Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Master Plan


Latar belakang Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan

Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka
mewujudkan Visi Kabupaten Banyuasin 2023 di bidang Penanaman Modal yaitu,
"Terwujudnya daya saing penanaman modal untuk menunjang kualitas
perekonomian Banyuasin"
Kabupaten Banyuasin sudah memiliki perencanaan pembangunan jangka
panjang dan jangka menengah, serta prioritas pembangunan secara menyeluruh
yang akan dilakukan secara bertahap.Kabupaten Banyuasin juga sudah mempunyai
RTRW yang menjadi penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam
pengembangan wilayah.
Dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyuasin terus menggalakkan penanaman
modal dengan dukungan swasta yang searah dengan tujuan pembangunan serta visi
dan misi, kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Mengingat pentingnya peran penanaman modal dalam pencapaian Visi
Kabupaten Banyuasin Tahun 2023 tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Banyuasin
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Kabupaten Banyuasin menyiapkan rancangan Cetak Biru (Master Plan) Penanaman
Modal untuk menjadi kerangka acuan/arah kebijakan dalam pembangunan,
khususnya pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin.

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

Cetak Biru yang disusun merupakan pedoman, arah kebijakan, dan kerangka
acuan pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin yang sudah
disesuaikan

dengan

RTRW

Kabupaten

Banyuasin.Sementara

itu

strategi

pembangunan yang berjalan selama ini lebih banyak menggunakan comparative


advantage, pembangunan yang mengandalkan pada kekayaan sumber daya alam
yang dimiliki.
Padahal negara-negara maju tidak punya comparative advantage, tetapi
mereka mengubahnya menjadi competitive advantage, yaitu menjadikan bagaimana
menghasilkan produk yang biayanya paling efisien dan paling unik dan tidak mudah
ditiru orang lain.Walaupun suatu negara atau suatu daerah mempunyai warisan
sumber daya alam yang luar biasa, tetapi jika tidak diolah dengan baik maka tidak
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Hal itu karena pada negara-negara maju, mereka tidak punya sumber daya
alam dan tenaga kerja yang jumlahnya luar biasa besar, tetapi kenapa kesejahteraan
mereka lebih baik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Porter (1998), yang
menyatakan

bahwa

comparative

advantage

tidak

berarti

banyak

dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat bila negara atau daerah tersebut tidak


berhasil meningkatkan competitive advantage dan produktivitasnya.
Munculnya teori competitive advantage tersebut membuat bergesernya
paradigma dalam menerapkan strategi pembangunan ekonomi yang bertumpu
kepada comparative advantage, dari bertumpu sumber daya alam, kepada
competitve advantagedan peningkatan produktivitas.
Menurut Porter (1998) ada tiga tahapan pembangunan. Tahap Pertama, bila
suatu negara atau daerah menggunakan factor driven economic, yaitu hanya
mengandalkan sumber daya alamnya saja untuk melakukan pembangunan. Sumber
daya alam yang ada tersebut diolah secara sederhana, kemudian diekspor.
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

Sehingga mungkin saja negara atau daerah tersebut justru nanti akan
mengimpor kembali setelah diolah oleh negara lain.
Tahap selanjutnya adalah pembangunan dilakukan dengan melalui invesment
driven economic, yaitu negara menggunakan strategi dengan efisiensi investasi. Pada
tahap ini peningkatan produktivitas dari faktor-faktor sumber daya berasal dari
investasi.Sedangkan tahap ketiga dari pembangunan adalah inovation driven
economic, yaitu suatu kondisi dimana pembangunan dengan menciptakan produk
dan jasa dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yang lebih unik, melalui inovasi dan
peningkatan produktivitas akibat persaingan yang tajam melalui cluster.
Tahapan-tahapan dalam pembangunan (Porter 1998) dapat dilihat dalam
gambar dibawah ini.
Factor Driven
Economy
Input
Cost

