Anda di halaman 1dari 55

KULIAH MANAJEMEN TRANSPORTASI

I.

MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG


(AUP)
1. Pengertian manajemen, tranportasi, angkutan, angkutan
umum dan angkutan umum penumpang.
2. Permasalahan manajemen, tranportasi, angkutan, angkutan
umum dan angkutan umum penumpang
3. Tujuan angkutan umum penumpang adalah:
a. Aman (kecepatan, keselamatan terhadap kecelakaan)
b. Nyaman ( tingkat kelelahan berkendaraan,
komprehensif/menyeluruh, faktor muatan, keluwesan,
responsif)
c. Mudah (ketepatan, keteraturan, kapasitas, frekuensi,
praktis, kompak)
d. Ekonomis (biaya terjangkau , ada nilai tambah)
4. Jenis dan karakteristik moda AUP
5. Karakteristik dan Pola Trayek AUP
6. Peraturan perundang-undangan dibidang AUP
7. Proses Administrasi dan perizinan dibidang AUP
(organisasi perusahaan AUP, pihak-pihak yang
terlbat/kelembagaan AUP)
8. Ukuran kinerja sistem AUP (karakteristik pelayanan,
pengoperasian dan fasilitas pelayanan AUP)

9. Perencanaan operasi AUP ( Indikator pembiayaan, tarif)


10.

Kelayakan usaha pengoperasian AUP

11.

Pemodelan kebutuhan AUP

12.

Sistem informasi manajemen AUP

Tugas :
Topik :1. Menghitung tarif berdasarkan Biaya Operasional
Kendaraan (BOK), Keinginan Membayar (Willingness to Pay)
dan Kemampuan Membayar (Ability to Pay) pengguna AUP
(klp 1 s/d 4)
2. Analisis potensi permintaan /demand angkutan umum
penumpang (studi kasus trayek.....)
Lokasi : Wilayah atau trayek tertentu

I. Ukuran kinerja sistem AUP (karakteristik pelayanan,


pengoperasian dan fasilitas pelayanan AUP)
I.1

Parameter kinerja AUP


Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja AUP
(Nasution.H.M.N,1996):
1. Volume / Jumlah Penumpang, adalah banyaknya
penumpang yang menggunakan angkutan umum untuk
melakukan perjalanan (periode harian jam puncak pagi,

dan sore hari pada hari kerja /work day dan hari libur /
holiday ).
2. Jumlah Armada, adalah banyaknya armada yang
dioperasikan untuk melayani penumpang dalam
melakukan perjalanan (47%-85%)
3. Jarak Perjalanan, tergantung pada banyak putaran yang
dapat dilakukan dan panjang trayek (210-260 Km/hari).
4. Biaya/Cost, adalah seluruh biaya yang diperlukan dalam
operasional selama melayani penumpang.
5. Faktor Muatan/Load Factor, adalah perbandingan antara
permntaan/penumpang/demand dengan penyediaan
/armada /supply yang ada (70%)
I.2

Standar Kinerja AUP

I.3

Standar Kualitas Pelayanan AUP

II.

Perencanaan operasi AUP ( Indikator pembiayaan, tarif)

2.1. Pembiayaan Operasi AUP


A. Biaya
Biaya pokok adaiah besaran biaya yang dikeluarkan

untuk

penyediaan jasa angkutan yang dihitung berdasarkan biaya penuh (full


cost) (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2003).
Dalam

transportasi,

yang

menanggung

dikelompokkan sebagai berikut :


a. Pemakai /User
- Harga langsung (ongkos, tol)
- Waktu yang dipakai

biaya

transportasi

dapat

- Ketidaknyamanan penumpang (keletihan)


- Kehilangan/kerusakan barang
b. Pemilik Sistem Operator / Operator
- Biaya langsung untuk konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
c. Non Pemakai
- Perubahan nilai lahan, produktivitas
- Penurunan tingkat lingkungan (kebersihan, polusi, estetika)
d. Pemerintah / Regulator
- Subsidi dan sumbangan modal
- Kehilangan hasil pajak
Fungsi biaya dalam transportasi adalah untuk penetapan tarif, alat
kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisien.
Pada dasarnya konsep biaya :
1. Biaya pelayanan
a. Biaya Langsung (Direct Cost) adaiah biaya yang berkaitan
langsung

dengan

produk

jasa

yang

dihasilkan,

misalnya

pemakaian bahan bakar, perawatan kendaraan, dan upah


pengemudi.
b. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) adaiah biaya yang tidak
berkaitan langsung dengan produk jasa yang dihasilkan.
2. Biaya Modal dan Biaya Operasional
- Biaya Modal (Capital Cost)
Investasi awal (initial investment), peralatan, bunga uang (interest
rate)

- Biaya Operasional (Operational Cost)


Adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengelolalaan.
a. Biaya pemeliharaan kendaraan
b. Biaya transportasi
- Bahan bakar
- Upah /gaji
- Biaya terminal
c. Biaya penyebaran informasi
d. Biaya umum
3. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
- Biaya yang tetap dikeluarkan/bulan
- Biaya variabel/ berubah tergantung pada pengoperasian
4. Biaya Kendaraan
Ialah jumlah yang diperlukan untuk pengadaan bahan baku, oli dll.
5. Biaya Gabungan (Joint cost)
Misal barang + penumpang
- biaya yang terjadi akibat diproduksinya suatu produksi secara
simultan akan menghasilkan produk lain.
6. Biaya Unit dan Biaya Rata-rata
- Biaya unit (unit cost) ialah jumlah total biaya dibagi unit jasa produk
yang dihasilkan.
- Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya total dibagi dengan jumlah
produk/jasa yang dihasilkan.

B. Biaya Operasi Kendaraan (BOK)


Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang secara ekonomi (biaya
yang sebenarnya terjadi) dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada
kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu.
Komponen BOK dibagi dalam dua kelompok utama yaitu biaya tetap
(Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Standing Cost).
B.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah semua biaya operasi kendaraan yang jumlah
pengeluarannya

tidak

dipengaruhi

oleh jumlah

frekuensi

operasi

kendaraan. Biaya tetap tergantung dari waktu dan tidak terpengaruh dengan
penggunaan kendaraan.
Komponen-komponen dari biaya tetap adalah:
1. Biaya Penyusutan Kendaraan (Depresiasi) adalah biaya yang
dikeluarkan atas penyusutan nilai ekonomis kendaraan akibat
keausan teknis karena melakukan operasi.
2. Biaya Administrasi adalah biaya tahunan yang harus dikeluarkan
pemilik/pengemudi untuk setiap kendaraan yang menggunakan
jalan umum.
Biaya administrasi terdiri dari :
a. STNK, yaitu biaya yang dikeluarkan pemilik/pengemudi untuk
setiap kendaraan yang menggunakan jalan umum. Biaya ini
dikeluarkan tiap 5 (lima) tahun sekali, tetapi pembayaran pajak
kendaraan dilakukan tiap setahun dan biayanya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Ijin Usaha, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin
dalam pengusahaan kendaraan angkutan penumpang umum.
Biaya ini dikeluarkan untuk tiap 1 (satu) tahun sekali.

c. Ijin Trayek, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh


ijin pengoperasian kendaraan untuk melayani pada suatu trayek
tertentu. Ijin trayek ditentukan berdasarkan peraturan daerah
yang bersangkutan dan rute. Biaya ini dikeluarkan tiap 6 (enam)
bulan sekali.
d. Iuran Organda, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik
kendaraan angkutan umum atas keterlibatannya sebagai anggota
organda. Biaya ini dikeluarkan untuk 1 (satu) tahun sekali.
e. Kir, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan
secara teknis dapat laik atau tidaknya beroperasi di jalan raya.
Biaya ini dikeluarkan tiap 6 (enam) bulan sekali.
3. Biaya Asuransi
Asuransi kendaraan diwajibkan pada beberapa negara, sehingga hal
ini harus dimasukkan sebagai salah satu variable dalam
memperkirakan Biaya Operasi Kendaraan (BOK).
4. Biaya Bunga Modal
Adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman
dan bunga bank. Bunga modal yang berlaku adalah bunga modal
kredit.
B.2 Biaya Tidak Tetap (Standing Cost)
Biaya tidak tetap merupakan semua biaya operasi kendaraan yang jumlah
pengeluarannya dipengaruhi oleh frekuensi operasi kendaraan.
Biaya tidak tetap juga disebut biaya variable (Variable Cost), karena
biaya ini 'sangat bervariasi tergantung hasil produksi, seperti jarak
tempuh atau jumlah penumpang.
Adapun komponen-komponen dari biaya variable adalah:
a. Gaji Pengemudi

