001/2011
200.001/2011
Direktorat Litbang
Badan Pemeriksa Keuangan RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto 31
Jakarta -10210
a.
b.
c.
d.
KETUA
WAKIL
KETUA
ANGGOTA
I
ANGGOTA
II
Plh.
ANGGOTA
III
ANGGOTA
IV
ANGGOTA
V
ANGGOTA
VI
ANGGOTA
VII
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menetapkan
KETUA
WAKIL
KETUA
ANGGOTA
I
ANGGOTA
II
Plh.
ANGGOTA
III
ANGGOTA
IV
ANGGOTA
V
ANGGOTA
VI
ANGGOTA
VII
Pasal 1
Pasal 2
BAB I
PENDAHULUAN
b.
BAB II
c.
BAB III
d.
BAB IV
e.
BAB V
FAKTOR PEMILIHAN-SIGNIFIKANSI
f.
BAB VI
g.
BAB VII
FAKTOR PEMILIHAN-AUDITABILITAS
h.
BAB VIII
i.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 3
Petunjuk Teknis Penentuan Area Kunci Pemeriksaan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
KETUA
WAKIL
KETUA
ANGGOTA
I
ANGGOTA
II
Plh.
ANGGOTA
III
ANGGOTA
IV
ANGGOTA
V
ANGGOTA
VI
ANGGOTA
VII
Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KETUA,
WAKIL KETUA,
HASAN BISRI
HADI POERNOMO
ANGGOTA,
ANGGOTA,
T AUFIEQURACHMAN RUKI
Plh. ANGGOTA,
ANGGOTA,
HASAN BISRI
ANGGOTA,
ANGGOTA,
RIZAL DJALIL
ANGGOTA,
BAHRULLAH AKBAR
KETUA
WAKIL
KETUA
ANGGOTA
I
ANGGOTA
II
Plh.
ANGGOTA
III
ANGGOTA
IV
ANGGOTA
V
ANGGOTA
VI
ANGGOTA
VII
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................................................
B.
Tujuan .....................................................................................................................
C.
Lingkup ..................................................................................................................
E.
B.
C.
A. Umum .....................................................................................................................
B.
C.
BAB IV
BAB V
10
BAB VI
13
BAB VII
17
BAB VIII
19
19
B.
Dokumentasi............................................................................................................
22
PENUTUP .....................................................................................................................
23
23
23
23
REFERENSI ........................................................................................................................................
24
BAB II
BAB III
BAB IX
LAMPIRAN
SUSUNAN TIM PENYUSUN JUKNIS PENENTUAN AREA KUNCI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III.1
Lampiran IV.1
Lampiran V.1
Lampiran VI.1
Lampiran VII.1
Lampiran VIII.1
Lampiran VIII.2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01.
Signifikansi masalah
menurut SPKN
B. Tujuan
05. 0Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Penentuan Area Kunci adalah
6memberikan
pedoman
secara
teknis
dalam
menentukan
Tujuan penyusunan
Juknis
C. Lingkup
06. 0Juknis Penentuan Area Kunci hanya mengatur teknik-teknik yang dibutuhkan
7oleh pemeriksa dalam menentukan aktivitas/bidang/program yang akan
Lingkup Juknis
Direktorat Litbang
hal 1 dari 24
Dasar hukum
penyusunan Juknis
E. Sistematika Penulisan
09. 1Juknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut:
0Bab I
: Pendahuluan
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Referensi
Lampiran
Direktorat Litbang
hal 2 dari 24
BAB II
GAMBARAN UMUM AREA KUNCI
A. A. Konsep Area Kunci
01.
Area kunci adalah suatu aktivitas, bidang, atau program dalam entitas yang
diperiksa yang merupakan fokus pemeriksaan kinerja. Dalam kegiatan
penentuan area kunci, pemeriksa akan memahami suatu permasalahan yang
sudah teridentifikasi pada tahap sebelumnya secara lebih mendalam.
