PENDAHULUAN
1.1
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka
mewujudkan Visi Kabupaten Banyuasin 2023 di bidang Penanaman Modal yaitu,
"Terwujudnya daya saing penanaman modal untuk menunjang kualitas
perekonomian Banyuasin"
Kabupaten Banyuasin sudah memiliki perencanaan pembangunan jangka
panjang dan jangka menengah, serta prioritas pembangunan secara menyeluruh
yang akan dilakukan secara bertahap.Kabupaten Banyuasin juga sudah mempunyai
RTRW yang menjadi penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam
pengembangan wilayah.
Dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyuasin terus menggalakkan penanaman
modal dengan dukungan swasta yang searah dengan tujuan pembangunan serta visi
dan misi, kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Mengingat pentingnya peran penanaman modal dalam pencapaian Visi
Kabupaten Banyuasin Tahun 2023 tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Banyuasin
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Kabupaten Banyuasin menyiapkan rancangan Cetak Biru (Master Plan) Penanaman
Modal untuk menjadi kerangka acuan/arah kebijakan dalam pembangunan,
khususnya pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin.
Cetak Biru yang disusun merupakan pedoman, arah kebijakan, dan kerangka
acuan pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin yang sudah
disesuaikan
dengan
RTRW
Kabupaten
Banyuasin.Sementara
itu
strategi
bahwa
comparative
advantage
tidak
berarti
banyak
dalam
Sehingga mungkin saja negara atau daerah tersebut justru nanti akan
mengimpor kembali setelah diolah oleh negara lain.
Tahap selanjutnya adalah pembangunan dilakukan dengan melalui invesment
driven economic, yaitu negara menggunakan strategi dengan efisiensi investasi. Pada
tahap ini peningkatan produktivitas dari faktor-faktor sumber daya berasal dari
investasi.Sedangkan tahap ketiga dari pembangunan adalah inovation driven
economic, yaitu suatu kondisi dimana pembangunan dengan menciptakan produk
dan jasa dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yang lebih unik, melalui inovasi dan
peningkatan produktivitas akibat persaingan yang tajam melalui cluster.
Tahapan-tahapan dalam pembangunan (Porter 1998) dapat dilihat dalam
gambar dibawah ini.
Factor Driven
Economy
Input
Cost
Investment Driven
Economy
Efficiency Through
Heavy Investment
Innovation Driven
Economy
Unique
Value
Kabupaten Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para
investor dilihat dari keunggulan komparatif wilayah. Dalam perspektif Porter,
comparative advantage saja tidak cukup. Keunggulan komparatif bukan jaminan
satu-satunya untuk menarik investasi.
Pada saat ini variabel yang sangat berpengaruh adalah keunggulan kompetitif.
Suatu daerah yang memiliki keunggulan kompetitif justru mampu menggaet jumlah
lebih luas daripada sekedar potensi ekonomi, karena dalam konsep daya saing
daerah juga termasuk aspek kelembagaan, iklim sosial, iklim politik, kebijakan
pemerintah, manajemen dan sebagainya.
Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena
masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang menempel sesuai
dengan sumber daya manusia, struktur alam, dan letak geografisnya. Namun daya
saing suatu daerah tersebut merupakan modal dasar bagi pertumbuhan ekonomi,
industri, investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pangsa pasar bagi produk-produk
industri, pertanian dan jasa. Daya saing suatu daerah juga akan menggambarkan
kemampuan
daerah
tersebut
dalam
memacu
pertumbuhan
ekonomi,
investasi dalam kegiatan yang lebih mengedepankan hubung kait antar pelaku
pembangunan.
Kabupaten Banyuasin memiliki potensi ekonomi yang sangat beragam yang
berbeda dengan kabupaten/kota lain khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Kondisi daya saing daerah tersebut harus ditingkatkan terus dari waktu ke waktu,
sehingga pada akhirnya Kabupaten Banyuasin akan memiliki daya saing yang tinggi.
Sedangkan potensi ekonomi yang ada harus dimanfaakan sebaik-baiknya dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Upaya meningkatkan daya
saing dan pemanfaatan potensi ekonomi tersebut, pada wujud nyatanya adalah
masuk dan meningkatnya investasi di Kabupaten Banyuasin.
Pemetaan daya saing daerah akan memberikan informasi kepada stakeholders
mengenai komoditi/produk/jenis usaha yang potensial yang menjadi unggulan
daerah yang dapat dikembangkan. Setiap desa atau kecamatan di Kabupaten
Banyuasin diharapkan memiliki komoditi/produk/jenis usaha unggulan dari berbagai
sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan.
Strategi semacam itu mengadopsi dari kesuksesan Thailand melalui program
One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditas
unggulan di suatu daerah (Tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk Indonesia, secara nasional
sebenarnya Pemerintah juga sudah mengembangkan konsep One Village One
Product (OVOP).
Berdasarkan kebijakan OVOP tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin
dapat lebih fokus untuk memprioritaskan kebijakan melalui pengembangan untuk
melakukan investasi pada komoditas unggulan tertentu di suatu desa atau
kecamatan sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |
daerah. Pada akhirnya, hal itu pun diharapkan akan meningkatkan nilai investasi dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
1.2
a.
Maksud
Maksud dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
2)
3)
4)
5)
1.3
Manfaat/Hasil (Outcome)
Adapun manfaat atau hasil yang diharapkan dari dilaksanakannya Penyusunan
2)
3)
4)
1.4
Keluaran Pekerjaan
Keluaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebuah buku laporan kegiatan yang
berisi antara lain :
1)
2)
Hasil analisis tentang daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin.
3)
Hasil identifikasi komoditi dan jenis produk yang diandalkan menjadi unggulan
investasi.
4)
Hasil analisis mengenai potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan
menjadi peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin.
5)
1.5
Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah pelaku usaha UMKM dan besar,
para investor, tenaga kerja dan sumber daya alam (potensi ekonomi) yang ada di
Kabupaten Banyuasin.
1.6
10
a.
b.
c.
d.
1.7
b.
c.
d.
e.
f.
11
1.8
a.
b.
Investasi ditinjau dari arah kebijakan umum terkait visi dan misi, RTRW, RPJP
dan rencana sektoral yang menjadi arah dan kerangka dalam pengembangan
investasi masa depan dan menjadi dasar dalam penetapan visi misi dan tujuan
investasi.
1.9
b.
c.
d.
e.
12
b.
c.
Pengumpulan data primer dan sekunder tentang objek, bentuk dan bidang
usaha, komoditi dan jenis produk yang dapat menjadi unggulan investasi.
d.
e.
Penanaman modal adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di
wilayah Negara Republik Indonesia.
13
b.
c.
d.
14