Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam mempersiapan peserta didik menghadapi tantangan masa
depan,Departemen Pendidikan Nasional(depdiknas) Republik Indonesia
menerbitkan kurikulum berbasis kompetensi (kbk) yang merupakan refleksi
pemikiran atau pengkajian ulang dan penilaian terhadap kurikulum 1994
beserta

pelaksanaanya.perubahan

curriculum)

menjadi

kurikulum

kurikulum

1994(content-based

2004(competency-based

curriculum)

mengandung implikasi yaitu adanya perubahan paradigma penilaian,baik


yang menyangkut tentang sistem,prinsip,pendekatan maupun teknik dan
bentuk penilaian.model penilaian yang di gunakan dalam kurikulum 2004
adalah penilaian berbasis kelas (classroom-based assessment)
Ada beberapa pertimbangan tentang pentingnya penilaian berbasis
kelas.
1. pada hakikatnya, penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk
kepentingan guru, tetapi juga peserta didik, kepala sekolah, orang
tua dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2. berdasarkan hasil penelitian, masih banyak kekeliruan guru dalam
memahami penilaian,

baik secara konsepsional, implementasi

maupun penggunaan hasil penilaian itu sendiri.


3. pada umumnya guru guru di sekolah jarang mendalami tentang
penilaian, di samping karena kesibukan, buku-buku refrensi di
sekolah relatif kurang mendukung.
4. ada kecenderungan guru-guru di sekolah melaksanakan penilain apa
adanya, tanpa memahami tujuan dan fungsi penilaian, objek dan
prinsip-prinsip penilaian, sehingga hasil penilaian kurang dapat
memuaskan semua pihak.
5. penilaian

yang

di

lakukan

memperhatikan segi proses.

guru

pada

umumnya

kurang

Penilaian berbasis kelas (PBK)

di lakukan untuk memberikan

keseimbangan pada ketiga domain, yaitu kognitif, afektif,dan psikomotor


dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian yang di lakukan
secara sistematis dan sistemik,menyeluruh dan berkelanjutan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian berbasis kelas ?
2. Apa tujuan dan fungsi penilaian berbasis kelas ?
3. Apa saja yang termasuk dalam objek penilain berbasis kelas ?
4. Domain dan alat apa saja yang ada dalam penilaian berbasis kelas ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dalam penilaian berbasis kelas ?
6. Apa manfaat hasil penilaian berbasis kelas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu penilaian berbasis kelas
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan penilaian berbasis kelas
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari penilaian berbasis kelas

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam artiassessment
maksudnya data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan
salah satu bukti yang dapat di gunakan untuk mengukur keberhasilan suatau
program pendidikan, secara lebih spesifik, penilaian berbasis kelas dapat di
artikan sebagai suatu proses pengumpulan,pelaporan dan penggunaaan data
dan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk menetapkan tingkat
pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang
telah di tetapkan. Tujuan pendidikan yang di maksud adalah standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang
terdapat dalam kurikulum. Dalam implementasi penilaian berbasis
kelas,guru harus menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, bukti
buykti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Penilaian
berbasis kelas mengindetifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar
yang di kemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang
harus dan telah di capai di sertai dengan peta kemajuan belajar peserta didik
dan pelaporan.
Dalam implementasi penilaian berbasis kelas,terdapat unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Penilaian prestasi belajar (achievement assessment) ,yaitu suatu teknik
penilaian yang di gunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan
kompetensi yang di tetapkan dalam kurikulum. Penilaian prestasi belajar
banyak di gunakan guru di sekolah dalam upaya mengumpulkan
mengumpulkan dan mendeskripsikan prestasi belajar peserta didik, baik
melalui tes prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes maupun non tes.
Contohnya: tes prestasi belajar bidang studi matematika.
2. Penilaian kinerja (performance assesment) ,yaitu suatu teknik penilaian
yang di gunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan ketrampilan peserta
didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja nyata.
Contohnya: Guru menyuruh peserta didik berdiri di depan kelas untuk
berpidato, guru mengajak peserta didik melakukan eksperimenn di