02. Penentuan area kunci yang tepat akan sangat membantu pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan terinci. Lingkup pemeriksaan menjadi lebih sempit
karena hanya terfokus pada area kunci yang telah ditetapkan. Dengan demikian
analisis dalam pemeriksaan akan lebih mendalam sehingga tujuan pemeriksaan
dapat tercapai. Tujuan pemeriksaan kinerja adalah untuk meningkatkan
perbaikan kinerja suatu aktivitas, bidang, serta program terkait dengan aspek
ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Manfaat Penentuan
Area Kunci
Direktorat Litbang
Faktor pemilihan
untuk menentukan
area kunci
hal 3 dari 24
BAB III
TEKNIK PENENTUAN AREA KUNCI
A. Umum
01. 0Telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa tim pemeriksa melakukan
1pemahaman entitas dan identifikasi masalah pada objek pemeriksaan dengan
Output
OutputDari
DariPemahaman
Pemahaman
Entitas
Entitasdan
danIdentifikasi
Identifikasi
Masalah
Masalah
Menentukan
Menentukanarea
area
potensial
potensialyang
yangdapat
dapat
diperiksa
diperiksa
Membuat
MembuatUrutan
UrutanPrioritas
Prioritas
berdasarkan
berdasarkanFaktor
Faktor
Pemilihan
Pemilihan
Menentukan
MenentukanArea
AreaKunci
Kunci
3. Menentukan area kunci berdasarkan urutan prioritas yang telah dibuat dan
ketersediaan sumber daya pemeriksaan.
Area potensial yang mendapat peringkat teratas akan mendapat prioritas
untuk dipilih menjadi objek pemeriksaan saat pemeriksaan terinci yang
disebut sebagai area kunci. Area kunci yang telah ditentukan tersebut dapat
dipilih semua atau sebagian, berdasarkan pertimbangan profesional
pemeriksa.
Penjelasan teknis secara detil dalam menentukan area kunci dalam
pemeriksaan kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut.
Direktorat Litbang
hal 4 dari 24
Output
OutputDari
DariPemahaman
Pemahaman
Entitas
Entitasdan
danIdentifikasi
Identifikasi
Masalah
Masalah
Menentukan Area
Potensial yang Dapat
Diperiksa
Membuat
MembuatUrutan
UrutanPrioritas
Prioritas
berdasarkan
berdasarkanFaktor
Faktor
Pemilihan
Pemilihan
Menentukan
MenentukanArea
AreaKunci
Kunci
2
Semua sub unsur komponen penilaian dalam Juknis ini hanya sebagai ilustrasi pemeriksaan kinerja kantor
pertanahan. Sedangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan di lapangan, penentuan sub unsur komponen penilaian merupakan
hasil pertimbangan profesional pemeriksa sesuai dengan kondisi masing-masing. Contohnya sub-sub unsur efektivitas atas
penilaian dampak pemeriksaan diilustrasikan seperti: 1) perbaikan analisis kebutuhan untuk suatu program, 2) tujuan dan
kebijakan program yang lebih jelas, dan 3) tujuan, rincian, serta sasaran yang lebih memadai dan seterusnya.
Direktorat Litbang
hal 5 dari 24
Masalah Utama
Area Potensial
Kurangnya pemberian pelayanan
Pengelolaan
pelayanan
yang tepat waktu dan tarif yang
pemohon
tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
kepada
Output
OutputDari
DariIdentifikasi
Identifikasi
Masalah
Masalah
Menentukan
MenentukanArea
Area
Potensial
PotensialYang
YangDapat
Dapat
Diperiksa
Diperiksa
07. 0Penentuan area kunci sangat penting untuk diidentifikasi oleh pemeriksa,
6karena memengaruhi luasnya lingkup pemeriksaan. Apabila area yang
diperiksa terlalu banyak, maka lingkup pemeriksaannya pun akan semakin luas
dan pada akhirnya risiko pemeriksaan menjadi tinggi. Lingkup pemeriksaan
yang diperiksa akan memengaruhi efektivitas pemeriksaan dalam pencapaian
tujuan pemeriksaan. Lingkup pemeriksaan yang lebih kecil memungkinkan
pemeriksa untuk melakukan evaluasi secara lebih mendalam pada area kunci
yang dipilih, sehingga diharapkan tujuan pemeriksaan kinerja, yaitu
memperbaiki dan meningkatkan kinerja entitas dapat tercapai.
