Al Khawarizmi adalah orang pertama memperkenalkan angka 0 (nol) dalam dunia ilmu
pengetahuan (bilangan/hitungan).
Meski ia bukan penemu angka 0 (nol), namun Al-Khawarizmi orang pertama di dunia
yang memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu pengetahuan.
'Kosong', atau 0, bukan sebarang angka, penemuannya merevolusikan pemikiran
matematik dan sains moden. Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada
kurun kesembilan. Angka 0 baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa
oleh pemikir Itali, Fibonacci, dalam tahun 1202 melalui karya popularnya Liber Abaci.
Sifar adalah kata arab untuk angka 0. Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan
cipher dalam bahasa Inggeris yang membawa masud "tiada apa-apa", "simbol", "kod"
atau "mesej rahsia".
Sebelum dipopularkan al-Khwarizmi, Ifrah menyebut, beberapa nombor kosong di
tulisan-tulisan pada batu ditemui antaranya prasasti tembaga Sankheda di India pada 594,
Trapaeng Prei di Kemboja (683), Kedukan Bukit, Sumatera (683), Kota Kapor, Sumatera
(686), Dinaya, Jawa (793), Po Nagar, Vietnam (813) dan Bakul, Vietnam (829).
Di wilayah Indonesia angka 0 ditemukan pada tiga perkataan pembilangan duaratus
(200), sariwu tluratus sapulu dua (1312) dan dualaksa (20,000) pada prasasti Kedukan
Bukit pada tahun 683, perkataan sapuluh dua (12) dan dua laksa (20,000) di prasasti
Telaga Batu (Sumatera) pada 683.
Al Khawarizmi seorang ahli astronomi & geografi.
Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ahli astronomi yang mendasarkan diri pada
pemikiran Ptolemaeus, astronom Iskandariyah yang hidup di abad ke-2 (100-178 M).
Sumbangan pemikiran penting Al-Khwarizmi di bidang astronomi adalah pedoman
penentuan garis lintang dan garis bujur untuk membuat peta, yang lebih akurat
dibandingkan dengan temuan Ptolemaeus. Pada tahun wafatnya Al-Khwarizmi (850 M),
lahirlah Al-Battani --bernama lengkap Abu Abdallah Mohammad ibn Jabir ibn Sinan alRaqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.
Di bawah Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil
menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan
Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang
sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. AlKhwarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayangbayang matahari.
Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya
merevisi pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa
bagiannya. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpina Al
khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830. Ia dikisahkan pernah pula
menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk
mengetahui volume dan lingkar bumi.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard (bentuk rupa bumi) yang memuat petapeta dunia dan menjadi dasar geografi Arab. Karya tersebut masih tersimpan di
Strassberg, Jerman. Bukunya ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.