Investment Driven
Economy
Efficiency Through
Heavy Investment

Innovation Driven
Economy
Unique
Value

Gambar 1.1 Porters Stages of Competitive Development

Kabupaten Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para
investor dilihat dari keunggulan komparatif wilayah. Dalam perspektif Porter,
comparative advantage saja tidak cukup. Keunggulan komparatif bukan jaminan
satu-satunya untuk menarik investasi.
Pada saat ini variabel yang sangat berpengaruh adalah keunggulan kompetitif.
Suatu daerah yang memiliki keunggulan kompetitif justru mampu menggaet jumlah

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

investasi lebih besar dalam mendukung pengembangan dan pertumbuhan ekonomi


daerah yang bersangkutan.
Berkaitan dengan Kabupaten Banyuasin, yang sudah memiliki keunggulan
komparatif, maka selayaknya Banyuasin harus memiliki keunggulan kompetitif
sehingga iklim investasi betul-betul menjadi daya tarik khusus bagi para investor
untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Banyuasin.
Berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing daerah yang ada, Kabupaten
Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para investor,
terutama jika dilihat dari keunggulan komperatif wilayah.
Dalam rangka mengetahui dan menelurkan butir-butir pemikiran bagi
menciptakan kiat aplikatif daya tarik investasi diperlukan studi yang membahas
bagaimana suatu investasi dapat berkembang efektif secara kondisional yang
dikemas dalam kegiatan Penyusunan Cetak Biru ( Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin.
Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal
Kabupaten Banyuasin tentu saja sangat sesuai dengan teori Porter tentang
competitif advantage, bahwa keunggulan sumber daya alam saja tidak cukup, tetapi
harus ada upaya untuk meningkatkan nilai tambah menjadi lebih tinggi, unik dan
tidak mudah ditiru.Pemahaman dan identifikasi terhadap potensi ekonomi dan daya
saing daerah merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Secara makro, potensi ekonomi daerah biasanya juga menjadi salah satu indikator
daya saing daerah tersebut. Hal itu karena potensi ekonomi suatu daerah akan ikut
membentuk kompleksitas daya saing daerah.
Konsep potensi ekonomi daerah dipahami sebagai salah satu indikator daya
saing daerah. Sedangkan daya saing daerah sendiri mempunyai pengertian yang
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

lebih luas daripada sekedar potensi ekonomi, karena dalam konsep daya saing
daerah juga termasuk aspek kelembagaan, iklim sosial, iklim politik, kebijakan
pemerintah, manajemen dan sebagainya.
Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena
masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang menempel sesuai
dengan sumber daya manusia, struktur alam, dan letak geografisnya. Namun daya
saing suatu daerah tersebut merupakan modal dasar bagi pertumbuhan ekonomi,
industri, investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pangsa pasar bagi produk-produk
industri, pertanian dan jasa. Daya saing suatu daerah juga akan menggambarkan
kemampuan

daerah

tersebut

dalam

memacu

pertumbuhan

ekonomi,

kemampuannya dalam penyerapan investasi, tenaga kerja, barang, jasa dan


tabungan.
Untuk mengukur daya saing suatu daerah salah satunya adalah dengan
menggunakan indikator potensi ekonomi daerah tersebut. Untuk mengukur potensi
ekonomi daerah salah satunya dapat diukur melalui kinerja perekonomian makro
daerah tersebut. Kinerja perekonomian daerah tersebut biasanya dijabarkan ke
dalam beberapa indikator, antara lain, kinerja sektor perekonomian, nilai tambah,
akumulasi kapital, tingkat konsumsi, tingkat biaya hidup dan kinerja ekspor impor
daerah.
Indikator potensi ekonomi suatu daerah yang diukur berdasarkan kinerja
sektor perekonomian, biasanya dibagi dalam 9 (sembilan) sektor yang terdapat
dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah tersebut. Sembilan sektor
tersebut adalah, sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa.
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu daerah berdasarkan sektor maka


