PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk
mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu
penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga
dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama Islam sangat
mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan
kedua setelah Iman. Dalam perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan
penting: sehat, sakit atau mati.
Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang
saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan
warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi
kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka
menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai
beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan
demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau
memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
(Q.S. Shaad : 27)
I.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan sehat dan sakit secara medis?
2.Bagaimana konsep sehat menurut islam ?
3.Upaya apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan menurut agama
islam?
Bagi pembaca :
1. Memberika informasi tentang konsep sehat sakit secara umum
2. Memberikan informasi tentang konsep sehat sakit menurut agama islam
3.
Bagi penulis :
1. Melatih dalam menyusun makalah.
2. Memotivasi untuk menyusun makalah selanjutnya yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya.
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas
sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan
eksternal(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.Istilah
sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat
bekerja secara normal. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut
hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara
normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah seperti itu.Pengertian
sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang
meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah
diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau
aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun
1992,kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru.
Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dandinamis, dibandingkan dengan batasan
sebelumnya.
Pengertian Sakit - Setelah kemarin kita mengetahui akan pengertian sehat maka kali ini akan
memposting berkaitan dengan hal yang disebut dengan pengertian sakit. Langsung saja
menuju
kepada
apa
yang
disebut
dengan
pengertian
sakit
ini.
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut
Pemons, 1972)
2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu
dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
2.2 Definisi konsep sehat sakit menurut agama islam
A. Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak
jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit
pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus
mencari sehat/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan
kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
B. Sehat dan Sakit Pandangan al-Quran
( )
()
Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: (Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS al-Anbiy, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta
dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan
doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita
sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan sakit,
begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izinNya kita sembuh.
( ) ( )
() () ( )
(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku.
Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada
hari kiamat. (QS asy-Syuar 26: 78-82)
1. Konsep Sehat
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah
Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi
Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah
yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam QS Ibrhm, 14: 7,
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga
kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
.
Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan
waktu luang. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas)
Kesehatan Dalam Perspektif Islam
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Maa'idah, 5: 3).
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu
maupun
masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi Muhammad
SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah
manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan
menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-Nya
dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat
bagi
orang-orangnya
yang
beriman''
(QS:Yunus
57).
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan.
Beberapa Hadist yang berkaitan dengan kesehatan
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
2. Dari Ibnu Masud radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala tidaklah menurunkan sebuah penyakit
melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya
dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya. (HR. Ahmad, Ibnu Majah,
dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri
menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Maad,
4/12-13)
3. Penegasan Rasulullahualaihi wa sallam dalam sabdanya:
Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram. (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu anhu)
4. Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata: Dahulu bila salah seorang dari kami
mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu alaihi wa sallam mengusapnya dengan
tangan kanan beliau dan membaca:
Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah,
Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau,
sebuah kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. (HR. Al-Bukhari).
5. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda:
Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan di
sisinya sebanyak tujuh kali:
Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik Arsy yang besar, semoga
menyembuhkanmu, niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu. (HR. Abu
Dawud, At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)
6. Dari Sad bin Abi Waqqash radhiallahu anhu, beliau berkata: Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
Ya Allah, sembuhkanlah Sad Ya Allah, sembuhkanlah Sad. Ya Allah, sembuhkanlah
Sad.(HR. Muslim)
7. Hadits Abdullah bin Masud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.
(HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
2. Konsep Sakit
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki kedudukan
yang sangat mulia.