Oleh:
01.12.0053
01.12.0056
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
OKTOBER 2007
DAFTAR ISI
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
LEMBAR PENGESAHAN . ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
LEMBAR ASISTENSI . iv
DAFTAR ISI . v
DAFTAR TABEL . vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR RUMUS viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
ABSTRAKSI .
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan .. 2
1.3 Batasan Masalah . 3
1.4 Tujuan Penelitian Tugas Akhir ... 3
1.5 Sistematika Penulisan . 3
DAFTAR ISI
Perpustakaan Unika
21
22
22
22
3.2.4 Kuisioner
23
23
25
26
26
27
28
29
29
33
33
33
DAFTAR ISI
Perpustakaan Unika
51
57
LAMPIRAN
Perpustakaan Unika
Abstraksi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan dalam suatu proyek konstruksi. Salah satunya adalah
dalam pemilihan alternatif jenis pondasi. Metode yang digunakan adalah
Analytical Hierarchy process (AHP). AHP merupakan salah satu metode
pengambilan keputusan multikriteria yang mempunyai banyak kelebihan
dibanding dengan metode lain., diantaranya karena pada metode AHP terdapat
struktur yang berhierarki dari kriteria sampai subkriteria yang paling dalam,
dengan adanya perhitungan tentang validitas sampai batas inkonsistensi.
Kriteria adalah salah satu faktor dalam penilaian AHP dengan menilai kriteria
yang tiap kriterianya terdiri dari berbagai sub-kriteria. Kriteria tersebut adalah
kriteria ekonomis dengan prosentase bobot 6 %, kriteria kondisi tanah dengan
prosentase bobot 10 %, kriteria efisiensi waktu dengan prosentase bobot 9 %,
kriteria pelaksanaan dengan prosentase bobot 23 %, kriteria teknis pondasi
dengan prosentase bobot 15 %, kriteria lingkungan dengan prosentase bobot 3
%, kriteria alat dan bahan dengan prosentase bobot 23 %, kriteria tenaga kerja
dengan prosentase bobot 11 %. Tingkatan paling bawah adalah alternatif jenis
pondasi yaitu : Mini Pile, Franki Pile, Pc Hole. Berdasarkan hasil analisa
dengan menggunakan software Expert Choice 2000 didapatkan jenis alternatif
pondasi dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah Mini Pile 42,7 %,
Franki Pile 26,7 %, Pc Hole 30.6 % sedangkan dengan perhitungan secara
manual didapatkan angka kriteria ekonomis dengan prosentase bobot 6.4 %,
kriteria kondisi tanah dengan prosentase bobot 9.84 %, kriteria efisiensi waktu
dengan prosentase bobot 9.54 %, kriteria pelaksanaan dengan prosentase bobot
19.81 %, kriteria teknis pondasi dengan prosentase bobot 14.39 %, kriteria
lingkungan dengan prosentase bobot 3.22 %, kriteria alat dan bahan dengan
prosentase bobot 21.59 %, kriteria tenaga kerja dengan prosentase bobot
15.21 % dari perhitungan secara manual didapatkan jenis alternatif pondasi
dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah Mini Pile 36.34 %, Franki
Pile 35.67 %, Pc Hole 27.99 %. sehingga pondasi Mini pile merupakan
alternatif desain pondasi yang tepat digunakan dan kriteria alat dan bahan
merupakan kriteria terpenting yang mendukung dalam proses pemilihan
alternatif jenis pondasi dengan menggunakan metode AHP.
Kata Kunci : pengambilan keputusan, analytical hierarchy process, validitas,
inkonsistensi
BAB I PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupannya manusia selalu dihadapkan pada pengambilan
keputusan. Berhasil tidaknya keputusan tersebut tergantung pada segala aspek dan
kemungkinan yang ada. Hal ini juga terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi,
dimana dalam pengambilan keputusan tersebut pihak perencana harus mengetahui
baik buruknya konsekuensi yang akan diterima. Dalam hal pemilihan teknologi
pembuatan struktur suatu bangunan perencana harus mengetahui bagaimana
baiknya suatu teknologi tersebut. Dengan banyaknya kriteria untuk menentukan
pengambilan suatu keputusan maka diperlukan pengambilan keputusan multi
kriteria.
Pondasi yang berfungsi sebagai penerus beban yang ditopang oleh
beratnya sendiri kedalam tanah atau batuan yang ada di bawahnya (Bowles,
1998), tidak pernah lepas dari permasalahan pada suatu proyek konstruksi. Jenisjenis pondasi yang ada sangatlah banyak sehingga dalam memilih jenis pondasi
yang akan digunakan, pihak pengambil keputusan harus mempertimbangkan
kriteria-kriteria yang ada.
Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty
pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan salah satu metode pangambilan
keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana
faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam
suatu proses sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam
kelompok-kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu
hierarki, kemudian memasukan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia
dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesa maka akan dapat
ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi.
AHP merupakan suatu metode dengan pendekatan praktis untuk
memecahkan masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandingan berbagai
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB I PENDAHULUAN
2
Perpustakaan Unika
1.2 Permasalahan
Penentuan Jenis pondasi untuk tiap proyek sangatlah penting. Bagi suatu
bangunan, pondasi merupakan struktur yang utama karena struktur tersebut
menahan beban yang bekerja diatasnya dan menyalurkannya ke dalam tanah. Jika
dalam suatu proyek konstruksi kontraktor salah memilih jenis pondasi maka
masalah yang timbul akibat kesalahan itu sangatlah kompleks. Tiang pancang
merupakan pondasi yang disarankan untuk proyek tersebut hal ini dikarenakan
proyek tersebut termasuk bangunan yang berada diatas tanah yang berjenis tanah
lunak.
BAB I PENDAHULUAN
3
Perpustakaan Unika
BAB I
: Pendahuluan
Menguraikan latar belakang permasalahan secara singkat dan
menjelaskan
tujuan
penelitian,
batasan
penelitian,
serta
sistematika penulisan.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Menuliskan dasar-dasar teori yang digunakan dan berkaitan
dengan tema penelitian yang menjadi bahan pertimbangan dalam
BAB I PENDAHULUAN
4
Perpustakaan Unika
: Metodologi Penelitian
Menerangkan metode dan langkah-langkah yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian dan urutan tahapan yang dilakukan
dari tahap awal sampai akhir proses penelitian.
BAB IV
: Analisis Data
Berisi tentang keterangan yang didapat dari data primer dan
sekunder serta pelaksanaan tahap pengumpulan data dari metode
pencarian data sampai diperoleh data yang diperlukan, untuk
kemudian dianalisa.
BAB V
diberikan
untuk
meningkatkan
hasil
usaha
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengambilan Keputusan
Dalam suatu proyek diperlukan suatu pengambilan keputusan yang baik.
Adapun yang dimaksud dengan pengambilan keputusan yang baik adalah suatu
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan dimana pertimbangan
tersebut mencangkup faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari
pertimbangan tersebut. Menurut Radford, K. J (1981) pengambilan keputusan
diartikan sebagai perumusan beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi
yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat antara beberapa alternatif yang
tersedia, setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan masing-masing
untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan.
Sedangkan menurut David, A. J (1997), pengambilan keputusan merupakan
istilah yang umumnya dihubungkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah,
yaitu:
a. mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah,
b. menentukan alternatif penyelesaian masalah,
c. menentukan kriteria yang akan digunakan,
d. mengevaluasi berbagai alternatif,
e. memilih alternatif.