dihitung bagaimana dan seberapa besar sumbangan masing-masing sektor tersebut
terhadap PDRB dan kemampuan masing-masing sektor tersebut dalam menyerap
tenaga kerja. Sektor yang mampu memberikan sumbangan terbesar dan sekaligus
juga sebagai sektor yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerja tertinggi, akan
menjadi potensi ekonomi unggulan (ekonomi basis) daerah tersebut.
Untuk mengukur daya saing suatu daerah biasanya menggunakan indikator
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sumber daya manusia yang ada di
daerah tersebut. Indikator IPTEK digunakan untuk mengukur kemampuan daerah
dalam penerapan IPTEK dalam berbagai aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan
nilai tambah. Sebab, dari keunggulan kompetitif daerah dapat dibangun nilai
tambahmelalui aplikasi teknologi yang sudah ada secara efisien dan inovatif.
Sedangkan indikator sumber daya manusia juga merupakan daya saing suatu
daerah. Indikator ini digunakan untuk mengukur ketersediaan dan kualitas sumber
daya manusia yang ada di daerah tersebut. Tersedianya angkatan kerja yang besar
dan berkualitas akan meningkatkan daya saing daerah tersebut. Demikian juga
dengan adanya kualitas hidup masyarakat yang tinggi di suatu daerah juga akan
menjadi indikator daya saing daerah tersebut.
Analisis pertumbuhan berdasarkan sektor perekonomian belum mampu
menunjukkan daya saing daerah secara lebih spesifik yang ada pada suatu daerah.
Pasalnya, analisis tentang daya saing daerah berdasarkan kinerja sektor
perekonomian tersebut biasanya baru menghasilkan sektor dan sub sektor yang
menjadi ekonomi basis atau unggulan di suatu daerah.
Memang jika dilakukan analisis berdasarkann data time series yang cukup
panjang, sebenarnya dapat diperoleh sektor atau sub sektor yang benar-benar
menjadi ekonomi (unggulan) suatu daerah, namun sayangnya hal itu belum
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

menunjukkan bidang usaha dan jenis produk/komoditi yang memang menjadi


potensi ekonomi daerah itu.
Oleh karena itu analisisnya juga harus diturunkan ketingkat bidang usaha dan
jenis produk/komoditi yang dihasilkan oleh sektor atau sub sektor usaha di daerah
tersebut. Sehingga untuk sektor pertanian misalnya, akan diperoleh potensi ekonomi
berdasarkan bidang usaha pertanian dan jenis produk/komoditi pertanian yang
menjadi unggulan dan layak dikembangkan lebih lanjut di daerah tersebut. Demikian
juga halnya untuk sektor industri, perdagangan dan jasa, akan diketahui bidang
usaha industri apa saja dan jenis produk indutri apa yang menjadi potensi ekonomi di
daerah itu. Sehingga pada akhirnya akan diketahui potensi komoditi/bidang usaha
apa saja dan jenis produk apa saja yang layak dikembangkan di daerah tersebut.
Selain pemetaan daya saing daerah setingkat kabupaten, sebenarnya yang
lebih diperlukan dalam operasinalisasi kebijakan pembangunan adalah pemetaan
daya saing yang dapat menggambarkan daya saing pada wilayah yang lebih kecil
yaitu pada tingkat kecamatan atau bahkan desa/kelurahan. Dengan demikian maka
kebijakan dan program pembangunan yang akan diterapkan dan dikembangkan di
daerah tersebut dapat lebih aplikatif dan tepat sasaran. Apalagi jika dihubungkan
dengan kebijakan pengembangan wilayah pertumbuhan ekonomi, maka dengan
adanya pemetaan potensi ekonomi setingkat kecamatan dan desa/kelurahan akan
dapat lebih menggambarkan daya saing di suatu kawasan (wilayah) secara lebih
spesifik.
Keterpaduan antara potensi ekonomi daerah yang ada, yang dipadu dalam
sebuah daya saing daerah, pada akhirnya akan meningkatkan laju dan peluang
investasi di daerah tersebut. Agar keterpaduan potensi ekonomi dan daya saing
daerah tersebut dapat menjadi pemicu masuknya investasi ke suatu daerah, maka
diperlukan adanya perencanaan, program, pencitraan, promosi, dan pemasaran