Biaya yang dikeluarkan untuk gaji sopir dan kondektur agar sopir
dan kondektur mendapatkan penghasilan yang tetap.
Dalam praktek lapangan, gaji pengemudi bukan menjadi tanggung
jawab pemilik kendaraan, melainkan harus diusahakan pengemudi
sendiri. Dalam hal ini, upah pengemudi pada dasarnya merupakan
saldo dari pendapatan operasi per hari setelah dikurangi dengan
berbagai macam BOK harian seperti : biaya BBM, biaya
konsumsi, biaya retribusi, biaya sewa kendaraan (setoran). Dengan
demikian, maka besamya upah harian yang diterima pengemudi
dapat bervariasi dari hari ke hari.
b. Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Biaya pemakaian bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian bahan bakar kendaraan yang digunakan untuk
mengoperasikan kendaraan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahan bakar:
1.Jenis kendaraan / ukuran kendaraan
Rata-rata pemakaian BBM meningkat hampir sebanding
dengan berat kendaraan.
2. Cuaca dan ketinggian lokasi
Cuaca dan keadaan iklim dapat mempengaruhi kinerja
kendaraan misalnya hujan mempengaruhi permukaan jalan,
angin secara langsung berpengaruh terhadap kinerja kendaraan
dan suhu udara mempengaruhi tenaga kendaraan.
3.Teknik mengemudi
Perbedaan yang mencolok dalam penggunaan BBM antar
pengemudi yang berbeda terjadi pada saat kendaraan dijalankan
pada gigi yang rendah.

4. Kondisi kendaraan
Pemakaian BBM akan meningkat dikarenakan kendaraan
semakin

tua,

tergantung

bagaimana

baiknya

perawatan

dilakukan.
5. Tingkat Pengisian
Peningkatan persentase pemakaian BBM lebih besar pada saat
kecepatan rendah ketika memiliki muatan penuh dibandingkan
dalam keadaan kosong.
6.Kecepatan Kendaraan
Pemakaian BBM dengan jelas berbeda pada jenis kendaraan
yang berbeda dan kecepatan yang berbeda.
7. Permukaan jalan
Pada umumnya permukaan jalan yang buruk menyebabkan
pemakaian BBM yang lebih banyak dibandingkan dengan
melaju di permukaan yang rata atau baik.
c. Biaya Pemakaian Ban
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban, baik ban luar
maupun ban dalam. Jangka waktu penggunaan ban di hitung
berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam kilometer, walaupun
ada beberapa operator mengganti ban dengan menghitung bulan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi umur ban:
a. Teknik mengemudi
b. Iklim
c. Kualitas ban
d. Kondisi kendaraan
e. Tingkat pengisian
f. Peraiukaanjalan
g. Kecepatan kendaraan

d. Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan


Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan
penggantian suku cadang. Yang termasuk biaya perawatan adalah
biaya untuk penggantian suku cadang. Besarnya biaya perawatan
kendaraan ditentukan berdasarkan jarak tempuh dan jangka waktu
(tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pemeliharaan kendaraan:
a. Umur dan kondisi kendaraan
b. Kondisi dan jenis permukaan jalan
c. Kecepatan kendaraan
e. Biaya Minyak Pelumas (Oli)
Biaya minyak pelumas adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian minyak pelurnas (oli), misalnya oli mesin dan oli
garden.
Faktor-faktor yang mempengarulii pemakaian minyak pelumas:
1. Kebijaksanaan pengoperasian
2. Karakteristik jalan dan lalu lintas
B.3 Biaya Tambahan (Overhead)
Selain biaya tetap dan biaya variabel, ada juga biaya tambahan
(Overhead) yang didefmisikan sebagai biaya-biaya lainnya yang
penting dari pengoperasian kendaraan yang tidak dapat secara
langsung dimasukkan dalam komponen-komponen biaya diatas.
Beberapa komponen dari biaya overhead yaitu biaya untuk:
1. Biaya sewa kantor
2. Gaji pegawai administrasi (bukan supir/kondektur)
3. Biaya telepon
4. Biaya listrik

Untuk angkutan penumpang umum yang tidak dikelola


operator umumnya tidak memerlukan biaya tambahan karena pada
kenyataannya

pengusaha

angkutan

penumpang

umum

tidak

memerlukan biaya tambahan seperti biaya sewa kantor, gaji pegawai


administrasi selain sopir dan kondektur, biaya telepon, biaya air dan
listrik.
C. Metode Perhitimgan BOK
Ada beberapa metode perhitungan BOK yaitu:
1. Biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan
metode dari Departemen Perhubungan, komponen-komponennya
lengkap dan sesuai dengan pengeluaran yang dibutuhkan dalam
pengoperasian kendaraan.
2. Biaya operasi kendaraan yang di hitung dengan menggunakan
metode dari DLLAJ pada umumnya hampir sama dengan metode
Departemen Perhubungan namun ada komponen-komponen biaya
yang dimasukkan hanya 50% dari biaya sebenarnya seperti: biaya
KIR kendaraan, biaya retribusi terminal dan biaya ijin trayek. Hal
ini menyebabkan BOK hasil perhitungan akan menjadi lebih kecil
dari BOK yang sebenarnya.
3. Biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan
metode FSTPT (Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi)
hampir sama dengan metode Departeman Perhubungan namun
komponen biayanya tidak selengkap pada metode Departemen
Perhubungan,

seperti

pada

pemeliharaan

kendaraan

tidak

mencantumkan biaya untuk servis besar dan servis kecil. Padahal


pada kenyataannya kendaraan memerlukan komponen-komponen
biaya tersebut.

4. Biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan


metode PCI (Pacific Consultants International). Model ini
merupakan modei empiris yang dikembangkan sejak tahun 1979
yang sampai saat ini masih digunakan oleh PT. Jasa Marga.
5. Biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan
metode HDM-III (Highway Design and Maintenance). Model ini
dikembangkan oleh World Bank untuk perencanaan pemeliharaan
jalan khususnya di negara berkembang.
6. Biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan
Metode Anelson. Di Australia model ini dipakai pada jalan di
derah perkotaan dimana kecepatan rata-rata kurang dari 50
km/jam.

Perbandingan Metode Departemen Perhubungan, Metode DLLAJ,


dan Metode FSTPT (ITB)
No Komponen
Biaya
Operasi
Kendaraan
1
Biaya
Penyusutan

Metode Departemen
Perhubungan

Metode DLLAJ

Metode FSTPT (ITB)

- Metode Garis Lurus


- Nilai Residu : 20 %
- Masa susut : 7 tahun
untuk
semua jenis
kendaraan

- Metode Garis Lurus


- Nilai Residu : 20 %
- Masa susut : Patas AC,
mikrolet (7 tahun); Patas
regular (4,5 tahun); Bus
sedang (4,2 tahun)
- Rumus

- Metode Garis Lurus


- Nilai Residu : 20 %
- Masa susut : Patas AC,
mikrolet (7 tahun);
Patas regular, Bus
sedang (5 tahun)
- Rumus

Tingkat
pengembalian
modal (n) : Patas AC,
mikrolet (5 tahun); Patas
reguler (2,5 tahun), Bus
sedang (2,2 tahun)
Biaya
- Terdiri dari : gaji/upah, - Terdiri dari : gaji/upah,
Awak
biaya pakaian dinas,
uang
dinas
jalan,
Kendaraan
ASTEK
tunjangan sosial, (jasa
- Susunan
awak
produksi,
pengobatan,
kendaraan.
pakaian dinas, ASTEK)
- Patas : 1,6 supir; 1,6 - Susunan awak kendaraan.
kondektur
- Patas AC : 2 supir; 1

Tingkat
pengembalian
modal (n) : 5 tahun

Biaya
Bunga
Modal

- Rumus

5 1 75% x Harga kendaraan


n 1 70%
x i x Harga kendaraan
n 1 x70%
i
x Harga kendaraan x i
x
x
x
2
Masa Susut
2
Masa Susut 2
Masa Susut

- Terdiri dari : gaji/upah,


uang
dinas
jalan
tunjangan sosial, (jasa
produksi, pengobatan,
pakaian dinas, ASTEK)
- Susunan
awak
kendaraan.

