Aurita : Nah kalau kita diusir dari depan pintu kamarnya gimana?
Himalaya : Gak lah, yakin aja. Temen sakit kalau bener frustasi kaya yang
kamu bilang udah kewajiban kita kasih dukungan.
Aurita : Terserahlah.. kamu ketua kelasnya, aku sama anak-anak manut
saja. Kita jenguk dia usai jam ujian terakhir ya..
Ujian Kimia sudah selesai, kelas XII IPA 2 kini mulai menulis daftar anak
yang ikut menjenguk Borneo di rumah sakit. Hasilnya hanya 5 anak yang
bersedia.
Aurita : Jangan sedih gitu, masih untung ada yang mau ikut. Kalau
cemberut gimana bisa kasih motivasi buat Borneo..?
Himalaya hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. Tak berapa
lama sampailah rombongan ini di ruang rawat inap Borneo.
Himalaya : Gimana keadaan kamu? Udah baikan?
Borneo : Lumayan..
Aurita : Maaf loh Neo, yang jenguk gak semua. Pada sibuk belajar buat
fisika besok. Moga cepet sembuh ya, biar bisa ikut ujian doanya juga
anak-anak nilainya bagus.
Himalaya : Doa orang banyak nanti bisa cepet terkabul Neo..
Borneo : Iya makasih untuk semuanya..
Aurita : Hubungan baik itu dibina Neo, besok-besok sama anak-anak
diperbaiki hubungannya. Kalau ada apa-apa semua pun bisa bantu, kamu
gak bisa selamanya hidup sendiri.
Borneo hanya bisa diam saja, menyadari akan semua hal yang ia lakukan
kepada temannya adalah sebuah kesalahan. Sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akan jatuh juga, maka secerdasnya diri kita, seistimewa
diri kita pasti suatu ketika akan membutuhkan orang lain.