~1~
Gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. Cuplikan
berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya dalam bentuk larutan, disuntikan ke dalam aliran gas
tersebut. Kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa kedalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses
pemisahan. Komponen-komponen campuranyang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu
detektor diletakkan di ujung kolom untuk mendeteksi jenis maupun jumlah tiap komponen campuran. Hasil
pendeteksian direkam dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak. Dalam
metode GC, senyawa polutan tersebut dapat dianalisis karena metode GC ini memiliki tingkat sensitivitas,
selektivitas serta kecepatan analisis yang tinggi. Metode GC dapat menganalisis suatu sampel baik organik
maupun anorganik yang harus diuapkan dengan konsentrasi yang sangat kecil, seperti part per billion
(ppb). Oleh karena itu, senyawa polutanudara dengan kandungan yang sangat minimum pada udara dapat
terdeteksi dan dianalisismenggunakan metode GC. Untuk polutan COx, NOx dengan metode GC dapat
digunakan detektor TCD (Thermal Conductivity Detector). Pada instrumentasi dalam metode GC, dapat
menarik sampel udara hingga 1440 m3 selama 24 jam sehingga dengan begitu akan lebih banyak sampel
udara yang dapat dianalisis. Di bawah ini adalah alat yang digunakan untuk mengambil udara tersebut
sebelum dianalisis:
~2~
Kromatogram merupakan grafik berupa kerucut-kerucut atau dalam istilah kromatografi disebut
peak, hasil rekaman yang menggambarkan urutan keluarnya komponen campuran dari kolom.
Dari kiri ke kanan dalam kromatogram menyatakan waktu, biasanya dalam menit. Sementara sumbu vertikal
menyatakan intensitas komponen. Jumlah peak yang muncul merupakan jumlah komponen yang terdapat
dalam campuran. Kemudian kuantitas tiap komponen dapat dihitung melalui luas peak. Semakin besar luas
peak semakin besar pula kuantitas komponen tersebut. Bentuk kromatogram yang dihasilkan berkorelasi
dengan proses pemisahan yang terjadi di dalam kolom. Untuk menganalisi pencemaran udara dengan metode
GC dan MS, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Sample preparation
Sampel udara diekstraksi dan ditingkatkan volatilitasnya atau diuapkan dengan penambahan pelarut
b. Derivatisation
Trimethylsilylation sering ditambahkan untuk meningkatkan volatilitas senyawa yanglabil suhunya dan
mengandung gugus fungsi polar (-OH, -COOH, -NH2, dan lain-lain).
c. Injeksi
Sampel dapat dimasukkan ke dalam kolom kromatografi gas, melalui sebuah injection port menuju
ke dalam kolom kapiler (tubular column) dengan bantuan carrier-gas yang berupa nitrogen, helium
atau hidrogen. Suhu pada port biasanya sekitar 250-300oC agar vaporisasi terjadi. GC/MS kurang cocok
untuk analisa senyawa labil pada suhu tinggi karena akan terdekomposisi pada awal pemisahan. Untuk itu
proses derivatisasi dilakukan, akan tetapi berbahaya bagi analisis.
d. GC separation
Di dalam kolom kapiler ini, terjadi proses kromatografi. Kolom GC memiliki cairan pelapis (fasa diam)
yang inert. Pemisahan didasarkan fakta bahwa ketika sampel (fase mobile) bergerak menuruni kolom
kapiler (fase stasioner), maka akan terjadi perbedaan kecepatan migrasi (migration rates) dari
komponen-komponen yang ada dalam sampel udara. Tingkat pemisahan bergantung pada banyak faktor
seperti sampel, gas pembawa dan laju alir, tipe kolom, fasa diam, dan suhu kolom di mana suhu tersebut
dapat dijaga konstan atau berubah secara linier. Perbedaan kecepatan migrasi ini juga akan menyebabkan
perbedaan waktu retensi di antara komponen-komponen tersebut, yang kemudian akan diplot oleh
kromatograf dalam sebuah spektra GC sebagai berikut:
~3~
Daftar Pustaka
Achmadi, S.S., 2003. Kimia Organik. Edisi 11. Erlangga. Jakarta. Terjemahan: Organic
Chemistry.
~4~
Hendayana, S., 1994. Kimia Analitik Instrumen, Edisi 1, IKIP Semarang Press, Semarang.
Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi 6. Jakarta: Erlangga
~5~