ketenagakerjaan yang berlaku. Adapun di dalam mencapai tujuannya, perusahaan haruslah
mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan kondusif serta berkeadilan di perusahaan.
Adapun unsur-unsur yang mendukung tercapainya tujuan hubungan industri yaitu adanya hak dan
kewajiban yang dijamin dan dilaksanakan, apabila timbul perselisihan di dalam perusahaan dapat
diselesaikan secara internal serta apabila ada mogok kerja oleh pekerja dan penutupan tempat kerja
tidak perlu digunakan untuk memaksakan kehendak masing-masing karena perselisihan yang terjadi
dapat diselesaikan dendan baik. Demikian pula dengan sikap mental dan sosial para pengusaha dan
pekerja juga sangat berpengaruh dalam mencapai berhasilnya tujuan hubungan industrial yang kita
harapkan. Sikap mental dan sosial yang mendukung tercapainya tujuan hubungan industrial
diantaranya
yaitu memperlakukan pekerja sebagai mitra dan pengusaha sebagai investor, bersedia saling menerima
dan meningkatkan hubungan kemitraan antara pengusaha dan pekerja secara terbuka, selalu tanggap
terhadap kondisi sosial, upah, produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
2. Mengisi lowongan pekerjaan dengan orang dalam pengaruhnya sangat besar terhadap perusahaan,
karena orang yang kerja melalui orang dalam biasanya tidak melalui test, walaupun melalui test itu
hanya formalitas saja. Jadi apa jadinya kalau orang yang nilai testnya jelek, baik itu test fisik atau test
kepribadian tapi dapat lulus? Tentunya akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kelangsungan
2
produksi. Contohnya ketika karyawan tersebut ditempatkan di quality control yang dimana di qualiti
control itu kita harus jeli dan harus pintar hitung-hitungan, dan apa jadinya ketika pekerja yang tidak
lulus testnya terutama hitung-hitungannya dan masuk melalui orang dalam tersebut! Tentunya ketika
mengukur material karena tidak tahu limit ukurannya tentunya akan salah di dalam mengukur dan ini
akan mengakibatkan material NG dan dapat merugikan perusahaan. Begitu pula dengan orang yang test
kepribadiannya jelek/tidak lulus, tentunya akan berpengaruh nantinya terhadap kedisiplinan di dalam
bekerja, salah satunya kedisiplinan di dalam waktu kerja yang akan merugikan perusahaan. Adapun
pengaruhnya terhadap masyarakat secara umum yaitu akan banyaknya mafia-mafia yang berdalih
penyalur tenaga kerja yang merugikan masyarakat, khususnya para pencari tenaga kerja, karena tidak
sedikit para pencari tenaga kerja yang mengisi lowongan kerja melalui orang dalam selalu dipinta uang
yang jumlahnya tidak sedikit yang tentunya memberatkan para pencari kerja. Dan tidak sedikit para
pencari kerja yang ketipu ketika dipinta uang tapi kerja tidak masuk. Adapun pengaruhnya terhadap
pencari kerja yang berprestasi atau memiliki keahlian di dalam pekerjaan yang bermodalkan lamaran
kerja saja dan mengikuti test secara benar, tentunya akan tersingkirkan oleh orang-orang yang masuk
melalui orang dalam karna kehabisan kuota yang dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Cara pengembangan karyawan yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan salah satunya
adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan atau training kerja ke perusahaan lain yang lebih maju,
yang dimana pelatihan itu merupakan proses untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia
melalui perubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik karyawan yang sesuai dengan pekerjaan.