Biaya
BBM

Biaya Ban

7
8

- Regular : 1,6 supir; 1,6


kondektur
- B. Sedang : 1,2 supir;
1,2 kondektur
- Mikrolet : 1 supir

kondektur
- Patas : 1,6 supir; 1,6
kondektur
- Regular : 1,6 supir; 1,6
kondektur
- B. Sedang : 1,2 supir;
1,2 kondektur
- Mikrolet : 1 supir

Asumsi penggunaan bahan


bakar:
- Patas : solar 4 Km/liter
- Reguler : solar 3,2
Km/liter
- Bus sedang : solar 5
Km/liter
- Mikrolet : bensin 9
Km/liter

Asumsi penggunaan bahan


bakar:
- Patas AC: solar 2,4
Km/liter
- Patas : solar 4 Km/liter
- Reguler : solar 3,2
Km/liter
- Bus sedang : solar 5
Km/liter
- Mikrolet : bensin 9
Km/liter

Asumsi penggunaan ban:


- Patas : 6 buah, 24.000
Km
- Reguler : 6 buah, 24.000
Km
- Bus sedang : 6 buah,
24.000 Km
- Mikrolet : 4 buah,
24.000 Km

- Patas AC : 2 supir; 1
kondektur
- Patas : 1,6 supir; 1,6
kondektur
- Regular : 1,6 supir;
1,6 kondektur
- B. Sedang : 1,2 supir;
1,2 kondektur
- Mikrolet : 1 supir
Asumsi
penggunaan
bahan bakar:
- Patas AC: solar 2,4
Km/liter
- Patas : solar 4 Km/liter
- Reguler : solar 3,2
Km/liter
- Bus sedang : solar 5
Km/liter
- Mikrolet : bensin 9
Km/liter

Asumsi penggunaan ban:


- Patas AC : 6 buah, 24.000
Km
- Patas : 6 buah, 24.000 Km
- Reguler : 6 buah, 24.000
Km
- Bus sedang : 6 buah,
24.000 Km
- Mikrolet : 4 buah, 24.000
Km

Asumsi penggunaan ban:


- Patas AC : 6 buah,
24.000 Km
- Patas : 6 buah, 24.000
Km
- Reguler : 6 buah, 24.000
Km
- Bus sedang : 6 buah,
24.000 Km
- Mikrolet : 4 buah,
24.000 Km
Terdiri dari :
Terdiri dari :
- Servis kecil
- Overhoul mesin
- Servis besar
- Overhoul body
- Overhoul mesin
- Penggantian oli mesin
- Overhoul body
- Penggantian
suku
- Penambahan oli mesin
cadang
- Penggantian suku cadang - Pemeliharaan body
- Cuci bus
- Cuci bus
Dihitung per hari, sebesar Dihitung setiap kali bus
50% dari biaya resmi
masuk terminal

Terdiri dari :
Pemeliharaan/ - Servis kecil
- Servis besar
Reparasi
- Overhoul mesin
Kendaraan
- Overhoul body
- Penambahan oli mesin
- Penggantian suku cadang
- Cuci bus
Dihitung per hari
Biaya
Retribusi
Terminal
Biaya
Dimasukkan
pada Biaya dihitung sebesar 50% Dihitung pertahun
Retribusi Ijin komponen
biaya
tidak dari biaya resmi
Trayek
langsung (biaya pengelolaan
kantor)
Baiya BPKB Dihitung per tahun
Bihitung per tahun
Dihitung per tahun
(STNK)

Biaya

10 Biaya KIR Dihitung per tahun dua Dihitung per tahun dua
Kendaraan kali
kali, sebesar 50% dari
biaya resmi
11 Biaya
2,5% per tahun, tetapi 2,5% per tahun, hanya bus
Asuransi
tidak dimasukkan dalam Patas
AC
yang

Dihitung per tahun dua


kali
2,5% per tahun, semua
kendaraan

Kendaraan
12 Biaya
Pegawai
Kantor

No

komponen biaya
Susunan pegawai kantor
dapat dilihat pada Tabel
Pegawai tersebut adalah
untuk setiap 10 kendaraan
SGO (9 kendaraan SO)
untuk bus Patas dan
reguler; 20 kendaraan
SGO (18 kendaraan SO)
untuk bus sedang dan
mikrolet

diasuransikan
Susunan pegawai kantor
dapat dilihat pada Tabel
Pegawai tersebut adalah
untuk setiap 100 kendaraan
SGO (90 kendaraan SO)
untuk bus Patas AC, Patas,
reguler dan bus sedang;
dan 20 kendaraan SGO (18
kendaraan
SO)
untuk
mikrolet

diasuransikan
Susunan pegawai kantor
dapat dilihat pada Tabel
Pegawai tersebut adalah
untuk
setiap
100
kendaraan SGO (90
kendaraan SO) untuk
bus Patas AC, Patas,
reguler dan bus sedang;
dan 20 kendaraan SGO
(18 kendaraan SO)
untuk mikrolet

Metode Departemen
Perhubungan

Metode DLLAJ

Metode FSTPT (ITB)

- Penyusutan bangunan
kantor
- Penyusutan bangunan
pool dan bengkel
- Penyusutan peralatan
kantor
- Penyusutan peralatan
pool dan bengkel
- Pemeliharaan kantor,
bengkel
dan
peralatannya
- Biaya
administrasi
kantor
- Biaya listrik, air dan
telepon
- Biaya perjalanan dinas
- Pajak
bumi
dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya ijin trayek
- Biaya lain-lain

- Penyusutan bangunan
kantor
- Penyusutan bangunan
pool dan bengkel
- Penyusutan peralatan
kantor
- Penyusutan peralatan
pool dan bengkel
- Pemeliharaan kantor,
bengkel
dan
peralatannya
- Biaya
administrasi
kantor
- Biaya listrik, air dan
telepon
- Biaya perjalanan dinas
- Pajak
bumi
dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya lain-lain

- Penyusutan bangunan
kantor
- Penyusutan bangunan
pool dan bengkel
- Penyusutan peralatan
kantor
- Penyusutan peralatan
pool dan bengkel
- Pemeliharaan kantor,
bengkel
dan
peralatannya
- Biaya
administrasi
kantor
- Biaya listrik, air dan
telepon
- Biaya
perjalanan
dinas
- Pajak
bumi
dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya lain-lain

Komponen
Biaya Operasi
Kendaraan

13 Baiya
Pengelolaan
Kantor

Sumber : FSTPT-ITB, 1997a

D. Metode BOK dari Departemen Perhubungan

2.1. Analisis Biaya Operasi Kendaraan (BOK) per Tahun


Berdasarkan metode dari Departemen Perhubungan, perhitungan biaya operasi
kendaraan adalah sebagai berikut:
2.1.1

Analisis Biaya Tetap per Tahun

a. Biaya Penyusutan (Depresiasi) kendaraan per tahun:

BP =

HK NR
MP

................................................................................2.3

Dimana:
BP

= Biaya penyusutan kendaraan per tahun

HK

= Harga kendaraan pada tahun analisis

NR

= Nilai residu.

