Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil Alamin segala Puji dan Syukur kami Panjatkan


kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik hidayahnya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, namun kami menyadari makalah
ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahankesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita
semua habibana wanabiana Muhammad SAW, juga kepada keluarga dan para
sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Analisis Total Minyak
Atsiri, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu system
pembelajaran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Bogor, Januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................3
1. Penetapan kadar Eugenol dalam minyak cengkeh.......................5
2. Penetapan kadar Sitronellal dalam minyak sereh........................6
B. TUJUAN PENULISAN.........................................................................7
BAB II METODA ANALISIS........................................................................8
1. Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak Cengkeh.........................8
A. Dasar........................................................................................... 8
B. Reaksi.......................................................................................... 8
C. Cara kerja.................................................................................... 8
D. Perhitungan................................................................................. 9
E. SNI No. 06-2387-2006 (Minyak Cengkeh)....................................9
2. Penetapan Kadar Sitronellal dalam Minyak Sereh...........................9
A. Dasar........................................................................................... 9
C. Cara Kerja.................................................................................... 9
D. Perhitungan............................................................................... 10
E. SNI No.0006.72 (Minyak Sereh).................................................10
BAB III PEMBAHASAN............................................................................11
1. Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak Cengkeh.......................11
2. Penetapan Kadar Sitronellal dalam Minyak Sereh.........................11
BAB IV SIMPULAN................................................................................. 13
BAB 5 SUMBER PUSTAKA......................................................................14

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Minyak atsiri atau minyak eteris biasa disebt juga minyak mudah terbang
(volatil oil) adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang mudah menguap
dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap. Minyak-minyak
golongan itu mudah menguap. Terdiri dari senyawa organik bergugus alkohol,
aldehide, ketone, dan yang lainnya. Juga memiliki rantai carbon yang pendek.
Umumnya senyawa atsiri merupakan turunan dari senyawa terpen.
Terpena atau terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak
dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola
selnya. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama
serangga dan beberapa hewan laut. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk
getah tusam, terpentin (turpentine). Kandungan minyak atsiri memengaruhi
penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai bumbu, sebagai wewangian,
serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacara-upacara ritual.
Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak
atsiri yang mengandungnya.
Sebagai contoh adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk
(Citrus). Contoh lain adalah eugenol, diambil dari minyak yang dihasilkan oleh
cengkeh (Eugenia aromatica). Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n
merupakan penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid,
berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi
tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun
banyak minyak atsiri.

Minyak atsiri diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, dan bunga
maupun biji-bijian, dengan aroma yang sangat khas. Minyak atsiri yang dihasilkan
dari penyulingan bunga umumnya dipakai untuk parfum karena baunya harum.
Sedangkan yang dihasilkan dari buah, batang, daun, atau akar biasanya
dipakai untuk essens atau obat gosok karena umumnya memberikan rasa hangat.
Dari hasil penyulingan, selain diperoleh minyak atsiri, dihasilkan juga senyawa
terpenoid yaitu senyawa hidrokarbon golongan terpen dan turunannya.
Minyak atsiri banyak mengandung berbagai macam komponen kimia yang
berbeda namun komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok besar
yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu :
a

Hidrokarbon
Memiliki sifat berbau dan tidak wangi, sukar larut dalam alkohol
dan mudah rusak jika terkena cahaya.
Turunan Benzene
Minyak atsiri berfungsi luas seperti pewangi, kosmetik, parfum,
pengawet makanan, pencampur rokok kretek, pasta gigi (pala) dan

obat obatan (kayu putih).


Terpene
Monoterpene : 2 molekul terpene
Sesquiterpene : 3 molekul terpene
Diterpene
Politerpene
Bermacam persenyawaan lainnya.

Beberapa contoh minyak atsiri antara lain minyak cengkeh minyak sereh,
minyak kayu putih dan yang lainnya. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh gugus
fungsinya yang terikat pada minyak atsiri tersebut, contoh :

Sitronellal mengandung gugus aldehyde pada minyak sereh


Sitronellal mengandung gugus aldehyde pada minyak mawar
Gerantol mengandung gugus alkohol pada mawar
Eugenol mengandung gugus alkohol pada minyak cengkeh

1. Penetapan kadar Eugenol dalam minyak cengkeh

Minyak cengkeh adalah minyak yang berasal fari tanaman cengkeh.


Minyak cengkeh merupakan bahan aktif sebagai herbisida dimana efektif dalam
membasmi berbagai jenis hama tanaman. Selain itu, minyak cengkeh dapat
digunakan untuk obat nyamuk.
Minyak cengkeh dianggap sangat aman dalam jumlah kecil (<1500ppm)
sebagai makanan tambahan. Namun, minyak cengkeh dapat berbahaya, termasuk
menyebabkan distress sindrom pernafasan akut dan system saraf pusat depresi
(Anonim, 2009).
Kandungan dalam cengkeh dapat dibedakan dari jenis-jenis minyak
cengkeh. Ada tiga jenis minyak cengkeh yaitu :
1.