Tujuan pelatihan antara lain untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan agar kompeten dalam
pekerjaan, memperbaiki kinerja, memutakhirkan keahlian, mempersiapkan karyawan untuk promosi,
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan yang tidak dikuti oleh pengembangan
karir akan mengasilkan tenaga kerja yang kontra produktif. Setiap perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan akan memunculkan intensitas kebutuhan-kebutuhan pengembangan. Karena itu setiap
karyawan lebih-lebih yang berbakat dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kenajuan perusahaan harus diberi kesempatan mengembangakan karirnya. Cara yang lazim digunakan
adalah dengan mempromosikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi atau menugaskan pada pekerjaan
3
4. Kepindahan karyawan biasanya diiming-imingi dengan remunerasi yang lebih baik, gaji yang lebih
tinggi, dan bonus yang lebih besar. Bisa juga karena jenis dan tempat kerjanya sesuai dengan yang
diinginkan karyawan. Karyawan mau pindah kerja juga karena menginginkan kesempatan yang lebih
baik atau menghindari tekanan yang negative/ jelek. Sebagai contoh, ada konflik dengan rekan kerja,
konfrontasi dengan atasan, atau pekerjaan yang terlalu membebani fisik dan psikis pekerja atau malah
kurang menantang, jenuh, sampai membosankan. Perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan
bukan hanya menuntut kinerja yang baik dari para karyawannya namun juga loyalitas atau kesetiaan.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan loyalitas. Loyalitas
karyawan memang bisa diperkuat dengan beberapa upaya manajemen di luar sistem remunerasi yang
ada. Misalnya dengan mengadakan acara-acara sosial yang mempererat hubungan antar rekan kerja
dengan atasannya, atau juga perusahaan bisa memberikan peningkatan keahlian dengan training dan
pelatihan yang berkualitas sehingga karyawan merasa dihargai. Suasana kerja dan lingkungan kantor
juga bisa diatur agar lebih menyenangkan jangan sampai menciptakan stres yang tak perlu. Kondisi
psikologis para pekerja perlu diperhatikan, dan manajemen bisa membuat keadaan menjadi lebih baik
dengan beragam stimulasi positif seperti musik dan kegiatan penyalur hobi karyawan seperti olah raga.
Budaya organisasi perlu dipedulikan dengan mengutamakan kesetiaan, integritas, sopan santun dan
semangat untuk bersinergi serta saling membantu. Suatu sistem budaya yang terintegrasi dengan
pekerjaan bisa dibuat dengan berbagai event ceremonial dan change agent sebagai penopang budaya
organisasi ini. Interaksi dan etika berkomunikasi juga perlu diperhatikan oleh pimpinan, namun yang
paling vital tetaplah pemenuhan kebutuhan sang karyawan yang bersangkutan. Baik itu kebutuhan
dasar kehidupan, hingga kebutuhan untuk berprestasi dan aktualisasi diri. Perusahaan mesti dapat
4
memberikan imbalan materi yang memadai dan tunjangan-tunjangan lainnya, beserta asuransi yang
mensejahterakan karyawan bersama anggota keluarga yang ditanggungnya. Pengelolaan sumber daya
manusia juga mesti mengutamakan perekrutan orang-orang yang menjunjung tinggi prinsip kesetiaan
dan menempatkan karyawan pada posisi yang tepat, sesuai minat dan bakatnya. Kewenangan dan jalur
karir yang memuaskan mesti disiapkan agar karyawan bisa memiliki suatu tujuan yang jelas dalam
kehidupannya yang sekarang dan di masa depan, untuk bekerja secara loyal dengan satu perusahaan
tertentu. Tugas-tugas yang diberikan kepada karyawan juga harus cukup menantang (tapi tidak terlalu
memberatkan) agar memberikan motivasi untuk bekerja dan terlibat secara penuh. Atasan yang baik
perlu memberikan tekanan tapi jangan memancing ketidaksukaan apalagi kebencian. Cukup diberikan
pengawasan dan pengarahan lewat atensi dan bimbingan kepada karyawan secara rutin. Diskusi dalam
pertemuan dengan karyawan dan pengayoman oleh pimpinan mesti dikedepankan. Salah satu metode
untuk mengikat karyawan kunci agar tidak pindah kerja adalah memberikan suatu janji keuntungan
yang signifikan di suatu waktu di masa depan jika karyawan tersebut mau bertahan dan tidak pindah
ke perusahaan lain. Misalnya, perusahaan bisa menawarkan bonus yang lumayan sampai suatu tanggal
tertentu di masa depan jika karyawan tetap bertahan. Para manajer yang sangat kompeten bisa saja
ditawarkan opsi pembelian saham yang baru bisa dicairkan dalam suatu jangka tertentu, tapi akan
hangus jika mereka berpindah ke perusahaan lain. Para pegawai bisa dijanjikan suatu proyek yang
menarik beberapa bulan ke depan. Dan para pekerja diberikan janji yang menawarkan peluang promosi
dalam satu tahun lagi dan peluang peningkatan karir di tahun-tahun yang berikutnya. Kesemuanya itu
sangatlah penting demi kelangsungan berjalannya perusahaan untuk tujuan bersama.
