PENDAHULUAN
KLASIFIKASI
Askandar Tjokoprawiro mengklasifikasikan angiopati diabetik menjadi dua
bagian yaitu (2):
1. Mikroangiopati diabetik, yaitu angiopati yang terjadi pada kapiler dan arteriol.
Proses adhesi, dan agregasi trombosit yang selanjutnya terjadi mikrotrombus
merupakan dasar biokimiawi utama. Sedangkan disfungsi endotel dan trombosis
merupakan biang keladinya.
2. Makroangipati Diabetik = Arteriosklerosis diabetik yaitu penebalan dan
hilangnya elastisitas dinding arteri.
MEKANISME MIKROANGIPATI DIABETIK.
Mikroangiopati diabetik merupakan salah satu diantara komplikasi yang
sangat serius dari penyakit ini. Abnormalitas
dengan diabetes mellitus terjadi dalam jangka waktu yang lama. Perubahan tersebut
terjadi pada kapiler, arteriola dan membran basalnya. Meskipun secara klinis seluruh
pembuluh darah mikrovaskular terlibat, namun hanya pada retina dan glomerulus
renal saja yang menunjukkan kelainan bermakna. (6)
PERUBAHAN FUNGSIONAL
Telah banyak literature menyebutkan adanya bentuk fungsional mikroangioapti
yang tejadi pada awal diabetes mellitus yang tergantung insulin. Pelebaran pembuluh
darah di retina dan konjungtiva, gangguan facial flushing telah lama
dikemukakan. Ditzel mengemukakan bahwa terjadi hipoksia jaringan lokal yang
terjadi pada pasien diabetes, berdasarkan hipotesisnya terjadi vasodilatasi
mikrovaskuler yang timbul sebagai respon autoregulasi lokal terhadap hipoksia
jaringan. (6)
Perubahan fungsional
glomerulus (LFG) dan fraksi filtrasi pada tahap awal diabetes dan perubahan ini
dapat diperbaiki dengan terapi insulin secara intensif. Disamping itu albuminuria dan
pembesaran ginjal merupakan gejala yang ditemukan hampir pada semua pasien
disaat diagnosis diabetes ditegakkan. (6)
GAMBARAN MORFOLOGIS
Gambaran klasik morfologi yang ditemukan pada mikroangiopati diabetik
adalah terjadinya penebalan membran basal kapiler, terutama terjadi pada membran
basal retina dan glomerulus ginjal (6)
Pada sebagian besar jaringan, membran basal berfungsi memisahkan sel dari
ruang interstitial. Pengecualian adalah pada glomerulus ginjal, dimana membran
basalnya diantara sel endotel kapiler dan sel epitel kapsula Bowman, dan pada sistem
saraf pusat dimana membran basal terletak diantara sel endotel dan sel glia.
Membran basal glomerulus bersambung dengan membran basal tubulus melalui
kapsul Bowman. Dan pada retina, penebalan membran basal juga ditemukan diantara
sel endotel dan perisyitus (sel mural) (6)
PERUBAHAN PADA VASKULAR CELLS
Perubahan pada vaskular cell bervariasi berdasarkan jenis jaringan.
Perubahan histologis paling awal pada retinopati diabetik adalah hilangnya sel
perisytus retina. Normalnya rasio sel endotel dengan sel perisytus pada kapiler retina
adalah 1: 1 pada pasien diabetes rasio ini menurun menjadi 1: 4 hanya dalam
beberapa tahun dan akan menurun menjadi 1:10 dengan semakin lamanya penyakit
tersebut berlangsung (6)
dan
hiperglikemia
dilaporkan
mempengaruhi
metabolisme
sel endotel merupakan inhibitor agregasi platelets dan proses adhesi dan sebagai
vasodilator kuat. Penurunan jumlah PGI2 menyebabkan peningkatan proses
trombosis dan kontraktilitas. Hal ini ditemukan pada pasien DM, kemungkinan
disebabkan karena penurunan pada produksinya (6)
2. Permeabilitas
Peningkatan permeabilitas vaskuler merupakan pertanda lainnya gangguan
vaskuler pada DM. Keadaan ini lebih nyata terjadi pada retina dan glomerulus ginjal.
Akibat dari diabetes ini merefleksikan disfungsi pada sel endotel (6)
3. Kontraktilitas dan Flow
Peningkatan aliran darah (blood flow) pada glomerulus renal terjadi pada
pasien DM, peningkatan ini mendahului perubahan patologis lainya. Atrial
Natriuretic Peptide (ANP) diduga mempunyai peranan dalam meningkatkan renal
blood flow pada pasien DM (6)
Tidak semua jenis pembuluh darah mengalami peningkatan aliran, selama 2
5 tahun pertama dari DM, retinal blood flow mengalami penurunan. Retinal blood
flow meningkat pada fase backround retinopathy timbul. Dan setelah terjadi advance
proliferatif retinopathy, retinal blood flow kembali menurun. Penurunan aliran darah
ini
menyebabkan
bertambahnya
hipoksia
dan
menginduksi
terjadinya
Aldose reduktase
D-glukosa
NADPH
sorbitol dehidrogenase
sorbitol
NADP
fruktosa
NAD+
MIOINOSITOL
NADH
Na+k+ATPase
DISFUNGSI VASKULER
10
11
12
keseimbangan faktor-faktor pro-oksidan dan faktor-faktor yang menetralisir prooksidan (scavenger) atau keduanya (1)
Beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa radikal bebas dapat merupakan
mediator efek hiperglikemia akut. Pada diabetes, penurunan kadar Total Radical
Trapping Antioxidant Parameter (TRAP) dalam plasma telah dilaporkan. Pada
hiperglikemia yang disebabkan oleh makanan, naik pada pasien diabetes atau bukan,
ternyata terjadi penurunan kadar TRAP dalam plasma. Hal ini menunjang hipotesis
bahwa peningkatan kadar glukosa darah mengakibatkan stress oksidatif, yang
kemudian akan mengkonsumsi antioksidan alami dalam plasma (4)
Pengaruh hiperglikemia terhadap peningkatan stress oksidatif dapat dijelaskan
antara lain sebagai berikut (1)
Peningkatan glikooksidasi (glikosilasi oksidatif)
Semua bahan diatas dapat merusak lemak dan protein melalui mekanisme
fragmentasi dan cross linking. Beberapa bahan khelasi dari metal transisi
(Chelathing Transisional Metal) dapat mencegah oto-oksidasi pada hewan diabetes
(1)
meningkatkan asupan radikal bebas, AGEs memodulasi fungsi sel dengan cara
berikatan dengan molekul aseptor spesifik yang ada pada permukaan sel. Reseptor
13
spesifik untuk AGEs (RAGE), termasuk immunoglobulin super family yang terletak
dipermukaan endotel, fagosit mononuclear, dan sel otot polos vaskuler (1)
saraf tepi, ginjal), yaitu tempat tempat komplikasi diabetes terjadi, paparan terhadap
hiperglikemia mengakibatkan meningkatnya kadar sorbitol dan fruktosa intrasel. Hal
ini terjadi akibat meningkatnya aktivitas enzim aldose reduktase dan sorbitol
dehidrogenase kedua enzim tersebut berperan dalam polyol pathway (1)
14
15
Hiperglikemi
juga
dapat
menyebabkan
terpacunya
produksi
prostanoid
16
PGI2, EDHF, dan NO (Nitric Oxide) yang berfungsi mencegah terjadinya agregasi
trombosit,
mencegah
adhesi
leukosit,
menekan
ekspresi
melekul
adhesi,
17
18
DAFTAR PUSTAKA