Direktorat Litbang
hal 6 dari 24
Pembobotan Area
Kunci
Direktorat Litbang
hal 7 dari 24
BAB IV
FAKTOR PEMILIHAN-RISIKO MANAJEMEN
01. Penilaian risiko pada pemeriksaan kinerja adalah risiko yang ditanggung
manajemen terkait dengan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, antara
lain:
a. Pengeluaran di bawah/di atas anggaran dalam jumlah yang signifikan.
b. Tidak dicapainya tujuan yang telah ditetapkan.
c. Tingginya mutasi pegawai.
d. Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan.
e. Ekspansi program secara mendadak.
f. Hubungan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau
membingungkan.
g. Aktivitas yang bersifat kompleks dalam suatu lingkungan yang penuh
dengan ketidakpastian. Beberapa indikator yang mengakibatkan
ketidakpastian tersebut antara lain:
kegiatan yang amat terdesentralisasi dengan banyak pihak yang
berkepentingan;
penggunaan teknologi yang berkembang amat pesat dan canggih;
lingkungan yang dinamis dan kompetitif;
melibatkan berbagai macam instansi/lintas sektoral; dan
proyek atau aktivitas yang baru.
h. Aktivitas yang berdampak negatif pada lingkungan hidup.
i. Kurangnya keamanan data elektronik dan/atau sistem informasi.
j. Tindakan yang berindikasi kecurangan.
Direktorat Litbang
Faktor-faktor
pemilihan; Risiko
Manajemen
hal 8 dari 24
02. Contoh penilaian risiko manajemen untuk area-area potensial pada Kantor
Pertanahan Kabupaten ABC adalah sebagai berikut :
Area
Potensial
Pengelolaan
PNBP
Penggunaan
Belanja PNBP
Pengelolaan
pelayanan
utama
kepada
pemohon
Pengelolaan
dalam
pelayanan
penanganan
sengketa,
konflik, dan
perkara
Unsur
Contoh Penilaian
Risiko Manajemen
Tingginya mutasi
pegawai
b.
Adanya
Perubahan
Kebijakan yang
mendadak
Adanya
hubungan
tanggung jawab
yang
tumpang
tindih
Pengeluaran
tidak
sesuai
anggaran
1,5
1,25
2,5
2,75
(6/4)
(5/4)
(10/4)
(11/4)
c.
d.
Direktorat Litbang
hal 9 dari 24
BAB V
FAKTOR PEMILIHAN-SIGNIFIKANSI
01. Signifikansi
0
suatu area pemeriksaan berkaitan dengan dampak yang dihasilkan
area tersebut terhadap objek pemeriksaan secara keseluruhan. Signifikansi
bergantung pada apakah suatu kegiatan dalam suatu area pemeriksaan secara
komparatif memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam
objek pemeriksaan secara keseluruhan. Penentuan signifikansi merupakan
penilaian profesional dimana seorang pemeriksa harus mempertimbangkan
faktor-faktor seperti: materialitas keuangan, batas kritis keberhasilan, dan
visibilitas. Format kertas kerja penilaian signifikansi dapat dilihat pada
Lampiran V.1.