laboratoium, guru menyuruh peserta didik menunjukan gerakan-gerakan


shalat, guru menyuruh peserta didik membaca al-quran dan sebagainya.
3. Penilaian alternatif (alternative assessment) yaitu suatu teknik penilaian
yang di gunakan sebagai alternatif di samping teknik penilaian yang lain,
artinya, penilaian tidak hanya bergantung kepada satu bentuk saja (seperti
tes tertulis) tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain,
seperti penilaian penampilan atau penilaian portofolio.
4. Penilaian autentik (authentic assessment) yaitu suatu teknik penilaian yang
di gunakan untuk nmengetahui tingkst pencapaian kompetensi peserta didik
berupa kemampuan nyata, bukan suatu yang di buat-buat atau yang hanya di
peroleh di dalam kelas. Kenyataan tersebut dapat di lihat dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Penilaian portofolio (portfolio assessment) yaitu suatu teknik penilaian yang
di gunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan
perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu ke
waktu.
Di samping itu,dalam penilaian berbasis kelas terdapat empat kegiatan
pokok yang harus di lakukan guru,yaitu:
1. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar
peserta didik
2. Menggunakan data dan informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar
peserta didik.
3. Membuat keputusan yang tepat
4. Membuat laporan sebagai bentuk akuntabilitas publik
Pengumpulan data dan informasi dapat di lakukan dalam suasana
formal maupun tidak formal, di dalam kelas atau di luar kelas, seperti di
laboratorium atau di lapangan. Jika data dan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik sudah terkumpul dalam jumlah yang memadai
maka guru perlu menggunakannya untuk membuat keputusan tentang hasil
belajar peserta didik telah terkumpul dalam jumlah yang memadai, maka
guru perlu menggunakannya untuk membuat keputusantentang hasil belajar
peserta didik , antara lain: apakah peserta didik telah mencapai kompetensi
dasar yang telah di tetapkan? Apakah peserta didik telah memenuhi syarat
untuk maju ke tingkat lebih lanjut? apakah peserta didik harus mengulang

bagian-bagian tertentu? Apakah peserta didik perlu memperoleh cara lain


sebagai pendalaman? apakah peserta didik perlu menerima pengayaan? jika
perlu, pengayaan apa yang perlu di berikan.
Setelah guru membuat berbaagai keputusan, maka langkah selanjutnya guru
harus membuat laporan ke berbagai pihak, anatara lain peserta didik, orang
tua,masyarakat,instansi terkait lainya. Laporan ini harus dibuat secara
berkala

sebagai

bentuk

akuntabilitas

publik.

Berdasarkan

uraian

sebelumnya, maka terdapat sejumlah karakteristik penilaian berbasis kelas


sebagai berikut.
1. Menggeser tujuan penilaian dari keperluan untuk klasifikasi peserta
didik (diskriminasi) ke pelayanan individual peserta didik dalam
mengembangkan kemampuannya (diferensiasi).
2. Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) daripada penilaian
acuan norma (PAN).
3. Menjamin pencapaian tujuan pendidikan yang tercantum dalam
kurikulum, karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum menjadiankan acuan utama.
4. Mengunakan keseimbangan teknik dan alat penilaian, baik tes
tertulis, tes lisan, maupun tes tindakan/perbuatan serta cara lain
untuk menjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadilan lebih
terjamin karena kemampuan peserta didik lebih terperinci terpapar,
dan tergambarkan
5. Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami
tentang profil kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang
bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru, dan pengguna
lulusan, sehingga dapat menjamin prinsip akuntabilitas publik.
6. Memanfaatkan berbagai cara dan prosedur penilaian dengan
menerapkan berbagai pendeatan dan cara belajar siswa aktif yang
dapat mengoptimalkan pengembangan kepribadian, kemampuan
beralar, dan bertindak.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan


penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan
memperbaiki program dan kegiatan pemblajaran.
Penilaian berbasis kelas,menekankan pencapaian hasil belajar peserta didik
sekaligus mencakup seluruh proses pembelajaran.
Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (2002) di
kemukakan bahwa tujuan penilaian berbasis kelas secara terperinci adalah
untuk memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar peserta didik secara indiviudual
dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang di
lakukanya.
2. Informasi yang dapat di gunakan untuk membina kegiatan belajar lebih
lanjut, baik secara kelompok maupun perorangan.
3. Informasi yang dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, menetapkan tingkat
kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman
atau pengayaan.
4. Motivasi belajar peserta didik dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau
perbaikan.
5. Informasi semua aspek kemajuan peserta didik dan pada giliranya guru
dapat membantu pertumbuhanya secara efektif untuk menjadi anggota
masyarakat dan pribadi yang utuh
6. Bimbingan yang tepat unbtuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai
dengan ketrampilan, minat dan kemampuanya.

Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah:
1. Untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan dirinya dengan
mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang lebih baik dan
maju.

2. Untuk membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah di
kerjakanya
3. Untuk membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media
mengajar yang di gunakannya telah memadai
4. Untuk membantu guru dalam membuat pertimnbangan dan keputusan
administrasi.
C. Objek Penilaian Berbasis Kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen Nasional, maka bjek
penilaian berbasis kelas adalah sebagain berikut:
1. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran,

yaitu

pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang di refleksikan dalam kebiasaan


berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau
subjek mata pelajaran tertentu.
2. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran yaitu pengetahuan,

sikap,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang di refleksikan dalam kebiasaan


berpikir dan bertindak yang seharusnya di capai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan rumpun pelajaran.
3. Penilaian kompetensi lintas kurikulum, yaitu pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir

dan

bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan kecakapan


hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar
secara berkesinambungan. Penilaian ketercapaian kompetensi lintas
kurikulum ini di lakukan terhadap hasil belajar dari setiap rumpun pelajaran
dalam kurikulum
4. Penilaian kompetensi tamatan, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasan berpikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan jenjang tertentu. Sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional, kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh lulusan atau
tamatan sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Berkenaan dengan aspek afektif,peserta didik memiliki keimanan
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran
agama dan kepercayaan masing-masingyang tercermin dalam
perilaku sehari-hari, memiliki nilai-nilai etika dan estetika,serta
mampu mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan

sehari-hari, memilki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora,


berbangsa dan bernegara, baik dalam lingkup nasional maupun
global.
b. Berkenaan dengan aspek kognitif, peserta didik dapat menguasai
ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, peserta didik memiliki
keterampilan berkomunikasi, keterampilan hidup, dan mampu
beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan
lingkungan alam, baik lokal, regional, maupun global, memiliki
kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan
tugas/kegiatan sehari-hari.
5. Penilaian terhadap pencapaian ketrampilan hidup. Kecakapan hidup yang di
miliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar perlu di nilai
sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat bertahan
dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai, antara lain
keterampilan diri (keterampilan personal), keterampilan berpikir rasional,
keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional.
D. Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian autentik perlu dilakukan dilakukan terhadap keseluruhan
kompetensi

yang

telah

dipelajari

peserta

didik

melalui

kegiatan

pembelajaran. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai,


doamain yang perlu di ilain meliputi domain kognitif, domain afektif, dan
domain psikomotor.
1. Domain kognitif
Domain kognitif meliputi hal-hal berikut ini :
a) Tingkatan hafalan, mencakup kemampuan menghafal verbal atau menghafal
paraphrase materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
b) Tingkatan
pemahaman,
meliputi
kemampuan
membandingkan
(menunjukan persamaan dan perbedaan) mengindentifikasi karakteristik,
menggeneralisasi dan menyimpulkan.
c) Tingkatan aplikasi, mencangkup kemampuan menerapkan rumus,dalil atau
prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan

d) Tingakatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan,


merinci, mengurai suatu objek.
e) Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau
komponen, menyusun, membentuk bangunan, mengarang,

melukis,

menggambar dan sebagainya.


