PENDAHULUAN
Dalam pertanian, hama dan penyakit merupakan masalah yang menyebabkan kerugian
dalam pertanian. Akibat serangan hama dan penyakit yang paling ditakuti oleh para petani adalah
terjadinya gagal panen. Kegagalan ini dikarenakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman
menjadikan tanaman sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi mereka. Dengan
serangan yang dilakukannya pada tanaman maka tanaman tidak akan mampu menghasilkan
produksi secara maksimal karena terjadinya pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada
pada tanaman budidaya. Hal ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu.
Dengan daun dan batang serta tunas-tunas muda yang habis secara tidak langsung tanaman tidak
dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan produksi dengan baik sehingga pada
akhirnya gagal panen serta turunnya nilai ekonomis hasil produks bagi petani.
Oleh karena itu, hama dan penyakit ini perlu mendapat prioritas penanganan. Saat ini,
penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari genetika hingga biologi
molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali
barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.
pada dasarnya penerapan biokima telah diterapkan di bidang pertanian bahwa pengendalian
hama dan penyakit dengan mengandalkan komponen pengendalian seperti insektisida dan
perstisida. Umum komponen tersebut bekerja untuk menghambat jalannya enzim pada hama atau
organisme tertentu.
Sejarah mencatat bahwa perkembangan jumlah manusia sangat cepat sementara
pertumbuhan sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan hidup manusia berjalan lambat. Sering
diibaratkan bahwa pertumbuhan jumlah manusia seperti deret ukur sementara peningkatan hasil
pertanian seperti deret hitung. Sehingga, untuk mengatasi kondisi dan perkembangan tersebut
manusia memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
II.
PEMBAHASAN
Keuntungan lainnya dari tumbuhan transgenik adalah hasil yang lebih melimpah. Salah
satu contohnya yaitu dikembangkannya varietas gandum semi kerdil dengan hasil melimpah.
Gen yang bertanggungjawab untuk reduksi tinggi tumbuhan yaitu Japanese NORIN 10 (gen
kerdil, gibberelin insensitif), gen ini diintroduksikan pada gandum. Gen ini memiliki dua
keuntungan, yaitu mengkode tumbuhan yang lebih pendek, lebih kuat, dan merespon pupuk lebih
banyak tanpa terjadi collaps dan meningkatkan hasil secara langsung dengan cara mereduksi
elongasi sel pada bagian vegetatif tumbuhan, sehingga memungkinkan tumbuhan untuk lebih
menumbuhkan bagian reproduktif tumbuhan yang dimakan. Gen ini telah diisolasi dan
didemonstrasikan untuk berperan sama saat digunakan pada tumbuhan jenis lain.Teknik
pengerdilan ini berpotensi untuk digunakan untuk meningkatkan produktivitas pada berbagai
tumbuhan dimana hasil ekonomisnya lebih pada bagian reproduktif bukan vegetatif.
Ketahanan terhadap faktor biotik dan abiotik juga menjadi kelebihan dari tanaman
transgneik. Contohnya pada kasus penyebaran Rice Yellow Mottle Virus (RYMV) yang
menginfeksi dan mengahancurkan lahan padi secara langsung. Efek sekundernya yaitu,
tumbuhan padi yang bertahan hidup akan mudah terkena infeksi fungi. Sehingga menyebabkan
produksi padi di Afrika terancam. Kemudian ilmuwan membuat padi transgenik yang memiliki
sifat resisten terhadap RYMV, dengan begitu masalah mengenai ketahanan / resistensi terhadap
virus terselesaikan dengan tumbuhan transgenik. Untuk contoh ketahanan teradap faktor abiotik
yaitu tumbuhan yang dimodofikasi untuk menghasilkan asam sitrat dalam jumlah banyak di
akarnya sehingga bisa lebih toleran terhadap kandungan alumunium yang tinggi di tanah yang
asam
Selain itu, gen gutD pada E. coli yang mengkode sifat ketahanan pada salinitas
diintroduksi pada tanaman jagung sehingga menghasilkan jagung transgenik yang tahan terhadap
salinitas dan bisa ditanam di lahan marginal.
III.
PENUTUP
Di Indonesia fenomena resistensi hama terhadap tanaman sayuran dan pestisida sudah
merupakan masalah kronis yang telah lama kita hadapi sejak kita menggunakan pestisida, namun
belum pernah dilakukan evaluasi dan pendugaan mengenai kerugian sosial dan ekonomi yang
diakibatkan oleh fenomena tersebut.
Pemerintah perlu menyusun dan menetapkan kebijakan khusus tentang manajemen
Resistensi insektisida dan pestisida dengan melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas disiplin
yang bertujuan menghambat, menunda atau menghentikan perkembangan populasi hama
resisten.
Pengembangan dan penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dan Pengelolaan Vektor
Penyakit Manusia secara Terpadu perlu ditingkatkan dan diperluas, melalui kegiatan
pemberdayaan petani dan masyarakat dalam mengaplikasikannya secara selektif dan hemat.
Salah satunya dengan menggunakan tanaman transgenik. Keberhasilan perakitan tanaman
transgenik yang mempunyai kadar zat gizi tinggi, masa simpan produk lebih lama, dan
penampilan produk lebih baik menyebabkan mutu produk secara keseluruhan lebih baik. Mutu
produk yang baik memberikan kepuasan terhadap konsumen.
Sumber :
http://marshaclick.wordpress.com Diakses: selasa 15 Oktober 2013.
Anonim. 2001.Keterangan/Fact Sheet tentang Genetically Modified Organism(GMO) atau
Transgenik.http://www.scribd.com/doc/17550445/MENGENAL-TRANSGENIK. Diakses: selasa
15 Oktober 2013
Tanaman Transgenik. http://liakimiapasca.wordpress.com/2011/05/11/tanaman-transgenik-2/ .
Diakses: selasa 15 Oktober 2013.