MP

= Masa penyusutan.

Masa penyusutan kendaraan ditetapkan 7 tahun untuk semua jenis kendaraan dan nilai
residu bus adalah 20 % dari harga kendaraan dan taksi 0 % (apabila taksi diperoleh
tanpa bayar bea masuk).
b. Biaya Bunga Modal
Pembelian kendaraan biasanya dilakukan secara kredit dengan bunga modal 12 %
s/d 24% per tahun.
Bunga modal dihitung dengan rumus:

BBMo =

n 1 (HK x i)

.......................................................................2.4
2
MP

Dimana:
BBMo = Biaya bunga modal per tahun.
HK

= Harga kendaraan pada tahun analisis.

= Tingkat suku bunga per tahun.

MP

= Masa penyusutan.

= Jangka waktu pinjaman.

c. Biaya Administrasi

Biaya administrasi per tahun dihitung dengan rumus:


Admin / th = PKB / th + KIR / th + IU / th + JR / th + IT / th.....2.5
Dimana:
Admin / th

= Biaya administrasi per tahun.

PKB / th

= Biaya pajak kendaraan bermotor (STNK) per tahun.

KIR / th

= Biaya KIR per tahun.

IU / thn

= Biaya ijin usaha angkutan per tahun.

JR / th

= Biaya asuransi jasa raharja per tahun.

IT / th

= Biaya ijin trayek per tahun.

Berdasarkan perhitungan biaya tetap diatas, maka dihitung total biaya tetap operasi
kendaraan per tahun yaitu:
BOK Tetap /th

= BP/th + BBMo/th + Admin/th...................................2.6

Dimana:

2.1.2

BOK Tetap /th

= Biaya operasi kendaraan tetap per tahun.

BP / th

= Biaya penyusutan kendaraan per tahun.

BBMo /th

= Biaya bunga modal per tahun.

Admin /th

= Biaya administrasi per tahun.

Analisis Biaya Tidak Tetap (Variabel) per Tahun

a. Biaya Awak Kendaraan (BAK)


Awak kendaraan terdiri atas sopir dan kodektur. Penghasilan kotor awak kendaraan
berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan/tunjangan kerja operasi.
b. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBBM)
Biaya bahan bakar minyak per tahun dihitung dengan rumus:
BBBM/th

= BBBM/hr x Ho/th .........................................2.7

Dimana:
BBBM/th = Biaya bahan bakar minyak per tahun.
BBBM/hr = Biaya bahan bakar minyak per hari.
Ho/th

= Jumlah hari operasi per tahun.

c. Biaya Ban
Biaya pemakaian ban per tahun dihitung dengan rumus:
BB/th =

1
x JPB x JT x HB .................................................2.8
DT

Dimana:
BB/th

= Biaya ban per tahun.

DT

= Daya tempuh (KM)

JPB/buah = Jumlah pemakaian ban.


HB/unit

= Harga ban per unit

d. Biaya Pemakaian Aki


Biaya pemakaian Aki pertahun dihitung dengan rumus:
BPA/th = JPA/th x HA/unit .....................................................................2.9
Dimana:
BPA/th

= Biaya aki per tahun.

JPA

= Jumlah aki per tahun.

HA

= Harga aki per unit.

e. Biaya Service
Biaya Service terdir atas biaya service kecil dan biaya service besar, dihitung dengan
rumus:
BS = BB + OS ........................................................................................2.10
Dimana:
BS

= Biaya service.

BB

= Biaya bahan.

OS

= Ongkos service.

f. Biaya Cuci Kendaraan


Dihitung dengan rumus:
BCK/th = BCK/hr x JHO/th .............................................. 2.11
Dimana:
BCK/th

= Biaya cuci kendaraan per tahun.

BCK/hr

= Biaya cuci kendaraan per hari.

JHO/th

= Jumlah hari operasi per tahun.

Berdasarkan perhitungan biaya tidak tetap diatas, maka dihitung total biaya tidak
tetap operasi kendaraan per tahun yaitu:
BOKVariabel/th = BAK/th+BBBM/th+BB/th+BPA/th+BS/th+BCK/th..................... 2.12

Dimana:

2.1.3

BOKVariabel/th

= Biaya operasi kendaraan variabel per tahun.

BAK/th

= Biaya awak kendaraan per tahun.

BBBM/th

= Biaya bahan bakar minyak per tahun.

BB/th

= Biaya ban per tahun.

BPA/th

= Biaya pemakaian aki per tahun.

BS/th

= Biaya Service per tahun.

BCK/th

= Biaya cuci kendaraan per tahun.

Analisis Biaya Operasi Kendaraan Total per Tahun


Biaya operasi kendaraan total per tahun dihitung dengan rumus berikut:

1. Biaya Operasi Kendaraan Total per Tahun:


BOK Total / th = BOK Tetap / th + BOK Variabel / th ...............................2.13
Dimana:
BOK Total / th = Biaya operasi kendaraan total per tahun.
BOK Tetap / th

= Biaya operasi kendaraan tetap per tahun.

BOK Variabel / th

= Biaya operasi kendaraan variabel per tahun.

2. Biaya Operasi Kendaraan Total per Tahun + Keuntungan (Margin) 15 %


BOK Total

+ 15 %

= BOK Total / th + K ........................................ 2.14

+ 15 %

= Biaya operasi kendaraan total per tahun dengan keuntungan

Dimana:
BOK Total

15 %.

2.1.4

BOK Total / th

= Biaya operasi kendaraan total per tahun.

= Keuntungan 15 % dari BOK Total / th.

Analisis Biaya Operasi Kendaraan per Kilometer


a. Jarak tempuh per tahun dihitung dengan rumus:
JT/th = RJT/hr x HO/th ..................................................................2.15
Dimana:
JT/th

= Jarak tempuh per tahun.

RJT/hr

= Rata-rata jarak tempuh per hari.

HO/th

= Jumlah hari operasi per tahun.

b. Biaya operasi kendaraan per kilometer dihitung dengan rumus:


BOK/Km =

BOK Total /th


JT/th

......................................................... 2.16

Dimana:
BOK/Km

= Biaya operasi kendaraan per kilometer.

BOK Total /th

= Biaya operasi kendaraan total per tahun.

JT/th

= Jarak tempuh kendaraan per tahun.

2.1.5 Analisis Jumlah Penumpang


Perhitungan jumlah penumpang per kilometer didasarkan pada suatu data sebagai
berikut:
1. Jumlah penumpang terangkut per roundtrip.
2. Jarak tempuh per roundtrip.
Berdasarkan data diatas maka Jumlah penumpang per kilometer dihitung dengan
rumus:
JP/Km =

JP/roundtrip ...................................................................... 2.17


JT/roundtrip

Dimana:
JP/Km

= Jumlah penumpang per kilometer.

JP/trip

= Jumlah penumpang per roundtrip.

JT/trip

= Jarak tempuh per roundtrip.

2.1.6 Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan


Untuk keperluan perhitungan tarif angkutan , biaya-biaya diatas dirubah menjadi
total biaya per penumpang, karena hal itu terdapat asumsi-asumsi lainnya yang diambil oleh
Departemen Perhubungan sebagai dasar perhitungan tarif.
Tarif angkutan umum berdasarkan biaya operasi kendaraan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus (Departemen Perhubungan, 2003):
1.

Tarif payback
Adalah tarif tanpa memproleh keuntungan atau titik kembali modal.
Tarif ini dihitung dengan rumus:
Tarif PB (Rp/Pnp) = BOKT/Km .....................................................................2.18
Jpnp/Km

2.

