BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Profil Puskesmas Sei Lekop
2.
1. 1. Letak Geografis
Puskesmas Sei Lekop berada di Kecamatan Sagulung Kota Batam yang terletak antara
055 - 155 Lintang Utara dan 103 45 - 104 10 Bujur Timur. yang merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terpadat di kota ini.4
2. 1. 2 Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lekop terdiri dari :
1 Kelurahan Sei Lekop
2
2. 1. 3 Batas wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Sungai Lekop berbatasan dengan :4
Bagian Utara
Bagian Selatan
Bagian Timur
Bagian Barat
KEPALA PUSKESMAS
KEPALA BAG.TU
Kepegawaian
Umum & Perlengkapan
UNIT
Pencegaha &
Pemberanntasan
Penyakit
UNIT
Peningkatan Kesehatan
Keluarga dan PKM
UNIT
Pemulihan Kesehatan
dan Rujukan
Bendahara
KIA
Poli Umum
Kesling
Malaria
KB
Poli Gigi
DBD
USILA
Poli Anak
Penyuluhan
dalam gedung /
luar gedung
Imunisasi
KRR
UKS / UKGS
Diare
GIZI
Pneumonia
PKM
Perawatan
Kesehatan
Masyarakat
Pustu Dapur 12
UNIT
Penunjang
UNIT
Kesling, Penyuluhan
Dan PSM
TB Paru
Pustu Tembesi
Surat Menyurat
Labor
Sederhana
Apotik
9
Keterangan :
1
Kepala Puskesmas
Bagian Umum
Bagian Kepegawaian
Bagian Keuangan
SP2TP
Upaya Immunisasi
Surveilans Penyakit
P2 DHF
P2 Malaria
P2 TB
P2 ISPA
P2 Diare
P2 Kusta
P2 IMS
Upaya Kesehatan KB
10
Unit Perawatan :
Unit Penunjang :
Laboratorium
Apotik
Gudang Obat
10
11
TABEL 1.2
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan
di wilayah kerja PKM Sei Lekop
Tahun 2014
N
O
KELURAHAN
RUMAH
BPM
SAKIT
PUS
KES
MAS
PUSKESMAS
Pem
Keliling
bantu
POS
YANDU
1
2
3
Sungai Binti
Sungai Lekop
Sagulung Kota
1
1
1
-
1
-
3
4
5
Kecamatan Sagulung -
12
2. Dokter Gigi
: 2 Orang
3. Bidan
4. Perawat
: 2 Orang
5. Perawat Gigi
: 2 Orang
11
12
6. Sanitarian
: 2 Orang
: 2 Orang
9. Nutrisionis
: 1 Orang
: 4 Orang
kamar
13
Definisi epidemiologi menurut WHO 1989 adalah ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinasi dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan
dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan. Pengertian Surveilens
(WHO) adalah proses pengumpulan, pengelolahan, analisis dan interpensi data secara
sistematis dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.4
Surveilens epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penanggulangan secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
infomasi epidemiologi kepada penyelengaraan program kesehatan.4
Tujuan surveilans:
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program kesehatan.
Subsistem surveilans epideiologi kesehatan:
. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentan
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jenis-jenis
penyakit yang diamati di Puskesmas (STP):4
1. Kolera
2. Diare
13
14
3. Diare Berdarah
4. Tifus perut klinis
5. TB Paru BTA +
6. TB Paru Klinis
7. Kusta PB
8. Kusta MB
9. Campak
10. Difteri
11. Batuk Rejan
12. Tetanus
13. Hepatitis Klinis
14. Malaria Klinis
15. Malaria Vivax
16. Malaria Falsifarum
17. Malaria mix
18. Demam Berdarah Dengue
19. Demam Dengue
20. Pnemonia
21. Sifilis
22. Gonore
23. Frambusia
24. Filariasis
25. Influenza
Kejadian luar biasa (KLB). Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB) = adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidmiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.4
Tujuan :
14
15
- Melakukan pemeriksaan suspek, penemuan dan pengobatan penderita TB Paru
dengan DOTS, baik dengan pemeriksaan BTA Positif, BTA Negatif dengan Rongen
Positif ataupun anak anak dengan gejala klinis.
- Melaksanakan penemuan / tersangka pengobatan kusta serta pemberian kontak pada
penderita kusta.
- Penemuan kasus, pengobatan dengan dehidrasi aral dan pemberian oralit
- ISPA = melaksanakan penemuan dan pengobatan bukan Pneumoni, Pneumoni
dengan terapi standart.
- Menemukan tersangka penderita DBD dan pengobatan kasus serta melaksanakan
penyelidikan epidemiologi.