2.1.1
6
Perpustakaan Unika
c. fakta
ini akan menghasilkan keputusan yang sehat, solid dan baik,
d. wewenang,
hal ini biasa dilakukan oleh pemimpin atau orang yang mempunyai kedudukan
yang tinggi,
e. rasional,
keputusan yang nantinya dihasilkan akan bersifat obyektif, logis, lebih
terbuka, serta konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan hasil.
Menurut Dewey (1910) yang mengemukakan bahwa proses pengambilan
keputusan dapat dipandang terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai jawaban atas tiga
pertanyaan :
a. apakah masalahnya,
b. bagaimana masing-masing alternatifnya,
c. alternatif mana yang lebih unggul,
Beberapa model lainnya mengenai proses pengambilan keputusan menurut
Dewey (1910) mungkin yang paling terkenal adalah Herbert A. Simon. Model ini
terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Intelijen,
Lingkungan intern dan ekstern dari pengambil keputusan diselidiki untuk
menemukan kondisi yang memerlukan keputusan, lalu dikumpulkan informasi
tentang aneka kondisi tersebut.
b. Disain,
Berbagai macam tindakan yang tersedia pada para pengambil keputusan itu
ditetapkan lalu dianalisis setelah berhasil melacak problematic pemecah
potensial bagi masing-masing masalah keputusan.
c. Pilihan,
Salah satu langkah tindakan itu dipilih untuk dilaksanakan atas dasar penilaian
tentang keefektifannya guna mencapai sasaran.
d. Peninjauan,
Proses
penilaian
terhadap
tindakan-tindakan
yang
terdahulu,
untuk
7
Perpustakaan Unika
pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan salah satu model pengambilan
keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana
faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam
suatu proses sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam
kelompok-kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu
hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi
manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesa maka akan
dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi.
2.2.1
8
Perpustakaan Unika
9
Perpustakaan Unika
Pengulangan Proses :
AHP memungkinkan orang
memperhalus definisi
mereka pada suatu
persoalan dan
memperbaiki pertimbangan
dan pengertian mereka
melalui pengulangan.
Kompleksitas :
AHP memadukan
ancangan deduktif
dan ancangan
berdasarkan sistem
dalam memecahkan
persoalan kompleks.
Kesatuan :
AHP memberi satu
model tunggal yang
mudah dimengerti,
luwes untuk aneka
ragam persoalan tak
terstruktur.
Saling
Ketergantungan :
AHP dapat
menangani saling
ketergantungan
elemen-elemen
dalam suatu sistem
dan tidak
memaksakan
pemikiran linier.
Penyusunan Hierarki :
AHP mencerminkan
kecenderungan alami
pikiran untuk memilahmilah elemen suatu
sistem dalam berbagai
tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur
yang serupa pada setiap
tingkat.
AHP
Tawar Menawar :
AHP mempertimbangkan
prioritas-prioritas alternatif
dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan orang memilih
alternatif terbaik berdasarkan
tujuan-tujuan mereka.
Sintesis :
AHP menuntun ke
suatu taksiran
menyeluruh
tentang kebalikan
setiap alternatif.
Konsistensi :
AHP melacak
konsistensi logis
dari pertimbanganpertimbangan
yang digunakan
dalam menetapkan
berbagai prioritas.
Pengukuran :
AHP memberi
suatu skala untuk
mengukur hal-hal
dan wujud suatu
metode penetapan
prioritas.
2.2.2
Menurut Saaty (1993), prinsip dasar dalam proses penyusunan model hierarki
analitik dalam AHP, meliputi:
a. Problem Decomposition (Penyusunan Hierarki Masalah)
Dalam penyusunan hierarki ini perlu dilakukan perincian atau pemecahan dari
persoalan yang utuh menjadi beberapa unsur/komponen yang kemudian dari
10
Perpustakaan Unika
11
Perpustakaan Unika
Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
2.3.1
12
Perpustakaan Unika
b. kondisi permukaan,
c. biaya pondasi disbanding dengan biaya bangunan,
pertimbangan-pertimbangan lain dapat digunakan, tetapi biasanya ketiga
pertimbangan tersebut di atas merupakan pertimbangan-pertimbangan dasar.
Sedangkan untuk memilih bentuk pondasi, para insinyur harus melakukan 5
(lima) langkah berikut :
a. memperoleh informasi yang paling mendekati berkenaan dengan keadaan
bangunan dan beban yang ditransfer ke pondasi,
b. menentukan kondisi bawah tanah secara umum,
c. mempertimbangkan dengan segera bentuk umum pondasi, untuk memutuskan
apakah pondasi tersebut dapat dibuat dengan kondisi yang ada, apakah
pondasi tersebut mampu mendukung beban yang dibutuhkan, dan apakah akan
timbul penurunan yang merugikan,
d. membuat studi yang lebih terperinci dan perancangan awal tentang bentuk
pondasi yang paling sesuai. Hal ini juga diperlukan untuk memperkirakan
penurunan dalam rangka untuk memperhitungkan perilaku struktur,
e. memperkirakan biaya dari masing-masing bentuk pondasi, dan memilih
bentuk mana yang paling dapat diterima disesuaikan dengan kondisi
pelaksanaan dan biaya,
Untuk langkah c dan d membutuhkan pengetahuan tentang perilaku yang mungkin
terjadi untuk tiap bentuk pondasi untuk kondisi bawah tanah yang ada.
Sedangkan menurut Bowles (1983) pemilihan pondasi didasarkan pada lokasi
dan pemakaian potensialnya. Tempat di mana ada air tanah maka dipahami bahwa
jika kedalaman berada di bawah kedalaman telapak (atau penggalian) maka hal itu
bukanlah suatu persoalan. Tetapi jika suatu air tanah berada di dalam daerah
lokasi konstruksi maka air tanah tersebut harus dipindahkan.
Beberapa persyaratan umum dari pondasi menurut Bowles (1983), adalah:
a. kedalam haruslah memadai untuk menghindarkan pengeluaran bahan dalam
arah lateral dari bawah pondasi khususnya pondasi telapak dan rakit,
b. kedalaman haruslah berada di bawah daerah perubahan volume musiman yang
disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan proyek,
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
13
Perpustakaan Unika
dan
konstruksinya,
harus
memenuhi
syarat
standar
untuk
perlindungan lingkungan,
Menurut Bowles (1983), setiap pondasi yang tidak digolongkan sebagai pondasi
dangkal, pondasi dalam, atau konstruksi tahan boleh disebut sebagai pondasi
khusus (khas).
Selain itu, Nakazawa (2000) telah menguraikan jenis-jenis pondasi yang
sesuai dengan keadaan tanah pondasi bersangkutan, yaitu sebagai berikut:
a. bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di
bawah permukaan tanah, maka pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi
telapak (spread foundation),
b. bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m dibawah
permukaan tanah, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang apung
(floating pile foundation) untuk memperbaiki tanah pondasi. Apabila memakai
tiang, maka tiang baja atau tiang beton cor di tempat (cast in place) kurang
ekonomis, karena tiang-tiang tersebut kurang panjang,
c. bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah
permukaan tanah, maka pemilihan pondasinya tergantung penurunan
(settlement) yang diizinkan. Apabila tidak boleh terjadi penurunan, biasanya
digunakan pondasi tiang pancang (pile driven foundation),
14
Perpustakaan Unika
15
Perpustakaan Unika
Dalam hal ini ada 5 (lima) ciri topografi tanah dasar yang dipertimbangkan di
dalam pemilihan tipe tiang pancang, antara lain:
a. kondisi permukaan (surface condition),
b. kondisi drainasi (drainage condition),
c. adanya gangguan (obstructions),
d. kondisi bangunan di sekeliling (adjacent structures),
e. bangunan kelautan (marine structure).
