Anda di halaman 1dari 3

Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih)

menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu
ternyata bukan suatu kenyataan sejarah.
Tanggal 6 Februari tahun 1904, perang Jepang-Rusia dimulai dengan adanya serangan dari
tentara Jepang terhadap tentara Rusia yang berpangkalan di Cina. Sebelumnya, pada tahun 1895,
Jepang berhasil mengalahkan Cina dan menduduki sebagian wilayah Cina. Perang Jepang-Rusia
ini meletus sebagai akibat dari persaingan antara Rusia dan Jepang dalam memperebutkan Korea
dan Manchuria.
Sebelumnya, pada tahun 1898, Rusia menekan Cina untuk menyewakan pelabuhan Port Arthur
yang sangat strategis, di utara Manchuria. Rusia pun kemudian berusaha memperluas wilayah
pendudukannya di Manchuria. Di lain pihak, Jepang merasa lebih berhak atas Cina, termasuk
Manchuria, karena kemenangannya dalam perang Cina-Jepang pada tahun 1895.
Perang antara Rusia-Jepang ini berakhir dengan kemenangan Jepang. Pada bulan September
1905, atas mediator AS, Rusia dan Jepang menandatangani Perjanjian Portsmouth yang berisi
penyerahan Manchuria, setengah dari pulau Sakhalin, dan Korea, kepada Jepang.
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan
antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu
adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di
Indonesia.

Awal Kedatangan Jepang ke Indonesia


Posted on December 12, 2008 | 29 Comments
Awal mula ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak
bumi untuk keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang
untuk keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor
minyak bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini
akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga
tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan
kekuatan lebih kurang satu divisi.[1] Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang adalah
mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut dengan antusias oleh

rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang saat itu
telah menaruh kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang
gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan
pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil merebut pangkalan
udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret
tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara tentara Jepang dan Belanda di
Kalijati.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati rakyat Indonesia. Dan
kemenangan Jepang atas perang Pasifik digembor-gemborkan sebagai kemenangan bersama,
yaitu kemenangan bangsa Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah
Jepang mengeluarkan slogan-slogan : India untuk orang India, Birma untuk orang Birma, Siam
untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia.[2] Jepang juga memberikan janji
kemerdekaan Indonesia shorai dokuritsu, dan membiarkan bendera Indonesia dikibarkan.
Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering menyiarkan lagu
kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang adalah melakukan pelarangan
terhadap penggunaan bahasa Belanda. Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan
pesat. Keadaan sebelum kedatangan Jepang juga dikisahkan sebagai berikut :
.Kalau malam, di radio, disiarkan siaran-siaran radio Jepang yang berbahasa
Indonesia, menganjurkan supaya rakyat Indonesia berontak, sebelum Jepang mendarat.
Dalam propaganda itu mereka mengatakan Jepang datang bukan untuk menjajah
Indonesia melainkan memerdekakan bangsa Indonesia.[3]

Setelah kedatangannya ke Indonesia, tentara ke 16 sebagai perwakilan


pemerintah militer Jepang di Indonesia membentuk suatu badan propaganda yang
disebut dengan Sendenbu. Badan ini berfungsi untuk mendukung pergerakan
Jepang di Indonesia. Melalui badan ini pula, Gerakan 3A dipropagandakan,
yaitu:
Jepang Cahaya Asia

Jepang Pemimpin Asia


Jepang Pelindung Asia

Anda mungkin juga menyukai