Anda di halaman 1dari 50

UNSUR-UNSUR GOLONGAN TRANSISI PERIODE KELIMA/DERET KEDUA

(Y, Zr, Nb, Mo, Ru, Rh, Tc, Pd, Ag, Cd)

Makalah Kimia Anorganik

Oleh :
Aniesa Fithria

(091810301029)

Nehemia Fernandes K.

(111810301023)

Putri Zakiyatul F.

(111810301038)

Sarifatun Nahariyah

(111810301049)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATRIKA DNA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013

PENDAHULUAN
Unsur transisi adalah unsur yang mempunyai kulit-kulit d dan f yang terisi sebagian.
Unsur-unsur ini dapat menggunakan elektron pada kulit terluar untuk berikatan dengan unsur
lain. Unsur transisi semuanya adalah logam, kebanyakan berupa logam keras yang
menghantarkan panas dan listrik yang baik. Unsur-unsur ini membentuk banyak senyawaan
berwarna dan paramagnetik, karena kulit-kulitnya terisi sebagian oleh elektron. Unsur transisi
yang terletak di periode kelima pada sistem periodik terdiri dari Y (itrium), Zr (zirkonium),
Nb (niobium), Mo (molibdenum), Ru (ruthenium), Rh (rhodium), Tc (teknesium), Pd
(paladium), Ag (argentum/perak), dan Cd (kadmium).
Sebagian besar unsur transisi dapat membentuk senyawa yang berwarna, baik dalam
bentuk padatan maupun larutan. Warna senyawa unsur transisi berkaitan dengan pengisian
elektron pada subkulit d. Elektron pada orbital d akan menempati tingkat energi t2g. Pada
penyinaran dengan cahaya berfrekuensi v yang sama dengan 0 / h, dimana 0 adalah
perbedaan energi antara orbital-orbital t2g dan eg, bagi ion semacam itu dimungkinkan untuk
menangkap sekuanta energi dan mengubah energi tersebut ke dalam energi eksitasi elektron
dari orbital-orbital t2g dan eg. Pita serapan yang dihasilkan dari proses ini terdapat dalam
spektrum tampak (visible) dan akan membentuk warna tertentu. Selain bergantung pada
jumlah elektron di orbital d, warna dari senyawa kompleks tersebut juga dipengaruhi oleh
pengaturan ligan di sekitar ion logam. Faktor lain adalah jenis ligan yang digunakan.
Semakin kuat ligan, maka perbedaan energi antara pemisahan orbital d juga semakin besar
pula.
Sifat unsur transisi lainnya adalah kemagnetan. Hal tersebut berkaitan dengan tidak
terisi penuhnya orbital d. Makin banyak orbital d yang tidak berpasangan maka makin kuat
ditarik ke medan magnet (paramagnetik). Sebaliknya bila orbital d terisi penuh maka akan
sedikit ditolak ke luar medan magnet (diamagnetik).
Logam transisi dan senyawanya merupakan katalis yang baik. Hal ini disebabkan
karena logam transisi dapat mengalami perubahan biloks dan mampu menyerap zat pada
permukaannya sehingga mengefektifkan reaksi.
Beberapa hal penting dari unsur-unsur golongan transisi deret kedua adalah sebagai
berikut :
1. Jari-jari
Memiliki jari-jari logam dan ion yang lebih besar dari pada jari-jari deret pertama. Hal
ini dikarenakan adanya pengerutan lantanida, dimana nomor atom dan jumlah total

elektron mengalami kenaikan. Perbedaan antara jari-jari deret ketiga dengan deret
kedua sangat kecil.
2. Tingkat Oksidasi
- Memiliki tingkat oksidasi yang lebih tinggi dan jauh lebih stabil daripada tingkat
oksidasi deret pertama. Anion okso MO 4- dari unsur Mo, W, Tc, Re, Ru, dan Os
kurang mudah direduksi daripada anion okso dari Cr, Mn, dan Fe.
3. Ikatan Logam-logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Pada pembentukan ikatan logam,
logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki elektronegativitas yang rendah.
Semua jenis logam cenderung melepaskan elektron terluarnya. Kulit terluar unsur
logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron
terdelokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya
pada suatu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom
lainnya.Elektron valensi logam bergerak dengan sangat cepat mengitari intinya dan
berbaur dengan elektron valensi yang lain dalam ikatan logam tersebut sehingga
menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif di dalamnya.

Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase
padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom
dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan
demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen
merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat
berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam membentuk
model ikatan yang berbeda.

Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model


yang dikenal dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini
didasarkan pada sifat logam berikut:
a. Energi ionisasi yang rendah
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung,
pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh
inti. Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar pengaruh inti. Dengan
demikian, logam mempunyai elektron yang bebas bergerak.
b. Banyak orbital kosong
Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai akibat
elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam. Sebagai
contoh, logam litium mempunyai orbital 2p yang kosong; natrium mempunyai
orbital 3p dan 5d yang kosong; dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d
yang juga masih kosong.
Pada unsur transisi terdapat spesies binuklir seperti M 2(CO2Me)4, dimana M
adalah Mo, Rh dan Ru. Juga terdapat halida binuklir dari Mo, Tc, dan Re misalnya
Re2Cl82-, yang memiliki ikatan ganda M M yang kuat (ikatan logam-logam).
4. Sifat magnetik
Unsur yang lebih berat cenderung menghasilkan senyawa spin rendah. Ion-ion dengan
jumlah elektron.
Sifat dari unsur-unsur menunjukkan sebuah periodisitas (perulangan) yang berasal
dari periodisitas konfigurasi elektronnya. Namun, di antara unsur-unsur tersebut memiliki
perbedaan tertentu. Sifat-sifat yang berbeda tersebut berubah dengan kecenderungan tertentu
sesuai dengan berubahnya nomor atom. Kecenderungan tersebut berulang dalam golongan
dan periode berikutnya sehingga disebut dengan sifat periodik. Berikut ini akan penjelasan
mengenai trend sifat periodik unsur transisi baris kedua.
1. Trend jari jari atom
200
150
Jari-jari atom (pm) 100
50
0

Y Zr NbMo Tc Ru Rh Pd Ag Cd
unsur

Jari- jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron dikulit terluar.
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut. Dalam
satu periode, dari kiri ke kanan akan terjadi pengecilan jari-jari atom. Hal ini terjadi
karena jumlah valensi terus bertambah namun tidak diikuti dengan penambahan kulit.
Pada bagian ini, jari-jari atom dan muatan inti efektif dipelajari dalam hubungannya
dengan periodisitas. Dari kiri kanan dalam satu periode jari-jari unsur semakin kecil
karena muatan inti efektif suatu unsur semakin bertambah. Semakin besar muatan inti
efektif suatu unsur, maka tarikan terhadap elektron di kulit terluar semakin besar. Hal ini
menyebabkan jari-jari atom semakin kecil.
2. Trend Muatan Inti Efektif
Berdasarkan satu periode(dari kiri sampai kekanan), elektron bertambah pada
kulit yang sama, maka bersamaan dengan itu muatan inti juga bertambah. Dengan
menaiknya pengaruh muatan inti yang efektif ini menyebabkan elektron pada kulit
terluar akan lebih tertarik ke inti. Dengan demikian elektron terkumpul lebih dekat ke inti
dan ukuran atom jadi lebih mengecil.Muatan inti efektif dapat mempengaruhi ukuran
jari-jari atom, ukuran ion, energi ionisasi, afinitas elektron, kelektronigatifitas.
5
4.5
4
3.5
3 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Y

4.35
3.6
3.15

2.95

3.7

3.25 3.4
2.7

2.3

Zr

Nb

Mo

Tc

Ru

Rh

Pd

Ag

Cd

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, muatan inti efektif semakin besar. Dari kiri sampai
kekanan dalam periode, elektron bertambah pada kulit yang sama, maka bersamaan
dengan itu muatan inti juga menaik. Karena elektron ini berada dalam kulit terluar yang
membesar. Dengan menaiknya pengaruh muatan inti yang efektif ini menyebabkan
elektron pada kulit terluar akan lebih tertarik ke inti. Dengan demikian elektron
terkumpul lebih dekat ke inti dan ukuran atom jadi lebih mengecil.Sehingga muatan inti
efektif dapat mempengaruhi ukuran jari-jari atom, ukuran ion, energi ionisasi, afinitas
elektron, kelektronigatifitas.

3. Trend Keelektronegatifan
2.5
2
1.5
keelektronegatifan

1.6

2.2 2.282.2
2.16
1.93
1.9
1.7

1.33
1.22

1
0.5
0
unsur

Keelektronegatifan merupakan kecenderungan suatu atom untuk menerima satu elektron


dalam ikatannya. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin
bertambah karena jari-jari atom semakin kecil dan inti efektif yang semakin meningkat
sehingga gaya elektrostatik antara partikel yang berlawanan bertambah dan elektron
terluar akan semakin tertarik kedalam serta sulit untuk dilepaskan. Berdasarkan grafik
tersebut, terdapat penyimpangan yaitu pada unsur Tc, Ag, dan Cd. Hal ini dikarenakan
bila dilihat dari konfigurasi elektronnya unsur-unsur tersebut sudah terisi penuh atau
setengah penuh, sehingga sudah stabil dan energi yang digunakan untuk menerima
elektron juga semakin kecil.
4. Trend energi Ionisasi
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

889

Energi ionisasi didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
dari atom bersifat gas yang terisolasi (isolated gaseous atom) atau ion dalam bentuk
asalnya. Energi ionisasi bergantung pada seberapa kuat elektron terikat oleh atomnya
atau seberapa kuat muatan inti efektif berpengaruh terhadap elektron (terluar) yang akan
dikeluarkan. Untuk unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasinya
semakin besar karena dengan bertambahnya nomor atom, muatan inti efektifnya semakin
besar yang mengakibatkan jari-jarinya semakin pendek sehingga elektron terluar
semakin sulit dikeluarkan sehingga energi ionisasi semakin besar.
5. Trend Densitas Dan Trend Titik Didih
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi
delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang terlibatkan,
kecenderungan daya tarik yang lebih kuat.
Logam transisi pada periode VB memiliki kerapatan dan titik didih yang
cenderung semakin besar. Hal ini dikarenakan ikatan logamnya kuat karena memiliki
lebih banyak elektron-elektron dari subkulit ns dan (n-1)d yang terlibat dalam ikatan
logamnya. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s,
sehingga ikatannya semakin kuat. Ikatan yang semakin kuat ini menyebabkan
kerapatannya besar dan membutuhkan suhu yang besar untuk mendidihkannya, jadi
dalam satu periode VB densitas dan titik didihnya semakin besar.