Berbagai ukuran, beban normal serta tipe pondasi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Ukuran dan Jenis Pondasi
No.
kode
tiang
Penamp. Melintang
(mm)
400 x 400
Beton
bertulang
450 x 450
Beton
bertegang
Kayu
Beton
Pracetak
Baja
Pracetak
sebagian
Pancang
ditempat
Percussion
bored
Flush bored
Rotary
bored
Diameter
kecil
Ton
600
60
27
1000
100
27
1000
100
1)
2)
1500
150
36
1500
150
36
1700
170
24
2500
250
50
2000
200
18
800
80
10
24
1500
150
11
24
120
12
12
0 600
45
1000
100
13
45
1000
100
14
45
15
36
Ulir/sekrup
Batang
lurus
Under
reamed
KN
36
Tabung
Diameter
kecil
Diameter
besar
750
Panjang
(m)
20
Rendext standart
frodingham
octogonal
sheet pile fabrication
0 900
200 x 200 s/d
300 x 300
0 ulir
600 s/d 2400
Beton
Diameter
besar
400 x 400
Kotak
Beton
Pracetak
& dicetak
ditempat
Baja dan
Beton
dicor
ditempat
Beban
normal
Keterangan
1) segi empat
2) Bulat
berlubang
memungkinkan
untuk
100
10
beban besar
16
Perpustakaan Unika
Menurut Sardjono (1991) ada tiga jenis indicator yang dipertimbangkan di dalam
pemilihan tipe tiang pancang yang dianggap paling penting, yaitu:
a. internsitas pembebanan (gross loading intensity),
b. kemungkinan jumlah titik pembebanan (probable number of loading
points),
c. kepekaan terhadap penurunan (sensitivity of settlement).
Tipe tiang pancang yang sesuai untuk berbagai jenis bangunan dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tipe Tiang Pancang Untuk Berbagai Jenis Bangunan
Klasifikasi
Contoh
Medium
Berat
semua tipe
2, 3, 4, 5, 6
8, 9, 10, 13, 14
Probable number of
Loading Points
sedikit (20)
Rata-rata (20-200)
Banyak (200)
2, 3, 11, 12, 15
semua tipe
semua tipe
Sensitivity of settlement
Tinggi
Medium
Fleksibel
2.3.3
2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10
11, 13, 14, 15
semua tipe
semua tipe
17
Perpustakaan Unika
mempunyai ukuran yang sesuai untuk mendapatkan sebuah suaian yang cukup
rapat. Tiang pancang dan palu perlu diluruskan kearah vertikal dengan
menggunakan pengarah yang digantung dengan alat sejenis crane.
Pengarah penyediaan jalanan bebas dari palu sewaktu tiang pancang
menembus tanah dan berada pada orde 6 (enam) meter lebih panjang dari tiang
pancang agar tersedia ruang yang memadai bagi palu dan perlengkapan lainnya.
Paksi-paksi (mandrels) digunakan untuk membantu pemancangan tiang pancang
pipa.Paksi menjadi elemen pendorong, yang pada dasarnya menyeret pipa
bersama ke bawah selama pemancangan agar kulit pipa yang tipis tidak rusak.
Beberapa jenis palu dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
18
Perpustakaan Unika
19
Perpustakaan Unika
20
Perpustakaan Unika
d. Palu getar
Sumber tenaga luar (motor listrik atau pompa hidraulik yang digerakkan
listrik) memutar pemberat eksentrik dalam arah relatif yang diperlihatkan.
Komponen gaya horisontal saling meniadakan, komponen gaya vertikal saling
memperkuat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Uraian Umum
Metodologi adalah ilmu tentang cara melakukan sesuatu dengan menggunakan
3.2
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksploratif. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
mencoba
menemukan
masalah-masalah
dengan
menggunakan metode AHP. Dengan metode ini peneliti ingin mengetahui jenis
pondasi mana yang cocok digunakan.
21
22
Perpustakaan Unika
3.2.1
3.2.2
3.2.3
Pengumpulan Data
23
Perpustakaan Unika
Diperoleh :
kriteria pembanding
alternatif jenis pondasi
Pengelola Proyek
Data kuisoner
3.2.6
Kuisioner
3.2.7
Perhitungan Data
Bagan alur perhitungan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
24
Perpustakaan Unika
Pembuatan kuisoner
Penyebaran kuisoner
Skala Perbandingan
Pihak Pengambil
Keputusan
Skala Perbandingan
Kriteria pemilihan
jenis pondasi
Skala Perbandingan
Sub kriteria pemilihan
jenis pondasi
Skala Perbandingan
Alternatif jenis
pondasi
Matriks Perbandingan
Berpasangan Pihak
Pengambil Keputusan
Matriks Perbandingan
Berpasangan Kriteria
Pemilihan Jenis
Pondasi
Matriks
Perbandingan
Berpasangan Sub
kriteria Pemilihan
Jenis Pondasi
Rata-rata
Skala Perbandingan
Alternatif Jenis Pondasi
Matriks Perbandingan
Berpasangan
Alternatif Jenis Pondasi
Pembobotan Pihak
Pengambil Keputusan
Pembobotan Kriteria
Pemilihan Jenis
Pondasi
Pembobotan Sub
kriteria Pemilihan
Jenis Pondasi
Uji konsistensi
Pembobotan Alternatif
Jenis Pondasi
Not Ok
Ok
Penilaian Alternatif
Gambar diatas merupakan alur yang akan peneliti gunakan untuk melakukan
perhitungan pada Laporan Tugas Akhir ini. Dalam alur ini terdiri dari tiga jenis
kuisioner yang disebarkan kepada pengelola proyek seperti yang sudah dijelaskan
di atas.
Sedangkan secara umum, bagan alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
25
Perpustakaan Unika
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Penentuan Kriteria
Pembuatan Model
Hierarki
Kuisoner
Perhitungan dan
Analisis data
Selesai
3.3
Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode AHP (Analitycal
26
Perpustakaan Unika
3.3.1
Penyusunan Hirarki
Alat utama dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah model
hierarki dari masalah yang akan diselesaikan. Hierarki dibuat dengan
menggunakan diagram pohon (tree diagram), Seperti pada Gambar 2.2.
Level 0
Focus
Objective of problem
Level 1
Criteria
Level 2
Subcriteria
Level 3
Alternative
C1
S11
C2
S12
S1n
A1
S21
S22
A2
Cn
S2n
Sn1
Sn2
Snn
An
3.3.2
Keterangan
Penjelasan
27
Perpustakaan Unika
2, 4, 6, 8
Kebalikan
(Saaty, 1993)
Keterangan:
maks
n
=
=
eigenvalue maksimum
ukuran matriks
Consistency Index (CI), matriks random dengan skala penelitian 1 sampai dengan 9, beserta kebalikannya sebagai Random Index (RI). Berdasarkan
perhitungan Saaty dengan 500 sampel, jika judgement numerik diambil secara
acak dari skala 1/9, 1/8, , 1, 2, , 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk
matriks dengan ukuran berbeda.
