Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN(PH)

TERHADAP KECEPATAN PERKECAMBAHAN


TANAMAN JAGUNG

Oleh:
TEGUH PRADIPTA (103204042)

JURUSAN BIOLOGI FMIPA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


(UNESA)
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman jagung merupakan tanaman yang sangat dibutuhkan, karena jagung merupakan
salah satu tanaman alternatif penghasil karbohidrat selain nasi dan juga sagu. Di amerika
tanaman ini menjadi makanan pokok warga amerika. Tanaman jagung dapat hidup di daerah
yang memiliki tingkat kelembaban yang kecil, seperti contoh di daerah yang sedikit memiliki
kandungan air. Pada tanaman jagung juga terdapat masa dormansi pada saat masih dalam
keadaan biji. Masa dormansi ialah masa dimana biji tumbuhan dalam keadaan tidur, yaitu pada
saat lingkungan di sekitarnya masih belum mendukung untuk mengakhiri masa dormansi. Untuk
menghilangkan masa dormansi tersebut, biji tumbuhan memerlukan air, oleh karena itu, saya
memulai percobaan ini untuk mengetahui pengaruh dari derajat keasaman dari air yang
digunakan untuk mengakhiri masa dormansi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan pengaruh factor derajat keasaman terhadap kecepatan perkecambahan
tanaman jagung?
2. Berapakah pH stabil

yang

dibutuhkan

oleh

tanaman

jagung

dalam

proses

perkecambahan?
3. Apakah ada perbedaan antara kecepatan perkecambahan tanaman jagung pada pH yang
yang bersifat asam kuat, asam lemah dan netral?

C. Hipotesis
1. Pengaruh faktor keasaman pada proses perkecambahan dari tanaman jagung adalah pada
cepat atau tidaknya jagung tersebut tumbuh.
2. Derajat keasaman (pH) yang paling baik untuk perkecambahan dari tanaman jagung
adalah air yang memiliki derajat keasaman mendekati netral (7,0).
3. Pada tanaman jagung yang diberi asam kuat mempunyai kecepatan pertumbuhan yang
lambat jika dibandingkan dengan tanaman jagung lainnya yang diberi air dengan pH yang
lebih mendekati pH netral.

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kecepatan
perkecambahan tanaman jagung, khususnya faktor derajat keasaman lingkungan (PH)
2. Untuk mengetahui ph stabil yang dibutuhkan oleh tanaman jagung untuk berkecambah.
3. Untuk mengetahui perbedaan kecepatan perkecambahan pada ph yang berbeda-beda.
2

BAB II
DASAR TEORI
JAGUNG
( Zea mays L.)

A. Jenis Tanaman
Sistematika jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliaphyta

Klas

: Liliopsida

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea Mays L
3

B. Manfaat Tanaman
Jagung kaya akan lemak nabati sehingga sering diolah untuk diambil minyaknya yang
merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat dalam proses pertumbuhan anak,
menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit jantung, dan stroke. Selain mengandung serat yang
pentin untuk menurunkan kadar kolesterol jagung juga kaya akan asam folat yang berperan
menurunkan kadar homosistein dalam pembuluh darah. Homosistein merupakan suatu jenis
asam amino yang bila kadarnya meningkat dalam darah dapat merusak pembuluh darah sehingga
meningkatkan serangan jantung dan stroke. Asam folat juga bermanfaat untuk mencegah
kerusakan otak bayi saat kelahiran karena itu pada ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi
jagung. Jagung merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk membentuk
acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel otak dalam
proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan
menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam
pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak untuk diubah menjadi energi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam the American institute for
cancer research, jagung banyak mengandung senyawa fitokimia dalam bentuk
terikat yang kekuatan antioksidannya tidak kalah dengan antioksidan dalam buah
dan sayuran. Komponen fitokimia bermanfaat membantu serat menurunkan resiko
kanker terutama kanker usus. Selain itu dalam journal of agriculture and food
chemistry menyatakan bahwa proses pemasakan pada suhu tinggi (115 C) dalam
waktu lama (10-15 menit) akan meningkatkan aktivitas antioksidan jagung
meskipun kandungan vitamin C-nya berkurang. Proses pemasakan jagung akan
meningkatkan pengeluaran asam ferulat yaitu senyawa fitokimia yang berperan
sebagai antioksidan untuk melawan kanker. Salah satu kelebihan lain jagung adalah
kandungan provitamin A yang tinggi dalam bentuk pigmen. Jagung sangat
direkomendasikan bagi para perokok karena mengandung betacryptoxanthin yang
dapat menurunkan resiko kanker paru paru. Menurut journal cancer
epidemiology, biomarkers and prevention orang yang banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung betacryptoxanthin terbukti mengalami penurunan
resiko kanker paru paru sebesar 27%, hasil yang sama juga menunjukkan bahwa
perokok yang mengkonsumsi jagung mengalami penurunan kanker paru paru
sesebesar 37% dibandingkan dengan perokok yang kurang mengkonsumsi jagung