Trend Densitas
8.4

10.2

6.49
4.47
1

12.4
11.5 12.2

12

10.5
10
9 8.65
8

Trend Titik Didih


5560
4900
3580
2927

4500

3980

3300
2210

2140

765
titik didihy

zr

Nb

Mo

Tc

Ru

Rh

Pd

Ag

Cd

Unsur-unsur transisi periode kelima (deret kedua) sebagai berikut :


A. Yttrium (Itrium)
Itrium terdapat dalam mineral-mineral langka di bumi. Pemasukan itrium ke dalam
golongan logam tanah jarang dilakukan dengan alasan kesamaan sifat. Logam tanah
jarang tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melainkan dalam bentuk senyawa
kompleks.
1. Sejarah
Sesuai dengan namanya, unsur ini jarang ditemukan di bumi. Yttria(itrium
oksida,Y2O3), ditemukan oleh JohannGadolinpada 1794dalammineral yang
disebutgadolinitdariYtterby.

Ytterbyadalah

tempat

darisebuah

tambangdi

Swediayangmengandung mineralyang tidak biasa dan banyakmengandungerbium,


TB,

dan

Iterbiumsertaitrium.

FriedrichWohlermemperolehunsuryang

tidak

murnipada tahun 1828dengan mereduksikloridaanhidrat(YCl3) dengan kalium.


2. Informasi Umum
Nama
: Yttrium (Itrium)
Simbol
:Y
Nomor Atom
: 39
Massa Atom
: 88.90585
Periode
:V
Blok
: blok d
Warna
: putih keperakan
Klasifikasi
: logam
3. Sumber
Itrium terdapat dalam mineral-mineral langka di bumi. Hasil analisis bebatuan
bulan yang dibawa awak antariksa misi Apollo menunjukkan kandungan tinggi
itrium. Secara komersil, itrium diambil dari pasir monazite yang mengandung
unsur ini sebanyak 3%, dan dari bastnasite yang mengandung 0,2%. Wohler

mendapatkan unsur ini yang tidak murni pada 1828 dengan cara reduksi
anhydrous chloride dengan kalium. Logam ini diproduksi secara komersil dengan
mereduksi fluorida dengan logam kalsium. Ia dapat juga dipersiapkan dengan
tehnik lain. Di bawah ini adalah sumber mineral itrium.
Bastnaesite (CeFCO3)
Merupakan sebuah fluoro-carbonate cerium yang mengandung 6070%
Oksida logam tanah jarang. Mineral bastnaesite merupakan sumber logam
tanah jarang yang utama di dunia. Itrium terdapat dalam bastnaesite sebanyak
0.2 %.
Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3)
Merupakan senyawa phospat logam tanah jarang yang mengandung 50-70%
Oksida LTJ. Monasite diambil dari mineral pasir berat yang merupakan hasil
samping dari senyawa logam berat lain. Secara komersil, itrium diambil dari
pasir monazite yang mengandung unsur ini sebanyak 3%.
Xenotime (YPO4)
Merupakan senyawa ittrium phosphat yang mengandung 54-65% logam tanah
jarang termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotipe juga mineral yang di
temukan dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan batuan leleh.
4. Sifat-Sifat
Sifat-Sifat
Nomor Atom
Berat Atom
Konfigurasi Elektron
Elektronegatifan
Titik leleh
Titik didih
Densitas
Fase (suhu kamar)
Klasifiksi elemen
Bilangan Oksidasi
Energi Ionisasi 1
Energi ionisasi ke-2
Entalpi Fusi
Entalpi Uap
Entalpi atomisasi

Ytrium
39
88.905
[Kr]4d1 5s2
1.2
1530
3264
4.47 gr/cm3
Solid
Logam
+3
600
1180
11.4 kJ mol-1
380 kJ mol-1
425 mol-1

5. Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan unsur itrium dapat ditentukan dengan menggunakan
konfigurasi elektronnya. Itrium memiliki nomor atom 39 dengan konfigurasi
elektron sebagai berikut : 39Y = [Kr] 4d1 5s2

Dengan menggunakan konfigurasi elektron di atas, dapat diketahui bahwa unsur


itrium memiliki 1 elektron bebas pada kulit d. Adanya elekron bebas pada unsur
ini menyebabkan sifat paramagnetik pada itrium, artinya mineral yang dapat
ditarik oleh magnet, tetapi tertarik dengan lemah.
6. Senyawa Kompleks
Salah satu senyawa kompleks yang dibentuk oleh unsur yttrium adalah
[YCl6]3-, ion hekakloroitrium (III). Bilangan oksidasi atom pusat dari unsur itrium
yaitu 3+. Berdasarkan teori VSEPR, bentuk geometri senyawa kompleks [YCl 6]3adalah oktahedral. Hal ini dikarenakan senyawa ini lebih stabil dengan
membentuk struktur oktahedral, gaya tolak antar ligan dalam kompleks tersebut
paling kecil dengan membentuk struktur oktahedral. Angka 6 pada kompleks
[YCl6]3- menunjukkan bilangan koordinasi. Dengan menggunakan teori VSEPR,
dapat diketahui jika bentuk geometri suatu kompleks dengan bilangan koordinasi
6 adalah oktahedral.
Teori VBT juga dapat menjelaskan bentuk geometri kompleks [YCl 6]3-. Teori
ini menyatakan bahwa ikatan antara ligan dengan logam merupakan ikatan
kovalen koordinasi, dengan pasangan elektron bebas yang disumbangkan oleh
ligan. Logam pusat menyediakan orbital-orbital kosong yang telah mengalami
hibridisasi untuk ditempati oleh PEB dari ligan. Memiliki hibridisai sp3d2.
7. Warna Kompleks
Seperti telah dijelaskan di atas, warna senyawa unsur transisi berkaitan dengan
pengisian elektron pada subkulit d. Elektron pada orbital d akan menempati
tingkat energi t2g. Dengan menggunakan konfigurasi elektron dari kompleks
[YCl6]3- maka warna pada kompleks tersebut dapat dijelaskan. Berikut ini adalah
konfigurasi elektron kompleks [YCl6]31
2
39Y = [Kr] 4d 5s
Y3+ = [Kr] 4d0 5s0

Karena ion Y3+ tidak memiliki electron pada orbital-d maka tidak terjadi eksitasi
elektron atau transisi d-d sehingga kompleks tidak dapat menyerap cahaya dan
menyebabkan kompleks [YCl6]3- tidak berwarna.
8. Reaksi-reaksi
a. Reaksi itrium dengan oksigen
Logam itrium bereaksi lambat di udara dan terbakar dengan cepat untuk
membentuk itrium (III) oksida, Y2O3. Adapun persamaan reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut.
4Y + 3O2 2Y2O3
b. Reaksi itrium dengan air
Ketika dipanaskan logam itrium larut dalam air untuk membentuk larutan
yang mengandung persamaan ion Y (III) bersama-sama dengan gas
hidrogen, H2.
2Y (s) + 6H2O (aq) 2Y3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
c. Reaksi itrium dengan halogen
Itrium sangat reaktif terhadap unsur-unsur halogen, flour (F 2), klor (Cl2),
brom (Br2), yodium (I2) dan terbakar untuk membentuk trihalida masingmasing

yaituyttrium(III)fluorida,YF3,

itrium(III)

klorida,

YCl3,

itrium(III)bromida,YBr3, dan yttrium(III)iodida, YI3.


2Y(s) + 3F2(g) 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) 2YI3(s)
d. Reaksi itrium dengan asam
Logam itrium mudah larut dalam asam klorida encer untuk membentuk
larutan yang mengandung persamaan ion Y(III) bersama-sama dengan gas
hidrogen, H2.
2Y(s) + 6HCl(aq) 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
9. Struktur Kristal

Heksagonal
10. Teknik Isolasi
Itrium ditemukan dalam mineral lantanoid, ekstraksi itrium dan logam lantanoid

dari bijih sangat kompleks. Teknik pemurnian modern untuk campuran garam
lanthanoidini melibatkan teknik kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan ion
kromatografi pertukaran. Itrium murni tersedia melalui penurunan YF3 dengan
logam kalsium.
2YF3 + 3Ca 2Y + 3CaF2
Isolasi dapat juga dilakukan menggunakan resin penukar ion dengan pemisahan
Sr dan Y. Itrium harus dikondisikan agar membentuk senyawa kompleks anion.
Perbedaan muatan antara Y dan Sr menjadi dasar pemisahan dengan
menggunakan resin penukar kation. Ion Sr akan terikat pada resin penukar kation
dan kompleks itrium (YCl6)3- keluar dari kolom.

11. Kegunaan
Yttrium oksida, contoh YVO3 dan Y2O3 fosfor europium untuk memberi
warna merah pada tabung televisi.Layar televisi yang masih memakai teknologi
tabung (cathode ray tube/CRT).Pada awal penemuan teknologi televisi berwarna
CRT tidak mampu menghasilkan warna merah yang bagus sampai akhirnya bahan
aktifnya dicampur dengan unsur yttrium dan erupium yang mampu menghasilkan
cahaya merah.Teknologi ini menggunakan voltase tinggi.Elektron ditarik ke kutub
positif yang berfokus pada silinder.Berkas cahaya membentur fosfor yang
menyelimuti bagian atastabung.
Itrium juga dipakai di sistim laser. Ia juga memiliki kegunaan di keramik dan
gelas, karena oksidanya memiliki titik lebur yang tinggi dan resistansi terhadap
benturan dan karakteristik ekspansi yang rendah.
B. Zirkonium
Nama zirkon berasal dari bahasa Persia zargun yang memberikan deskripsi
warna batu permata yang sekarang dikenal sebagai zircon, jargon, hyacinth, atau

ligure. Mineral ini, dalam berbagai variasinya disebut juga dalam Injil. Zirkonium
merupakan unsure ke-19 paling berlimpah dengan warna unsur putih keperakan.
1. Sejarah
Zirkonium ditemukan oleh kimiawan Jerman, Martin Heinrich Klaproth, yang
pertama kali memisahkan oksida dari mineral zircon pada tahun 1789. Zirkonium
(Zr) paling sering ditemukan dan diekstraksi dari zirconium silikat dan mineral
baddeleyite oksida.
2. Sumber
Zirkonium tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas.Bijih utama adalah
Zirkon(ZrSiO4) dan ini ditemukan dalam depositdi Australia, Brasil, India,
Malysis, Rusia, dan Amerika Serikat. Zirkonium ditemukan dalams pektrum
bintang-bintang tipe S dan telah diidentifikasi dalam matahari dan meteor. Imlek
batu sampel menunjukkan dungan oksida zirkonium sangat tinggi dibandingkan
denganbatuan daribumi.Zirkonium ditemukan umumnya pada batuan beku dan
dalam kerikil serta pasir sebagai batuan beku hasil erosi. Dalam bentuk ini, zirkon
sering bercampur dengan silica, ilmenit, dan rutile. Sebagian besar dari zirkon
yang digunakan dalam industri saat ini berasal dari pasir dan kerikil. Sumber
mineral zirkonium terdapat dalam Baddeleyite (ZrO2) dan Zirkon (ZrSiO2).
3. Kelimpahan
Zirkonium memiliki lima isotop stabil, yang digunakan sedikit untuk produksi
radioisotop.
Isotop
90

Zr
Zr
92
Zr
94
Zr
96
Zr
91

Massa Atom

Kelimpahan

89.9047026
90.9056439
91.9050386
93.9063148
95.908275

(Atom %)
51.45
11.22
17.15
17.38
2.80

4. Sifat-Sifat
Sifat-Sifat
Nomor Atom
Massa Atom
Konfigurasi elektron
Keelektronegatifan
Jari-jari atom
Titik leleh
Titik didih
Densitas