02. Materialitas
0
keuangan adalah salah satu aspek dari signifikansi. Faktor ini
didasarkan atas penilaian terhadap aset yang dikuasai, jumlah penerimaan dan
pengeluaran yang dikelola oleh entitas yang diperiksa. Semakin tinggi tingkat
materialitas keuangan suatu kegiatan/program/bidang, maka semakin tinggi
kemungkinan menjadi area kunci yang akan dipilih sebagai lingkup
pemeriksaan. Materialitas dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan
kinerja dapat berbeda. Objek yang sama bisa dipandang secara berbeda,
sehingga ada kemungkinan material menurut audit kinerja tapi menurut
pemeriksaan keuangan tidak material. Hal tersebut diilustrasikan sebagai
berikut:
Alokasi
Anggaran
Belanja (Rp)
Total Anggaran
Belanja Kantor
Pertanahan (Rp)
Persentase
Bobot/Skor
Pengelolaan
PNBP
Penggunaan
Belanja PNBP
Pengelolaan
pelayanan utama
kepada pemohon
Pengelolaan
dalam pelayanan
penanganan
sengketa, konflik
dan perkara
150.000.000,00
100.000.000,00
300.000.000,00
200.000.000,00
10.000.000.000,00
10.000.000.000,00
10.000.000.000,00
10.000.000.000,00
0,015%
2
0.01%
1
0,03%
3
0,02%
2
Konsep Signifikansi
Aspek Materialitas
Keuangan
Direktorat Litbang
hal 10 dari 24
03. Aspek batas kritis keberhasilan menunjukkan pentingnya suatu area dalam
menentukan keberhasilan suatu entitas. Apabila perbaikan yang ditimbulkan
Direktorat Litbang
Aspek Visibilitas
hal 11 dari 24
Pengelolaan PNBP
Penggunaan Belanja
PNBP
Pengelolaan pelayanan
utama kepada pemohon
Pengelolaan dalam
pelayanan penanganan
sengketa, konflik dan
perkara
05. Contoh penilaian signikansi untuk area-area potensial pada Kantor Pertanahan
kabupaten ABC adalah sebagai berikut :
Materialitas Keuangan
Area Potensial
pengelolaan
pelayanan utama
kepada pemohon
memiliki
persentase
tertinggi sebesar
0,03%. Persentase
ini merupakan
yang tertinggi
dibandingkan area
potensial yang
lain sehingga area
ini juga
mendapatkan
bobot/skor
tertinggi yaitu 3.
(Lihat di par.02).
Visibilitas
Pengelolaan
pelayanan utama
kepada pemohon
merupakan bisnis
utama dari kantor
pertanahan.
Perbaikan
terhadap area ini
akan
meningkatkan
kinerja entitas
secara
keseluruhan.
Pengelolaan
pelayanan utama
kepada pemohon
merupakan
masalah
yang
penting dan peka.
Peningkatan
kinerja
kantor
pertanahan akan
memengaruhi
aspek sosial dan
ekonomi terhadap
masyarakat
umum.
2
(6/3)
1,67
(5/3)
3
(9/3)
1,67
(5/3)
Area
Potensial
Unsur
Skor rata-rata
signifikansi
Direktorat Litbang
Contoh Penilaian
Signifikansi
Keterangan
hal 12 dari 24
BAB VI
FAKTOR PEMILIHAN-DAMPAK
PEMERIKSAAN
01. Dampak
0
pemeriksaan merupakan nilai tambah yang diharapkan dari
pemeriksaan tersebut, yaitu suatu perubahan dan perbaikan yang dapat
meningkatkan aspek 3E dari area yang diperiksa. Nilai tambah yang
dihasilkan dari suatu pemeriksaan merupakan hal penting dalam menentukan
area kunci yang akan diperiksa secara rinci. Pertanyaan yang harus selalu
diajukan oleh pemeriksa adalah Apakah pemeriksaan yang akan dilaksanakan
dapat memberikan suatu perbaikan kinerja entitas? Apabila pemeriksaan
tampaknya tidak akan menimbulkan perubahan berarti pada kinerja
manajemen, pemeriksa dapat memberikan bobot yang rendah terhadap
komponen dampak pemeriksaan. Format kertas kerja menilai dampak
pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran VI.1.
Direktorat Litbang
Konsep Dampak
Pemeriksaan
hal 13 dari 24
Perbaikan
analisis
kebutuhan.
Memperjelas
tujuan
dan kebijakan.
Memperkenalkan
tujuan dan sasaran
dengan lebih baik.
Perbaikan
dalam
pencapaian
tujuan
melalui
perubahan
sifat
output
atau
peningkatan sasaran.
4.
