Anda di halaman 1dari 17

Tugas 7

: Makalah Individu
Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

RELIABILITAS TES

RINI ANDINI
1129040148
KELAS A

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSUN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah evaluasi pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi
siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang reliabilitas tes pada
evaluasi pendidikan.
Namun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk di masa
yang akan datang demi peningkatan mutu makalah ini.

Makassar, 22 Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang ...............................................................................


Rumusan Masalah ..........................................................................
Tujuan Penulisan.............................................................................
Manfaat Penulisan...........................................................................

1
2
2
2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................

A. Pengertian Reliabilitas....................................................................
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes.......................
C. Teknik Pengujian Reliabililtas Tes..................................................

5
5
13

BAB III PENUTUP......................................................................................

16

A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................

16
17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

18

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation


yang dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value
yang berarti nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, evaluasi itu menunjuk kepada atau
mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu. Maka evaluasi pendidikan itu dapat di artikan sebagai suatu
tindakan atau kegiatan atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui
mutu atau hasil-hasilnya.
Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang evaluasi pendidikan secara
lebih luas dan mendalam, terlebih dahulu perlu di pahami bahwa dalam
praktek sering kali terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan
istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran. Kenyataan seperti itu memang
dapat di pahami, mengigat bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling
terkait sehingga sulit untuk di bedakan.
Dalam evaluasi terdapat beberapa teknik pengujian reliabilitas tes hasil
belajar diantaranya teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk
obyektif yang akan penulis bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :


1. Apakah pengertian reliabilitas ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar
obyektif ?
3. Bagaimana teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari perumusan masalah tersebut antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian reliabilitas.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil
belajar obyektif.
3. Untuk mengetahui teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk
obyektif.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh penulis dalam penyusunan
makalah ini, antara lain :
1. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dosen
pengajar.
2. Memberikan motivasi belajar baik kepada pembaca maupun penulis
sendiri.
3. Sebagai bahan pustaka untuk bidang yang relevan.
4. Sebagai bahan penilaian perkuliahan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability
dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di
percaya. reliabilitas merupakan kata benda, sedangkan reliable
merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung
dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya.
Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu
alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang
hasilnya menunjukan keajegan. Seorang dikatakan dapat di percaya apabila
orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu
ke waktu. Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes
tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
B. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Objektif
1. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai
daya pembeda yang kuat.
2. Panjang/pendeknya suatu instrumen.

3.
4.
5.
6.

Evaluasi yang surjektif akan menurunkan reliabilitas


Ketidaktepatan waktu yang diberikan
Kemampuan yang ada dalam kelompok
Luas/tidaknya sampel yang diambil.

C. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif


1. Pengujian Reabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan
Menggunakan Pendekatan Single Test Single Thrial Method
Dalam rangka menentukan reliabilitas tes hasil belajar bentuk
obyektif dengan mennggunakan pendekatan single test-single trial, maka
penentuan reliabilitas tes tersebut dilakukan dengan jalan melakukan
pengukuran terhadap satu kelompok subyek, di mana pengukuran itu
dilakukan dengan hanya mennggunakan satu alat jenis alat pengukuran,
dan bahwa pelaksanaan pengukuran hanya dilakukan sebanyak satu kali
saja. Dengan kata lain, pendekatan serba single atau pendekatan serba
satu, yaitu : satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur, dan satu kali
pengkuran atau satu kelompok testee, satu jenis tes, dan satu kali testing.
Dengan mennggunakan pendekatan single test single trial, maka tinggi
rendahnya reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui
dengan melihat besar kecilnya koefisien reliabilitas tes, yang seperti
halnya pada tes uraian dilambangkan dengan r 11 atau rtt (koefisien
reliabilitas tes secara total). Adapun untuk mencari atau formula, yaitu : (1)
formula spearman-brown, (2) formula flanagan, (3) formula rulon, (4)
formula kuder-richard-son, (5) formula C. Hoyt.

a. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula


Spearman-Brown
Penentuan reabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan
menggunakan formula spearman-brown-sebagaimana telah disinggung
dalam pembicaraan dimuka dikenal dengan istilah: teknik belah dua
(split half technique). Disebut belah dua, sebab dalam penentuan
reabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua
butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga masingmasing testee memiliki dua macam skor. Salah satu skor merupakan
bagian pertama atau belahan pertama dari tes, sedangkan skor yang
satunya lagi merupakan bagian kedua atau belahan kedua dari tes hasil
belajar bentuk obyektif tersebut.
Dengan demikian, penerapan formula spearman-brown akan
menghasilkan dua buah distribusi skor belahan pertama dengan
distribusi skor belahan keduan itu dipandang sebagai reabilitas bagian
butir-butir soal tes hasil belajar bentuk obyektif tersebut. sedangkan
untuk mengetahui reabilitas tes secara keseluruhan spearman-brown
menciptakan formula sebagai berikut :
Dalam penerapan formula spearman-brown, spearman-brown
mempersembahkan dua buah model, yaitu: model gasal-genap dan
model kiri-kanan.
Pada model gasal genap, skor-skor yang dimiliki oleh testee
untuk butir item yang bernomor gasal (misalnya item nomor 1, 3, 5, 7,
9, 11 dan seterusnya) dianggap sebagai separuh bagian pertama dari tes,