Zirkonium
40
91.224
[Kr] 4d2 5s2
1.4
160 pm
1857
4200
6.51

Hfus
Hvap

19.2 kj/mol
567 kJ/mol

5. Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan unsur zirkonium dapat diketahui dengan menggunakan
konfigurasi elektronnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan pada orbital d
dalam konfigurasi elektron menyebabkan unsur ini bersifat paramagnetik.
2
2
40Zr = [Kr]4d 5s
6. Persenyawaan Zirkonium
Reaksi dengan Oksigen :
Reaksinya : Zr (s) + O2 (g) ZrO2 (s)
Reaksi dengan asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam zirkonium bereaksi dengan asam.
Reaksi dengan halogen
Zirkonium bereaksi dengan halogen membentuk zirakonium (IV) halida.
Zr (s) + 2F2 (g) ZrF4 (s)
Zr (s) + 2Cl2 (g) ZrCl4 (s)
Zr (s) +2Br2 (g) ZrBr4 (s)
Zr (s) + 2I2 (g) ZrI4 (s)
Reaksi dengan air
Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaandi bawah normal.
Reaksi dengan Sulfida membentuk ZrS2
Reaksi dengan Selenida membentuk ZrSe2
Reaksi dengan Telluridamembentuk ZrTe2
Reaksi dengan Nitridamembentuk ZrN
Reaksi dengan karbonilmembentuk Zr (CO)7
7. Senyawa Kompleks
Contohnya adalah zirkonium tetraklorida (IV), ZrCl4. Bilangan oksidasi atom
pusat dalam senyawa kompleks ZrCl4 adalah +4 dan bilangan koordinasinya 4.
Dengan menggunakan teori VBT, bentuk struktur geometrinya dapat diketahui.
Memiliki hibridisasi sp3 tetrahedral
8. Warna Kompleks
Kompleks ZrCl4 merupakan senyawa yang tidak berwarna, hal ini dikarenakan
pada bentuk ion Zr4+ orbital d tidak terisi oleh electron sehinggan tidak terjadi
eksitasi elektron (transisi d-d).
9. Pembuatan
Teknik yang digunakan dalam pembuatan ZrCl4 dari zircon adalah klorinasi
zircon. Klorinasi zircon dilakukan dengan mengubah zircon kedalam bentuk
zirconium karbida dengan menggunakan grafit dengan temperatur proses 1800C.
ZrSiO4 + 4C ZrC + SiO + 3CO
Silikon monokisida menguap pada temperatur 1800C. setelah itu ZrC diubah
menjadi ZrCl dengan cara kloronasi pada temperature 500C.
ZrC + 2Cl2 ZrCl4 + C

10. Kegunaan
- Sebagai campuran bahan peledak
- Sebagai campuran dalam pembuatan baja
- Sebagai pelapis dalam industri kimia karena sifatnya yang tahan korosi.
C. Niobium
1. Sejarah
Ditemukan pada tahun 1801 oleh Hatchett. Logam ini dimurnikan pertama kali
pada tahun 1864 oleh Bloomstrand, yang mereduksi garam niobium klorida dengan
proses pemanasan dengan menggunakan hidrogen dari atmosfer.
2. Sumber
Unsur ini ditemukan dalam mineral niobit (atau kolumbit), niobit-tantalit, paroklor
dan euksenit. Niobium dengan kadar tinggi ditemukan bergabung bersama
karbonatit (batuan karbon-silikat), sebagai salah satu komponen penyusun paroklor.
Bijih kaya niobium ditemukan di daerah Kanada, Brazil, Nigeria, Zaire, dan di
Rusia.
3. Sifat-Sifat
Niobium berwarna putih berkilau, lunak dan bisa ditempa. Bila terpapar dengan
udara pada suhu kamar dengan waktu yang cuku lama, warnanya berubah menjadi
Sifat kemagnetan unsure zirconium dapat diketahui dengan menggunakan
konfigurasi elektronnya. Adanya electron yang tidak berpasangan pada orbital d
dalam konfigurasi elektron menyebabkan unsur ini bersifat paramagnetik.

4. Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan unsur niobium dapat ditentukan dengan menggunakan konfigurasi
elektronnya. Adapun konfigurasi elektron dari unsur ini yaitu [Kr] 4d4 5s1. Karena
terdapat terdapat elektron yang tidak berpasangan, maka unsur ini bersifat
paramagnetik.
5. Kelimpahan
Tabel di bawah ini menunjukkan informasi tentang isotop pada unsur niobium.
Isotop
89
Nb
90
Nb
91
Nb
92
Nb
94
Nb
95
Nb
96
Nb
97
Nb

Massa
88.91349
89.911263
90.906989
91.907192
93.907282
94.906834
95.908099
96.908096

Waktu Paruh
1.10 h
14.6 h
700 y
3.7 x 107 y
24000 y
34.97 d
23.4 h
1.23 h

6. Reaksi-Reaksi
Reaksi Niobium dengan udara
Nb tidak bereaksi dengan air dan udara pada kondisi normal, karena permukaan
logamnya telah dilapisi oleh lapisan oksida.
Reaksi niobium dengan halogen
Nb bereaksi dengan halogen pada suhu yang tinggi untuk membentuk Nb (V)
halida.
2Nb(s) + 5F2(g) NbF5(s)
2Nb(s) + 5Cl2(g) NbCl5(l)
2Nb(s) + 5Br2(g) NbBr5(s)
2Nb(s) + 5I2(g) NbI5(s)

[putih]
[kuning]
[jingga]

Reaksi niobium dengan asam


Niobium tidak reaktif terhadap asam pada suhu kamar, tetapi dapat larut dalam
asam fluorida, HF, atau dalam campuranHF danasam nitrat,HNO3.
Reaksi niobium dengan basa
Logamniobiumsangat
resistanterhadap
seranganalkalicairtetapiakan
larutperlahan-lahan.
7. Senyawa Kompleks dan Warnanya
Senyawasenyawa pada unsur transisi umumnya berwarna. Warna senyawa
merupakan akibat dari cahaya tampak yang dipancarkan oleh elektron dari masingmasing partikel senyawa yang kembali ke tingkat energi awal setelah mengalami
eksitasi. Eksitasi selalu terjadi setiap saat ketika elektron-elektron itu menyerap
cahaya dari lingkungan.

Ion Nb4+ pada senyawa kompleks [NbCl6]2- memiliki warna kuning.


Berdasarkan CFT (Crystal Field Theory), warna yang ditimbulkan oleh suatu
senyawa terjadi akibat adanya transisi d-d. Elektron yang berada pada orbital t 2g
akan tereksitasi pada orbital eg ketika dikenai sinar. Energi yang dibutuhkan untuk
eksitasi tersebut berada pada panjang gelombang daerah sinar visible sehingga
warna dari senyawa dapat diamati.
8. Kegunaan
Niobium digunakan dalam pengelasan menstabilkan baja tahan karat.
Penerapan superkonduktif ini memberikan harapan generasi sumber listrik yang
baru dalam skala besar. Niobium juga umum digunakan perhiasan wanita.Niobium
dapat digunakan sebagai bahan superkonduktor yaitu alloy Nb-Zr.
D. Molibdenum (Mo)
1. Sejarah
Pada tahun 1778CarlScheeleWelhelmmelakukan penelitianpada suatubijih
yang

sekarang dikenal sebagaimolibdenit. Dia menyimpulkan bahwaitu

tidakmengandung

timbalseperti

yangdidugapada

saat

itu

danmelaporkan

bahwamineralyang terdapatelemen baruyang ia sebutmolibdenumsetelahmineral.


Logammolibdenumdipersiapkandalam

bentukmurnipada

tahun

1782oleh

PeterJacobHjelm.
2. Isolasi
Logam Mo dapat diperoleh dari MoS2 dengan beberapa perlakuan :
2MoS2(s) + 7O2(g) 2MoO3(s) + 4SO2
MoO3(s) + H2(g) MoO2(s) + H2O
MoO2(s) + 2H2(g) Mo(s) + 2H2O
3. Sumber
Molibdenum tidak ditemukan bebas di alam. Bijih molibdenum utama adalah
molibdenit (molibdenum disulfida, MoS2) dan wulfenit (PbMoO4), logam
molibdenit tersebut diperoleh dari pertambangan langsung.
4. Isotop
Isotop molibdenumMo-95 digunakan untukproduksiradioisotopmedisRu-97. Mo96 digunakanuntuk produksiradioisotopTc-96 dan Tc-95m, yang keduanya
memiliki aplikasimedis.KebanyakanMoisotopjuga digunakan dalamstudi gizipada
manusia.DepletedMo-95 telah disarankanuntuk digunakan dalamelemen bahan
bakarUMountuk ujibahan(flukstinggi)reaktor.Isotopmolibdenumdapat diperoleh
dariJejakIlmu PengetahuanInternasional.

5. Sifat Fisika dan Kimia


Molibdenum berwarna putih keperak-perakan, sangat keras (tapi lebih lembut dan
bisa ditempa daripada wolfram).Elastisitasnya tinggi.Molibdenum, wolfram dan
tantalum adalah logam-logam dengan titik cair yang tinggi.
Sifat fisik

Sifat kimia
a. Reaksi dengan air
Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan.
b. Reaksi dengan oksigen
Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal. Pada
temperatur tinggi membentuk molibdenum (VI) trioksida.
Reaksi : 2MO(S) + 3O2(g) 2MoO3(S)
c. Reaksi dengan halogen
Pada temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluor membentuk
Molibdenum (VI) fluorida.
Reaksi :

Mo(S) + 3F2(g) MoF6(l)

6. Sumber
Molibdenum tidak ditemukan bebas di alam. Bijih molibdenum utama adalah
molibdenit (molibdenum disulfida, MoS2) dan wulfenit (PbMoO4), logam
molibdenit tersebut diperoleh dari pertambangan langsung.

7. Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan unsur molibdenum dapat ditentukan dengan menggunakan
konfigurasi elektronnya. molibdenum memiliki nomor atom 42 dengan
konfigurasi elektron sebagai berikut :
Mo = [Kr] 4d5 5s1

42

Dengan menggunakan konfigurasi electron di atas, dapat diketahui bahwa unsure


molibdenum memiliki 5 elektron bebas pada kulit d. Adanya elekron bebas pada
unsure ini menyebabkan sifat paramagnetik pada molibdenum, artinya mineral
yang dapat ditarik oleh magnet, tetapi tertarik dengan lemah.
8. Senyawa Kompleks
Salah satu senyawa kompleks yang dibentuk oleh unsur molibdenum adalah
[MoCl6]2- , ion heksakloromolibdenum (2-). Bilangan oksidasi atom pusat dari
unsur molibdenum adalah 4+.
Berdasarkan teori VSEPR, bentuk geometri senyawa kompleks [MoCl6]2adalah oktahedral. Hal ini dikarenakan senyawa ini lebih stabil dengan
membentuk struktur oktahedral, gaya tolak antar ligan dalam kompleks tersebut
paling kecil dengan membentuk struktur oktahedral. Angka 6 pada kompleks
[MoCl6]2- menunjukkan bilangan koordinasi. Dengan menggunakan teori VSEPR,
dapat diketahui jika bentuk geometri suatu kompleks dengan bilangan koordinasi
6 adalah oktahedral.
9. Warna Senyawa Kompleks
Senyawasenyawa pada unsur transisi umumnya berwarna. Warna senyawa
merupakan akibat dari cahaya tampak yang dipancarkan oleh elektron dari
masing-masing partikel senyawa yang kembali ke tingkat energi awal setelah
mengalami eksitasi. Eksitasi selalu terjadi setiap saat ketika elektron-elektron itu
menyerap cahaya dari lingkungan.
Ion Mo4+ pada senyawa kompleks [MoCl6]2- memiliki warna kuning.
Berdasarkan CFT (Crystal Field Theory), warna yang ditimbulkan oleh suatu
senyawa terjadi akibat adanya transisi d-d. Elektron yang berada pada orbital t 2g
akan tereksitasi pada orbital eg ketika dikenai sinar. Energi yang dibutuhkan untuk
eksitasi tersebut berada pada panjang gelombang daerah sinar visible sehingga
warna dari senyawa dapat diamati.
10. Kegunaan :
- Sebagai agen logam dalam pembuatan tembaga
- Meningkatkan kekuatan baja pada suhu tinggi
- Elektroda untuk tungku kaca yang dipanaskan dengan listrik
- Aplikasi dalam energi nuklir
- Rudal dan bagian pesawat
- Sebagai katalis dalam pemurnian minyak bumi
- Filamen materi dalam aplikasi listrik
- Elemen jejak penting dalam nutrisi tanaman. Beberapa tanah yang tandus
karena kekurangan unsur ini dalam tanah

Molibdenum disulfida adalah pelumas yang baik, terutama pada suhu tinggi di
mana minyak biasa membusuk

E. Teknesium
Teknesium adalah suatu unsur kimia dalam table periodik yamg mempunyai lambang
Tc dan nomor atom 43. Teknesium ditemukan oleh Carlo Perrier dan Emillo Segre
tahun 1937 di Italia. Logam teknesium berwarna putih keabu-abuan. Isotop yamg
paling stabil adalah 99Tc dengan waktu paruh 2.2 x 105 tahun.
1. Sejarah
Teknesium adalah unsur pertama yang dihasilkan secara buatan. Semula
diduga bahwa unsur bernomor atom 43 ini adalah dasar dari tabel periodik. Hal ini
baru diketahui salah pada tahun 1925. Saat itu, teknesium dikenal sebagai
masurium. Unsur ini ditemukan oleh Perrier dan Segre di Itali pada tahun 1937.
Teknesium juga ditemukan bersamaan dalam sampel molibdenum yang dikirim
oleh E. Lawrence, yang ditembak dengan deutron dalam siklotron Berkeley.
Sejak penemuan teknesium, semua penelitian mengenai unsur yang berkaitan
dengan bumi terus dilakukan. Akhirnya pada tahun 1962, Teknesium 99 diisolasi
dan diidentifikasi dari bijih kaya uranium Afrika, hanya dalam hitungan menit,
sebagai hasil reaksi fisi spontan Uranium-238 oleh B.T Kenna dan P.K Kuroda.
Jika teknesium benar-benar ada, maka konsentrasinya sangat kecil. Teknesium
ditemukan dalam spektrum bintang tipe S, M, dan N, dan keberadaannya dalam
spektrum bintang mengarah pada teori baru yakni, produksi unsur berat di bintangbintang.

2. Sumber
Logam dan senyawa teknesium jarang ditemukan di alam.Kebanyakan
diperoleh dari radiasi kosmik yang sangat kuat dari Mo (molybdenum), Nb
(niobium), Ru (Ruthenium) atau melalui pemecahan spontan dari uranium.Semua
isotop teknesium bersifat radioaktif.
3. Sifat Fisika dan Kimia
Teknesium adalah logam berwarna abu-abu keperakan yang dapat menjadi
kusam perlahan-lahan dalam udara lembab. Bilangan oksidasi Teknesium adalah
+7, +5, dan +4 . Sebagai oksidator, teknesium (VII) akan terdapat sebagai ion
pertekhnetat,

TcO4-.

Sifat

kimia

teknesium

dilaporkan

mirip

dengan

rhenium.Teknesium larut dalam asam nitrat, aqua regia, dan asam sulfat pekat,

tapi tidak dapat larut dalam asam klorida dalam berbagai konsentrasi. Unsur ini
merupakan penghambat korosi yang luar biasa untuk baja.
Sifat Fisika
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor

teknesium, Tc, 43

atom
Deret kimia

logam transisi

Golongan, Periode, Blok


Penampilan

7, 5, d
Abu-abu keperakan

Massa atom
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit

[98](0) g/mol
[Kr] 4d5 5s2
2, 8, 18, 13, 2
Ciri-ciri fisik
Fase
padat
Massa jenis (sekitar suhu
11 g/cm
kamar)
Titik lebur

2430 K

Titik didih

(2157 C, 3915 F)
4538 K
(4265 C, 7709 F)
33.29 kJ/mol
585.2 kJ/mol
(25 C) 24.27 J/(molK)
Tekanan uap

Kalor peleburan
Kalor penguapan
Kapasitas kalor
P/Pa

10

100

1k

10 k

100 k

pada T/K

2727

2998

3324

3726

4234

4894

Ciri-ciri atom
Struktur kristal
Bilangan oksidasi

Hexagonal
7

Elektronegativitas
Afinitas elektron
Energi ionisasi

1.9 (skala Pauling)


-53 kJ/mol
pertama: 702 kJ/mol
ke-2: 1470 kJ/mol
ke-3: 2850 kJ/mol
135pm
183pm
156pm

Jari-jari atom
Jari-jari atom (terhitung)
Jari-jari kovalen

Sifat kimia
1. Reaksi dengan air
Teknesium tidak beraksi dengan air
2. Reaksi dengan udara
Teknesium dalam bentuk bubuk dan sponge lebih reaktif. Ketika dibakar
dengan oksigen menghasilkan teknesium (VII) oksida sesuai reaksi :
4Tc(s) + 7O2(g) 2Tc2O7(s)
3. Reaksi dengan halogen
Teknesium direaksikan dengan fluorin menghasilkan campuran teknesium
(VI) fluorida, sesuai reaksi :
Tc(s) + F2(g) TcF6(s)
2Tc(s) + 7F2(g) 2TcF7(s)
4. Reaksi dengan asam
Teknesium tidak larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam
hidroflourik (HF). Teknesium dapat larut dalam asam nitrit (HNO3) atau
H2SO4, dimana dalam keduanya akan teroksidasi untuk membentuk
larutan asam perteknetik (HTcO4), yang memiliki bilangan oksidasi stabil
+7.

4. Isolasi
Teknesium dibuat pertama kali dengan menembakkan molybdenum dengan
deuteron (hydrogen berat) di siklotron dan merupakan elemen buatan pertama.Di
bumi teknesium diproduksi melalui peluruhan uranium 235 di reactor
nuklir.Teknesium juga dideteksi pada spektra bintang dan matahari.
5. Isotop
Ada 22 isotop teknesium dilaporkan, dengan kisaran massa dari 90 111. Semua
isotop teknesium bersifat radioaktif. Teknesium adalah salah satu dari dua unsur
dengan massa atom lebih kecil dari 83 yang tidak memiliki isotop stabil,

sementara unsur lainnya adalah promethium (dengan massa atom 61). Teknesium
memiliki tiga isotop dengan masa paruh waktu radioaktif yang cukup panjang
yaitu: 97Tc (T1/2 = 2.6 x 106 tahun),98Tc (T1/2 = 4.2 x 106 tahun) dan 99Tc (T1/2 = 2.1 x
105 tahun). Isotop 97Tc dalam keadaaan meta (meluruh) dengan paruh waktu (T 1/2 =
61 hari) digunakan dalam dunia penyelidikan (forensik). Namun, isotop Tc yang
paling berguna adalah 99Tc yang berada dalam kondisi meta state (T 1/2 = 6.01 jam)
digunakan dalam dunia medis yang memanfaatkan isotop radioaktif, karena masa
parauh waktu yang pendek, energi sinar gamma yang dipancarkan, dan
kemampuan Teknesium untuk berikatan secara kimiawi dengan banyak molekul
biologis yang aktif. Oleh karena

99

Tc merupakan hasil reaksi fisi dari uranium

dalam reaktor nuklir, maka produksi skala besar telah dilakukan selama beberapa
tahun ini.Saat ini, terdapat sejumlah kilogram teknesium yang telah tersedia.
6. Kompleks Organik Teknesium
Teknesium banyak membentuk kompleks organik, yang relatif baik diselidiki
karena bermanfaat dalam kedokteran nuklir. Karbonil teknesium[Tc

(CO)

10

adalah padatan putih. Dalam molekul ini, dua teknesium atom lemah terikat satu
sama lain; setiap atom dikelilingi oleh lima ligan karbonil oktahedral. Panjang
ikatan antar atom Tc, 303 pm, secara signifikan lebih besar dari jarak antara dua
atom dalam logam teknesium (272 pm).
Sebuah kompleks teknesium dengan ligan organik (ditunjukkan pada gambar
di sebelah kiri) umumnya digunakan dalam kedokteran nuklir. Ia memiliki Tc-O
kelompok fungsional (bagian) yang berorientasi tegak lurus terhadap bidang
molekul, dimana atom oksigen dapat digantikan oleh atom nitrogen.

7. Sifat kemagnetan
Sifat kemagnetan yang
unsur43Tc

adalah

dimiliki
paramagnetik,

oleh
hal

ini dikarenakan ada 5 elektron pada orbital d yang tidak berpasang-pasangan.


5
2
43Tc = [Kr] 4d 5s
8. Pembentukan senyawa kompleks dan warna kompleks
Contoh dari senyawa kompleks yang dibentuk oleh unsur 43Tc adalah
K2[Tc(CN)6], nama senyawa kompleks ini ialah kalium heksasianoteknesium.

Bilangan kordinasi dari senyawa kompleks ini ialah 6 dan bilangan oksidasi dari
senyawa ini ialah +4, sehingga stoikiometri yang dibentuk ialah oktahedral. Warna
yang dibentuk atau warna komplementer dari senyawa ini ialah biru, hal ini
dikarenakan adanya transisi elektron dari orbitak t2g ke orbital eg pada orbital d.
Transisi elektron ini menyerap pada panjang gelombang 500 nm dan warna
komplementernya merah, sehingga warna yang tampak oleh mata, ialah warna
merah.
9. Kegunaan
-

Teknesium dapat mencegah korosi dan stabil dalam melawan aktivitas


neutron,sehingga dapat digunakan untuk membangun reaktor nuklir.

Isotop Tc-99m digunakan untuk memberikan sumber radiasi/terapi dengan


memancarkan sinar gamma murni dalam pengobatan karena dapat
mendeteksi tumor di organ hati, otak, tiroid dan limpa.

Untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit


penyakit, seperti tumor. Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m)memiliki
waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang
dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan.

F. Unsur 44Ru (Rutenium)


1. Sejarah
Pada tahun 1827, Berzelius dan
Osann menguji residu yang tersisa
setelah melarutkan platina kasar dari
pegunungan Ural dalam aqua regia. Bila
Berzelius tidak menemukan logam-logam
yang tidak lazim, sementara Osann
menduga bahwa ia telah menemukan tiga
logam baru, yang salah-satunya

ia

namakan rutenium. Pada tahun 1844, Klaus dikenal oleh khalayak sebagai penemu
rutenium dan menunjukkan bahwa rutenium oksida yang didapat Osann sangat tidak
murni dan mengandung logam baru. Klaus mendapatkan 6 gram rutenium dari
residu pelarutan platina kasar yang tidak larut dalam aqua regia.
2. Sumber
Sebagai anggota dari grup platina, rutenium terdapat di alam dengan anggota
grup platina yang lain dalam bijih yang berasal dari pegunungan Ural, , Amerika
Utara dan Amerika Selatan. Rutenium juga ditemukan bersama logam grup platina
dalam jumlah sedikit tapi dihasilkan secara komersial dalam mineral pentlandit
(mineral besi-nikel sulfida, (Fe,Ni)9S8) di daerah Sudbury, kawasan penambangan
nikel Ontario, dan dalam mineral piroksinit di Afrika Selatan.
3. Produksi
Rutenium diisolasi besar-besaran dengan proses kimiawi yang rumit, dengan
tahap akhirnya adalah reduksi ammonium rutenium klorida dengan hidrogen, yang
menghasilkan bubuk rutenium. Bubuk ini disatukan dengan tekhnik metalurgi
bubuk atau dengan pengelasan busur argon.
4. Sifat Fisika dan Kimia
Rutenium dapat dilapisi dengan metode elektro deposisi atau dengan metode
dekomposisi suhu. Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang paling
efektif, dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk menghasilkan
sifat hambatan listrik yang luar biasa. Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan
bersifat superkonduktif pada suhu 10.6K. Ketahanan korosi pada titanium dapat
diperbaiki seratus kali lipat dengan penambahan 0.1% rutenium.

Rutenium juga merupakan katalis yang serba guna. Asam sulfida dapat dipecah
oleh cahaya dengan menggunakan suspensi partikel CdS yang diisi dengan rutenium
oksida. Diduga dapat diterapkan untuk menghilangkan H 2S pada pemurnian oli dan
proses industri yang lainnya. Setidaknya, ada delapan bilangan oksidasi yang
ditemukan, tapi di antara delapan bilangan tersebut, hanya bilangan +2, +3, +4 yang
umum ditemukan. Senyawa rutenium memiliki ciri-ciri yang menyerupai senyawa
kadmium.
Sifat fisika
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang,

ruthenium, Ru, 44

Nomor atom
Deret kimia

logam transisi

Golongan, Periode, Blok

8, 5, d

Penampilan

Logam perak keputihan

Massa atom
101.07(2) g/mol
Konfigurasi elektron
[Kr] 4d7 5s1
Jumlah elektron tiap kulit
2, 8, 18, 15, 1
Ciri-ciri fisik
Massa jenis (sekitar suhu
12.45 g/cm
kamar)
Massa jenis cair pada titik
lebur
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan
Kalor penguapan
Kapasitas kalor

10.65 g/cm

2607K (2334 C, 4233 F)


4423K (4150 C, 7502 F)
38.59 kJ/mol
591.6 kJ/mol
(25 C) 24.06 J/(molK)
Tekanan uap

P/Pa

10

100

1k

10 k

100 k

pada T/K

2588

2811

3087

3424

3845

4388

Struktur kristal
Bilangan oksidasi

Ciri-ciri atom
Hexagonal
2, 3, 4, 6, 8
(mildly acidic oxide)

Elektronegativitas
Energi ionisasi

2.2 (skala Pauling)


pertama: 710.2 kJ/mol
ke-2: 1620 kJ/mol
ke-3: 2747 kJ/mol
Jari-jari atom
130 pm
Jari-jari atom (terhitung)
178 pm
Jari-jari kovalen
126 pm
Lain-lain
Hambat jenis listrik
(0 C) 71 nm
Konduktivitas termal
(300 K) 117 W/(mK)
Ekspansi termal
(25 C) 6.4 m/(mK)
Kecepatan suara (kawat
(20 C) 5970 m/s
tipis)
Modulus Young
Modulus geser
Modulus ruah
Nisbah Poisson
Skala kekerasan Mohs
Kekerasan Brinell
Nomor CAS

447 GPa
173 GPa
220 GPa
0.30
6.5
2160 MPa
7440-18-8

5. Reaksi-reaksi Rutenium
1. Reaksi dengan O2
Ketika dibakar dengan oksigen menghasilkan Rutenium (VIII) oksida dan
Rutenium (IV) oksida sesuai reaksi :
Ru(s) + 2O2(g) RuO4 (s)
Ru(s) + O2(g) RuO2 (s)
2. Reaksi dengan halogen
Rutenium direaksikan dengan fluorin menghasilkan campuran Rutenium (VI)
fluoride, sesuai reaksi :
Ru(s) + F2(g) RuF6(s)
3. Reaksi dengan basa
Rutenium larut dalam pelarut basa
6. Isotop
Rutenium alami terdiri dari tujuh isotop stabil . Selain itu, ada 34 isotop
radioaktif yang telah ditemukan. Dari jumlah radioisotop tersebut , yang paling
stabil adalah 106 Ru dengan waktu paruh dari 373,59 hari, 103 Ru dengan waktu paruh
dari 39,26 hari dan 97 Ru dengan paruh 2,9 hari.
Lima belas radioisotop lainnya telah ditandai dengan berat atom mulai dari
89,93 u

(90

Ru) ke 114,928 u

(115

Ru). Sebagian besar memiliki paruh yang kurang

dari lima menit kecuali 95 Ru (waktu paruh: 1,643 jam) dan 105 Ru (waktu paruh: 4,44
jam).
iso

NA

waktu paruh

DM

96

5.52%

Ru stabil dengan 52 neutron

97

syn

2.9 d d

98

1.88%

Ru stabil dengan 54 neutron

99

Ru
Ru
Ru
Ru

97

0.215, 0.324

0.226

103

0.497

0.039

106

12.7%

Ru stabil dengan 55 neutron

12.6%

Ru stabil dengan 56 neutron

101

17.0%

Ru stabil dengan 57 neutron

102

31.6%

Ru stabil dengan 58 neutron

Ru
Ru

103

Ru

syn

39.26 d

104

18.7%

Ru stabil dengan 60 neutron

106

syn

373.59 d

Ru
Ru

DP

100

Ru

DE (MeV)

Tc

Rh

Rh

7. Kegunaan
Merupakan pengeras platina dan paladium yang paling efektif, dan membentuk
alloy dengan platina atau paladium untuk menghasilkan sifat hambatan listrik
yang luar biasa
Rutenium juga merupakan katalis yang serba guna. Katalis dibuat dari
campuran antara senyawaan yang mengandung Ru dan Al2O3 atau TiO2, atau
SiO2. Katalis Ru digunakan pada sintesa etilen glikol, reaksi Fischer-Tropsch,
hidrogenasi dan metanasi.
8. Sifat kemagnetan
Sifat kemagnetan yang dimiliki oleh unsur

Ru adalah paramagnetik, hal ini

44

dikarenakan ada 3 elektron pada orbital d yang tidak berpasang-pasangan.


7
1
44Ru = [Kr] 4d 5s
7
4d
5s1

Paramagnetik

Struktur Kristal : Heksagonal


9. Pembentukan senyawa kompleks dan warna kompleks
Contoh dari senyawa kompleks yang dibentuk oleh unsur 44Ru adalah
[RuCl5(OH)]2- nama senyawa kompleks ini ialah ion
pentaklorohidroksorutenium(2-). Bilangan oksidasi dari senyawa ini ialah +4,
berdasarkan teori VBT stoikiometri yang dibentuk ialah tetrahedral. Warna yang
dibentuk atau warna komplementer dari senyawa ini ialah biru, hal ini dikarenakan
adanya transisi elektron dari orbital e ke orbital t2 pada orbital d. Transisi elektron
ini menyerap pada panjang gelombang 500 nm dan warna komplementernya merah,
sehingga warna yang tampak oleh mata, ialah warna merah.
G. RHODIUM
1. Sejarah
Rhodium adalah unsur kimia yang berwarna putih keperakan, keras,
merupakan logam transisi yang bersifat inert dan salah satu dari anggota platinum.
Unsur ini memiliki simbol Rh, bernomor atom 45, dan hanya mempunyai satu
isotop yaitu

103

Rh. Rodium yang terjadi secara alami ditemukan sebagai logam

bebas, paduan dengan logam yang sama, dan tidak pernah sebagai senyawa kimia.
Rhodium tahan terhadap korosi, ditemukan dalam bijih platina atau nikel
bersama-sama dengan anggota lain dari platinum kelompok logam. Unsur ini
ditemukan pada tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston dalam satu bijih
tersebut.
2. Sifat Sifat Rhodium
Rhodium adalah logam keras berwarna keperakan, tahan lama dan mempunyai
reflektansi yang tinggi. Logam Rhodium biasanya tidak membentuk oksida,
bahkan ketika dipanaskan. Oksigen diserap dari atmosfer hanya pada titik
leleh dari rhodium, tapi dilepaskan pada pembekuan. Rhodium memiliki titik
lebur yang lebih tinggi dan lebih rendah kepadatan dari platinum.