f) Tingkatan evaluasi penilaian mencangkup kemampuan menilai (judgement)
terhadap objek studi dengan menggunakan kriteria tertentu.
Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes lisan
dikelas, tes tulis, dan fortopolio. Portofolio merupakan kumpulan dari tugastugas peserta didik. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan
membaca dan menulis yang lebih luas, peserta didik menilai kemajuannya
sendiri, dan menilai sejumlah karya peserta didik. Prinsip penilaian
portofolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri kemudian
hasilnya dibahas. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang
atau mengerjakan soal. Jadi, portofolio merupakan alat pengukuran dengan
melibatkan peserta didik untuk menilai kemajuannya berkaitan dengan mata
pelajaran tertentu.

2. Domain psikomotor
Domain psikomotor meliputi hal-hal berikut:
a) Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan peserta didik
dalam menggerakan sebagaian anggota badan
b) Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau
menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan
c) Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara
menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur domain psikomotor
adalah tes penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai
peserta didik, seperti:
a) Tes paper and pencil, walaupun bentuknya seperti tes tertulis, tetapi
sasarannya adlah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya,
misalnya berupa desain alat, dsain grafis, dan sebagainya

b) Tes identifikasi, tes ini ditujukan untuk mengukur kemampuan peserta


didik dalam mengidentifikasi sesuatu, misalnya menemukan bagian
yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat
c) Tes simulasi, tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesuangguhnya
yang dapat dipakai untuk mempergunakan penampilan peserta didik.
Dengan demikian, melalui simulasi peserta didik tetap dapat dinilai,
apakah dia sudah menguaai keterampilan dengan bantuan peralatan
tiruan atau mempergunakan seolah-olah menggunkan suatu alat.
d) Tes petik kerja (work sample), tes ini dilakukan dengan alat yang
sesuangguhnya. Tujuannya adlah untuk mengeetahui apakah peserta
didik sudah menguasai atau trampil menggunakan alat tersebut.
3. Domain afektif
Berkenaan dengan ranah afektif ada dua hal yang harus di nilai
1. Kompetensi afektif yang ingin di capai dalam pembelajaran meliputi
tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian dan internalisasi.
2. Sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses
pelajaran.
Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif, bisa negatif, atau
netral. Hal ini tidak dapat dikategorikan benar atau salah. Guru memiliki
tugas untuk membangkitkan dan meningkatkan minat peserta didik terhadap
mata pelajaran, serta mengubah sikap peserta didik, dari sikap negatif ke
sikap positif. Beberapa jenis skala sikap dapat digunakan antara lain skala
Likert, skala Thurstone, dan skala perbedaan semantik untuk mengetahui
sikap terhadap sesuatu, baik berupa mata pelajaran ataupun kegiatan. Skala
Bogardus untuk mengetahui sikap sosial peserta didik. Skala Chapin untuk
mengetahui tingkat keterlibatan peserta didik dalam organisasi.
Adapun tingkatan domain afektif yang di nilai adalah kemampuan
peserta didik dalam:
a. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang di hadapkan
kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma serta objek yang mempunyai nilai
etika dan estetika.
c. Menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indahtidak indah terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikan nilai, norma, etika dan estetika dalam
perilaku kehidupan sehari-hari.
10