- Melalui fongging untuk kasus yang memenuhi standart ( swadaya )
- Sistem Kewaspadaan Tindakan Dini ( SKTD ) dengan laporan W2 maupun W1 (
KLB : keracunan, bencana, penyakit menular ).4
d . Kesehatan Ibu dan KB
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah
alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru
lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.4
Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat
menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus dengan
risiko/komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat
memperoleh penanganan yang memadai.4
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam
15
16
pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam memecahkan masalah
non teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan risiko. Pelaksanaan PWS
KIA baru berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut berupa perbaikan dalam
pelaksanaan pelayanan KIA. PWS KIA dikembangkan untuk intensifikasi
manajemen program. Walaupun demikian, hasil rekapitulasinya di tingkat puskesmas
dan kabupaten dapat dipakai untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang
rawan. Demikian pula rekapitulasi PWS KIA di tingkat propinsi dapat dipakai untuk
menentukan kabupaten yang rawan.4
Tujuan :
> Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi dan
angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta persalinan Nakes
serta imunisasi pada bayi.4
> Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita Melaksanakan
Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan Akseptor KB dengan
masalahnya.4
e. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan
Survailans
Gizi,
dan
Perberdayaan
Usaha
Perbaikan
Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan,
semesteran ( 6 bulan sekali) dan tahun ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan
investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi
misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi
Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.4
16
17
Tujuan :
- Mengupayakan promosi dan mendorong terlaksananya ASI eksklusif.
- Memberi PMT pemulihan pd balita dengan gizi buruk.
- Melaksanakan pemantauan hasil penimbangan dengan SKDN
- Memberi kapsul Vit. A dosis tinggi pada ibu nifas, juga pada anak balita dan bayi 6
11 bulan ( 100.000 SI ).
- Memberikan tablet besi ( Fe 90 ) pada Ibu hamil
- Mengadakan pelayanan konsultasi gizi bagi penderita penyakit kronis atau
metabolik yang membutuhkan diet khusus.
f. Penyembuhan Penyakit Dan Pelayanan Kesehatan
Berguna utk mdptkan diagnosa sedini mungkin dgn melaksanakan tindakan
pengobatan, perawatan, dan jika diperlukan juga upaya rujukan dan rehabilitasi.4
2. 5. Program Pengembangan PUSKESMAS Sei Lekop
a. Poli Gigi
Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan
mulut dalam wilayah kerja puskesmas
Kegiatan pokok :
Memberikan pelayan pencegahan dan pengobatan kelainan pada gigi dan
mulut
Merujuk kasus kelainan gigi dan mulut yang tidak dapat di atasi kapda
mengobatinya
Mencatat semua kegiatan yang dilakukan untuk dilaporkan kepada atasan
gigi
pada
masyarakat
dan
18
tersangka malaria
Mencatat semua kegiatan untuk dilaporkan setiap akhir bulan
lanjut
Melatih olahraga kebugaran untuk para penduduk lanjut usia
19
kesehatan pekerja.
Pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan pekerjanya diupayakan
f.
pelayanan kesehatan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan
20
Menyelenggarakan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular di
masyarakat
Kegiatan pokok :4
Penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara sederhana tentang
rutin
Kegiatan penyuluhan dan konselling setiap pelaksanaan posbindu
Kegiatan aktifitas fisik atau olahraga bersama
Melakukan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasra / dokter
puskesmas di wilayah kerja
pemeliharaan
kesehatan
pekerja
yang
terencana,
teratur
dan
20
21
5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kit dan
pertolongan pertama pada penyakit (P3P) kit.
6. Tersedianya contoh Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.
8. Meja, kursi, tempat tidur dan lemari obat.
9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan.
10. Adanya buku panduan dan media penyuluhan.
11. Alat tulis
Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk Pos UKK dan
persyaratan lain dapat dilengkapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan
masyarakat pekerja.5
2. 6. 3. Tujuan Pembentukan Pos UKK
TUJUAN UMUM : 5
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif.
TUJUAN KHUSUS : 5
Meningkatkan peran aktif lintas program dan lintas sektor terkait dalam
penyelenggaraan Pos UKK
21
22
2. Pelayanan Preventif : 5
3. Pelayanan Kuratif : 5
23
Jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan.
c. Ukuran Tingkat perkembangan
Dibagi 4 (empat) yaitu : Pratama, Madya, Purnama dan mandiri
TINGKAT PERKEMBANGAN POS UKK
INDIKATOR
1. P3K kit
2. Jenis Obat
3. Ergonomi
4. Pertemuan &
Intervensi
5.Penggunaan APD
PRATAMA
1 kit > 5
orang
< 5 jenis
< 5 jenis
2 kali/tahun
MADYA
1 kit = 30-50 orang
<30 %
30-60 %
5-10 jenis
5-10 jenis
2-3 kali/tahun
PURNAMA
1 kit = 1020 orang
MANDIRI
1 kit = < 10 orang
> 10 jenis
> 10 jenis
> 4 kali/tahun
> 60%
23