Nomor atom

45

Bilangan Oksidasi

2,3,4

Massa atom

102, 905

Entalphi peleburan

26,59 Kj/mol

Konfigurasi

[Kr] 5s1 4d8

Entalphi penguapan

494 Kj/ mol

elektron
Titik didih

37600C

Jari-jari atom

134

Titik Leleh

19600C

struktur

fcc

Gambar struktur Kristal dari Rhodium (Fcc):

Bentuk Kristal tersebut adalah fcc (Face Centered Cubic) yaitu sebuah kubus
dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada
pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus.
3. Kelimpahan di Alam
Kelimpahan Rhodium sangat kecil pada kulit bumi yaitu sekitar 10-6% - 107

% dan sering sebagai paduan dengan unsur lain seperti, osmiridium, arsenida dan

beberapa mineral lainnya. Unsur-unsur tersebut secara umum terakumulasi dengan


tembaga, perak dan emas. Sumber utama dari logam Rhodium ini terdapat di
Afrika Selatan, Rusia dan Kanada.
4. Sifat-Sifat Umum
Kemagnetan
Sifat kemagnetan dari suatu atom dapat dilihat dari ada tidaknya electron yang
berpasangan dalam suatu orbital atom. Apabila suatu atom memiliki electron yang
tidak berpasangan, maka atom tersebut bersifat paramagnetic, artinya atom tersebut
dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Sebaliknya apabila suatu atom memiliki
electron yang sudah berpasangan semua dalam suatu orbital, maka akan bersifat
diamagnetic, artinya atom tersebut tidak dipengaruhi oleh medan magnet. Rhodium
(Rh) dengan nomor atom 45 bersifat paramagnetik, hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat konfigurasi electronnya 45Rh = [Kr] 5s1 4d8 yang terdapat 2 elektron tidak
berpasangan pada sub kulit d.
5s1
4d8
PARAMAGNETIK
Senyawa kompleks

Unsur-unsur pada golong transisi memiliki kemampuannya untuk membentuk


senyawa kompleks. Senyawa kompleks adalah senyawa yang tersusun dari ion
logam dengan satu atau lebih ligan. Interaksi antara logam dengan ligan - ligan
dapat diibaratkan seperti reaksi asam-basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat
yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron (ligan) sedangkan
asam lewis merupakan zat yang menerima satu atau lebih pasangan elektron (ion
logam).
Contoh senyawa kompleks dari Rhodium yaitu [RhCl6]2- atau ion
heksaklororhodium(IV), unsur Rh sebagai atom pusatnya dan unsur Cl sebagai
ligannya. Kompleks ini mempunyai bilangan koordinasi 6, bilangan oksidasi +4,
dan mempunyai orbital hibrida d2sp3 sehingga bentuk senyawa kompleksnya adalah
octahedral. Berdasarkan VBT (Valenci Bonding Theory) struktur senyawa
kompleks berhubungan erat dengan susunan dalam ruang dari orbital-orbital atom
pusat yang digunakan dalam pembentukan ikatan.
4d

5s

5p

Keadaan dasar Rh4+


Keadaan tereksitasi Rh4+
Hibridisasi
d2sp3
Warna Senyawa Kompleks
Senyawasenyawa pada unsur transisi umumnya berwarna. Warna senyawa
merupakan akibat dari cahaya tampak yang dipancarkan oleh elektron dari masingmasing partikel senyawa yang kembali ke tingkat energi awal setelah mengalami
eksitasi. Eksitasi selalu terjadi setiap saat ketika elektron-elektron itu menyerap
cahaya dari lingkungan.
Ion Rh4+ pada senyawa kompleks [RhCl6]2- memiliki warna hijau. Berdasarkan
CFT (Crystal Field Theory), warna yang ditimbulkan oleh suatu senyawa terjadi
akibat adanya transisi d-d. Elektron yang berada pada orbital t 2g akan tereksitasi
pada orbital eg ketika dikenai sinar. Energi yang dibutuhkan untuk eksitasi tersebut
berada pada panjang gelombang daerah sinar visible sehingga warna dari senyawa
dapat diamati.

5. Persenyawaan dengan fluorida, klorida, bromide, iodide, oksida, sulfide,


telurida, dan selenida
Fluoride adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan fluor. Klorida
adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan klor. Bromida adalah molekul
yang dibentuk oleh unsur dengan brom. Iodida adalah molekul yang dibentuk oleh
unsur dengan yodium. Oksida adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan
oksigen. Sulfida adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan belerang.
Telurida adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan telurium. Dan selenida
adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan selen.
1. Fluorida
Rh3+ + FRhF3 (Rhodium trifluorida)
6+
Rh + F
RhF6 (Rhodium heksafluorida)
Rh4+ + FRhF4 (Rhodium tetrafluorida)
2. Klorida
Rh3+ + ClRhCl3 (Rhodium triklorida)
3. Bromida
Rh3+ + BrRhBr3 (Rhodium tribromida)
4. Iodida
Rh3+ + IRhI3 (Rhodium triodida)
5. Oksida
Rh4+ + O2RhO2 (Rhodium dioksida)
Rh3+ + O2Rh2O3 (Dirhodium trioksida)
6. Sulfida
Rh4+ + S2RhS2 (Rhodium disulfida)
3+
2Rh + S
Rh2S3 (Dirhodium trisulfida)
7. Selenida
Rh4+ + Se2RhSe2 (Rhodium diselenida)
8. Telurida
Rh4+ + Te2RhTe2 (Rhodium ditelurida)
Reaksi kimia unsur Rhodium
1. Reaksi rodium dengan udara

Rhodium sebagian besar kebal terhadap serangan atmosfer. Pada pemanasan


dengan oksigen pada suhu 600C, logam rhodium akan menjadi rodium(III)
oksida, Rh2O3 yang berwarna abu-abu gelap.
4Rh(s) + 3O2 (g) 2Rh2O3(s)
2. Reaksi rodium dengan air
Rhodium tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
3. Reaksi rodium dengan halogen
Logam rhodium bereaksi langsung dengan gas fluor untuk membentuk
rodium(VI) fluoride, RHF6 yang sangat korosif dan berwarna hitam.
Rh(s) + 3F2 (g) RHF6(s)
4. Reaksi rodium dengan asam
Logam rhodium akan

bereaksi

dengan

asam,

apabila

menggunakan aqua regia (campuran asam klorida, HCl, dan asam


nitrat,

HNO

, yang dikenal

karena

melarutkan logam emas).


6. Teknik Isolasi
Campuran yang mengandung

kemampuannya

perak,

emas,

untuk

palladium,

platinum dan rhodium ditambahkan bijih untuk menghilangkan


kandungan perak, emas, paladium, dan platinum yang dilakukan
dengan cara diekstraksi. Residu yang dihasilkan dilarutkan
dengan NaHSO4 dan campuran air hasil ekstraksi, kemudian
diekstraksi lagi untuk menghasilkan larutan yang mengandung
rodium

sulfat

Rh2(SO4)3.

Selanjutnya

diendapkan

dengan

penambahan NaOH dan dilarutkan dalam HCl untuk menghasilkan


H3RhCl6. Kemudian ditambah NaNO2 dan NH4Cl untuk membentuk
endapan kompleks rodium (NH4)3[Rh(NO2)6]. Ditambahkan larutan
HCl lagi agar menghasilkan larutan murni (NH 4)3RhCl6. Selanjutnya
dikeringkan untuk menghasilkan Rhodium murni.
7. Kegunaan
Kegunaan rhodium yang paling terkenal adalah sebagai katalis Wilkinson
[RhCl(PPh3)3] Kompleks ini bewarna ungu kemerahan yang terbentuk dengan

pemanasan RhCl3.3H2O dan PPh3 dengan merefluks dalam etanol. Bila dilarutkan
dalam pelarut organik, kompleks ini merupakan katalis yang sangat baik untuk
hidrogenasi hidrokarbon tak jenuh membentuk hidrokarbon jenuh pada suhu dan
tekanan kamar, dan dapat juga mengkatalisis reaksi hidroformilasi olefin dengan
H2 dan CO membentuk aldehida yang biasanya digunakan untuk reaksi hidrogenasi
atau penjenuhan.

H. PALLADIUM
1. Sejarah
Palladium adalah unsur kimia yang memiliki simbol Pd bernomor atom 46,
berwarna putih keperakan, langka dan berkilau yang ditemukan oleh William
Hyde Wollaston pada tahun 1803. Paladium, platinum, rhodium,
ruthenium, iridium dan osmium bentuk sekelompok elemen yang disebut
sebagai kelompok platinum logam (PGMs), yang memiliki kemiripan sifat
kimia, tetapi paladium memiliki titik leleh terendah dan merupakan logam yang
paling padat kelompok logam tersebut.
2. Kelimpahan di Alam
Palladium dapat ditemukan sebagai logam bebas paduan dengan emas dan
platinum kelompok logam dalam placer deposito dari Pegunungan Ural,
Australia, Etiopia Utara dan Amerika Selatan.
3. Sifat-Sifat Palladium
Nomor atom

46

Entalphi penguapan

362 kJ/mol

Konfigurasi

[Kr]4d105s0

Elektronegatifitas

2,20

elektron
Massa atom

106,42

Energi ionisasi 1

804,4 kJ/mol

kerapatan

12,023

Energi ionisasi 2

1870 kJ/mol

g/cm3
Titik leleh

15520C

Energi ionisasi 3

3177 kJ/mol

Titik didih

29400C

Jari-jari atom

137

Entalphii fusi

16,74

Jari-jari kovalen

1396 pm

Kj/mol
4. Sifat- Sifat Umum
- Kemagnetan
Sifat kemagnetan dari suatu atom dapat dilihat dari ada tidaknya electron yang
berpasangan dalam suatu orbital atom. Apabila suatu atom memiliki electron yang
tidak berpasangan, maka atom tersebut bersifat paramagnetic, artinya atom tersebut
dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Sebaliknya apabila suatu atom memiliki
electron yang sudah berpasangan semua dalam suatu orbital, maka akan bersifat
diamagnetic, artinya atom tersebut tidak dipengaruhi oleh medan magnet.
Palladium (Pd) dengan nomor atom 46 bersifat paramagnetik, hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat konfigurasi electronnya 46Pd = [Kr] 5s2 4d8 dan terdapat
2 elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d.
PARAMAGNETIK
-

Senyawa Kompleks
Unsur-unsur pada golong transisi memiliki kemampuannya untuk membentuk
senyawa kompleks. Senyawa kompleks adalah senyawa yang tersusun dari ion
logam dengan satu atau lebih ligan. Interaksi antara logam dengan ligan - ligan
dapat diibaratkan seperti reaksi asam-basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat
yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron (ligan) sedangkan
asam lewis merupakan zat yang menerima satu atau lebih pasangan elektron (ion
logam).
Contoh senyawa kompleks dari palladium yaitu [PdF 6]3+ atau ion
heksapalladium(III), unsur Pd sebagai atom pusatnya dan unsur F sebagai ligannya.
Kompleks ini mempunyai bilangan koordinasi 6, bilangan oksidasi +3, dan
mempunyai orbital hibrida d2sp3 sehingga bentuk senyawa kompleksnya adalah

octahedral. Berdasarkan VBT (Valenci Bonding Theory) struktur senyawa


komplekas berhubungan erat dengan susunan dalam ruang dari orbital-orbital atom
-

pusat yang digunakan dalam pembentukan ikatan. Hibridisasinnya yaitu d2sp3.


Warna Senyawa Kompleks
Senyawa-senyawa pada unsur transisi umumnya berwarna. Warna senyawa
merupakan akibat dari cahaya tampak yang dipancarkan oleh elektron dari masingmasing partikel senyawa yang kembali ke tingkat energi awal setelah mengalami
eksitasi. Eksitasi selalu terjadi setiap saat ketika elektron-elektron itu menyerap
cahaya dari lingkungan.
Ion Pd3+ pada senyawa kompleks [PdF6]3+ memiliki warna kuning.
Berdasarkan CFT (Crystal Field Theory), warna yang ditimbulkan oleh suatu
senyawa terjadi akibat adanya transisi d-d. Elektron yang berada pada orbital t2g
akan tereksitasi pada orbital eg ketika dikenai sinar. Energi yang dibutuhkan untuk
eksitasi tersebut berada pada panjang gelombang daerah sinar visible sehingga
warna dari senyawa dapat diamati.