Penilain perlu pula dilakukan terhadap daya tarik, minat, motivasi,


ketekunan belajar, dan sikap peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu
beserta proses pembelajrannya. Dalam penilaian berbasis kelas, ketiga
domain tersebut diatas harus diperhitungkan secara seimbang dan
propesional. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas, guru
harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Penilaian domain kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari
satu kompetensi dasar yang yang harus dicapai, akhir dari semester, dan
jenjang satuan pendidikan.
b. Penilaian domain efektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran, baik di dalam maupun diluar kelas.
c. Penilaian domain psikomotor dilakukan selama berlangsungnya proses
kegiatan pembelajaran.
E. Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara
umum, penilaian bebasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Valid (tepat). Dalam prinsip ini, alat ukur yang digunakan dalam
penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur apa yang hendak
diukur. Misalnya, guru ingin mengukur keterampilan peserta didik dalam
mengetik sepuluh jari, kemudian guru menggunakan tes lisan tentang
tugas-tugas kesepuluh jari tersebut, maka ada kemungkiunan bukan
aspek keterampilan yang diukur, melainkan aspek pemahaman tentang
tugas-tugas kesepuluh jari tersebut dalam mengetik . pengukuran yang
demikian dikatakan tidak valid. Contoh lain, jika dalam kegiatan
pembelajaran melakukan kegiatan observasi, maka kegiatan observasi
tersebut harus menjadi objek penilaian berbasis kelas. Dengan kata lain,
agar prinsip ini dapat dijadikan acuan, maka proses dan hasil penilaian
berbasis kelas harus betu-betul relevan dan berorientasi kepada upaya
pencapaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik.
2. Mendidik. Banyak proses dan kegiatan penilaian yang dilakukan guru
membuat peserta didik menjadi ketakutan. Apalagi jika peserta didik
mempoeroleh nilai atau angka kecil. Didalam penilaian berbasis kelas,
guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya

11

mendidik

lainnya

kepada

peserta

didik

yang

berhasil

serta

membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.


Sebaliknya, peserta didik yang kurang berhasil harus dapat memahami
bahwa hasil yang dicapai merupakan sutu pembelajaran. Hasil belajar
yang diperoleh harus menjadi feed-back bagi perbaikan kegiatan
pembelajaran.
3. Berorientasi pada kompetensi. Penilaian berbasis kelas dilakukan dalam
rangka

membantu

peserta

didik

mencapai

standar

kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah


ditetapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi. Untuk itu, semuua,
semua pendekatan, model, teknik, bentuk, dan format penilaian berbasis
kelas harus diorientasikan pada kompetensi.
4. Adil dan objektif. Kata adil dan objektif mmang mudah diucapkan, tetapi
susah dilaksanakan karena penilai itu sendiri adalah manusia biasa, yang
tidak luput dari faktor subjektifitas. Namun, guru sebagai penilai tetap
harus dituntut berbuat adil dan bersikap objektif terhadap semua peserta
didik. Guru tidak boleh membeda-bedakan peserta didik atau pengaruh
oleh latarbelakang sosial-ekonomi, jenis kelamin, budaya, status marital,
dan etnis peserta didik. Untuk itu, guru perlu membuat perencaaan
penilaian yang jelas, komprehensif dan operasional, serta menetapkan
kriteria dalam membuat keputusan.
5. Terbuka. Sistem dan hasil penilaian berbasis kelas tidak boleh
disembunyikan atau dirahasiakan oleh guru. Apapun format dan model
penilaian yang digunakan harus terbuka dan diketahui oleh semua pihak,
termasuk kriteria dalam membuat keputusan. Dengan demikian, pihakpihak yang berkepentingan, seperti pengawas, kepala sekolah, orang tua,
dan peserta didik itu sendiri merasa puas dan dihargai karena dapat
mengetahui hasil belajar peserta didik.
6. Berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak hanya dilakukan pada
akhir pembelajaran saja, tetapi harus dimulai dari awal sampai akhir
pembelajarn, terencana, bertahap, dan berkesinambungan. Hal ini
dimaksudkan agar hasil belajar peserta didik dapat diperoleh secara utuh
dan koprehensif. Hasil penilaian tersebut kemudian dianalisis dan
ditindaklanjuti sebagai bagian intergral dari proses pembelajaran.
12

