Prasetya Online: Kuliah Umum Prof. Anwar Nasution Di Unibraw
Prasetya Online: Kuliah Umum Prof. Anwar Nasution Di Unibraw
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Kuliah-Umum-Prof-Anwar-Nasut...
Berita UB
Kliping
Siaran Pers
ePaper
Pencarian
Arsip
Follow Us
Download ePaper
terbaru
Search
Cari
Tantangan berat
Dalam kesempatan itu, Anwar Nasution mengungkapkan, sejak
delapan tahun terakhir bangsa Indonesia menghadapi lima
bentuk tantangan berat yang sangat mengganggu kehidupan
sosial. Yang pertama, membangun kembali fundamental
perekonomian nasional yang telah mengalami krisis sejak 8
Kliping Terbaru
14 Januari 2015
tidak dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui dan mengantisipasi keadaan dan menjadi dasar
bagi pengambilan keputusan", ungkapnya. Keadaan yang demikian menurutnya menyebabkan
terjadinya distorsi informasi sehingga meningkatkan biaya transaksi dan mengurangi efisiensi pasar
dalam perekonomian.
Tantangan kedua, adalah menyiapkan perekonomian nasional serta badan usaha maupun para
pelaku ekonomi lainnya agar dapat memanfaatkan globalisasi bagi kepentingan nasional dan
mencegah dampaknya. Konsekuensi hal tersebut, menurutnya, baik atas prakarsa kita sendiri
maupun untuk memenuhi komitmen internasional dalam pergaulan dunia, adalah semua aspek
perekonomian nasional semakin terbuka dan berintegrasi dengan pasar global. Salah satu contoh,
"Pemuda dan pemudi dari daerah pedesaan Indonesia telah banyak yang merantau dan mencari
pekerjaan ke seluruh pelosok dunia", ungkapnya.
Perubahan sistem politik, pemerintahan, dan konflik bersenjata
Tantangan ketiga, perubahan sistem politik dari sistem otoriter ke sistem politik yang lebih
demokratis. Menurut Anwar Nasution, demokrasi bukan hanya berkutat pada penyampaian aspirasi
maupun pemilu, namun lebih kepada demokrasi ekonomi yang mengarah pada transparansi dan
akuntabilitas pada pengelolaan aset negara, maupun pada kedua sisi neraca keuangan negara,
yaitu sisi penerimaan maupun sisi pengeluarannya, dan stok utang maupun piutangnya.
Tantangan keempat, peralihan dari sistem pemerintahan sentralistis ke sistem otonomi daerah.
Menurut Prof. Anwar Nasution, tujuan utama otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan
publik kepada masyarakat. Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan lebih bisa mengetahui
preferensi, selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia yang heterogen, majemuk atau "bhinneka",
Pendaftaran
Seleksi
Nasional
Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun
2015 akan dibuka dalam beberapa hari lagi.
Dalam SNMPTN 2015 tahun ini setiap siswa
pendaftar
dapat
memilih
sebanyakbanyaknya ...
Selengkapnya
baik dari segi suku, bahasa, agama, adat istiadat, budaya, perilaku, maupun temperamennya.
Melalui otonomi Pemda diharapkan dapat mengeksploitir potensi daerah yang dipimpinya bagi
kemakmuran ekonomi rakyat didaerah itu sendiri maupun kemakmuran rakyat seluruh nusantara.
Dengan berjalannya otonomi selama ini, Prof. Anwar nasution mengajak untuk mengevaluasi
perjalanannya, apakah membuat rakyat lebih makmur ataukah semakin melarat?
Tantangan kelima, adalah mengatasi rangkaian konflik bersenjata yang melanda berbagai daerah
guna memelihara ketertiban dan keamanan nasional. Dengan semakin besarnya porsi pengeluaran
negara yang diperlukan bagi keperluan pemeliharaan ketertiban dan keamanan maka akan semakin
kecil porsi anggaran yang tersedia bagi peningkatan kemakmuran ekonomi rakyat yang menurutnya
hanya bisa ditingkatkan melalui pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur perekonomian dan
peningkatan SDM.
1 of 2
1/26/15 1:02 PM
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Kuliah-Umum-Prof-Anwar-Nasut...
Reformasi BPK
Dengan berbagai tantangan yang kemungkinan akan dihadapi tersebut, Prof. Anwar Nasution lebih
lanjut memaparkan peranan BPK sebagai lembaga tinggi negara dengan cara memperbaiki
kelemahan sistem akuntansi sektor negara termasuk BUMN dan BUMD yang sekaligus juga
diharapkan mampu meningkatkan efisiensi perekonomian.
"Laporan keuangan yang transparan dan akuntabel yang disajikan tepat waktu dapat memberikan
banyak manfaat, di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak,
meningkatkan kepercayaan lembaga donor, dan menambah kepercayaan pemodal untuk membeli
obligasi negara maupun obligasi Pemda", jelasnya.
Dengan tugas yang semakin dinamis, BPK sebagai lembaga pemeriksa eksternal dituntut
mengadakan reformasi guna mendukung efektivitas kinerjanya. Reformasi yang dimaksud adalah
dalam hal independensi dan kemandirian.
Berbagai aspek yang membutuhkan independensi, menurut Anwar Nasution meliputi: pemilihan,
pengangkatan, pemberhentian dan penetapan masa jabatan pimpinan dan anggota BPK. Selain itu,
independensi dalam mengatur struktur organisasi, independensi dalam mengatur kode etik,
menetapkan jumlah karyawan, menetapkan kualifikasinya, membina, mengatur jenjang
kepangkatan, menetapkan gaji, maupun menyediakan perlindungan hukum. Di samping itu juga
dibutuhkan independensi dalam pemeriksaan yang bebas dari intervensi cabang pemerintahan, baik
eksekutif, yudikatif, maupun legislatif. Tak ketinggalan, independensi dalam hal anggaran serta
independensi dalam hal legislasi.
Dalam kesempatan tanya jawab, sempat muncul beberapa pertanyaan tentang masalah PHK
beberapa auditor BPK seperti kasus Thahari dan Khairiansyah yang sempat menimbulkan
kontroversi. Setelah kuliah umum di Unibraw, agenda Prof. Dr. Anwar Nasution selanjutnya adalah
membuka acara diskusi dalam pertemuan anggota ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) malam
hari nanti di Batu. [nok]
Ke atas
Komentar
2 of 2
1/26/15 1:02 PM