Tarif + margin 15 %
Adalah tarif yang diperhitungkan agar pihak operator memproleh keuntungan sebesar 15
% dari biaya operasi kendaraan. Tarif ini dihitung dengan rumus:
Tarif (margin 15%) (Rp/Pnp) = BOKT+M15%/Km .................................................2.19
Jpnp/Km

E. Kemampuan Membayar (Abillity to Pay) dan Keinginan Membayar (Willingness to


Pay)
Menurut Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT), 1999,

penentuan nilai dan struktur tarif dipengaruhi oleh kepentingan operator dan
user. Kepentingan operator ini berdasarkan biaya operasional kendaraan
sementara kepentingan user berdasarkan kemauan membayar atau willingness
to pay (WTP). Keinginan membayar (Willingness to Pay) adalah kesediaan pengguna untuk
mengeluarkan imbalan atas jasa yang diprolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam

analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa
pelayanan angkutan umum tersebut.
Dalam permasalahan transportasi keinginan membayar dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah:
a.

Produksi jasa angkutan yang disediakan oleh pengusaha.

b.

Kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan oleh pengusaha.

c.

Utilitas pengguna terhadap angkutan umum tersebut.

d.

Penghasilan pengguna.

Abillity to pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar


jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal .
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk

transportasi dan pendapatan yang diterimanya. Dengan kata lain Abillity to pay adalah
kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membayar adalah:
a.

Besar penghasilan.

b.

Kebutuhan transportasi.

c.

Total biaya transportasi

d.

Intensitas perjalanan

e.

Pengeluaran total perbulan

f.

Jenis kegiatan.
Dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya

keinginan dan kemampuan membayar masyarakat. Hal tersebut sebagian besar dipengaruhi
oleh latar belakang sosial ekonomi setiap masyarakat yang berbeda-beda.
Kondisi Keinginan Membayar (Willingness to Pay) dan Kemampuan Membayar
(Abillity to Pay) tersebut selanjutnya disajikan secara ilustratif seperti tampak pada gambar
dibawah ini:

Gambar 2.5 Kurva ATP dan WTP

1. ATP lebih besar dari WTP


Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar dari
keinginan membayar jasa tersebut. Hal ini terjadi apabila pengguna memiliki
penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut rendah.
Pengguna pada kondisi ini disebut choise riders.
2. ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi in merupakan kebalikan dari kondisi diatas dimana keinginan
pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar daripada kemampuan
membayarnya. Hal ini relatif terjadi bagi pengguna yang mempunyai
penghasilan relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi,
sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut cendrung lebih
dipengaruhi oleh utilitas.Pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.

3. ATP sama dengan WTP


Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan
membayar jasa yang dipakai pengguna tersebut sama, pada kondisi ini
terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar jasa tersebut. (FSTPT, 1999)

E.1. Perhitungan Kemampuan Membayar (Abillity to Pay)


Kemampuan membayar pengguna jasa dianalisis berdasarkan

pendapatan.

Pendapatan secara eksplisit berpengaruh dalam menentukan besarnya kemampuan membayar


(ATP). Nilai ATP untuk setiap responden per satuan kilometer panjang perjalanan yang
ditempuh dihitung dengan rumus (Hayati, 2006):
ATP = IP x PP x Pt ..............................................................................2.20
Tp
Dimana:
ATP = Ability to Pay pengguna angkutan umum (RP/Km).
IP

= Tingkat pendapatan pengguna angkutan per bulan (Rp/bulan).

PP

= Prosentase anggaran untuk transportasi per bulan dari total pendapatan.

Pt

= Prosentase anggaran untuk angkutan antar jemput sekolah dari total anggaran untuk
transportasi.

Tp

= Total panjang perjalanan pengguna per bulan ( Km/bulan).


Berdasarkan hasil survei stated pereference, maka dapat ditentukan nilai ATP masing-

masing responden sebagai berikut:


Contoh perhitungan nilai ATP salah satu responden :
-

Pendapatan Rp. 2.500.000/Bulan

Biaya transportasi keluarga per bulan Rp. 250.000 = 10% dari


pendapatan.

Biaya transportasi antar jemput per bulan

Rp. 150.000

60 %

dari biaya transportasi keluarga


-

Total panjang perjalanan responden per bulan = 5 Km x 2 x 24 Hari


= 240 Km/Bulan

Dengan persamaan 2.20, dapat ditentukan nilai ATP responden:

ATP =
=

Rp. 2.500.000 / Bulan x 0,1 x 0,6


240 Km / Bulan

Rp. 625 / Km.

E.2 Perhitungan Keinginan Membayar (Willingness to Pay)


Keinginan membayar ditentukan berdasarkan persepsi pengguna angkutan umum.
Persepsi pengguna untuk membayar tarif angkutan umum sangatlah berbeda-beda. Dalam hal
ini pendapatan secara implisit mempengaruhi persepsi konsumen angkutan umum,karena
disamping pendapatan,seperti utilitas konsumen, kuantitas dan kualitas jasa pelayanan yang
diberikan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kesediaan membayar. Untuk
menentukan besarnya keinginan membayar dalam rupiah per kilometer adalah dengan
menanyakan berapa tarif yang sesuai untuk setiap perjalanan harian yang dilakukan oleh
pengguna angkutan umum (Hayati, 2006).
Berdasarkan hasil survai stated preference, maka dapat ditentukan nilai WTP masingmasing responden sebagai berikut:
Contoh perhitungan nilai WTP salah satu responden:
-

Panjang perjalanan respoden dari rumah ke sekolah 5 Km

Persepsi responden terhadap tarif yang sesuai dengan jarak yang


ditempuh Rp. 3.000.
Nilai WTP =
=

Rp.3.000
5 Km

Rp. 600 / Km

Berdasarkan nilai ATP dan nilai WTP dapat ditentukan tarif ATP dan WTP per
kilometer dari penumpang.
4.5 Analisis Kemampuan Membayar Responden
4.6 Analisis Kemauan Membayar Responden
4.7 Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk meninjau kelayakan proyek dari sisi penanam
modal (investor) yaitu sejauh mana keuntungan yang diperoleh atas investasi yang akan
dilakukan.

Dalam penelitian ini kriteria investasi ditentukan berdasarkan nilai dari 3 (tiga) kriteria
yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).
Analisis finansial pada penelitian ini menggunakan tingkat suku bunga pinjaman yang
berlaku adalah sebesar 12%. Dalam menentukan tingkat pertumbuhan biaya dihitung dengan
asumsi inflasi rata-rata Kota Denpasar adalah sebesar 1,14 % pada tahun 2008 (berdasarkan
data 1 (satu) tahun terakhir diperlihatkan pada grafik di bawah ini:

Sumber : Pemkot. Denpasar, BPS, 2009

Gambar 4.9 Inflasi Kota Denpasar Tahun 2008


Tingkat pertumbuhan pendapatan dihitung berdasarkan jumlah siswa rata-rata pada Sekolah
Menengah Pertama koridor jalan Gunung Agung Denpasar Tahun 2004-2009 (berdasarkan
data 5 (lima) tahun terakhir seperti diperlihatkan pada tabel bawah ini:
Tabel 4.26
Tingkat Pertumbuhan Siswa SMP di Koridor
Jalan Gunung Agung Denpasar

4.7.1

Komponen Biaya dan Pendapatan

A. Komponen Biaya

Komponen biaya adalah semua pengeluaran yang merupakan biaya yang diperlukan
untuk membangun suatu proyek atau usaha. Komponen biaya ini terdiri atas :
1.

Biaya Investasi Awal (Initial


Cost)
Sesuai dengan persyaratan dari perusahaan pembiayaan pembelian kendaraan (Intensif
Finance,Denpasar), investasi awal untuk pembelian kendaraan baru harus minimal 40%
dari harga kendaraan per unit. Dalam penelitian ini diasumsikan biaya investasi awal
dibebankan atau ditanggung oleh pemerintah.
Biaya investasi awal untuk rute I menjadi:
BIAI = 0,4 x Rp. 195.000.000 x 97
= Rp. 7.566.000.000.
Biaya investasi awal untuk rute II menjadi:
BIAII = 0,4 x Rp. 195.000.000 x 38
= Rp. 2.964.000.000.