5. Persenyawaan Dengan Fluorida, Klorida, Iodide, Oksida, Sulfide, Telurida, dan


Selenida
Fluoride adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan fluor. Klorida adalah
molekul yang dibentuk oleh unsur dengan klor. Iodida adalah molekul yang dibentuk oleh
unsur dengan yodium. Oksida adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan oksigen.
Sulfida adalah molekul yang dibentuk oleh unsur dengan belerang. Telurida adalah
molekul yang dibentuk oleh unsur dengan telurium. Dan selenida adalah molekul yang
dibentuk oleh unsur dengan selen.
1. Fluorida
Pd2+ + FPdF2 (Palladium difluorida)
4+
Pd + F
PdF4 (Palladium tetrafluorida)
2. Klorida
Pd2+ + ClPdCl2 (Palladium diklorida)
3. Iodida

4.
5.
6.
7.

Pd2+ + IOksida
Pd2+ + O2Pd4+ + O2Sulfida
Pd2+ + S2Pd4+ + S2Selenida
Pd 2+ + Se2Pd4+ + Se2Telurida
Pd2+ + Te2Pd4+ + Te2-

PdI2

(Palladium diiodida)

PdO (Palladium oksida)


PdO2 (Palladium dioksida)
PdS
PdS2

(Palladium sulfida)
(Palladium disulfida)

PdSe (Palladium selenida)


PdSe2 (Palladium diselenida)
PdTe (Palladium telurida)
PdTe2 (Palladium ditelurida)

Reaksi Kimia Unsur Palladium


a) Reaksi palladium dengan udara
Pemanasan logam paladium dengan oksigen akan membentuk paladium(II)
oksida,PdO yang berwarna hitam.
2Pd(s) + O2(g) PdO(s)
b) Reaksi palladium dengan air
Palladium tidak bereaksi dengan air.
c) Reaksi palladium dengan halogen
Reaksi antara logam paladium dengan klorin, Cl2 membentuk palladium(II)
klorida yang berwarna merah.
Pd(s) + Cl2 (g) PdCl2 (s)
d) Reaksi palladium dengan asam
Palladium tidak bereaksi dengan asam.
6. Teknik isolasi
Bijih logam ditambah aqua regia akan menghasilkan kompleks emas, platina,
dan H2PdCl4, Emas dihilangkan dalam bentuk endapan dengan penambahan FeCl2.
Setelah ditambah NH4Cl, platina akan keluar sebagai endapan (NH4)2PtCl6 dan
dalam larutan hanya sisa H2PdCl4. Selanjutnya Pd diendapkan dengan penambahan
NH4OH dan HCl sebagai kompleks PdCl2(NH3)2.
7. Kegunaan

Palladium digunakan sebagi campuran perak atau emas, karena memiliki


beberapa kekayaan yang sama seperti dalam kandungan metal lainnya yang
terdapat pada perhiasan berbahan metal dan tidak meninggalkan bercak atau noda.
Komposisi yang digunakan untuk membuat perhiasan biasanya sekitar 75% emas
dan 15% palladium. Berikut beberapa manfaat apabila palladium digunakan
sebagai bahan campuran perhiasan terutama emas:
1.
2.
3.
4.

Meningkatkan tingkat kemudahan emas untuk mencair.


Meningkatkan modulus kelenturan emas.
Meningkatkan kekerasan pada emas, karena emas bersifat kurang keras.
Memberikan warna kemilau pada perhiasan.

I. PERAK
1. Sejarah Perak
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki
konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di
mineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin,
perhiasan, peralatan meja, dan fotograf. Perak termasuk logam mulia
seperti emas.
2. Sifat sifat
Adapun sifat sifat fisik yang dimiliki oleh unsure perak, yaitu :
Atom Nomor
Berat molekul (g / mol.)
Jelas Density (g/cm3)
Berat jenis
Panas Spesifik @ 25 C (kal/g- C)
Melting Point ( C)
Titik didih ( C)
Konduktivitas termal @ 0 C (kal / s cm C)
Tekanan Uap
NIOSH Nomor
Nomor EC
Partikel Bentuk
Kristalografi

47
107.870
10.491
10.5
.056
960.8
2210
0.999
MM Hg/70 F
VW3500000
231-131-3
bulat,
tidak
serpihan
struktur
berpusat

kubik,

teratur,
wajah

3. Sumber sumber
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn
silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel
merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak. Di dunia belahan
barat Meksiko, Kanada, Peru dan Amerika Serikat merupakan merupakan negaranegara penghasil perak.
4. Isolasi
Silver dapat diperoleh dengan cara mereaksikan logam tembaga dalam
larutan perak nitrat(AgNO3)
Cu(s) +2 AgNO3(aq) Cu(NO3)2 + 2Ag(s)
5. Sifat Kemagnetan
Berikut akan dijelaskan sifat kemagnetan dari unsure perak, yaitu :
1
10
47Ag = [Kr] 5s 4d
Dari konfigurasi diatas, Ag bersifat diamagnetik karena pada pengisian orbital d
telah terisi penuh oleh electron yang berpasangan.
Dan Ag dapan membentuk senyawa kompleks, sebagai contoh :
[Ag(CN)2]- , senyawa kompleks ini menurut teori VBT dihasilkan bentuk
struktur linier dengan hibridisasi sp dan memiliki bilangan oksidasi + 1.
Sedangkan menurut teori CVT senyawa kompleks diatas dapat menyerap energy
pada panjang gelombang 450 nm dengan warna tampak biru (warna
komplementer). Hal ini terjadi karena adanya eksitasi pada orbital d- d.
6. Kegunaan
Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak, dsb. dimana
penampakan sangat penting. Campuran logam ini biasanya mengandung 92.5%
perak, dengan sisanya tembaga atau logam lainnya. Perak juga merupakan unsur
penting dalam fotografi, dimana sekitar 30% konsumsi industri perak digunakan
untuk bidang ini.
Perak juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak
listrik, dan baterai perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak digunakan untuk
membuat sirkuit cetak. Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapat
didepositkan sebagai lapisan pada gelas atau logam lainnya dengan metoda
chemical deposition, electrode position atau dengan cara penguapan. Ketika perak
baru saja didepositkan, lapisan ini merupakan reflektor cahaya paling baik. Tapi
lapisan ini juga cepat rusak dan ternoda dan kehilangan reflektivitasnya. Walau
lapisan perak bagus untuk cahaya, ia sangat buruk untuk memantulkan sinar
ultraviolet. Silver fulminate, bahan peledak yang kuat, kadang-kadang terbentuk
saat pembentukan perak.

Silver iodide digunakan untuk membuat hujan buatan. Silver chloride


memiliki sifat-sifat optikal yang unik karena bisa dibuat transparan. Silver nitrate,
atau lunar caustic, yang merupakan senyawa perak yang penting banyak
digunakan di bidang fotografi. Selama beratus-ratus tahun, perak telah digunakan
sebagai bentuk pembayaran dalam bentuk koin oleh banyak negara.
Selain itu perak juga sering digunakan pada pengunaan reference electrode
Elektroda Ag/AgCl,
Reaksi Redoks: Ag+ + e Ag
AgCl + e Ag + ClLogam perak sebagai elektroda yang dicelup dalam KCl jenuh dan pasta AgCl.
Potensialnya pada 25oC adalah 0,199 V.

J. KADMIUM
1. Sejarah
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakansebagai alat-alat
yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono,1995).
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang samadengan
logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam beratini berikatan dan
atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa,logam berat biasanya
menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994).
Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup.Keberadaan
logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari prosesalamiah seperti pelapukan
secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhandan hewan yang membusuk. Kedua
dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbahindustri (Connel dan Miller, 1995).
Dalam neraca global sumber yang berasal dari alamsangat sedikit dibandingkan pembuangan
limbah akhir di laut (Wilson, 1988).Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di
muka bumi iniyang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut
pandangtoksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logamberat

esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan olehorganisme hidup,
namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.Contoh logam berat ini adalah
Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jeniskedua adalah logam berat tidak esensial atau
beracun, di mana keberadaannya dalamtubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat
bersifat racun, seperti Hg,, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek
kesehatan bagimanusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh.
Dayaracun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga prosesmetabolisme
tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagaipenyebab alergi, mutagen,
teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknyaadalah melalui kulit, pernapasan dan
pencernaan.
Kadmium ( latin cadmia) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48. Cadmium ditemukan di Jerman
1817 oleh Friedrich Strohmeyer. Cadmium adalah logam yang berwarna putih
keperakan, lunak dan tahan korosi. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak dipakai
sebagai stabilizer dalam pembuatan (polyvini & clorida). Cd didapat pada limbah
berbagai jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn.
2. Sifat sifat
Adapun sifat sifat fisika yang dimiliki oleh unsure kadmium, yaitu :
NO.
1
2
3
4
5
6

KLASIFIKASI
Penampilan
Fase
Massa jenis
Titik lebur
Titik didih
Elektronegativitas

Energi ionisasi

Jari-jari atom

SIFAT KADMIUM
Putih perak
Padat
8.65 g/cm3
594,18 K
1038 K
1,7
(1) 8,99eV
(2) 16,84Ev
(3) 38,0eV
0,92 A

Sedangkan sifat sifat kimia yang dimiliki oleh unsure kadmium, yaitu :
Kadmium memiliki sifat yang serupa dengan zink, kecuali cenderung
membentuk kompleks. Kadmium sangat beracun, meskipun dalam konsentrasi
rendah.
Cd tidak larut dalam basa , larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd. Cd tidak
menunjukkan sifat amfoter. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, Pe. Cd adalah
logam yang cukup aktif . Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO.
Memiliki ketahanan korosi yang tinggih. CdI2 larut dalam alcohol.

Sedangkan unsure kadmium dapat bereaksi dengan unsur- unsur sebagai


berikut :

Reaksi dengan udara


Kadmiun dibakar untuk menghasilkan kadmium (II) oksida
Kadmium dibakar untuk menghasilkan kadmium (II) oksida.
2Cd(s) + O2(g) 2CdO(s)
Reaksi dengan halogen
Kadmium bereaksi dengan fluorin, bromine dan iodine untuk membentuk

kadmium (II) dihalida.


Cd(s) + F2(g) CdF2(s)
Cd(s) + Br2(g) CdBr2(s)
Cd(s) + I2(g) CdI2(s)
Reaksi dengan asam
Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk
campuran yang mengandung ion kadmium (II) dan gas hidrogen.
Cd(s) + H2SO4(aq) Cd2+(aq) +(SO4 )2+ (aq) + H2(g)
Reaksi dengan basa
Kadmium tidak akan larut dalam larutan alkali.