28
Perpustakaan Unika
1,2
Indeks Random
10
CR =
CI
0,1 ...............
RI
...................................................................... (3.2)
Saaty (1993)
3.3.4
29
Perpustakaan Unika
3.3.5
Akhir ini terdapat beberapa faktor yang telah diidentifikasikan. Identifikasi faktorfaktor ini dilakukan dengan cara wawancara kepada kontraktor tiang pancang.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan dengan cara wawancara, maka diperoleh
pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan pemilihan jenis pondasi pada
proyek pembangunan PT. ENVI DESIGN, yaitu PT. PATON BUANA
SEMESTA
3.3.6
30
Perpustakaan Unika
3.3.7
31
Perpustakaan Unika
3.4
Level 1:
Tujuan
Level 2:
Pengambil
Keputusan
Kontraktor Pondasi
Level 3:
Kriteria
Level 4:
Sub kriteria
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
F1
F2
F3
G1
G2
G3
H1
H2
H3
Level 5:
Alternatif
Mini Pile
Franki Pile
Pc Hole
Keterangan:
A
: Ekonomis
B
: Kondisi tanah
C
: Efisiensi waktu
D
: Pelaksanaan
E
: Teknis pondasi
F
: Lingkungan
G
: Alat dan bahan
H
: Tenaga
A1
: Biaya pembuatan pondasi
A2
: Biaya pengadaan alat
A3
: Biaya galian pondasi
A4
: Biaya tenaga kerja
B1
: Tanah kerikil
B2
: Tanah pasir
B3
: Tanah Lanau
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
32
Perpustakaan Unika
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
F1
F2
F3
G1
G2
G3
H1
H2
H3
: Tanah Lempung
: Biaya pelaksanaan pondasi
: Kualitas Pekerjaan
: Waktu Pelaksanaan
: Efisiensi waktu
: Efisiensi biaya
: Efisiensi Tenaga
: Waktu Pelaksanaan
: Biaya Pelaksanaan
: Kualitas/Hasil Pelaksanaan
: Waktu Pengadaan Alat dan Bahan
: Pekerjaan Proyek
: Pencemaran
: Pengadaan Alat dan bahan
: Efisiensi waktu
: Biaya
: Kualitas tenaga kerja
: Keselamatan kerja
: Jumlah tenaga kerja
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisa Data
4.1.1
Data Kuisoner
Data kuisoner yang dimaksud disini adalah data-data yang menyangkut
tentang segala aspek dalam penentuan alternatif jenis pondasi. Data kuisoner
tersebut menyangkut aspek ekonomis, kondisi tanah, efisiensi waktu, pelaksanaan,
teknis pondasi, lingkungan, alat dan bahan, dan tenaga.
Data kuisoner tersebut penulis sebar selain kepada PT. ENVI DESIGN
SEMARANG juga kepada PT. PATON BUANA SEMESTA yang berada di Jalan
Hanoman no.64 Semarang, perusahaan tersebut merupakan salah satu kontraktor
pembuat pondasi tiang pancang dan pada Proyek Pembangunan PT. ENVI
DESIGN SEMARANG juga menggunakan jasa dari kontraktor tersebut.
4.2
Pembahasan
4.2.1
yang berupa kombinasi, dari total 5 (lima) yang disebar semuanya dapat kami
ambil kembali. Kuisoner kami rata-rata dengan menggunakan Expert Choice 2000
untuk mendapatkan kombinasi, hasil dari kombinasi ini akan dibandingkan
dengan hasil yang sudah ada diatas.
4.2.2
33
34
Perpustakaan Unika
Pembuatan kuisoner
Penyebaran kuisoner
Skala Perbandingan
Pihak Pengambil
Keputusan
Skala Perbandingan
Kriteria pemilihan
jenis pondasi
Skala Perbandingan
Sub kriteria pemilihan
jenis pondasi
Skala Perbandingan
Alternatif jenis
pondasi
Matriks Perbandingan
Berpasangan Pihak
Pengambil Keputusan
Matriks Perbandingan
Berpasangan Kriteria
Pemilihan Jenis
Pondasi
Matriks
Perbandingan
Berpasangan Sub
kriteria Pemilihan
Jenis Pondasi
Rata-rata
Skala Perbandingan
Alternatif Jenis Pondasi
Matriks Perbandingan
Berpasangan
Alternatif Jenis Pondasi
Pembobotan Pihak
Pengambil Keputusan
Pembobotan Kriteria
Pemilihan Jenis
Pondasi
Pembobotan Sub
kriteria Pemilihan
Jenis Pondasi
Uji konsistensi
Pembobotan Alternatif
Jenis Pondasi
Not Ok
Ok
Penilaian Alternatif
E
1
2
2
2
5
0.33
2
2
KT
0.5
1
0.5
2
2
0.25
4
2
EW
0.5
2
1
1
2
0.5
2
1
P
0.5
0.5
1
1
0.33
0.25
0.33
1
TK
L
AB
T
0.2
3
0.5
0.5
0.5
4
0.25
0.5
0.5
2
0.5
1
3
4
3
1
1
4
0.5
1
0.25
1
0.2
0.25
2
5
1
5
4
4
0.2
1
Sumber : Pengolahan data, 2007
35
Perpustakaan Unika
E
1
2
2
2
5
0.33
2
2
KT
0.5
1
0.5
2
2
0.25
4
2
EW
0.5
2
1
1
2
0.5
2
1
P
0.5
0.5
1
1
0.33
0.25
0.33
1
TK
0.2
0.5
0.5
3
1
0.25
2
4
L
AB
T
3
0.5
0.5
4
0.25
0.5
2
0.5
1
4
3
1
4
0.5
1
1
0.2
0.25
5
1
5
4
0.2
1
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
EKO
: ekonomis
KT
: kondisi tanah
EW
: efisiensi waktu
P
: pelaksanaan
TK
: teknis pondasi
L
: lingkungan
AB
: alat dan bahan
T
: tenaga
Tabel 4.2, kriteria AB mendapatkan hasil yang paling tinggi atau absolut.
Hal ini disebabkan karena responden dari kuisoner menilai bahwa kriteria AB
(alat dan bahan) merupakan faktor penting yang mempengaruhi dalam pembuatan
pondasi. Hal itu tidak significant dengan kriteria KT (kondisi tanah) yang hanya
menghasilkan angka 0.787. Hal ini menurut responden kuisoner, kriteria KT
merupakan kriteria yang seharusnya didapat dari hitungan dalam penentuan jenis
pondasi sehingga menghasilkan hasil yang tidak absolut. Hasil yang terdapat pada
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa penentuan alternatif jenis pondasi tidak
selalu ditentukan dengan jenis kondisi tanah tetapi ada beberapa hal yang bisa
lebih penting daripada kriteria tersebut dengan catatan perencana akan
memperhitungkan beberapa aspek seperti kriteria diatas dengan lebih mendetail.