Aspek efisiensi
Peningkatan
output
pada tingkat input
yang sama.
Perbaikan
atas
pekerjaan ganda dan
kurang koordinasi.
2. Peningkatan
perencanaan,
pengendalian, dan
manajemen
Peningkatan
perencanaan
manajemen.
Memperjelas
penentuan
prioritas
dan sasaran yang lebih
baik.
Insentif sasaran yang
lebih baik.
Pengendalian
dan
manajemen
atas
sumber daya manusia,
aset,
proyek,
dan
sumber daya lain yang
lebih baik.
Pengendalian
yang
ketat atas kecurangan.
Peningkatan
sistem
akuntansi keuangan.
Informasi manajemen
keuangan yang lebih
baik.
Keamanan
sistem
komputer yang lebih
baik.
3. Peningkatan
akuntabilitas
5.
6.
Aspek Ekonomi
Pengurangan
biaya
sebagai hasil dari
pengadaan yang lebih
baik.
Pengurangan
biaya
karena
pemanfaatan
sumber daya yang
lebih ekonomis.
Pengurangan fasilitas.
Beberapa
kemungkinan dampak
pemeriksaan
Peningkatan
pengendalian dan
pemantauan ekstern.
Indikator kinerja yang
lebih baik dan akurat.
Perbandingan
yang
lebih baik dengan
organisasi sejenis.
Penyajian informasi
yang lebih jelas dan
informatif.
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Direktorat Litbang
hal 14 dari 24
03. Contoh penentuan dampak pemeriksaan untuk area-area potensial pada Kantor
Pertanahan Kabupaten ABC dapat dilakukan sebagai berikut:
Area
Potensial
Pengelolaan
PNBP
Penggunaan
Belanja PNBP
(12/4)
(12/4)
(12/4)
(12/4)
2,5
2,5
1,38
(20/8)
(20/8)
(16/8)
(11/8)
2,33
2,33
(14/6)
(14/6)
(12/6)
(12/6)
Unsur
1.
Efektivitas
a) Perbaikan
analisis
kebutuhan untuk suatu
program
b) Tujuan dan kebijakan
program yang lebih jelas
c) Tujuan rincian dan
sasaran
yang
lebih
memadai
d) Peningkatan pencapaian
tujuan
melalui
perubahan output atau
perbaikan sasaran
2.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
3.
a)
b)
Peningkatan
Perencanaan,
Pengendalian,
Pengelolaan
dan
Peningkatan
perencanaan badan yang
diperiksa
Prioritas dan sasaran
yang lebih jelas
Insentif yang lebih baik
untuk mencapai sasaran
Perbaikan pengendalian
dan
pengelolaan
sumber daya manusia,
aset,
proyek,
dan
sumber daya lain
Pengendalian yang lebih
ketat atas kecurangan
Perbaikan
sistem
akuntansi keuangan
Perbaikan
informasi
manajemen keuangan
Perbaikan
keamanan
sistem komputer
Peningkatan
Akuntabilitas
Peningkatan kejelasan
output-output dan
prosedur-prosedur
Perbaikan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan
negara kepada lembaga
perwakilan
Direktorat Litbang
Pengelolaan
dalam
pelayanan
penanganan
sengketa,
konflik, dan
perkara
Pengelolaan
pelayanan
utama kepada
pemohon
hal 15 dari 24
a)
b)
5.