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

investasi dalam kegiatan yang lebih mengedepankan hubung kait antar pelaku
pembangunan.
Kabupaten Banyuasin memiliki potensi ekonomi yang sangat beragam yang
berbeda dengan kabupaten/kota lain khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Kondisi daya saing daerah tersebut harus ditingkatkan terus dari waktu ke waktu,
sehingga pada akhirnya Kabupaten Banyuasin akan memiliki daya saing yang tinggi.
Sedangkan potensi ekonomi yang ada harus dimanfaakan sebaik-baiknya dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Upaya meningkatkan daya
saing dan pemanfaatan potensi ekonomi tersebut, pada wujud nyatanya adalah
masuk dan meningkatnya investasi di Kabupaten Banyuasin.
Pemetaan daya saing daerah akan memberikan informasi kepada stakeholders
mengenai komoditi/produk/jenis usaha yang potensial yang menjadi unggulan
daerah yang dapat dikembangkan. Setiap desa atau kecamatan di Kabupaten
Banyuasin diharapkan memiliki komoditi/produk/jenis usaha unggulan dari berbagai
sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan.
Strategi semacam itu mengadopsi dari kesuksesan Thailand melalui program
One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditas
unggulan di suatu daerah (Tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk Indonesia, secara nasional
sebenarnya Pemerintah juga sudah mengembangkan konsep One Village One
Product (OVOP).
Berdasarkan kebijakan OVOP tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin
dapat lebih fokus untuk memprioritaskan kebijakan melalui pengembangan untuk
melakukan investasi pada komoditas unggulan tertentu di suatu desa atau
kecamatan sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

daerah. Pada akhirnya, hal itu pun diharapkan akan meningkatkan nilai investasi dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
1.2

Maksud dan Tujuan

a.

Maksud
Maksud dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)

Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah untuk membuat


perencanaan yang akan menjadi alas kebijakan dalam program-program dan upayaupaya meningkatkan investasi dan daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin.
b.

Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)

Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah :


1)

Menganalisis kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin.

2)

Menganalisis daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin.

3)

Mengidentifikasi komoditi dan jenis produk yang dapat diandalkan menjadi


unggulan investasi.

4)

Menganalisis potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan menjadi


peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin.

5)

Membuat desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya


saing di Kabupaten Banyuasin.

1.3

Manfaat/Hasil (Outcome)
Adapun manfaat atau hasil yang diharapkan dari dilaksanakannya Penyusunan

Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin


adalah :
1)

Tersosialisasinya program-program peningkatan investasi dan daya saing di


Kabupaten Banyuasin.
Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

2)

Terjadinya peningkatan daya saing berdasarkan potensi ekonomi yang ada di


Kabupaten Banyuasin.

3)

Terjadinya peningkatan investasi berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing


yang ada di Kabupaten Banyuasin.

4)

Munculnya keterpaduan dalam melaksanakan program meningkatkan investasi


dan daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin.

1.4

Keluaran Pekerjaan
Keluaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan

Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebuah buku laporan kegiatan yang
berisi antara lain :
1)

Hasil analisis mengenai kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin.

2)

Hasil analisis tentang daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin.

3)

Hasil identifikasi komoditi dan jenis produk yang diandalkan menjadi unggulan
investasi.

4)

Hasil analisis mengenai potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan
menjadi peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin.

5)

Desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di


Kabupaten Banyuasin.

1.5

Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan

Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah pelaku usaha UMKM dan besar,
para investor, tenaga kerja dan sumber daya alam (potensi ekonomi) yang ada di
Kabupaten Banyuasin.
1.6

Kedudukan Master Plan


Kedudukan Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten

Banyuasin terhadap produk perencanaan lainnya adalah :


Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

10

a.

Merupakan penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam konteks


penanaman modal dengan dukungan rencana tersendiri.

b.

Penjabaran RTRW yang berlaku dalam konteks penanaman modal yang


menjadi arahan lokasi pengembangan investasi.

c.

Penjabaran dari RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Kabupaten


Banyuasin dalam konteks penanaman modal.

d.

Penjabaran rencana sektor yang terkait dengan penanaman modal.

1.7

Lingkup Master Plan


Ruang lingkup Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan

Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah :


a.

Merupakan rencana yang memadukan penanaman modal dengan aspek


pendukungnya terkait pembangunan infrastruktur, pembangunan sektor
produktif, pembangunan lingkungan, perwilayahan, tata ruang dan aspek
regulasi pendukungnya.

b.