Adapun cara untuk menormalisasi yaitu dengan membagi tiap matriks
kolom
penjumlahan dari tiap baris. Hasil dibagi dengan jumlah kriteria untuk
mendapatkan Local Priority.
hasil
0.5124
0.787
0.2633
1.5846
1.1515
0.2574
1.727
1.2167
36
Perpustakaan Unika
global
Tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa nilai dari kriteria AB juga
menunjukkan angka yang absolut. Local priority merupakan hasil penjumlahan
dari tiap baris kriteria hasil normalisasi kemudian dibagi dengan jumlah kriteria
yang ada.
Global didapatkan dari hasil perkalian antara local Priority dengan matrik
berpasangan, setelah itu dijumlahkan berdasarkan baris. Setelah Local dan Global
Priority di dapat maka max diketahui dengan cara membagi Global Priority
dengan Local Priority kemudian di rata-rata. Setelah itu dapat kita ketahui apakah
matrik berpasangan tersebut konsisten atau tidak dengan cara mencari CR, dengan
syarat 1.
Tabel 4.3. max, CI dan CR
max
CI
CR
9.3664
0.0458
0.0325
Hal tersebut juga dilakukan untuk matriks yang membandingkan beberapa subkriteria. Adapun cara yang digunakan untuk menghitung matriks tersebut sama
dengan yang diatas.
37
Perpustakaan Unika
BPP
1
2
3
4
10
BPA
0.5
1
1
1
3.5
BGP
0.3333
1
1
1
3.3333
BTK
0.25
1
1
1
3.25
Local
0.1049
0.2734
0.2984
0.3234
1.0000
Global
Lambda max
0.4219
4.0203
1.105
4.0424
1.2099
4.0553
1.3148
4.0662
max
4.0460
CI
0.0153
CR
0.0258
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
EKO
: ekonomis
BPP
: biaya pembuatan pondasi
BPA
: biaya pengadaan alat
BGP
: biaya galian pondasi
BTK
: biaya tenaga kerja
38
Perpustakaan Unika
TK
1
2
3
4
10
TP
0.5000
1
1
1
3.5
TL
0.3333
1
1
1
3.3333
Tle
0.25
1
1
1
4
Local
0.1482
0.2589
0.2839
0.2339
0.9250
Global
Lambda max
0.4308
2.9066
1.0732
4.1448
1.2214
4.3019
1.3696
5.8549
max
4.3020
CI
0.1006
CR
0.11
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
KT
: kondisi tanah
TK
: tanah keras
TP
: tanah pasir
TL
: tanah lunak
Tle
: tanah lempung
BPP
1
1
5
7
KP
1.00
1
2
4.0
WP
0.2000
0.5
1
1.7
Local
0.1702
0.2290
0.6008
1.0000
Global
Lambda max
0.5193
3.0519
0.6996
3.0550
1.9097
3.1783
max
3.0951
CI
0.0475
CR
0.082
Sumber : Pengolahan data, 2007
39
Perpustakaan Unika
Keterangan :
EW
: efisiensi waktu
BPP
: biaya pelaksanaan pondasi
KP
: kualitas pekerjaan
WP
: waktu pekerjaan
diharapkan
untuk
memenuhi
target
pekerjaan.
Tabel
diatas
EW
1
3
3
7
EB
0.3333
1
1
2.3333
ET
0.3333
1
1
2.3333
Local
0.1428
0.4286
0.4286
1.0000
Global
Lambda max
0.4285
2.9999
1.2857
2.9999
1.2857
2.9999
max
2.9999
CI
0
CR
0
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
P
: pelaksanaan
EW
: efisiensi waktu
EB
: efisiensi biaya
ET
: efisiensi tenaga
40
Perpustakaan Unika
pelaksanaan inilah yang mempunyai pengaruh paling besar. Pengaruh itu dapat di
lihat dalam matriks diatas dimana bobot perbandingan antara EB dengan ET sama
yaitu bernilai 1 atau nilai netral. Bobot nilai antara EB dengan EW dan ET dengan
EB sama yaitu 3 untuk kepentingan EB dan ET. Maksud dari hal tersebut adalah
dalam suatu pelaksanaan konstruksi dalam hal ini pembuatan pondasi jika dilihat
dari sub-kriteria yang ada maka dapat diambil kesimpulan bahwa efisiensi waktu
tidak begitu diperhitungkan dengan tidak diperhitungkannya itu maka seringkali
suatu proyek konstruksi mengalami suatu kemunduran waktu. Efisiensi biaya dan
efisiensi tenaga dalam pelaksanaan proyek konstruksi dalam hal ini pembuatan
pondasi juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan untuk mencapai
target waktu yang telah ditetapkan terutama efisiensi tenaga, jika bekerja
seefisiensi mungkin bukan mustahil jika suatu pekerjaan konstruksi dapat
selesai sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Tabel 4.8. Matriks yang membandingkan Subkriteria dalam
kriteriaTeknis Pondasi
TP
WP
BPP
KP
total
WP
1
5
1
7
BPP
0.2
1
0.5
1.7
KP
1
2
1
4
Local
0.1702
0.6008
0.2290
1.0000
Global
Lambda max
0.5193
3.0519
1.9097
3.1783
0.6996
3.0550
max
3.0951
CI
0.0475
CR
0.081
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
TP
: teknis pondasi
WP
: waktu pelaksanaan
BPP
: biaya pekerjaan pondasi
KP
: kualitas pekerjaan
41
Perpustakaan Unika
konstruksi dalam hal ini pembuatan jenis pondasi BPP memegang peranan
penting karena itu berhubungan dengan rencana anggaran biaya yang sudah
ditetapkan. Untuk kualitas pekerjaan dan waktu pelaksanaan dapat dilakukan
dengan dipantau secara rutin dan untuk berhubungan dengan segi biaya atau
ekonomis hanya beberapa persen saja dalam arti tidak begitu berpengaruh.
Tabel 4.9. Matriks yang membandingkan Subkriteria dalam
Kriteria Lingkungan
Lingk
WP
PP
P
total
WP
1
1
3
5
PP
1
1
3
5.0
P
0.3333
0.3333
1
2
Local
0.2000
0.2000
0.6000
1.0000
Global
Lambda max
0.6000
2.9999
0.6000
2.9999
1.8000
2.9999
max
2.9999
CI
0
CR
0
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
Lingk : lingkungan
WP
: waktu pengadaan alat dan bahan
P
: pencemaran
PP
: pekerjaan proyek
42
Perpustakaan Unika
PB
1
4
2
7
EW
0.25
1
0.3333
1.6
B
0.5
3
1
5
Local
0.1373
0.6232
0.2395
1.0000
Global
Lambda max
0.4128
3.0071
1.8908
3.0339
0.7218
3.0139
max
3.0183
CI
0.0092
CR
0.0158
Sumber : Pengolahan data, 2007
Keterangan :
AB
: alat dan bahan
PB
: pengadaan alat dan bahan
EW
: efisiensi waktu
B
: biaya
KT
1
4
3
8
KK
0.25
1
0.3333
1.6
JTK
0.3333
3
1
4
Local
0.1221
0.6272
0.2785
1.0278
Keterangan :
T
: tenaga
KT
: kualitas tenaga kerja
KK
: keselamatan kerja
JTK
: jumlah tenaga kerja
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Global
Lambda max
0.3717
3.0449
1.9510
3.1107
0.8538
3.0656
max
3.0737
CI
0.0092
CR
0.0638
Sumber : Pengolahan data, 2007
43
Perpustakaan Unika
TK
TP
TL
Tle
WP
PP
P
0.0984
KT
0.1482
0.2589
0.2839
0.2339
0.0322
Lingk
0.2
0.2
0.6
0.0954
EW
0.1702
BPP
0.229
KP
0.6008
WP
0.1981
P
0.1428
EW
0.4286
EB
0.4286
ET
0.2159
0.1521
AB
T
0.1373
0.1221
PB
KT
0.6232
0.6272
EW
KK
0.2395
0.2785
B
JTK
Sumber : Pengolahan data, 2007
Langkah selanjutnya ambil nilai tertinggi dari masing-masing local priority subkriteria kemudian dikalikan dengan nilai local priority dari kriteria yang ada.