a)
b)
c)
d)
6.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pengembangan bentuk
laporan keuangan
Perbaikan
indikator
kinerja
Perbaikan perbandingan
kinerja antara badan
sejenis yang diperiksa
Penyajian
informasi
yang lebih jelas dan
informatif
Efisiensi
Pengurangan
biaya
melalui
perbaikan
sistem pengontrakan dan
pembelian besar-besaran
Pengurangan
biaya
melalui
perbaikan
pemanfaatan
sumber
daya
manusia
dan
sumber daya lain
Penyederhanaan fasilitas
Pemulihan biaya-biaya
melalui
pengenalan
ongkos-ongkos
yang
sebelumnya
tidak
dikenakan, atau revisi
ongkos-ongkos
Peningkatan
Pelayanan
Mutu
Direktorat Litbang
1,5
(6/2)
(6/2)
(6/2)
(3/2)
2,5
(4/4)
(8/4)
(10/4)
(4/4)
2,5
1,83
(6/6)
(6/6)
(15/6)
(11/6)
2,14
2,31
2,5
1,79
(12,83/6)
(13,83/6)
(15/6)
(10,71/6)
hal 16 dari 24
BAB VII
FAKTOR PEMILIHAN-AUDITABILITAS
01. Auditabilitas
Direktorat Litbang
hal 17 dari 24
Penggunaan
Belanja PNPB
Pengelolaan
pelayanan
utama kepada
pemohon
Pengelolaan
dalam
pelayanan
penanganan
sengketa,
konflik dan
perkara
Unsur
Personel :
2,33
2,33
(7/3)
(7/3)
(9/3)
(9/3)
Lokasi Pemeriksaan
2,58
2,58
(10,33/4)
(10,33/4)
(12/4)
(12/4)
a.
b.
c.
Kemampuan/
keahlian personel
Pengalaman
Pemeriksa
Atas
Area yang akan
diperiksa
Jumlah Personel
Skor rata-rata
Auditabilitas
Direktorat Litbang
Contoh Penilaian
Untuk Auditabilitas
hal 18 dari 24
BAB VIII
PENENTUAN AREA KUNCI
DAN ANALISIS HASIL
A. Tahapan Pengisian Kertas Kerja Pemeriksaan dan Analisis Hasil
01.
Format kertas kerja untuk penentuan area kunci dapat dilihat pada Lampiran
VIII.1. Tahapan yang harus dilakukan untuk mengisi format KKP dalam
menentukan area kunci tersebut adalah sebagai berikut:
Petunjuk pengisian
format KKP
Direktorat Litbang
hal 19 dari 24
02.
Contoh penentuan area kunci pada Kantor Pertanahan Kabupaten ABC adalah
sebagai berikut:
Contoh Penentuan
Area Kunci
(4)
(5)
(6)
Urutan
Prioritas
(7)
(8)
1.
Pengelolaan PNBP
1,5
2,14
2,58
8,22
2.
Penggunaan
Belanja PNBP
1,25
1,67
2,31
2,58
7,81
3.
Pengelolaan
Pelayanan Utama
Kepada Pemohon
2,5
2,5
11
4.
Pengelolaan dalam
pelayanan
penanganan
sengketa, konflik
dan perkara.
2,75
1,67
1,79
9,21
Kesimpulan
Dipilih/Tidak
(3)
Total Skor
(2)
Auditabilitas6
(1)
Dampak
Pemeriksaan5
Area Potensial
Signifikansi4
No
Risiko
Manajemen3
Faktor Pemilihan
(9)
Tidak
Dipilih
Tidak
Dipilih
Dipilih
Sebagai
Area
Kunci
Tidak
Dipilih
Simpulan:
Dari tabel di atas terlihat area potensial pengelolaan pelayanan kepada
pemohon mendapatkan skor tertinggi sebesar 11 (sebelas), sehingga tim
pemeriksa memutuskan area ini sebagai area kunci.
03.
Analisis Pemilihan
Area Kunci
Lihat halaman 9.
Direktorat Litbang
hal 20 dari 24
Signifikansi
Dampak Audit
Auditabilitas
Direktorat Litbang
hal 21 dari 24
B. Dokumentasi
Pemeriksa harus mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan area
kunci, termasuk pertimbangan profesional dan cara pembobotannya, yang
telah disetujui dan direviu oleh Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab
pemeriksaan.
Direktorat Litbang
Dokumentasi
kegiatan
hal 22 dari 24
BAB IX
PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Area Kunci
01. 0Juknis Penentuan Area Kunci mulai berlaku saat ditetapkan melalui
1Keputusan BPK.
Perubahan Juknis
dapat berupa
perubahan Juknis atau
penjelasan substansi
03. Perubahan atas Juknis ini akan dilakukan melalui Keputusan BPK tentang
Perubahan atas Juknis dimaksud.