Merupakan rencana yang tidak terpisahkan dengan RTRW Kabupaten


Banyuasin, rencana sektor pembangunan dalam lingkup rencana penanaman
modal pendukung visi misi pembangunan Kabupaten Banyuasin.

c.

Merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang


Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Tata
Ruang.

d.

Menjadi perangkat agen pembangunan mewujudkan arah pembangunan


penanaman modal yang produktif namun berdasarkan ketentuan dan arahan
tata ruang.

e.

Menjadi perangkat agen pembangunan penanaman modal (dalam hal ini


Bappeda dan PM Kabupaten Banyuasin) untuk menjembatani kepentingan
dunia usaha dan pemerintah melalui pembangunan penanaman modal.

f.

Rencana dengan durasi 10 tahun.

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

11

1.8

Kerangka Pendekatan Master Plan


Kerangka Pendekatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.

Investasi dikategorikan dalam 4 (empat) aspek yakni; investasi dalam konteks


sektor produktif, konteks tata ruang, konteks infrastruktur dan konteks
regulasi/kelembagaan.

b.

Investasi ditinjau dari arah kebijakan umum terkait visi dan misi, RTRW, RPJP
dan rencana sektoral yang menjadi arah dan kerangka dalam pengembangan
investasi masa depan dan menjadi dasar dalam penetapan visi misi dan tujuan
investasi.

1.9

Substansi Master Plan


Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dari Master Plan Pengembangan

Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin ini maka substansinya adalah sebagai


berikut :
a.

Merupakan rencana yang mempertemukan aspek tata ruang/lingkungan,


sektor kegiatan ekonomi potensial/unggulan, dukungan fasilitas/infrastruktur
dan dukungan aturan main (regulasi, kelembagaan) sesuai tujuan ideal
pembangunan penanaman modal Kabupaten Banyuasin.

b.

Berupa arahan pengembangan penanaman modal sektor produktif dengan


dukungan kebijakan energi.

c.

Berupa arahan pengembangan lokasi penanaman modal berdasarkan


kesesuaian tata ruang.

d.

Berupa arahan pengembangan penanaman modal dengan dukungan


infrastruktur.

e.

Berupa arahan dukungan kelembagaan dan regulasi pendukung penanaman


modal.

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

12

1.10 Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup dari kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :
a.

Pengumpulan data primer dan sekunder berkaitan dengan kebijakan investasi


di Kabupaten Banyuasin.

b.

Pengumpulan data primer dan sekunder tentang daya saing daerah di


Kabupaten Banyuasin.

c.

Pengumpulan data primer dan sekunder tentang objek, bentuk dan bidang
usaha, komoditi dan jenis produk yang dapat menjadi unggulan investasi.

d.

Pengumpulan data tentang potensi ekonomi yang dapat dikembangkan


menjadi peluang investasi di Kabupaten Banyuasin.

e.

Penyusunan kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di


Kabupaten Banyuasin.

1.11 Wilayah Perencanaan


Lokasi pekerjaan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal di Kabupaten Banyuasin adalah 17 ( tujuh belas ) kecamatan yang
ada di Kabupaten Banyuasin.
1.12 Pendefinisian Penanaman Modal dan Investasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal I yang dimaksud dengan :
a.

Penanaman modal adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di
wilayah Negara Republik Indonesia.

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

13

b.

Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk


melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

c.

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan


usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

d.

Dalam penyusunan laporan kegiatan ini penggunaan kata penanaman modal


dan investasi akan digunakan secara bersamaan tergantung kebutuhan dengan
makna sebanding. Sebutan investasi lebih bersifat umum dan bisa
dikonotasikan pada investasi oleh swasta dan investasi oleh pemerintah.
Sedangkan penanaman modal lebih berkonotasi pada investasi yang dilakukan
swasta yang bertujuan mencari nilai tambah. Sehingga dengan demikian dalam
laporan, kedua istilah tersebut akan digunakan sesuai dengan konteks
persoalannya.

Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin |

14

Anda mungkin juga menyukai