Kegunaan dari diambilnya nilai paling tinggi dari sub-kriteria adalah untuk
menentukan persentase yang akan diperoleh dalam pemilihan jenis pondasi.
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
44
Perpustakaan Unika
Semakin tinggi atau absolut nilai tersebut maka akan semakin menunjukkan hasil
yang baik atau significant.
Tabel 4.13. Hasil perkalian antara local priority dari masing-masing kriteria
dengan nilai tertinggi local priority sub-kriteria
EKO
0.0207
KT
0.0279
EW
0.0573
P
0.0849
TP
0.0864
Lingk
AB
T
0.0193
0.1345
0.0954
Sumber : Pengolahan data, 2007
Langkah berikutnya jumlahkan semua baris diatas dan bagi setiap entri dengan
jumlah itu untuk mendapatkan vektor yang dinormalisasi dari kriteria tersebut.
Hasil dari perhitungan itu disebut eigenvector dimana hasil tersebut berguna
sebagai pengali untuk tiap sub-kriteria yang akhirnya mendapatkan hasil yang
terbaik karena merupakan hasil dari perkalian antara nilai maksimum.
Tabel 4.14. Hasil perhitungan pembagian tiap entri dengan jumlah baris
EKO
0.0393
KT
0.0530
EW
0.1089
P
0.1613
TP
0.1641
Lingk
AB
T
0.0367
0.2555
0.1812
Sumber : Pengolahan data, 2007
BPP
BPA
BGP
BTK
KT
0.0146
0.0255
0.0279
0.0230
Lingk
0.0064
WP
0.0064
PP
0.0193
P
TK
TP
TL
Tle
BPP
KP
WP
PB
EW
B
EW
0.0162
0.0218
0.0573
EW
EB
ET
P
0.0283
0.0849
0.0849
AB
T
0.0296
0.0186
KT
0.1345
0.0954
KK
0.0517
0.0424
JTK
Sumber : Pengolahan data, 2007
45
Perpustakaan Unika
46
Perpustakaan Unika
Tabel 4.22. Perbandingan matriks kriteria alat dan bahan dengan Alternatif
Tabel local keseluruhan
Kriteria Alat dan
Bahan
0.3280
ALT1
0.4409
ALT2
0.1940
ALT3
3
max
0
CI
0
CR
Sumber : Pengolahan data, 2007
47
Perpustakaan Unika
0.0393
EKO
0.5071
0.2583
0.2345
0.053
KT
0.3333
0.3333
0.3333
0.1089
EW
0.2195
0.2646
0.4465
0.1613
P
0.2690
0.2830
0.4203
0.1641
0.0367
0.2555
0.1812
TP
Lingk
AB
T
0.4167
0.3624
0.3280
0.4001
0.2735
0.2856
0.4409
0.3961
0.2821
0.2912
0.1940
0.1659
Sumber : Pengolahan data, 2007
EKO
0.0199
0.0102
0.0092
KT
0.0177
0.0177
0.0177
EW
0.0239
0.0288
0.0486
P
0.0434
0.0456
0.0678
TP
Lingk
AB
T
0.0684
0.0133
0.0838
0.0725
0.0449
0.0105
0.1126
0.0718
0.0463
0.0107
0.0496
0.0301
Sumber : Pengolahan data, 2007
Hasil akhir diatas maka dapat di simpulkan bahwa jenis pondasi yang
sesuai untuk PT. ENVI DESIGN adalah pondasi Mini Pile 36.34%. Alasan
memilih pondasi Mini Pile ini jelas Alternatif 1 (mini pile) lebih mendominasi
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
48
Perpustakaan Unika
daripada Alternatif 2 (Franki pile 35.67%) dan Alternatif 3 (PC Hole 27.99 %).
Berdasarkan perhitungan secara manual tersebut jika dibandingkan dengan
perhitungan menggunakan program Expert choice 2000 maka tidak terjadi
perubahan yang berarti hal itu dikarenakan dengan cara perhitungan yang berbeda
akan menghasilkan hasil yang sama yaitu Alternatif 1 (Mini Pile) sebagai
alternatif yang terbaik. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat diagram berikut.
Perhitungan dengan menggunakan Expert Choice 2000 dapat kita lihat
bahwa jumlah persentase kriteria adalah sebagai berikut: kriteria ekonomis 6,2 %,
kriteria kondisi tanah 10,2 %, kriteria efisiensi waktu 9,2 %, kriteria pelaksanaan
22,7 %, kriteria teknis pondasi 15 %, kriteria lingkungan 3,4 %, kriteria alat dan
bahan 22,6 %, sedangkan kriteria tenaga 10,5 %. Untuk lebih mudahnya dapat di
lihat pada gambar diagram berikut.
Tabel 4.27. Perbandingan perhitungan hasil akhir
Expert choice. 2000
42.70%
26.70%
30.60%
Manual
36.34%
35.67%
27.99%
Tenaga
11%
Ekonomis
6%
Kondisi tanah
10%
Efisiensi waktu
9%
Lingkungan
3% Teknis Pondasi
15%
Pelaksanaan
23%
Ekonomis
Kondisi tanah
Efisiensi waktu
Pelaksanaan
Teknis Pondasi
Lingkungan
Alat dan Bahan
Tenaga
49
Perpustakaan Unika
Pc Hole
31%
Mini Pile
42%
Mini Pile
franki Pile
Pc Hole
franki Pile
27%
umumnya disusun oleh pemilik proyek dibantu oleh konsultan, yang sekaligus
melaksanakan studi kelayakan. Anggaran biaya proyek dikerjakan oleh pemilik
dan menunjuk konsultan untuk secara khusus membuat anggaran biaya proyek.
Hasilnya akan dapat dibandingkan dan dianalisis lebih jauh. Selain behubungan
dengan biaya kriteria ekonomis juga dapat berhubungan dengan penentuan jadwal
untuk
mendapatkan
jadwal
yang
ekonomis.
Metode
jaringan
CPM
50
Perpustakaan Unika
(Crisis Path Method) dapat digunakan untuk menganalisis masalah tersebut, yaitu
dengan memperkirakan:
1. jadwal yang ekonomis bagi suatu proyek, yang didasarkan atas biaya
langsung untuk mempersingkat waktu penyelesaian komponenkomponennya,
2. jadwal yang optimal dengan memperhatikan biaya langsung dan tidak
langsung.