Berkesinambungan tidak hanya dilihat dari segi jumlah frekuensi


penilaian, tetapi juga dari kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
7. Menyeluruh. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik
harus dilakukan secara menyeluruh, utuh dsn tuntas, baik yang berkenaan
dengan domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Begitu juga dengan
jenis, prosedur, dan teknik penilaian yang digunakan, termasuk berbagai
buktiautentik hasil belajar peserta didik, jadi, guru harus menggunakan
berbagai jenis penilaian berbasis kelas sesuai dengan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik, seperti penilaian tertulis, penilaian
proyek, penilaian penampilan, penilaian portofolio dan sebagainya.
8. Bermakna. Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna kepada
berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan penguasaan
kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian dapat ditindaklanjuti,
terutama bagi guru, orang tua, dan peserta didik.
Prinsip-prinsip khusus penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut :
1. Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan
yang terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka
ketahui dan pahami, serta mendemontrasikan kemampuannya.
Implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Pelaksanaan penilaian berbasis kelas hendaknya dalam suasana
yan bersahabat, tidak mencekam dan tidak mengancam.
b. Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan pelakuan yang
sama dalam menerima program pembelajaran sebelum dan
selama proses penilaian berbasis kelas.
c. Peserta didik harus mengetahui dan memahami secra jelas
tentang penilaian berbasis kelas.
d. Kriteria untuk membuat keputusan atas hasil penilaian berbasis
kelas hendaknya disepakati dengan peserta didik dan orang
tua/wali.
2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian berbasis
kelas dan pencatatan secara tepat. Implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Prosedur penilaian berbasis kelas harus dapat diterima dan
dipahami oleh guru secara jelas.

13

b. Prosedur penilaian berbasis kelas dan catatan harian hasil belajar


peserta didik hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari
kegiatan pembelajaran dan tidak harus mengambil waktu yang
berlebihan.
c. Catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami dan
bermanfaat untuk perencanaan pembelajraan.
d. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan berbagai cara harus diguanakan
sebagaimana mestinya.
e. Penilaian penvcapaian hasil belajar peserta didik yang bersifat
positif untuk pembelajaran selanjutnya, perlu direncanakan oleh
guru dan peserta didik.
f. Klasifikasi dan kesuliatan belajar harus ditentukan sehingga
peserta didik mendapatkan bimbingan dan bantuan belajar yang
sewajarnya.
g. Hasil penilaian

hendaknya

menunjukkan

kemajuan

dan

keberlanjutan pencapaian belajar peserta didik,


h. Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran,
misalnya efektivitas kegiatan pembelajaran dan kurikulum perlu
dilaksanakan.
i. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi
pengalaman dan membandingkan metode dan hasil penilaian
perlu dipertimbangkan.
j. Pelaporan penampilan peserta didik oleh guru kepada orang tua
atau wali, dan alasannya harus dilaksanakan secara periodik.
F. Manfaat Hasil Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas sangat bernanfaat bagi guru, orang tua dan
peserta didik. Bagi guru, penilaian berbasis kelas bermanfaat untu
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis
kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses
pembelajaran, menentukan kenaikan kelas dan emotivasi peserta
didik untuk belajar lebih baik. Bagi orang tua, penilaian berbasis
kelas bermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangn
anaknya, peringkat anaknya dikelas, memberikan bimbingan dan
merangsang orang tua untuk menjalinkomunikasi dengan pihak
sekolah dalam pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan
14

oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan


pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu. Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian
portofolio dapat dilihat dalam bab selanjutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam artiassessment
maksudnya data dan informasi dari penilaian berbasis kelas
merupakan salah satu bukti yang dapat di gunakan untuk mengukur
keberhasilan suatau program pendidikan, secara lebih spesifik,
penilaian berbasis kelas dapat di artikan sebagai suatu proses
pengumpulan,pelaporan dan penggunaaan data dan informasi tentang
hasil belajar peserta didik untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
15

penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah di


tetapkan.
2. Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan
memperbaiki program dan kegiatan pemblajaran.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulisa tidak jarang menemukan
kendala dalam mencapai hasil yang baik, maka penulis menyarankan
kritikan dari para pembaca guna untuk memperbaiaki penulisan
makalah selanjutnya.

16

Anda mungkin juga menyukai