PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila setiap orang tua mampu menyadari akan pentingnya ASI
eksklusif bagi bayi yang dilahirkan, maka masa depan generasi mendatang
akan
lebih baik dan berguna bagi orang tua, bangsa dan negera. Salah
satunya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan memberikan ASI eksklusif
sejak dini. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan
cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi
sampai umur 6 bulan (Dinkes, 2008). ASI mengandung semua zat gizi yang
diperlukan bayi dan di produksi khusus oleh tubuh ibu untuk bayinya. Agar
ASI cepat keluar maka dianjurkan bayi disusui dalam 30 menit pertama
setelah dilahirkan. Komposisi ASI yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan
mengandung Zat pelindung dengan kandungan terbanyak ada pada kolustrum.
Kolustrum adalah ASI yang berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari
pertama setelah bayi lahir.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI)
merupakan makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI
terkandung antibodi yang diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit
yang menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah imunisasi pertama karena ASI
mengandung berbagai zat kekebalan antara lain imunoglobin. Bayi yang tidak
di pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Pustu Tanjung Pinang Kota Palangka Raya
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian pembatasan dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif
pada bayi umur 0-6 di Pustu Tanjung Pinang Kota Palangka Raya
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik
mengenai pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.
2. Secara Praktis
Meningkatkan kualitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Arti Pengetahuan
1) Pengetahuan adalah hasil atau dan dini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap satu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita.
(Notoadmojo, 2003 : 127-128)
2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan what misalnya : apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya.(Notoadmojo, 2005 : 3).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai
berikut:
1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi
(Obyek)
2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek
tersebut disini sikap obyek mulai timbul
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan
dapat menginter prestasikan materi tersebut secara benar
tentang
objek
yang
dilakukan
dengan
menjelaskan,
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan,
meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek
penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
c.
ini
dipakai
bahkan
orang
mungkin
sebelum
adanya
sebelum
adanya
pepatah
mengatakan
Pengalaman
Jalan Pikiran
Sejalan
kebudayaan
perkembangan
umat
manusia
kebudayaan
cara
berpikir
umat
umat
Markum
(1991)
bekerja
umumnya
2) Faktor Pendukung
a) Informasi
Informasi
adalah
penerangan,
pemberitahuan,
hasil
perhitungan,
kemudian
hasilnya
di
a. ASI
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang
dibutuhkan bayi hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi
dan berenergi tinggi, yang mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)
b. ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain
dianjurkan sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono,
2005)
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa
tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang
diberikan pada bayi berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi
berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia
lebih dari enam bulan.
c. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) ASI sebagai nutrisi
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa
menunggu
d) Halal
e) Mudah di cerna dan lain-lain.
f) Mencegah Perdarahan Post Partum
Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang
kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan
g) Mengecilkan rahim
Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali
keukuran semula.
h) Mengurangi terjadinya anemia
Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan
penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
i) Lebih cepat langsing kembali
Di perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil
dari cadangan lemak yang tertimbun.
j) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
setelah
melahirkan
(4-7
hari)
yang
berbeda
Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 3 kali per hari
selama 2 minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan
dengan
produksi
ASI
yang
cukup.
Berdasarkan
hal
ini
mengganggu
produksi
ASI
karena
menghambat
7) Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat
membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses
pengeluaran ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan
indikator produksi oksitosin.
8) Pil kontrasepsi
Penggunaan
pil
kontrasepsi
kombinasi
estrogen
dan
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Desain yang digunakan penulis adalah deskriptif yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005:138).
Sedangkan jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka
hasil perhitungan atau pengukuran (Arikunto, 2006 : 246)
B. Variabel
1. Jenis Variabel
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau
pengertian variabel variabel yang diamati atau diteliti (Notoadmojo :
2002)
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan.
Variabel
Definisi
Kriterian
Skala
Pengetahuan ibu
tentang
pemberian ASI
eksklusif pada
bayi umur 0-6
bulan
Operasional
Hasil tahu, atau
Jawaban
pemahaman ibu
tentang pemberian ASI Benar : 1
eksklusif pada bayi
umur 0-6 bulan
Salah : 0
meliputi:
Pernyataan:
- pengertian ASI
eksklusif
Baik :
- manfaat pemberian
ASI pada bayi
- manfaat pemberian
ASI bagi ibu
Ordinal
76 - 100%
Cukup baik :
56 - 75%
Kurang baik :
40 - 55%
Tidak baik : <40%
Arikunto, 2006:246
C. Populasi
Populasi adalah kesuluruhan obyek penelitian atau obyek penelitian yang diteliti
(Notoadmojo, 2005:79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi 0-6 bulan yang berada di Puskesmas Grajagan yang
berjumlah 30 responden.
D. Sampel
1. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
(Arikunto,2006: 131)
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai
bayi umur 0-6 bulan yang memberikan ASI eksklusif di Puskesmas
Grajagan. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
total sampling yaitu cara pegambilan sampel dengan mengambil seluruh
anggota popuasi menjadi sampel (Alimul Aziz, 2003)
Besar sampel yang diambil sebanyak 30 responden.
2. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteriktis yang dapat di masukkan atau layak untuk
diketahui yaitu :
1) Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dan bersedia dilakukan
penelitian.
2) Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dapat membaca dan
menulis.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ibu yang tidak layak untuk di teliti menjadi responden
yaitu :
dan
lembar
persetujuan
(informed
consent)
sebelum
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran lokasi tempat pnelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Grajagan Kecamatan
Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 21 Juli 5 Agustus 2009
dengan jumlah sampel 30 responden.