Langkah ini dilakukan dengan mengadakan analisis hubungan antara waktu
terhadap biaya. Mulai dari suatu kegiatan, kemudian dikembangkan bagi semua
kegiatan-kegiatan yang merupakan suatu proyek. CPM memakai satu angka
estimasi bagi kurun waktu masing-masing kegiatan, dengan penggunaan sumber
daya pada tingkat normal. Proses mempercepat kurun waktu disebut crash
program. Dalam menganalisa proses tersebut digunakan asumsi berikut:
1. jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti
dalam menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang akan
dipilih tidak dibatasi oleh tersedianya sumber daya,
2. bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat dengan lingkup
yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya
ini dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang
dapat dinyatakan dalam sejumlah dana.
Jadi tujuan dari kriteria ekonomis diatas selain kita dapat memperkirakan jumlah
biaya yang akan dikeluarkan kita juga dapat memperpendek jadwal penyelesaian
kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya minimal.
4.2.3.2 Kriteria Kondisi Tanah
Kriteria ini merupakan kriteria yang sangat penting dalam penetukan jenis
pondasi. Penyelidikan tanah yang dilaksanakan yaitu meliputi pekerjaan sondir
mesin dan pengeboran serta pengambilan contoh tanah untuk diselidiki mengenai
index properties dan mechanical properties. Dengan mengetahui hasil dari
penyelidikan tersebut akan didapatkan jenis pondasi yang cocok untuk proyek
tersebut.
Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
51
Perpustakaan Unika
52
Perpustakaan Unika
terhadap
ditempuh yang harus diperhatikan adalah dampak interaksi tersebut agar terjadi
dampak negatif diupayakan untuk menanggulanginya sambil mendorong
53
Perpustakaan Unika
54
Perpustakaan Unika
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. model pengambilan keputusan Pemilihan Alternatif Jenis Pondasi dengan
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Proyek
Pembangunan PT. ENVI DESIGN SEMARANG dibuat dengan cara
wawancara dan studi literatur. Sedangkan tingkat yang paling atas adalah
tujuan dari model keputusan yaitu pemilihan alternatif jenis pondasi yang
digunakan. Tingkat selanjutnya adalah tingkat pengambil keputusan yaitu
PT. PATON BUANA SEMESTA dimana perusahaan tersebut merupakan
kontraktor yang menangani proses pembuatan pondasi di Proyek
Pembangunan PT. ENVI DESIGN SEMARANG,
2. urutan prioritas kriteria dari pemilihan alternatif jenis pondasi adalah
sebagai berikut: berdasarkan alternatif 1-3 kriteria ekonomis berbobot 6 %,
berdasarkan alternatif 1-3 kriteria kondisi tanah berbobot 10 %,
berdasarkan alternatif 1-3 kriteria efisiensi waktu berbobot 9 %,
berdasarkan alternatif 1-3 kriteria pelaksanaan berbobot 23 %, berdasarkan
alternatif 1-3 kriteria teknis pondasi berbobot 15 %, berdasarkan alternatif
1-3 kriteria lingkungan berbobot 3 %, berdasarkan alternatif 1-3 kriteria
alat dan bahan berbobot 23 %, berdasarkan alternatif 1-3 kriteria tenaga
berbobot persentase 11 %. Sedangkan urutan prioritas alternatif jenis
pondasi dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut: Alternatif 1 (Mini
Pile) 42,7 %, Alternatif 2 (Franki Pile) 26,7 %, alternatif 3 (Pc Hole)
30,6%,
3. alternatif 1 (mini pile) merupakan alternatif dengan bobot tertinggi
sehingga jenis pondasi yang sesuai untuk proyek Pembangunan PT. ENVI
DESIGN SEMARANG adalah Pondasi Mini Pile.
55
56
Perpustakaan Unika
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, antara lain yaitu:
1. untuk lebih mudah dalam hal penerapan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) pada suatu proyek konstruksi sebaiknya skala penilaian dinilai
bersama-sama oleh para pihak pengambil keputusan dalam suatu rapat
koordinasi,
2. metode ini sebaiknya digunakan apabila responden merupakan orang-orang
yang ahli di bidangnya sehingga tidak menghasilkan penilaian yang salah,
seperti kasus ini dimana kriteria alat dan bahan lebih besar nilainya jika
dibandingkan dengan kriteria kondisi tanah hal ini dikarenakan dalam
pengisian kuisioner di dalam kriteria kondisi tanah responden memberikan
penilaian yang sama yaitu 1 atau nilai netral. hal ini yang menyebabkan
kenapa kriteria tersebut lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan nilai
kriteria alat dan bahan dimana responden kuisioner mengisinya dengan angka
yang bervariasi.
3. perhitungan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat
digunakan software Expert Choice 2000 yang sudah ada, sehingga lebih
menghemat waktu untuk memperoleh keputusan terbaik,
4. metode ini dapat digunakan pada pemilihan hal-hal lain selain pondasi,
misalnya metode pelaksanaan pekerjaan ataupun pemilihan jenis konstruksi
yang lain seperti pemilihan alternatif sistem water proofing, pemilihan
alternatif jenis pondasi pada proyek gedung bertingkat, pemilihan alternatif
sistem pekerjaan pada suatu proyek besar.
5. aplikasi ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan menambah kriteria
maupun alternatif yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
57
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Badiru, Adedeji dan Psimin Pulat. 1995. Comprehensif Project Management :
Integrating Optimation Models. Manajemen Principles and Computer.
Prentice Hall. New Jersey.
Bowles, J. E. 1998, Foundation Analysis and Design., Singapore: McGraw-Hill,
Inc.
David, R. A. ,Dennis, J. S. and Thomas, A. W. 1997, Pendekatan Kuantitatif
untuk Pengambilan Keputusan Manajemen Edisi tujuh Jilid satu. Jakarta.
Faisal, S., 1981, Dasar dan Teknik Penyusunan Angket., Surabaya-Indonesia :
Usaha Nasional.
Gunawan, R., 1993, Pengantar Teknik Pondasi, Yogyakarta-Indonesia : Kanisius.
Hadi, S, MA., 2001, Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis
dan Disertasi, Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Hasan, M. I., 2002, Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Manullang, M., 1986, Pedoman Praktis Pengambilan Keputusan, Yogyakarta :
Erlangga.
Ralph, B. Peck., Walter, E. H. and Thomas H. T., 1953, 1974, Teknik Pondasi
Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Saaty, T. L. 1993, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Bustaman
Binaman Presindo. Jakarta.
Soeharto, I., 1997, Manajemen Proyek dari konseptual Sampai Operasional.
Penerbit Erlangga, Ciracas, Jakarta 13740.
Subarkah, I., 1979, Teknik Pondasi Suatu Ikhtisar Praktis, Jakarta-Indonesia.
Perpustakaan Unika
Tabel 1.1
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Jurusan Teknik
Fakultas Sipil sedang dalam penelitian Tugas Akhir dengan judul Pemilihan Alternatif
Jenis Pondasi Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Untuk itu kami
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuisioner/angket yang kami ajukan
ini.