Pemantauan dilakukan
oleh tim pemantauan
karena itu, pemantauan atas Juknis ini akan dilakukan oleh Tim Pemantauan
Petunjuk Teknis Penentuan Area Kunci. Selain itu, masukan atau pertanyaan
terkait dengan Juknis ini dapat disampaikan kepada:
Sub Direktorat Litbang Pemeriksaan Keuangan dan Kinerja
Direktorat Penelitian dan Pengembangan
Ditama Revbang
Lantai II Gedung Arsip, BPK-RI
Jl. Gatot Subroto 31 Jakarta 10210
Telp. (021)-25549000 ext. 3306/3307/3308
Email: litbang-pemeriksaan@bpk.go.id
Direktorat Litbang
hal 23 dari 24
Referensi
Asian Organisation of Supreme Audit Institution, 2000, Performance Auditing Guideline. ASOSAI.
Badan Pemeriksa Keuangan, 2007, Organisasi dan Tata Kerja Pelaksanaan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan, 2007, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan, 2008, Panduan Manajemen Pemeriksaan, Jakarta.
Chambers, A. and Rand, G., 2000, The Operational Auditing Handbook : Auditing Business Processes,
John Wiley & Sons, London.
International Organizations of Supreme Audit Institutions, 2004, Implementation Guidelines for
Performance Auditing, INTOSAI.
Rai, Agung, 2008, Audit Kinerja: Teori dan Aplikasi pada Sektor Publik, Jakarta.
Direktorat Litbang
hal 24 dari 24
Lampiran III.1
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas
.. (Obyek Pemeriksaan)
Tahun Anggaran
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
Area Potensial
3
Catatan:
1.
Kolom 2 Hasil Identifikasi Masalah diisi dengan output berupa masalah-masalah utama yang didapatkan
dari langkah Pemeriksaan Kinerja sebelumnya yaitu Identifikasi Masalah.
2.
Kolom 3 Area Potensial diisi dengan Area/Program/Kegiatan/Bidang yang berkaitan dengan masalah utama
yang didapatkan.
Lampiran IV.1
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas
.. (Obyek Pemeriksaan)
Tahun Anggaran
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
AREA POTENSIAL
Area Potensial 1
Area Potensial 2
Area Potensial 3
Dan seterusnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Risiko tidak
tercapainya 3E
Skor rata-rata
risiko tidak
tercapainya 3E
Catatan :
1. Pembobotan terhadap faktor-faktor penilaian dilakukan sebagai berikut:
Tinggi
= skor 3
Sedang
= skor 2
Rendah
= skor 1
2. Bila subunsur faktor risiko tidak tercapainya 3E yang ada tidak relevan dan pemeriksa kesulitan
mengidentifikasi subunsur faktor penilaian yang relevan untuk menilai keseluruhan area potensial,
maka pemeriksa dapat langsung memberikan skor pada risiko tidak tercapainya 3E atas masing-masing
area potensial disertai alasan pemberian skor.
3. Alasan pemberian nilai skor untuk risiko tidak tercapainya 3E secara naratif untuk masing-masing area
potensial dijelaskan di bawah tabel kertas kerja penilaian risiko manajemen.
Lampiran V.1
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas
.. (Obyek Pemeriksaan)
Tahun Anggaran
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
Area Potensial 1
(1)
(2)
AREA-AREA POTENSIAL
Area Potensial 2
Area Potensial 3
(3)
(4)
Dan seterusnya
(5)
Materialitas Keuangan
Batas
Kritis
Keberhasilan
Visibilitas
Skor
rata-rata
signifikansi
Catatan :
1. Pembobotan terhadap faktor-faktor penilaian dilakukan sebagai berikut:
Tinggi
= skor 3
Sedang
= skor 2
Rendah
= skor 1
2. Skor rata-rata signifikansi diisi dengan rata-rata penjumlahan dari faktor-faktor penilaian.
3. Pengisian skoring hanya dilakukan pada faktor-faktor penilaian yang dapat diidentifikasi. Contoh: pada
pemilihan area potensial berdasarkan kegiatan mungkin akan sulit untuk mendapatkan data untuk
materialitas keuangan.