sedangkan skor-skor yang dimiliki testee untuk butir-butir item yang


bernomor genap (misalnya item nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan seterusnya)
dianggap sebagai separoh bagian kedua dari tes yang bersangkutan.
Pada model belahan kiri-kanan, jumlah butir-butir item yang ada
dalam tes, dibelah menjadi dua bagian yang sama besar. Misalnya
jumlah butir soal tes adalah 60, maka butir soal nomor 1 sampai dengan
butir soal nomor 30 ditetapkan sebagai belahan kiri (belahan I),
sedangkan butir item nomor 31 sampai dengan butir soal nomor 60
ditetapkan sebagai belahan kanan (belahan II).
1) Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Mengunakan
Formula Spearman-Brown Model Gasal Genap
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan
reliabilitas tes dengan pendekatan single-test dimana digunakan
formula spearman-brown model genap adalah sebagai berikut :
a) Menjumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal
yang dimiliki oleh masing-masing, individu testee.
b) Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor
genap yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
c) Mencari ( menghitung ) koefisien korelasi r product moment
( rxy = rhh = r ). Dalam hal ini jumlah skor-skor dari butir-butir item
yang bernomor gasal kita anggap sebagai variabel X, sedangkan
jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap kita
anggap sebagai variable Y, dengan menggunakan rumus :
d) Mencari ( menghitung ) koefisien reliabilitas tes ( r11 = rtt ) dengan
menggunakan rumus :

e) Memberikan interprestasi terhadap r11


2) Pendekatan Single Test Single Thrial dengan menggunakan
Formula Spearman-Brown Model Belahan Kiri dan Kanan
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan
reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan single test single
thrial di mana digunakan formula sperman-brown model belahan
kiri dan kanan adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang
terletak di separuh bagian kiri tes, yang dimiliki oleh masing-masing
individu siswa yaitu : butir-butir item dengan nomor 1,2,3, 4,5,6,7,
8,9,10,11 dan 12.
Langkah 2: Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang
terletak di separuh bagian kanan tes, yang dimiliki oleh masingmasing individu siswa yaitu: butir-butir item dengan nomor
13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23 dan 24.
Langkah 3: Mencari (menghitung) angka indeks korelasi rproduct
moment, antara variabel X (separuh belahan kiri) dengan variabel Y
(separuh belahan kanan) yaitu rxy atau rhh atau r .
Langkah 4: Mencari (menghitung) koefisien reliabilitas tes
(r11 ataur11) dengan menggunakan rumus :
Langkah 5: Memberikan interpretasi terhadap r11
Kelemahan-kelemahan Formula Spearman-Brown

Penentuan reabilitas tes dengan menggunakan formula spearmanbrown memiliki beberapa kelemahan yaitu :
a) Formula spearman-brown menghendaki agar bekahan yang
dicari korelasinya yaitu belahan gasal-genap dan belahan kirikanan haruslah sebanding.
b) Penerapan formula spearman-brown juga menuntut persyaratan,
agar jumlah butir-butir item yang akan diuji reabilitasnya
haruslah merupakan bilangan genap. Jadi seandainya jumlah
butir-butir item itu berupa bilangan gasal, maka formula ini tidak
mungkin untuk diterapkan.
c) Dengan dua buah model perhitungan tersebut (model gasalgenap dan model kiri-kanan), dapat terjadi bahwa koefisien
reabilitas tes menunjukkan bilangan yang tidak sama, sehingga
dapat terjadi bahwa dengan menggunakan model gasal genap tes
dinyatakan reliable (karena r11 atau rtt menunjukkan angka 0,70
atau lebih), tetapi dengan menggunakan model kiri-kanan
ternyata tes dinyatakan un-reliabel (karena besarnya r11 dibawah
0,70).
b. Pendekatan Single Test Single Trial dengan Menggunakan
Formula Flanagan.
Dalam ranngka

mengatasi

kelemahan-kelemahan

yang

disandang oleh formula spearman-brown, flanagan mengemukakan


suatu formula, dimana sebagian dari persyaratan-persyaratan seperti
yang dituntut oleh formula spearman-brown tidak harus dipenuhi.

Berbeda dengan formula spearman-brown maka pada formula


flanagan reliabilitas tes tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi
antara belahan I dengan belahan II, melainkan berdasarkan diri pada
jumlah kuadrat deviasi pada tes belahan I, jumlah kuadarat deviasi pada
tes belahan II, dan jumlah kuadarat total (belahan I dan Belahan II).
c. Pendekatan Single test-Single Trial dengan Menggunakan Formula
Rulon
Rumus yang dikemukakan oleh Rulon untuk mencaari koefisien
reliabilitas tes (r11) adalah sebagai berikut :
r11 =
dimana :
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan konstan
Sd2 = varian perbedaan antar skor yang dicapai oleh testee pada
belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II
St2 = varian total
d. Pendekatan Single TestSingle Trial dengan Menggunakan Formula
Trial Kuder Richardson
Adapun formula yang diajukan oleh Kuder dan Richardson ada dua
buah yang masing-masing diberi kode KR20 dan KR 21, yaitu :
Rumus KR20 yaitu :
r11 =
Dimana :
r11
= Koefisien reliabilitas tes
n
= banyaknya butir item
1
= bilangan konstan
St2
= varian total
pi
= proporsi teste yg menjawab dengan betul butir item yg bersangkutan
qi
= proporsi testee yang jawabannya salah, atau : qi = 1 - pi
= jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi

e. Pendekatan Single Test Single Trial dengan Menggunakan


Formula C. Hoyt
Dengan menggunakan teknik analisis varian, maka koefisien reliabilitas
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
r11 =
Dimana :
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan konstan
MKe = mean kuadrat interaksi antra testee dan item
MKs = mean kuadrat antar subjek
3. Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan
Menggunakan Pendekatan Alternate Form (Double tesrt-Double Trial).
Berbeda dengan pendekatan test-retest, maka dalam rangka
mengetahui apakah hasil tes hasil belajar telah memilki reliabilitas yang
tinggi ataukah belum, dipergunakan dua buah tes yang diberikan kepada
sekelompok subyek tanpa adanya tenggang waktu (dilakukan secara
bersama), dengan ketentuan bahwa kedua tes tersebut harus sejenis, dalam
arti sekalipun butir-butir itemnya tidak sama, namun hendaknya butir-butir
item itu mengukur hal yang sama, baik dari segi isinya, proses mental yang
diukur, derajat kesukaran maupun jumlah butir itemnya.
Penentuan reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan
alternate form ini sering dikenal dengan istilah pendekatan bentuk pararel.
Pendekatan jenis ketiga ini dipandang lebih baik ketimbang dua jenis
pendekatan yang telah dikemukakan terdahulu, dengan alasan bahwa :
a. Karena butir-butir item dibuat sejenis tetapi tidak sama, maka tes
hasil belajar (yang akan diuji reliabilitasnya itu) dapat terhindar

dari kemungkinan timbulnya pengaruh yang datang dari testee,


yakni pengaruh berupa latihan atau menghafal.
b. Karena kedua tes itu dilaksanakan secara berbareng (pararel), maka
dapat dihindarkan timbulnya perbedaan-perbedaan situasi dan
kondisi

yang

diperkirakan

akan

dapat

mempengaruhi

penyelenggaraan tes, baik yang bersifat social maupun yang


bersifat alami. Hanya saja, untuk membuat tes bentuk pararel
seperti dikemukakan diatas bukanlah pekerjaan yang mudah.
Hanya staf pengajar yang telah memiliki bekal pengalaman
mengajar yang cukup lama dan memiliki bekal kemampuan dalam
merancang tes saljalah yang akan mampu mewujudkannya.
4. Metode Tes Ulang (Test- Retest Method)
Metode ini digunakan untuk menghindari penyusunan dua seri tes.
Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes
tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena itu, metode tes ulang disebut juga
dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua kali
tes tersebut dihitung korelasinya.
Untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan
pemahaman, cara ini kurang mengena karena tercoba (siswa) masih ingat
akan butir-butir soalnya. Oleh karena itu, tenggang waktu antara
pemberian tes pertama dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri.
Jika tenggang waktu yang terlalu sempit, siswa masih banyak ingat materi,
dan jika tenggang waktu yang terlalu lama, siswa barangkali sudah

mempelajari sesuatu dan faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda.
Faktor-faktor ini tentu akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas.
Pada umumnya hasil tes kedua cenderung lebih baik daripada hasil
tes pertama, hal ini tidak mengapa, yang penting adalah adanya kesejajaran
hasil atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang
tinggi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar obyektif :

a. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya
b.
c.
d.
e.
f.

pembeda yang kuat.


Panjang/pendeknya suatu instrumen.
Evaluasi yang surjektif akan menurunkan reliabilitas.
Ketidaktepatan waktu yang diberikan.
Kemampuan yang ada dalam kelompok.
Luas/tidaknya sampel yang diambil.

3. Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif :


a. Single test single thrial method
b. Pendekatan single test single thrial dengan menggunakan formula
spearman-brown model belahan kiri dan kanan.
c. Pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan
menngunakan pendekatan alternate form (double tesrt-double trial).
d. Metode tes ulang (test- retest method)
B. Saran
Semoga dalam penyusunan makalah ini tentang reliabilitas tes yang
termasuk dalam evaluasi pendidikan dapat dijadikan referensi atau bahan
acuan untuk penyusunan makalah yang sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
http://medotloke.blogspot.com/2012/03/makalah-evaluasi-reliabilitas.html.
Diakses tanggal: 22 Juli 2014.
http://emka.web.id/makalah/pengembangan-fitur-analisis-butir-soal-tes-padaperangkat-lunak-moodle. Diakses tanggal: 22 Juli 2014.
http://mshol.blogspot.com/2010_03_01_archive.html. Diakses tanggal: 22 Juli
2014.

Anda mungkin juga menyukai