2.

Biaya Langsung, terdiri atas:


a.

Biaya

Penyusutan

(Depresiasi)
Biaya penyusutan kendaraan per tahun seperti yang telah dihitung sebelumnya adalah
sebesar Rp. 22.285.714, 29/th/unit kendaraan.
Biaya penyusutan untuk rute I menjadi Rp. 22.285.714, 29/th x 97 = Rp.
2.161.714.286/th dan untuk rute II menjadi Rp. 22.285.714, 29/th x 38 =
Rp.846.857.143/th.
b.

Biaya Bunga Modal


Berdasarkan hasil survai pada perusahaan pembiayaan pembelian kredit kendaraan
(Intensif Finance, Denpasar) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Rute I
Jenis Kendaraaan : Isuzu ELF type 95 Ps tahun 2009
Harga Kendaraan : Rp.195.000.000/unit x 97 = Rp. 18.915.000.000
Asuransi

: 9,2 % x Rp. 18.915.000.000 = Rp. 1.740.180.000

Jangka waktu

: 4 tahun (48 bulan)

Bunga/tahun

: 12 %

Administrasi

: 1% x Rp. 18.915.000.000 = Rp. 189.150.000

Investasi awal

: Rp. 7.566.000.000.

Angsuran/bulan :

{((Rp.18.915.000.000-Rp.7.566.000.000)+(Rp. 1.740.180.000+Rp. 189.150.000)}x 1,48


48 1,48

= 19.651.928.400
46,52
= Rp. 422.440.421,32/bln
= Rp. 5.069.285.056/th
2. Rute II
Jenis Kendaraaan : Isuzu ELF type 95 Ps tahun 2009
Harga Kendaraan : Rp.195.000.000/unit x 38 = Rp. 7.410.000.000
Asuransi

: 9,2 % x Rp.7.410.000.000 = Rp. 681.720.000

Jangka waktu

: 4 tahun (48 bulan)

Bunga/tahun

: 12 %

Administrasi

: 1% x Rp. 7.410.000.000 = Rp. 74.100.000

Investasi awal

: Rp. 2.964.000.000

Angsuran/bulan :{(Rp.7.410.000.000-Rp.2.964.000.000)+(Rp. 681.720.000 +Rp. 74.100.000)}x1,48


48 1,48

= 7.698.693.600
46,52
= Rp. 165.492.124/bln
= Rp. 1.985.905.486 /th
c.

Biaya Service Kendaraan


Biaya service kendaraan terdiri dari biaya service kecil dan biaya service besar seperti
yang telah dihitung sebelumnya adalah Rp. 1.167.100/th x 97 = Rp.113.208.700 untuk
rute I dan Rp. 958.050/th x 38 = Rp. 36.405.900 untuk rute II.

d.

Biaya

Bahan

Bakar

Minyak
Berdasarkan hasil perhitungan biaya operasi kendaraan yang telah dilakukan didapat
biaya bahan bakar minyak Rp. 4.406.400/th x 97 = Rp. 427.420.800 untuk rute I dan
Rp. 2.332.800/th x 38 = Rp. 88.646.400 untuk rute II.
e.

Biaya ban
Biaya ban berdasarkan biaya operasi kendaraan adalah Rp.940.000/th x 97 = Rp.
91.180.000 untuk rute I dan Rp. 497.400/th x 38 = Rp.18.901.200 untuk rute II.
Komponen biaya langsung masing-masing rute selengkapnya diperlihatkan pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.27
Rekapitulasi Biaya Langsung Rute I

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Tabel 4.28
Rekapitulasi Biaya Langsung Rute II

Sumber: Hasil Analisis, 2010

3.

Biaya Tak Langsung


Biaya tak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi pengeluaran
suatu usaha atau industri. Biaya tak langsung untuk rute I dan rute II terdiri atas:

a. Biaya Ijin Usaha


Menurut informasi dari Departemen Perhubungan dan operator biro perjalanan
(travel), ijin usaha untuk angkutan sewa adalah Rp. 1.200.000 per tahun.
Dengan jumlah kendaraan 135 unit (rute I dan rute II), maka biaya ijin usaha menjadi
Rp. 1.200.000/th x 135 adalah sebesar Rp. 162.000.000/th.
b. Biaya Sewa Gudang
Ukuran kendaraan jenis Isuzu ELF 95 Ps dengan panjang 4,5 meter, lebar 1,6 meter
dan tinggi 2 meter, sehingga diasumsikan 10 unit kendaraan memerlukan gudang
seluas 1 are.
Sesuai harga pasar pada sekitar daerah jalan Gunung Agung, harga sewa gudang
dengan luas 1 are adalah Rp. 10.000.000 per tahun.
Dengan jumlah kendaraan 135 unit (rute I dan rute II), maka diperlukan gudang dengan
luas 14 are, sehingga biaya sewa gudang menjadi

Rp. 10.000.000/th x 14 adalah

sebesar Rp. 140.000.000/th.


c. Biaya Listrik, Air dan Telepon
Berdasarkan hasil wawancara pada biro perjalanan (travel) di kota Denpasar, rata-rata
biaya listrik, air dan telepon per bulan adalah

Rp. 450.000.

Dengan jumlah kendaraan 135 unit (rute I dan rute II), maka biaya listrik, air dan
telepon menjadi Rp. 450.000 x 12 adalah sebesar Rp. 5.400.000/th.
d. Biaya Administrasi Kantor
Berdasarkan hasil wawancara pada biro perjalanan (travel) di Kota Denpasar, rata-rata
biaya administrasi per bulan Rp. 250.000.
Dengan jumlah kendaraan 135 unit (rute I dan rute II), maka biaya administrasi kantor
menjadi Rp. 250.000 x 12 adalah sebesar

Rp. 3.000.000/th.

e. Gaji Pegawai
Berdasarkan hasil wawancara pada biro perjalanan (travel) di kota Denpasar, seorang
pegawai menangani 20 kendaraan dengan gaji masing-masing Rp. 950.000 per bulan.

Dengan jumlah kendaraan 135 unit (rute I dan rute II), maka dperlukan pegawai
sebanyak 7 orang, sehingga biaya pegawai menjadi Rp. 950.000 x 12 x 7 adalah
sebesar Rp. 79.800.000/th.
Rekapitulasi biaya tak langsung diperlihatkan di bawah ini :
Tabel. 4.29
Rekapitulasi Biaya Tak Langsung Rute I & II
No

Jumlah
(Rp/th)
162.000.000
140.000.000
5.400.000
3.000.000
79.800.000
390.200.000

Komponen Biaya

1 Biaya Ijin Usaha


2 Biaya Sewa Gudang
3 Biaya Listrik, air, dan telepon
4 Biaya administrasi kantor
5 Gaji Pegawai
Total Biaya Tak Langsung
Sumber: Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan rekapitulasi biaya langsung dan biaya tak langsung dapat ditentukan total
biaya (pengeluaran) per tahun pada masing-masing rute, seperti diperlihatkan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.30
Rekapitulasi Biaya pada Masing-masing Rute
Rute

Biaya Langsung (Rp/th)


Tahun ke
Tahun ke
Tahun ke
0
1-4
5-6

Biaya Tak
Langsung
(Rp/th)

Total Biaya (Rp/th)