3. Sumber sumber
Kadmium biasanya dapat ditemukan dalam kerak bumi. Kadmium biasa
dihasilkan bersamaan ketika bijih zink, tembaga, dan timbal direduksi.Jumlah
normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700
ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat
pertambangan biji seng (Zn).
Kadmium murni berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun
bentuk ini tak lazim ditemukan di lingkungan. Umumnya kadmium terdapat
dalam kombinasi dengan elemen lain seperti Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine
(Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium Sulfide).
Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran
seng, timah atau tembaga kadmium yang banyak digunakan berbagai industri,
terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik Sumber utama Cd berasal
dari makanan, karena makanan menyerap dan mengikat Cd, misalnya tanaman
dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena adanya resapan dari tempat
buangan limbah bahan kimia.
Menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan berasal dari:1)Uap, debu dan
limbah dari pertambangan timah dan seng.2)Air bilasan dari elektroplating.3)Besi, tembaga dan
industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta airlimbah dan endapan yang
mengandung kadmium.4)Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 %

Cd sebagaibahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses korosidalam
kurun waktu 4-12 tahun.5)Pupuk phosfat dan endapan sampahSumber kadmium terutama dari biji
seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.
Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan
yang sudahterkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan
lingkungan perairan tidak terlepasdari aktivitas manusia didarat maupun pada
perairan. Sifat logam Cd yang akumulatif pada suatu jaringan organisme serta
sulit terurai.
Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batu bara mengandung
Cd sampai 2 ppm, pupuk super pospat juga mengandung Cd bahkan adayang sampai 170 ppm.
Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekasyang mengandung Cd masuk ke
dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahanbakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya
jatuh masuk ke laut.
4. Isolasi
Isolasi Cd biasanya digabungkan dengan zinc dimana Cd sebagai pengotor
dalam bijih zinc. Dalam proses isolasi ini zinc berada dalam bentuk ZnO yang

direduksi dengan karbon untuk menghasilkan logam zinc.


ZnO + C Zn + CO
ZnO + CO Zn + CO2
CO2 + C 2CO
Setelah proses ini, seng dibersihkan dari segala pengotor oleh distilasi
dalamvakum dan proses ini juga memungkinkan pemisahan dari kadmium yang
terdapatdalam seng mentah. Jenis lain dari ekstraksi seng adalah proses
elektrolitik. Pelarutan oksida seng mentah, ZnO, dalam asam sulfat menghasilkan
seng sulfat, ZnSO4 dalam

larutan. Sebelum proses elektrolisis untuk

menghasilkan seng, pengotor kadmiumdihilangkan sebagai endapan dengan


penambahan abu seng sebagai kadmium sulfat.
5. Sifat kemagnetan
Berikut akan dijelaskan sifat kemagnetan dari unsur kadmium, yaitu :
10
2
48Cd= [Kr] 4d 5s
Dari konfigurasi diatas, Cd bersifat diamagnetik karena pada pengisian
orbital d telah terisi penuh oleh electron yang berpasangan. Dan Cd

dapat

membentuk senyawa kompleks, sebagai contoh :


[CdCl5]3- , senyawa kompleks ini menurut teori VBT dihasilkan bentuk
struktur trigonal bipiramidal dengan hibridisasi sp 3d dan memiliki bilangan
oksidasi + 2. Sedangkan menurut teori CVT senyawa kompleks diatas dapat

menyerap energy pada panjang gelombang 600 nm dengan warna tampak orange
(warna komplementer). Hal ini terjadi karena adanya eksitasi pada orbital d- d.
6. Kegunaan
Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik
lebur terendah. Uap dari kadmium sangat berbahaya bagi manusia karena
memiliki titik lebur yang sangat rendah.Unsur ini digunakan dalam campuran
logam poros dengan koefisiengesek yang rendah dan tahan lama. Kadmium
digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga
reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakandalam fosfor tabung TV hitamputih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Sulfat merupakan garamnya yang
paling banyak ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning.

LAMPIRAN
1. Apa yang dimaksud struktur geometri struktur geometri cluster pada Zirkonium?
Struktur klaster merupakan

suatu bentuk geometri suatu mineral atau senyawa

dimana terdapat ikatan gugus atom yang terikat secara kompleks. Kebanyakan
struktur klaster itu terbentuk antara logam dan oksigen. Cluster sendiri terbentuk
karena adanya orbital kosong pada logam yang membentuk suatu koordinasi. Cluster
sendiri gabungan dari bentuk geometri yang menyusun suatu kompleks senyawa atau
mineral yang juga memungkinkan dapat membentuk polimer koordinasi. Contoh
[ZrSi3O9]-2.

Pada gambar dijelaskan bahwa [ZrO6] oktahedral dan [SiO4] tetrahedral


menghubungkan satu sama lain untuk membentuk kerangka tiga dimensi. Setiap
[ZrO6] segi delapan dihubungkan dengan enam [SiO4] tetrahedra, dan masing-masing
[SiO4] tetrahedron terhubung dengan dua [ZrO6] oktahedral dan dua lain [SiO4]
tetrahedra. Kerangka tersebut tidak memiliki Zr-O-Zr, tetapi hanya Zr-O-Si dan Si-OSi yang hubungan.
2. Berdasarkan sifat periodik unsur, keelektronegatifan unsur Ru dan Pada memiliki nilai
yang sama, mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawab :
L. Pauling mendefinisikan elektronegatifitas

sebagai

kekuatan

atau

kemampuan atom menarik elektron-elektronnya kedalam dirinya sendiri dalam suatu


molekul. Definisi ini menunjukkan bahwa elektronegetifitas bukanlah merupakan
suatu sifat yang berhubungan dengan atom secara terisolasi melainkan atom dalam
lingkungannya.Untuk menghitung keelektronegatifitas metoda yang di usulkan oleh
Alfred dan Rocchow. Kekuatan keelektronegatifitas dinalarkan sebagai atom akan
menarik elektron dalam kulit valensi yang menurut hukum coulomb.
Gaya = (Ze) (e)/r2
Dimana Ze adalah muatan inti efektif yang dirasakan oleh elektron, e adalah muatan
electron itu sendiri, dan r adalah jejari rata-rata, yang dapat diambil sama dengan
jejari kovalen dari atom itu. Besar Ze dapat dihitung menurut suatu set aturan yang
telah lama dikembangkan oleh Shelter untuk menerangkan berupa banyak sesuatu
dilindungi dari muatan inti efektif oleh elektron-elektron inti dalam atom.
= 0,359 Zeff/ r2 + 0,644
Kecenderungan skala keelektronegatifitas atom-atom unsur dalam tabel periodik
menunjukkan perubahan yang relatif konstan. Unsur-unsur yang terletak dalam satu
golongan mempunyai harga keelektronegatifitas yang semakin menurun dengan

naiknya nomor atom, sedangkan dalam periode umumnya naik dengan naiknya nomor
atom.
Keelektronegatifan

ini

nantinya

dapat

digunakan

menetukan

atau

memprediksikan sifat keasamaan. Menurut Pearson, dia mengamati bahwa ada


kemungkinan membuat korelasi yang berlaku umum yang meliputi interaksi asam
basa dengan jangkauan yang lebih luas. Ia mengatakan bahwa ion logam jenis (a)
yaitu asam, adalah kecil, kompak, dan tidak begitu polar serta menyukai ligan (basa)
yang juga kecil dan tidak begitu polar. Ia menyebutnya begitu sebagai asam dan basa
keras. Sebaliknya ion logam jenis (b) dan ligan yang disukainya cenderung untuk
besar dan lebih polar, ia menyebutnya sebagai asam dan basa lunak. Hubungan
empirik dapat dinyatakan secara kualitatif sebagai asam keras lebih menyukai basa
keras dan asam lunak lebih menyukai basa lunak. Walaupun titik tolak bagi istilah
keras dan lunak adalah konsep kepolaran, tidak diragukan lagi. Bahwa faktor lain
ikut dalam masalah tersebut. Namun jelaslah bahwa gaya tarik Coulomb menjadi
penting dalam interaksi keras dengan keras, sedangkan gaya kovalen cukup berarti
untuk interaksi antara lunak dengan lunak.
(Mb Icha)
3. Zirconium dapat ditemukan di meteor, matahari, dan batuan di bulan. Zirconium
ditemukan di alam dalam bentuk oksidanya. Apakah di bulan ada oksigen? Berikan
contoh Zirkonium yang ada di bulan.
Jawab:
Dr. Ross Taylor, seorang ahli geokimia yang ditugaskan untuk menganalisa
batuan di Bulan melaporkan bahwa disamping titanium, batuan Bulan banyak
mengandung zirconium, yttrium dan beryllium, dimana bahan ini memiliki titik cair
yang sangat tinggi sekali dan secara kolektif dikenal sebagai refractory element.
Zirkonium terdapat pada batuan di bulan berupa mineral yang tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan dalam bentuk senyawa.
Oksigen adalah unsur yang paling melimpah di Bulan, meskipun tidak ada
udara di Bulan. Alasan oksigen adalah unsur yang paling melimpah adalah karena
oksigen terikat mineral lain yang ringan, mereka mengambang membentuk kerak
Bulan. Oksigen yang terikat pada mineral membentuk oksidanya, misalnya ZrO2.
Namun hingga sekarang, belum diketahui secara jelas persentasenya di bulan.
4. Teknesium banyak diperoleh dari radiasi cosmic. Apa yang dimaksud radiasi cosmic?
Jawab:
Sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi yang
berasal dari luar atmosfer Bumi. Sinar kosmik dapat berupa elektron, proton dan

bahkan inti atom seperti besi atau yang lebih berat lagi. Kebanyakan partikel-partikel
tersebut berasal dari proses-proses energi tinggi di dalam galaksi, misalnya seperti
supernova. Dalam perjalanannya, sinar kosmik berinteraksi dengan medium
antarbintang dan kemudian atmosfer Bumi sebelum mencapai detektor. Hampir 90%
sinar kosmik yang tiba di permukaan Bumi adalah proton, sekitar 9% partikel alfa dan
1% elektron.

5. Apakah benar, Cadmium terdapat pada tubuhmanusia?


Cadmium terkandung dalam tubuh dengan jumlah yang tidak banyak. Namun,
terdapat

batas-batas

tertentu

dimana

adanya

Cd

yang

berlebihan,

dapat

membahayakan tubuh. Menurut badan dunia FAO/ WHO, konsumsi per minggu yang
ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 g per orang atau 7 mg per kg berat badan.
Kadmium yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar diperoleh melalui
makanan dan tembakau, hanya sejumlah kecil berasal dari air minum dan polusi
udara. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laegreid (1999) dalam Charlene
(2004), pemasukan Cd melalui makanan adalah 10-40 mg/ hari, sedikitnya 50%
diserap oleh tubuh.
6. Mengapa radioisotop teknesium dapat mendeteksi penyakit tumor?
Jawab :
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat
oleh manusia dalam reaktor penelitian.Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak
terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya, yaitu :
a) Radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi.
Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan
cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah
diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini,

radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat
dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier
free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke
seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima
oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
b) Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah
atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh
waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya.
Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya
karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya
berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop
yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro
radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini
merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk
keperluan tertentu.
c) Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang
disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang
berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan
peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
d) Radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga
sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur
yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang
sama dengan karbon-12.
e) Radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh
radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah
dalam pendeteksian.
Cara Kerja dari Tc 99 :
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) memiliki waktu paro yang pendek sekitar
6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat
setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni
dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel
bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop
ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari
radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan

senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah


diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling). Di dalam
tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan
demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang
mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan
mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan
kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak
terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan
memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa
tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya
infeksi.

Anda mungkin juga menyukai