C. Sentra Penanaman
Penduduk asli amerika sangat memuja jagung. Bagi mereka jagung tidak hanya sebagai
makanan pokok tapi juga menjadi icon penting yang mewakili tradisi mitologi dari peradaban
suku maya, Aztec, dan inca. Zea mays, nama latin jagung yang diambil dari nama tradisional
4

jagung yaitu maize yang berasal dari bahasa spanyol yang digunakan oleh penduduk pribumi
amerika suku taino.
Ketika Christopher colombus datang ke amerika mereka menemukan jagung tumbuh di
hampir seluruh jagung tumbuh di hampir seluruh amerika mulai dari chili hingga kanada,
kemudian mereka membawanya ke eropa dan memperkenalkannya ke seluruh dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton;
Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700
800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung
nasional 16 jt ton per tahun.

Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia),
diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%;
Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92%
dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar
791,3 juta MT

PERKECAMBAHAN
(Germination)

Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji
tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil
perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio
saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula
tumbuh dan berkembang menjadi akar.

Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke


luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi
proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis.
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang
menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan
hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya.
Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan
tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh
para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Gelas Plastik Ukuran 250 ml
2. Botol Aqua ukuran 1,5 liter
3. Kertas label
4. pH meter (alat pengukur pH)
B. BAHAN
1. Biji jagung
2. Tanah
3. HCl
4. Asam Cuka
5. Aquades

PROSEDUR PERCOBAAN
A. GAMBAR RANCANGAN PERCOBAAN
6

B. LANGKAH PERCOBAAN
Pertama-tama membuat larutan asam dengan cara mencampurkan asam
cuka dan Hcl pada 2 botol yang berbeda. Sehingga didapatkan 2 botol

dengan masing masing merupakan larutan Cuka dan larutan Hcl.


Ukur pH masing masing larutan dengan menggunakan pH meter untuk
mendapatkan pH yang diinginkan, untuk larutan asam ccuka didapatkan pH
5,0 dan untuk larutan Hcl didapatkan pH 3,0. Sebagai kontrol digunakan

aquades yang ber-pH 7,0


Rendam biji jagung pada tiap larutan dengan jumlah 10 biji tiap larutan.
Rendam selama 30 45 menit. Kemudian langsung ditanam pada media
tanam yaitu dibotol aqua gelas ukuran 250 ml yang telah diberi tanah

sbelumnya.
Amati selama 7 hari, dengan melihat tiap harinya apakah ada biji dari tiap

media tanam yang tumbuh menjadi kecambah.


Catat hasilnya, lalu pada hari ke 7, ukur panjang batang. Masukkan

datanya.
C. VARIABEL PERCOBAAN
1. Variabel Kontrol
: Media tanam, berupa bahan, jenis tanah.
Kerapatan tanaman, temperature(suhu), intensitas cahaya.
2. Variabel Manipulasi
: ph larutan yang digunakan dalam dan perendaman.
3. Variabel Respon
: Kecepatan perkecambahan tanaman kacang tanah.

HASIL PENGAMATAN
DATA DAN ANALISIS

A. Data
pH = 7,0
Hari percobaan ke-

Kecambah tumbuh

100

Hari percobaan ke-

Kecambah tumbuh

80

Hari percobaan ke-

Kecambah tumbuh

40

pH = 5,0

pH = 3,0

B. Analisis Data
Antara kecambah dari satu media dengan media yang lain berbeda, karena adanya faktorfaktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut berasal dari dalam tubuh biji tersebut maupun
berasal dariluar tubuh biji itu sendiri. Faktor yang berasal dari luar diantaranya adalah intensitas
cahaya, kelembapan tanah, ph(derajat keasaman), suhu, tekanan udara, dsb, Perkecambahan
memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas
cahaya yang tinggi. Karena itu di tempat gelap kecambah tumbuh lebih panjang daripada di
tempat terang. pada percobaan tersebut diperoleh data bahwa pada kondisi gelap perkecambahan
akan berlangsung dengan baik,
8