Minyak yang berasal dari bunga S. Aromaticum

Kandungan dalam minyak cengkeh ini terdiri dari 60-90% eugenol,


eugenyl asetat, dan lainnya caryophyllena kecil konstituen.
2.

Minyak yang berasal dari daun S. Aromaticum

Kandungan dalam minyak cengkeh ini terdiri dari 82-88% eugenol dengan
sedikit atau tanpa eugenyl acetate, kecil dan konstituen.
3.

Minyak yang berasal dari batang S. Aromaticum

Kandungan dalam minyak cengkeh ini terdiri dari 90-95% eugenol,


dengan kontituen kecil lainnya (Anonim, 2009).
Minyak cengkeh adalah minyak dari tanaman cengkeh. Minyak cengkeh
dikenal baik untuk

menyebabkan kehilangan kesadaran. Minyak cengkeh

dianggap aman dalam jumlah kecil (<1500 ppm) sebagai makanan tambahan.
Namun, minyak cengkeh adalah racun untuk manusia sel jika penggunaannya
lebih dari 1500 ppm. Minyak cengkeh memiliki antimicrobial. Minyak cengkeh
juga merupakan bahan aktif dalam rumput dan rumput membunuh herbisida. Hal
ini efektif dalam membasmi berbagai jenis tanaman. Penelitian menunjukkan
bahwa minyak cengkeh adalah pengusir nyamuk yang efektif (Anonim, 2009).
5

Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat


tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol.
Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol.
Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak . Sumber alaminya
dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam. Aromanya
menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi
komponen untuk menyegarkan mulut.
Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik.
Eugenol terdiri atas tiga gugus fungsi yaitu fenol, metoksi dan alkena.

Eugenol termasuk salah satu golongan fenol, oleh sebab itu eugenol dapat
bereaksi dengan basa kuat (NaOH) menjadi garam Na-eugenolat yang dapat larut
dalam air, sedangkan terpen tidak larut dalam air dan akan terpisah keatas
sehingga volume terpennya dapat dibaca di labu cassia. Volume eugenol dapat
diketahui dengan cara mengurangi volume contoh dengan volume terpen. Eugenol
sendiri cenderung bersifat asam karena memiliki gugus OH.
2. Penetapan kadar Sitronellal dalam minyak sereh
Minyak sereh adalah minyak yang diperoleh dari hasil penyulingan batang
atau akar tumbuhan sereh yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik, sabun
mandi, dan semir sepatu.
Komposisi minyak sereh menurut Guenther terdiri atas berbagai terpena
(fraksi dengan titik didih rendah), sitronellal, campuran sitronellol dan geraniol
(rhodinol), berbagai ester, alkohol, seskuiterpena, serta seskuiterpena alcohol.
Sitronellal yang merupakan komponen utama dari minyak sereh adalah senyawa
6

yang memiliki rumus molekul C10H18O dan berbobot molekul 154.25 g/mol, titik
didih 204-208 C, dan tidak berwarna (Agustian et al. 2007).

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dilakukannya Analisis Kadar Eugenol dalam Minyak Cengkeh
adalah :

1. Mampu mengidentifikasi bahan-bahan yang akan diuji, metode standar


yang sesuai dengan persyaratan keamanan.
2. Mampu menggunakan peralatan perlindungan duru dan prosedur
keamanan pribadi (diri) seperti yang ditetapkan untuk metode pengujian
dan bahan-bahan yang akan diuji.
3. Mampu mencatat sifat-sifat sampel,

membandingkannya

dengan

spesifikasi dan mencatat serta melaporkan perbedaam yang ada.


4. Mampu menyiapkan sampel sesuai dengan persyaratan uji.

BAB II METODA ANALISIS


1. Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak
Cengkeh
A. Dasar
Eugenol merupakan golongan fenol yang dapat bereaksi dengan NaOH
membentuk garam Na-eugelonat yang larut dalam air. Sedangkan, terpennya tidak
larut dalam air sehingga dapat dibaca volumenya dan dapat dicari kadarnya.

B. Reaksi

C. Cara kerja
1. Dipipet 10 ml minyak cengkeh.
2. Dimasukkan ke dalam labu cassia 100 ml.
3. Ditambahkan 30 ml NaOH 1 N, dikocok selama 5 menit.
4. Didihkan dalam penangas air, dengan leher labu terndam, sampai
penyabunan sempurna terlihat terpen terpisah mengapung dipermukaan.
5. Ditambahkan NaOH 1 N hingga terpen yang terbebaskan berada diantara
skala pada leher labu, bila terlihat masih ada terpen menempel pada
dinding labu, putar-putarkan labu dengan gerakan bolak-balik, sehingga
terpen terlihat
6. Disimpan dalam loker 1 malam.
7. Dibaca volume terpen.
D. Perhitungan
VcontohVterpen
Eugenol=
x 100
Vcontoh
Parameter Uji
Kadar Eugenol

Standar
Min 78%

Satuan
%

E. SNI No. 06-2387-2006 (Minyak Cengkeh)

2. Penetapan Kadar Sitronellal dalam Minyak


Sereh
A. Dasar
Sitronellal merupakan senyawaan golongan alkanal pereduksi. Sitronellal
mereduksi Hidroksilamin.HCL membentuk senyawa oksima dan membebaskan
HCL. HCL bebas bereaksi dengan KOH-alkohol berlebih terukur. Sisa KOH8

alkohol dititar HCL dengan indikator BPB dan TA diperoleh hijau kayu putih.
Dilakukan blanko untuk mengetahui banyak KOH yang bereaksi dengan HCL.
B. Reaksi

C. Cara Kerja
1 Ditimbang 1-2 gram minyak sereh, kedalam Erlenmeyer 250 ml.
2 Larutkan dengan 20 ml alkohol (netral) dan penunjuk/indkator BTB netral
3
4
5
6
7

hingga larutan hijau.