4. Alasan pemberian nilai skor untuk faktor-faktor penilaian secara naratif untuk masing-masing area
potensial dijelaskan di bawah tabel kertas kerja penilaian signifikansi.
Lampiran VI.1
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas
.. (Obyek Pemeriksaan)
Tahun Anggaran
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
Area Potensial 1
(1)
(2)
AREA-AREA POTENSIAL
Area Potensial 2
Area Potensial 3
(3)
(4)
Dst
(5)
1. Efektivitas
2. Peningkatan Perencanaan,
Pengendalian, dan Pengelolaan
3. Peningkatan Akuntabilitas
4. Efisiensi
5. Ekonomi
6. Peningkatan Mutu Pelayanan
Skor rata-rata
Pemeriksaan
Dampak
Catatan :
1. Pembobotan terhadap faktor-faktor penilaian dilakukan sebagai berikut:
Tinggi = skor 3
Sedang = skor 2
Rendah = skor 1
2. Penentuan subunsur faktor-faktor penilaian merupakan hasil pertimbangan profesional pemeriksa.
3. Skor rata-rata Dampak Pemeriksaan diisi dengan rata-rata penjumlahan dari faktor-faktor penilaian.
4. Alasan pemberian nilai skor untuk faktor-faktor penilaian secara naratif untuk masing-masing area
potensial dijelaskan di bawah tabel kertas kerja penilaian auditabilitas.
Lampiran VII.1
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
FAKTOR-FAKTOR
PENILAIAN
Area Potensial 1
Area Potensial 2
Area Potensial 3
Dst
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Personel
a. Kemampuan/keahlian
personel
b. Pengalaman
Pemeriksa Atas Area
yang akan diperiksa
c. Jumlah Personel
Waktu yang tersedia untuk
melakukan audit
Perubahan yang signifikan
atas entitas
Lokasi Pemeriksaan
Faktor-faktor
penilaian
lainnya
(sesuai
kondisi
lapangan)
Skor
rata-rata
auditabilitas
Catatan :
1. Pembobotan terhadap faktor-faktor penilaian dilakukan sebagai berikut:
Tinggi
= skor 3
Sedang
= skor 2
Rendah
= skor 1
2. Skor rata-rata auditabilitas diisi dengan rata-rata penjumlahan dari faktor-faktor penilaian.
3. Alasan pemberian nilai skor untuk faktor-faktor penilaian secara naratif untuk masing-masing area
potensial dijelaskan di bawah tabel kertas kerja penilaian auditabilitas.
Lampiran VIII.1
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
No
Area
Potensial
Risiko Manajemen
Signifikansi
Dampak Pemeriksaan
Auditabilitas
Total
Skor
Urutan
Prioritas
Kesimpulan
Dipilih/Tidak
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1.
2.
3.
Catatan:
1. Kolom 2 diisi dengan area-area potensial yang didapatkan dari hasil identifikasi masalah
2. Kolom 3, 4, 5, dan 6 diisi dengan menggunakan skor 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi.
3. Kolom 7 merupakan penjumlahan dari kolom 3, 4, 5, dan 6.
4. Kolom 8 merupakan urutan prioritas dari area-area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan
5. Kolom 9 merupakan kesimpulan area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan (area kunci).
Lampiran VIII.2
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas
(Obyek Pemeriksaan)
Tahun Anggaran.
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
No
FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN
RISIKO MANAJEMEN
SIGNIFIKANSI MASALAH
DAMPAK PEMERIKSAAN
AUDITABILITAS
Catatan :
Untuk Alasan Pemilihan diisi dengan dasar pertimbangan pemeriksa dalam pemilihan area kunci.
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Jl. Jenderal Gatot Subroto 31
Jakarta 10210 Indonesia
+62-21-25549000 ext. 3306/3307/3308
Email: litbang-pemeriksaan@bpk.go.id