Tahun ke
Tahun ke
Tahun ke
0
1-4
5-6

4.012.813.786 9.082.098.842 4.012.813.786

390.200.000 4.403.013.786

9.472.298.842 4.403.013.786

II

1.468.470.643 3.454.376.129 1.468.470.643

390.200.000

3.844.576.129 1.858.670.643

1.858.670.643

Sumber: Hasil Analisis, 2010

B. Komponen Pendapatan
Komponen pendapatan pada studi ini adalah dari tarif yang ditentukan berdasarkan
biaya operasi kendaraan (BOK), kemampuan membayar (Ability to Pay), kemauan membayar
(Willingnes to Pay), tarif resmi dari pemerintah serta tarif riil yang berlaku seperti yang
diperlihatkan pada tabel 4.25, gambar 4.7 dan gambar 4.8.
Berdasarkan tarif pada tabel dan gambar tersebut dimana direncanakan tarif yang
berlaku adalah tarif BOK + Margin 15% sebesar Rp.797,47/Km-Pnp (Rp.5.981/Pnp) untuk

rute I dan Rp. 1.645,08/Km-Pnp (Rp.10.693/Pnp) untuk rute II , maka dapat ditentukan
pendapatan per tahun pada masing-masing rute sepert yang diperlihatkan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.31
Pendapatan Pada Masing-masing Rute
Jumlah Hari
Operasi (hr
/th)
1
2
3
1
I
288
2
II
288
Sumber: Hasil Analisis, 2010
No

Rute

Kapasitas
Kendaraan (Orang)
4
16
16

Tarif
Rp/Pnp
5
5.981
10.693

Jumlah
Kendaraan
6
97
38

Pendapatan
(Rp/th)
7=3x4x5x6
2.673.363.456
1.872.387.072

C. Menentukan Aliran Kas (Cash Flow) Jika Dikelola Perorangan


Dalam studi ini, penyusunan aliran kas berdasarkan tingkat pertumbuhan biaya
sebesar 1,14% per tahun dan tingkat pertumbuhan pendapatan sebesar 4,01% dengan umur
ekonomis kendaraan adalah 7 dimana tahun dasar (base year) adalah tahun 2009.

Jika

dikelola oleh perorangan maka pengeluaran (cash out) terdiri atas


biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Perhitungan nilai aliran kas bersih

(Net Cash Flow) diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.32
Nilai Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) Rute I

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dibuat diagram aliran kas (Cash Flow
Diagram), seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

Ga
mbar 4.10 Diagram Aliran Kas pada Rute I
Tabel 4.33
Nilai Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) pada Rute II

Sumber : Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat diagram aliran kas (Cash Flow Diagram)
pada rute II, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Gambar 4.11 Diagram Aliran Kas pada Rute II

D. Menentukan Aliran Kas (Cash Flow) Jika Dikelola Oleh Koperasi


Penyusunan aliran kas jika dikelola oleh koperasi juga berdasarkan tingkat
pertumbuhan biaya sebesar 1,14% per tahun dan tingkat pertumbuhan pendapatan sebesar
4,01% dengan umur ekonomis kendaraan adalah 7 dimana tahun dasar (base year) adalah
tahun 2009.

Namun pengeluaran (cash out) hanya terdiri atas biaya

langsung saja, karena biaya tak langsung ditangani oleh koperasi


Perhitungan nilai aliran kas bersih (Net Cash Flow) diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.34
Nilai Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) Rute I

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dibuat diagram aliran kas (Cash Flow
Diagram), seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

Ga
mbar 4.12 Diagram Aliran Kas pada Rute I
Tabel 4.35
Nilai Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) pada Rute II

Sumber : Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat diagram aliran kas (Cash Flow Diagram)
pada rute II, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Gambar 4.13 Diagram Aliran Kas pada Rute II

E. Menentukan Nilai NPV dan B/C Jika Dikelola Perorangan


a. Rute I
Tabel 4.36
Perhitungan Nilai Present Value dengan i = 12 %

Berdasarkan perhitungan nilai present value (PV) pada tabel di atas, dengan nilai NPV = Rp.23.283.424.342 < 0, dan nilai B/C = 0,394 <1, maka berdasarkan tarif BOK + Margin 15%
pada rute I adalah tidak layak secara finansial untuk dioperasikan.

b. Rute II
Tabel 4.37
Perhitungan Nilai Present Value dengan i = 12 %

Berdasarkan perhitungan nilai present value (PV) pada tabel di atas, dengan nilai NPV = Rp.
-5.136.939.839 < 0, dan nilai B/C = 0,674 < 1, maka berdasarkan tarif BOK + Margin 15%
pada rute II adalah tidak layak secara finansial untuk dioperasikan.

F. Menentukan Nilai NPV dan B/C Jika Dikelola Oleh Koperasi


a. Rute I
Tabel 4.38
Perhitungan Nilai Present Value dengan i = 12 %

Berdasarkan perhitungan nilai present value (PV) pada tabel di atas, dengan nilai NPV = Rp.21.263.163.324< 0, dan nilai B/C = 0,416 <1, maka berdasarkan tarif BOK + Margin 15%
pada rute I jika dikelola oleh Keperasi juga tidak layak secara finansial untuk dioperasikan.

b. Rute II
Tabel 4.39
Perhitungan Nilai Present Value dengan i = 12 %

Berdasarkan perhitungan nilai present value (PV) pada tabel di atas, dengan nilai NPV = Rp.
-3.116.678.821< 0, dan nilai B/C = 0,773 < 1, maka berdasarkan tarif BOK + Margin 15%
pada rute II jika dikelola oleh koperasi juga tidak layak secara finansial untuk dioperasikan.
G. Menentukan Nilai Tingkat Pengembalian Internal / Internal Rate of Return (IRR),
jika dikelola Perorangan
Tingkat pengembalian Internal yang menjadikan NPV sama dengan nol dicari dengan
coba-coba (trial and error).

a. Rute I
Dicoba dengan tingkat suku bunga 12%

Tabel 4.40
Perhitungan Present Value dengan i = 12%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 17%


Tabel 4.41
Perhitungan Present Value dengan i = 17%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 22 %


Tabel 4.42
Perhitungan Present Value dengan i = 22 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 27 %


Tabel 4.43
Perhitungan Present Value dengan i = 27 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 32 %


Tabel 4.44
Perhitungan Present Value dengan i = 32 %

Selanjutnya nilai IRR dicari dengan metode interpolasi dengan pers 2.30 :

NPV
(
i

i
)
IRR = i1 +
2
1

NPV NPV

70.747.380

x 5
= 27 +
70.747.38 (6.779.908.263)

= 27 +

70.747.380

x 5
6.850.655.643

= 27 + 0,051635
= 27,052 % > 12%
Berdasarkan nilai IRR yang diperoleh sebesar 27,052 % lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku sebesar 12% maka dengan tarif BOK+Margin 15% pada rute I layak secara
finansial untuk dioperasikan jika dikelola oleh perorangan.

b. Rute II
Dicoba dengan tingkat suku bunga 12%
Tabel 4.45
Perhitungan Present Value dengan i = 12%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 17%


Tabel 4.46
Perhitungan Present Value dengan i = 17%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 22 %


Tabel 4.47
Perhitungan Present Value dengan i = 22 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 27 %


Tabel 4.48
Perhitungan Present Value dengan i = 27 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 32 %


Tabel 4.49
Perhitungan Present Value dengan i = 32 %

Selanjutnya nilai IRR dicari dengan metode interpolasi dengan pers 2.30 :

NPV
(
i

i
)
IRR = i1 +
2
1

NPV NPV

1.019.514.139

x 5
= 27 +
1.019.514.139 ( 5.036.541.504)

= 27 +

1.019.514.139

x 5
6.056.055.643

= 27 + 0,842
= 27,842 % > 12%
Berdasarkan nilai IRR yang diperoleh sebesar 27,842 % lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku sebesar 12% maka dengan tarif BOK+Margin 15% pada rute II layak secara
finansial untuk dioperasikan jika dikelola oleh perorangan.