Ditambahkan 10,00 mL KOH-alkohol 0,5 N (berlebih).
Ditambahkan 10 ml NH2OH.HCL (pipet).
Dikocok, kemudian dibiarkan 15 menit
Dititar dengan HCl 0,5 N hingga TA Berwarna hijau (hijau kayu putih).
Dilakukan blanko.

D. Perhitungan
% Sitronellal = (Vb Vp) x Np x bst Sitronellal x 100%
mg contoh
E. SNI No. 0006.72 (Minyak Sereh)
Parameter uji
Kadar Sitronellal

Standar
> 39%

Satuan
%

BAB III PEMBAHASAN


1. Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak
Cengkeh
Berdasarkan penetapan kadar eugenol dalam minyak cengkeh, tujuan
utama dari penambahan NaOH adalah untuk mengubah eugenol yang tidak larut
dalam air menjadi garam Na-Eugenolat yang dapat larut dalam air, sehingga
volume terpen dapat dibaca. Selain itu proses refluks berfungsi agar reaksi
penyabunan berjaan dengan cepat dan sempurna. Pengocokkan harus dilakukan
secara kuat agar terpen terpisah sempurna.
Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika praktik adalah :

10

1. Sampel terlalu lama dibiarkan diudara terbuka sehinga banyak sampel


yang menguap dan kadar yang dihasilkan pun menjadi tidak akurat.
2. Pengocokkan tidak dilakukan secara kuat sehingga terpen tidak terpisah
secara sempurna.
3. Penambahan NaOH setelah pemanasan melebihi batas skala pada labu
cassia, sehingga pembacaan volume tidak akurat, sehingga kadar yang
didapatkan pun menjadi tidak akurat.
4. Masih ada terpen yang menempel di dinding sehingga pembacaan volume
menjadi tidak akurat dan kadar yang didapatkan pun menjadi tidak akurat.

2. Penetapan Kadar Sitronellal dalam Minyak


Sereh
Berdasarkan penentapan kadar sitronellal dalam minyak sereh fungsi dari
alkohol adalah sebagai pelarut minyak sereh. Penambahan BTB adalah sebagai
indikator. Penambahan NH2OH.HCl bertujuan untuk melepaskan HCl yang setara
dengan volume sampel dimana HCl yang dilepaskan akan bereaksi dengan KOH
(berlebih terukur), dan akhirnya dititar dengan HCl kembali.

Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika praktikum adalah :


1. KOH yang ditambahkan tidak berlebih ditandai dengan tidak berubahnya
warna larutan.
2. Penambahan NH2OH.HCl yang berlebihan (dimana NH2OH.HCl bersifat
sedikit asam), akan menyebabkan suasana menjadi asam sehingga akan
bereaksi dengan KOH yang ditambahkan berlebih terukur yang juga akan
menyebabkan kesalahan positif yaitu volume penitar yang berkurang
disebabkan oleh reaksi tadi.
3. Terdapat sampel di mulut/dinding erlenmeyer sehingga ada sampel yang
tidak bereaksi dengan NH2OH.HCl.

11

BAB IV SIMPULAN
Penetapan kadar total minyak atsiri yang meliputi kadar eugenol dan
sitronellal dalam sampel bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kadar
Eugenol dan kadar Sitronellal yang terkandung dalam sampel.kandungan Eugenol
dan Sitronellal yang terdapat dalam sampel dapat mempengaruhi khasiat dalam
sampel tersebut. Kandungan Eugenol dan Sitronellal pada sampel akan
berpengaruh pada kualitas sampel tersebut dengan membandingkan acuan Standar
Nasional Indonesia.

12

BAB 5 SUMBER PUSTAKA

Agustian E, Anny Sulaswatty, Tasrif, Joddy Arya Laksmono dan Indri Badria
Adilina G , (2007). Pemisahan sitronellal dari minyak sereh wangi
menggunakan unit fraksionasi skala bench. Journal Teknik. Industri. Pert. Vol 17

(2), Hal 49-53


Abdul Djalil, B.SC, Latifah dkk. 2014. Praktikum Kimia Terpadu. Bogor :
Kemenperin Pusdiklat Industri SMK-SMAK Bogor

Fessenden, Ralph J., Fessenden, Joan S. 1979. Organic Chemistry.

Boston : Willard Grant Press


SNI No. 06-2387-2006 (Minyak Cengkeh)
SNI No.0006.72 (Minyak Sereh)

13

Anda mungkin juga menyukai