Luas wilayah Puskesmas Grajagan adalah 1.000 Ha yang berjarak 1
km dari pasar Curahjati. Disebelah utara perbatasan dengan Desa
Galagahagung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberasri, sebelah
barat berbatasan dengan Desa Bangorejo. Di Puskesmas Grjaagan
dipimpin oleh 1 orang Kepala Desa yaitu Dokter, terdapat 11 bidan, 9
perawat, 1 dokter gigi dan 3 staff.
2. Data Umum
a. Karakteristik Umur Responden
Umur responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di
Puskesmas Grajagan
Kecamatan
Purwoharjo
Frekuensi
3
19
8
30
Prosentase
10%
63,3%
26,7%
100%
4.2
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah
Frekuensi
12
14
4
30
Prosentase
40%
46,7%
13,3%
100%
h
16
14
30
Frekuensi
Prosentase (%)
53,3%
46,7%
100%
h
16
11
2
1
30
Frekuensi
Prosentase (%)
53,3%
36,7%
6,7%
3,3%
100%
h
6
12
10
2
30
Frekuensi
Prosentase (%)
20%
40%
33,3%
6,7%
100%
h
12
15
3
30
Frekuensi
Prosentase (%)
40%
50%
10%
100%
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
Jumlah
6
10
13
1
30
20%
33,3%
43,4%
3,3%
100%
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
11
36,7%
Cukup baik
15
50%
Kurang baik
13,3%
Tidak baik
30
100%
Jumlah
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Grajagan Kecamatan Purwoharjo.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
yang ada di Puskesmas Grajagan sebagian besar 19 orang (63,3%) dalam
umur 20 30 tahun dan sebagian kecil 3 orang (10%) memiliki umur <>
Berdasarkan tabulasi silang antara umur dengan pengetahuan dapat
diketahui bahwa responden yang memiliki umur 20 30 tahun sebanyak
19 orang, dimana 47,4% berpengetahuan baik, 52,6% berpengetahuan
cukup baik. Sedangkan responden yang memiliki umur <>
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
yang ada di Puskesmas Grajagan sebagian besar 14 orang (46,7%)
memiliki tingkat pendidikan SMP dan sebagian kecil 4 orang (13,3%)
berpendidikan SMA).
Berdasarkan tabulasi silang antara pendidkan dengan pengetahuan
dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP
sebanyak 14 orang, dimana 35,17% berpengetahuan baik, 57,1%
berpengetahuan cukup baik, 7,2% berpengetahuan kurang baik. Sedangkan
responden yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 12 orang
dimana 41,7% berpengetahuan baik dan 41,7% berpengetahuan cukup
baik, 16,7% berpengetahuan kurang baik, seperti yang telah dijelaskan
tabulasi
silang
antara
jumlah
anak
dengan
mempunyai
pengetahuan
cukup
baik,
6,3%
mempunyai
pada kuisioner tentang pengertian ASI ekslusif. Hal ini dapat dilihat lagi
dari latar belakang pendidikan mereka yaitu SMP.
Meskipun latar belakang pendidikan mereka hanya SMP namun
mereka pernah mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan
mempunyai pengalaman tentang pemberian ASI ekslusif. Hal ini
disebabkan oleh informasi yang didapat menurut Notoatmodjo (2005)
mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik, yang bermakna
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat digunakan
sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Disamping itu juga mereka
pernah mendapatkan infromasi dan pengalaman. Hal ini dapat diperkuat
oleh Notoatmodjo
merupakan
sumber
pengetahuan.
Kurang dari 50% responden memiliki pengetahuan kurang 3
responden (5,5%). Hal ini dapat dilatarbelakangi pendidikan SD dan SMP
disamping itu juga tidak pernah mendapatkan informasi dan tidak
memiliki pengalaman sama sekali dalam pemberian ASI ekslusif. Hal ini
dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan.
Pendidikan berhubungan dengan transmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakukan yang lain, dan merupakan
proses belajar dan mengajar. Pola kelakuan manusia menurut apa yang
diharapkan (Notoatmodjo, 2003).
3. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat diketahui
bahwa dari 30 responden kurang dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 15
responden (50%), kurang dari 50% berpengetahuan baik yaitu 12
responden (40%), berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (10%),
Sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar
tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi yaitu bayi yang sering
disusui oleh ibunya akan lebih meningkatkan jalinan kasih sayang antar
ibu dan bayi. Hal ini dapat dilihat dari latar belajar pendidikan yang
cukup yaitu SMP.
Pengetahuann cukup di atas mungkin disebabkan pendidikan
responden yang cukup dan pernah mendapat informasi tentang manfaat
pemberian ASI pada bayi dan adanya pengalaman dalam pemberian ASI
ekslusif. Pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya. Disamping itu
juga responden yang tidak bekerja yaitu 16 responden (53,3%) sehingga
mempunyai banyak waktu luang untuk memperoleh informasi tentang
pemberian ASI ekslusif. Hal ini dimungkinkan karena bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu.
ASI pada bayi dapat menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan
anak. Responden pernah mendapatkan informasi dari media dan
penyuluhan, dan sebagian besar responden berpendidikan cukup yaitu
SMP.
Kurang dari 50% berpengetahuan baik yaitu 6 responden (20%).
Hal ini dilihat dari item soal tentang menfaat pemberian ASI pada ibu.
Pencapaian pengetahuan baik hal ini disebabkan pendidikan yang cukup,
mempunyai pengalaman dan pernah mendapatkan informasi. Hal ini
diperkuat oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman merupakan guru
yang baik untuk memperoleh pengetahuan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Grajagan
Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 21 Juli 5
Agustus 2009 yang telah ditabulasi dan dibahas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Nirmala