Pada percobaan ini memanipulasi ph(derajat keasaman) untuk membandingkan hasil dari
perkecambahan dengan ph yang berbeda-beda. Kecepatan pertumbuhan perkecambahan
berbeda-beda antara kacang tanah yang satu dengan yang lainnya pada ph yang berbeda,
perkecambahan tercepat terjadi pada pot yang ph-nya 5 dan 7, karena tumbuhan kacang tanah
akan tumbuhdan berkembang biak dengan baik pada ph rata-rata 6,0-6,5. Dari percobaan
tersebut pada pot dengan ph 3,0 pertumbuhan perkecambahan lambat, karena langph terlalu
asam, pada kondisi ph 9,0 perkecambahan berlangsung relatif cepat dan pada ph 11,0 juga relatif
cepat, dalam hal ini kcang tanah merespon kondisi lingkungan sekitar untuk dapat tumbuh.
Kualitas perkecambahan antara kacang tanah pot yang satu berbeda dengan pot yang lain,
kualitas perkecambahan terbaik terdapat pada pot dengan ph 5,0 dan 7,0, karena pada ph tersebut
kacang tanah dapat tumbuh secara optimal dan tidak memerlukan adaptasi atau respon yang
lebih dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang ekstrim. kualitas perkecambahan yang
paling jelek terjadi pad pot yang dengan ph 3,0 daus bekerja kern 11,0 karena pada kondisi
tersebut tanaman kacang tanah harus bekerja keras dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. pada ph 3,0 keadaan tanah terlalu asam sehingga perkecambahan kurang baik
dan sebaliknya pada ph 11,0 keadaan tanah terlalu basa sehingga perkecambahan berlangsung
lambat.
Faktor-faktor yang dipengaruhi dalam hal ini adalah konsentrasi ph terhadap respon yang
dilakukan oleh kacang tanah, pada percobaan tersebut tidak semua biji merespon perubahan
lingkungan, karena tidak semua biji pada proses imbibisi tidak dapat menyerap air secara
maksimal, dan hal tersebut berhubungan pada saat dormansi biji, sehingga ada biji yang tidak
merespon perubahan lingkungan tersebut, sedangkan tumbuhan yang ak, jika tmerespon tersebut
cadangan makanan dan air pada biji terpenuhi dan cukup digunakan dalam proses
perkecambahan. cara mengetahui apakah biji merespon perubahan lingkungan adalah dengan
jalan mengamati apakah biji tersebut mengalami perkecambahan atau tidak, jika tidak, tumbuhan
tersebut berarti tidak merespon perubahan lingkungan, selain itu dapat diamati pada hasil
perkecambahan, jika hasil perkecambahan normal, maka tumbuhan tersebut mampu beradaptasi
pada lingkungan tersebut, jika tidak, berarti tumbuhan tersebut terpengaruhi kondisi lingkungan
yang tidak sesuai dengan habitat dan keadaan lingkungan dari tumbuhan tersebut.

INDEKS PERKECAMBAHAN

KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor lingkungan
yang berupa derajat keasaman (ph) mempengaruhi kecepatan perkecambahan tanaman
kacang tanah. Dengan berbagai macam ph yang diberikan pada tanaman kacang tanah, ph
yang paling stabil dan paling cepat dalam mempengaruhi kecepatan perkecambahan
tanaman kacang tanah adalan ph 5.0 dan ph 7.0. serta antara masing-masing tanaman dengan
ph yang berbeda terdapat perbedaan, pada ph diatas 7.0 (basa) kecepatan perkecambahan
kacang tanah rendah, sedangkan ph 5.0 dan ph 7.0 merupakan ph dengan kecepatan
perkecambahan tertinggi dibandingkan dengan yang lain, ph 3.0 kecepatannya sedang.

B. SARAN
10

Dengan

percobaan

tentang

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kecepatan

perkecambahan tanaman, terutama adalah faktor yang berupa derajat keasaman(ph)


hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati-hati, karena ph sifatnya sangat sensitif,
mempengarihi faktor lingkungan lainnya yang dapat memperlambat ataupun mempercepat
proses perkecambahan tanaman kacang tanah ini, dan masing masing tanaman tersebut
kecepatann perkecambahannya sangat tergantung pada kondisi lingkungan, jika kondisi
lingkungan yang kurang baik, maka perkecambahan akan terhambat, dan msing-masing
tanaman tersebut mempunyai ph optimal yang dibutuhkan dalam proses perkecambahan
maupun dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Daftar pustaka
Referensi
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi MIG Corp.
Anonimous, 1997. Irradition of horticultural crops at Iowa State Univeristy.
Hort. Sci 32(4): 582-585.
Gamborg, O.L., Miller, R.A., Ojima, K., 1968. Nutrient requirement of suspension
cultures of soybean root cells. Exp. Cell Res.50:151-158.
Murashige, T., Skoog, F., 1962. A revised media for rapid growth and bioassay with
tobacco tissue cultures. Physiol. Plant 15:473-493.
Hemon, A.F., 2006. Efektivitas seleksi in vitro berulang untuk mendapatkan plasma nutfah
kacang tanah toleran cekaman kekeringan dan resisten terhadap penyakit busuk
batang Sclerotium rolfsii. Disertasi Doktor Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Li et al. (2007). Repression of AUXIN RESPONSE FACTOR10 by microRNA 160 is critical
for seed germination and post-germination stages. The Plant Journal 52:133-146.
Dwinika H.2010.perkecambahan biji.blogspot.com:24

11

Anda mungkin juga menyukai