I. Keterangan Kriteria
a. Ekonomis
kriteria yang berhubungan dengan nilai ekonomis
b. Kondisi Tanah
kriteria yang berhubungan dengan jenis tanah
c. Efisiensi Waktu
kriteria yang berhubungan dengan waktu
d. Pelaksanaan
kriteria yang berhubungan dengan pelaksanaan pondasi
e. Teknis Pondasi
kriteria yang berhubungan dengan tata cara pembuatan pondasi
f. Lingkungan
kriteria yang berhubungan dengan lingkungan sekitar proyek
g. Alat dan Bahan
kriteria yang berhubungan dengan pengadaan alat dan bahan
h. Tenaga
kriteria yang berhubungan dengan faktor penunjang tenaga kerja
II. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah baik-baik setiap item dan seluruh alternatif jawabannya,
2. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dengan
memberi tanda O (lingkaran) pada angka yang telah tersedia,
3. Kami mohon semua item pertanyaan dapat diisi, tidak ada yang
terlewatkan kecuali ada petunjuk untuk melewatinya,
4. Model penilaian ada pada tabel 1.1
Keterangan
Penjelasan
2, 4, 6, 8
Atas bantuan dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semarang, 26 Maret 2007
Peneliti
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapatkan satu angka dibandingkan dengan aktivitas j maka j
mempunyai nilai kebalikannya dibandingkan dengan nilai i
Menurut anda sebagai konsumen manakah yang lebih penting antara kelembutan dan
daya serap untuk menentukan Daya saing produk:
Kelembutan
Daya serap
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jika menurut anda Kelembutan lebih penting dari Daya serap maka anda dapat
memberi lingkaran pada nomor yang tersedia. Contoh:
Kelembutan
Daya serap
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Untuk pembobotan penilaian dapat dilihat pada tabel 1.1.
Perpustakaan Unika
III. Pertanyaan
a. Owner
Menurut anda sebagai Owner pihak manakah yang lebih penting antara Owner
dengan Kontraktor dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Owner
Kontraktor
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner pihak manakah yang lebih penting antara Owner
dengan Konsultan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Owner
Konsultan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner pihak manakah yang lebih penting antara
Kontraktor dengan Konsultan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Kontraktor
Konsultan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanyaan Kriteria Ekonomis
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Kondisi tanah dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Kondisi tanah
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Alat dan Bahan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Alat dan Bahan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Tenaga dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Efisiensi Waktu dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Efisiensi Waktu
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Pelaksanaan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Teknis Pondasi dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Teknis Pondasi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria ekonomis manakah yang lebih
penting antara biaya galian pondasi
dengan Biaya pengadaan alat
biaya galian pondasi
Biaya pengadaan alat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria ekonomis manakah yang lebih
penting antara Biaya pengadaan alat dengan biaya galian pondasi
Biaya pengadaan alat
biaya galian pondasi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Ekonomis dengan Lingkungan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Ekonomis
Lingkungan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria ekonomis manakah yang lebih
penting antara Biaya pengadaan alat dengan biaya tenaga kerja
Biaya pengadaan alat
biaya tenaga kerja
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria Kondisi
tanah dengan Teknis Pondasi dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Kondisi tanah
Teknis Pondasi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria Kondisi
tanah dengan Lingkungan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Kondisi tanah
Lingkungan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria Kondisi
tanah dengan Alat dan Bahan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Kondisi tanah
Alat dan Bahan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria Kondisi
tanah dengan Tenaga dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Kondisi tanah
Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria Kondisi Tanah Alternatif 1-2
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Kondisi Tanah manakah
yang lebih penting antara Tanah kerikil dengan Tanah pasir
Tanah kerikil
Tanah pasir
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Kondisi Tanah manakah
yang lebih penting antara Tanah kerikil dengan Tanah Lanau
Tanah kerikil
Tanah Lanau
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria Efisiensi
Waktu dengan Alat dan Bahan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Efisiensi Waktu
Alat dan Bahan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Efisiensi Waktu dengan Tenaga dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Efisiensi Waktu
Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Efisiensi Waktu manakah yang
lebih penting antara Kualitas pekerjaan dengan waktu pelaksanaan
Kualitas pekerjaan
waktu pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Efisiensi Waktu dengan Teknis Pondasi dalam menentukan pemilihan jenis
pondasi.
Efisiensi Waktu
Teknis Pondasi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Efisiensi Waktu dengan Lingkungan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Efisiensi Waktu
Lingkungan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Efisiensi Waktu manakah yang
lebih penting antara Kualitas pekerjaan dengan waktu pelaksanaan
Kualitas pekerjaan
waktu pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Pelaksanaan manakah yang lebih
penting antara Efisiensi Waktu dengan Efisiensi Tenaga
Efisiensi Waktu
Efisiensi Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Pelaksanaan manakah yang
lebih penting antara Efisiensi Biaya dengan Efisiensi Tenaga
Efisiensi Biaya
Efisiensi Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Efisiensi Waktu manakah yang
lebih penting antara Kualitas pekerjaan dengan waktu pelaksanaan
Kualitas pekerjaan
waktu pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Pelaksanaan dengan Lingkungan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Pelaksanaan
Lingkungan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Pelaksanaan dengan Alat dan Bahan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Pelaksanaan
Alat dan Bahan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Pelaksanaan dengan Tenaga dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Pelaksanaan
Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria Pelaksanaan Alternatif 1-2
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Pelaksanaan manakah yang
lebih penting antara Efisiensi Waktu dengan Efisiensi Biaya
Efisiensi Waktu
Efisiensi Biaya
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Teknis Pondasi manakah yang
lebih penting antara Biaya Pelaksanaan dengan Hasil Pelaksanaan
Biaya Pelaksanaan
Hasil Pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria Teknis Pondasi Alternatif 2-3
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Teknis Pondasi manakah
yang lebih penting antara Waktu Pelaksanaan dengan Biaya Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Biaya Pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Teknis Pondasi manakah yang
lebih penting antara Waktu Pelaksanaan dengan Hasil Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Hasil Pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Teknis Pondasi manakah yang
lebih penting antara Biaya Pelaksanaan dengan Hasil Pelaksanaan
Biaya Pelaksanaan
Hasil Pelaksanaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanyaan Kriteria Lingkungan
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Lingkungan dengan Alat dan Bahan dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Lingkungan
Alat dan Bahan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner manakah yang lebih penting antara kriteria
Lingkungan dengan Tenaga dalam menentukan pemilihan jenis pondasi.
Lingkungan
Tenaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Lingkungan manakah yang lebih
penting antara Pengadaan Alat dengan Pencemaran Lingkungan
Pengadaan Alat dan Bahan
Pencemaran Lingkungan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Pengadaan Alat dengan Biaya
Pengadaan Alat dan Bahan
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Efisiensi Waktu dengan Biaya
Efisiensi Waktu
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Pengadaan Alat dengan Biaya
Pengadaan Alat dan Bahan
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Efisiensi Waktu dengan Biaya
Efisiensi Waktu
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perpustakaan Unika
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Pengadaan Alat dengan Biaya
Pengadaan Alat dan Bahan
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Alat dan Bahan manakah
yang lebih penting antara Efisiensi Waktu dengan Biaya
Efisiensi Waktu
Biaya
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Kualitas Tenaga dengan Jumlah Tenaga Kerja
Kualitas Tenaga
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Keselamatan Tenaga Kerja dengan Jumlah Tenaga Kerja
Keselamatan Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Kualitas Tenaga dengan Jumlah Tenaga Kerja
Kualitas Tenaga
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Keselamatan Tenaga Kerja dengan Jumlah Tenaga Kerja
Keselamatan Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Kualitas Tenaga dengan Jumlah Tenaga Kerja
Kualitas Tenaga
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menurut anda sebagai Owner berdasarkan kriteria Tenaga manakah yang lebih
penting antara Keselamatan Tenaga Kerja dengan Jumlah Tenaga Kerja
Keselamatan Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9