H. Menentukan Nilai Tingkat Pengembalian Internal / Internal Rate of Return (IRR),


jika dikelola Oleh Koperasi
Tingkat pengembalian Internal yang menjadikan NPV sama dengan nol dicari dengan
coba-coba (trial and error).
a. Rute I
Dicoba dengan tingkat suku bunga 12%

Tabel 4.50
Perhitungan Present Value dengan i = 12%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 17%


Tabel 4.51
Perhitungan Present Value dengan i = 17%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 22 %


Tabel 4.52
Perhitungan Present Value dengan i = 22 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 27 %


Tabel 4.53
Perhitungan Present Value dengan i = 27 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 32 %


Tabel 4.54
Perhitungan Present Value dengan i = 32 %

Selanjutnya nilai IRR dicari dengan metode interpolasi dengan pers 2.30 :

NPV
(i2 i1 )
IRR = i1 +

NPV NPV

151.939.490

x 5
= 27 +
151.939.490 ( 6.389.708.263)

= 27 +

151.939.490

x 5
6.541.647.753

= 27 + 0,116

= 27,116 % > 12%


Berdasarkan nilai IRR yang diperoleh sebesar 27,116 % lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku sebesar 12% maka dengan tarif BOK+Margin 15% pada rute I layak secara
finansial untuk dioperasikan jika dikelola oleh Koperasi.
c. Rute II
Dicoba dengan tingkat suku bunga 12%
Tabel 4.55
Perhitungan Present Value dengan i = 12%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 17%


Tabel 4.56
Perhitungan Present Value dengan i = 17%

Dicoba dengan tingkat suku bunga 22 %


Tabel 4.57
Perhitungan Present Value dengan i = 22 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 27 %


Tabel 4.58
Perhitungan Present Value dengan i = 27 %

Dicoba dengan tingkat suku bunga 32 %


Tabel 4.59
Perhitungan Present Value dengan i = 32 %

Selanjutnya nilai IRR dicari dengan metode interpolasi dengan pers 2.30 :

NPV
(i2 i1 )
IRR = i1 +

NPV NPV

350.885.034

x 5
= 27 +
350.885.034 ( 5.036.541.504)

= 27 +

350.885.034
5.387.426.538

x 5

= 27 + 0,326
= 27, 326 % > 12%
Berdasarkan nilai IRR yang diperoleh sebesar 27,326 % lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku sebesar 12% maka dengan tarif BOK+Margin 15% pada rute II layak secara
finansial untuk dioperasikan jika dikelola oleh koperasi.

KUISIONER
I.

Petunjuk Pengisian Kuisioner


Berilah tanda pada salah satu jawaban pertanyaan pada Romawi II di bawah ini !

II.

Pertanyaan Kuisioner
1. Pendapatan keluarga: ........................ / bulan
a. < Rp. 1.500.000
b. Rp. 1.500.000 - Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 - Rp. 2.500.000
d. Rp. 2.500.000 - Rp. 3.000.000
e. > Rp. 3.000.000
2. Putra putri anda berangkat menuju sekolah saat ini :
a. Diantar
b. Sendiri
3. Kendaraan yang digunakan untuk mengantar jemput putra putri anda menuju
sekolah saat ini :
a. Kendaraan umum
b. Sepeda motor
c. Mobil

4. Biaya / pengeluaran untuk transportasi keluarga: ................/ bulan


a. < Rp. 150.000
b. Rp. 150.000 - Rp. 200.000
c. Rp. 200.000 - Rp. 250.000
d. Rp. 250.000 - Rp. 300.000
e. > Rp. 300.000
5. Biaya / pengeluaran
bersekolah

untuk

tranportasi antar jemput putra-putri anda yang

di SMP pada Koridor Jalan Gunung Agung

Denpasar:

................/bulan:
a. < Rp. 110.000
b. Rp. 110.000 - Rp. 150.000
c. Rp. 150.000 - Rp. 200.000
d. Rp. 200.000 - Rp. 250.000
e. > Rp. 250.000
6. Jarak perjalanan dari rumah ke sekolah:......................................Km
7. Jika pada sekolah putra-putri anda diselenggarakan angkutan antar jemput dengan
karakteristik kendaraan seperti dibawah ini, apakah anda berminat beralih dari
kendaraan yang digunakan saat ini?
a. Ya
b. Tidak
Karakteristik kendaraan:
a. Merk/Tipe Kendaraan: Isuzu ELF 95 PS Tahun 2009.
b. Kapasitas Kendaraan: 16 Orang.
8. Jika anda berminat beralih menggunakan angkutan antar jemput sekolah, tarif
yang ideal menurut anda: Rp....................
a. < Rp. 2.000
b. Rp. 2.000 Rp. 3.000
c. Rp. 3.000 Rp. 4.000
d. Rp. 4.000 Rp. 5.000
e. > Rp. 5.000
9.

Pola layanan yang anda inginkan:


a. Antar jemput di jalan utama pada alamat anda masing-masing

b. Antar jemput pada tempat perhentian (seperti terlampir)

FORMULIR SURVAI WAWANCARA OPERATOR ANGKUTAN SEWA

1.

Karakteristik dan Produksi Kendaraan


a. Merk/tipe kendaraan
b. Tahun pembuatan
c. Harga beli kendaraan
d. Harga kendaraan Th. 2009
e. Jarak tempuh rata-rata per hari
f. Rata-rata rit dalam 1 hari
g. Hari operasi dalam 1 bulan

:
:
:
:
:
:
:

Km
rit/hari
hari

2. Berapa tarif yang ideal bagi saudara


a. < Rp. 3.000
b. Rp. 3.000 Rp. 4.000
c. Rp. 4.000 Rp. 5.000
d. Rp. 5.000 Rp. 6.000
e. > Rp. 6.000

3.
4.
5.
6.

:
:
:
:

/hari
/hari
/hari

: Rp.
:
/6 bln
:
:
:
:

/tahun
/tahun

:
:

/hari
/liter/hari

liter, setiap
liter, setiap
:
liter, setiap

km
km
liter, setiap
km

:
:

buah
km

Pendapatan kotor per hari


Besarnya setoran
Pendapatan bersih per hari
Biaya Operasi Kendaraan
Biaya Tetap
a. Asuransi kendaraan
b. STNK
c. KIR :
d. Retribusi ijin trayek
e. Retribusi ijin usaha angkutan
f. Asuransi Jasa Raharja
g. Iuran organda
Biaya tidak tetap
a. Retribusi terminal
b. Pemakaian bahan bakar
c. Penggantian oli
Oli mesin
:
Oli garden
:
Oli Versneling
Oli Rem
:
d. Penggantian ban
Jumlah pembakain ban
Daya tahan ban
e. Penggantian suku cadang

/tahun
/tahun
/tahun

/thn

km

Accu
:
Platina/kondensor
Busi
:
Klahar depan :
Klahar belakang
Filter oli
:
Kanvas rem :
Plat kopling :
Saringan udara
Boss steer
:
Bolt joint
:
Timing belt :
f. Perawatan
Overhoul
:

buah/thn
:
buah, setiap
buah, setiap
:
buah, setiap
buah, setiap
buah, setiap
:
buah, setiap
buah, setiap
buah, setiap

buah, setiap
km
km
buah, setiap
km
km
km
buah, setiap
km
km
km

kali
: Rp.

DAFTAR HARGA SPARE PART KENDARAAN JENIS ISUZU ELF


1. Suku Cadang
No
Jenis Suku Cadang
1.
Ban luar + dalam
2.
Accu
3.
Platina
4.
Busi
5.
Filter oli
6.
Kondensor
7.
Timing Belt
8.
Kanvas rem
9.
Plat kopling
10.
Klahar roda belakang
11.
Klahar roda depan
12.
Bos ster
13.
Bolt joint

Harga per buah


Rp. 600.000
Rp. 500.000
Rp. 115.000
Rp. 25.000
Rp. 20.000
Rp. 35.000
Rp. 175.000
Rp. 50.000
Rp. 350.000
Rp. 45.000
Rp. 25.000
Rp. 75.000
Rp. 125.000

2. Pelumas
No
Jenis Pelumas
1.
Oli Mesin
2.
Oli Gardan
3.
Oli Transmisi
4.
Solar
5.
Gemuk
6.
Oli Rem

Harga per liter


Rp. 33.000
Rp. 35.000
Rp. 35.000
Rp. 4.500
Rp. 35.000
Rp. 17.000

km

km

km

Anda mungkin juga menyukai