6. Hubungan antara product dan project life cycles. Pada dasarnya setiap produk akan mengalami
kelahiran dan kematian, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja
pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak
laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk di mulai tahapan produk tersebut mulai dari lahir,
tumbuh, dewasa dan mati. Berdasarkan pengamatan, setiap produk memiliki masa daur hidup produk
yang berbeda, misalkan produk jenis elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias
cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contoh produk elektronik
seperti handphone tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat
tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi
antara pertumbuhan dengan dewasa. Setiap produk yang dibuat pasti mengalami fase dari mulai
produk tersebut diperkenalkan ke pasar sampai dengan produk tersebut sudah tidak laku di pasaran.
inilah yang
Hal ini yang diungkapkan dalam kurva Product Life Cycle, dimana kurva ini membagi fase sebuah
Produk ke dalam empat bagian, yaitu fase introduction, growth, maturity, dan decline. Setiap fase ini
mempunyai kondisi yang berbeda-beda, seperti pertumbuhan penjualannya, profitnya, dan jumlah
kompetitornya, serta yang lainnya.
7. Tantangan global yang membawa dampak ke arah suasana persaingan hidup mati yang begitu keras
memaksa industri terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan daya saingnya. Bagi industri
arti globalisasi tidak sekedar merubah skala pasar maupun arus distribusi barang, akan tetapi jauh dari
itu. Globalisasi akan memberikan paradigma-paradigma baru yang harus diantisifasi dan diikuti kalau
tidak ingin gulung tikar. Untuk itu sistem produksi harus dioperasikan secara efektif. Dalam era global
ini haruslah dikembangkan dengan penguasaan informasi ( knowledge based ). Begitu juga sistem
produksi yang dahulunya dikembangkan melalui konsep produksi massal (mass production) dengan
bertumpu pada beberapa standard produk, cenderung kemudian kembali ke upaya memenuhi
kepuasan customer (mass customization) yang sangat beragam. Organisasi kerja yang beranjak dari
struktur hirarki birokrasi yang menempatkan manusia sebagai pekerja (karyawan) pabrik, selanjutnya
bergeser maju berubah dalam pola struktur jaringan (network) dimana manusia (dan juga organisasi)
akan terus-menerus beraliansi dalam sebuah mata-rantai kerja-sama dengan semangat partnership.
Tantangan global yang membawa dampak kearah suasana persaingan hidup-mati yang begitu keras
memaksa industri terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan daya saing-nya. Dalam hal
7
peningkatan daya saing, industri tidak saja harus mampu meningkatkan produktivitas total-nya akan
tetapi juga harus mampu meningkatkan kualitas, menekan biaya dan memenuhi keinginan customer
secara tepat waktu. Perubahan paradigma yang terjadi baik di lini produksi/ operasional (mikro)
maupun lini strategis-makro (manajemen puncak) haruslah bisa diantisipasi dan kemudian diadopsi
secara layak. Menghadapi situasi dan kondisi semacam ini diperlukan seorang manajer industri yang
menguasai benar tentang metode/keilmuan Teknik Industri yang tidak saja dipakai untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang bersifat teknis-operasional (engineering design & process), akan tetapi juga
yang bersifat non-teknis (sosial-ekonomis) serta kiat-kiat untuk mengendalikan persoalan manusia
(human skill). Disisi lain juga diperlukan seorang manajer industri yang mampu bertindak sebagai
pemecah suatu persoalan, pengendali terhadap perubahan dan peredam konflik yang senantiasa dapat
memformulasikan dan
kompleksitas.
untuk menghadapi
segala
10