Abstrak
Penyakit arteri perifer (PAP) merupakan penyakit vaskular yang memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Pasien dengan PAP memiliki resiko tinggi menderita infark miokard, stroke
iskemik dan kematian. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko PAP dan belum pernah
dilakukan penelitian tentang hipertensi dan PAP di RSU Dokter Soedarso Pontianak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dan PAP berdasarkan nilai ankle-brachial
index (ABI). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional.
Sebanyak 58 sampel penelitian dipilih dengan teknik consecutive sampling berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dari wawancara, rekam medis, pemeriksaan tekanan darah
dan ABI. Diagnosis PAP ditegakkan jika ditemukan nilai ABI 0,9 pada salah satu kaki. Prevalensi
PAP pada pasien hipertensi ditemukan sebesar 21% (IK95% 11-31%). Kejadian PAP paling
banyak ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun yakni sebesar 48%. Terdapat hubungan yang
bermakna antara hipertensi dan PAP berdasarkan nilai ABI (p=0,000). Hipertensi berhubungan
dengan penyakit arteri perifer berdasarkan nilai ankle-brachial index.
Kata kunci: penyakit arteri perifer, faktor resiko, hipertensi, ankle-brachial index
Abstract
Peripheral arterial disease (PAD) is a vascular disease with high morbidity and mortality. Peoples
with PAD have higher incidence of myocardial infarction, ischemic stroke and death compared to
peoples without PAD. Hypertension is a risk factor for PAD and there hasnt been any research about
hypertension and PAD yet in RSU Dr Soedarso Pontianak. The aim of this study was to find out the
association between hypertension and peripheral arterial disease (PAD) based on the ankle-brachial
index (ABI) value. This research was an observasional study with cross-sectional design. A total
of 58 subjects aged 50 years were selected through a consecutive-sampling technique based on
research criterias. Data were collected from questionaires, medical records, blood pressure and the
ABI measurement. PAD was defined as the ABI 0,9 in either leg. The overall prevalence of PAD
in hypertension patients was 21% (95% CI 11-31%). There was a significant association between
hypertension and PAD based on ABI value (p= 0,000). Hypertension is closely associated with
peripheral arterial disease based on ankle-brachial index value.
Keyword: Peripheral arterial disease, risk factor, hypertension, ankle- brachial index
281
eJKI
Pendahuluan
Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah
gangguan vaskular yang disebabkan oleh
proses
aterosklerosis
atau
tromboemboli,
yang mengganggu struktur maupun fungsi
aorta dan cabang viseralnya serta arteri yang
memperdarahi ekstrimitas bawah.1 PAP mencakup
semua gangguan pada arteri non-koroner yang
memperdarahi ekstrimitas, arteri karotis, arteri
renalis, arteri mesenterika, aorta abdominalis serta
semua percabangan setelah keluar dari aorto
iliaka.2 PAP dapat melibatkan berbagai arteri lain,
namun secara klinis, PAP merupakan gangguan
pada arteri yang memperdarahi ekstrimitas bawah.3
Arteri yang terlibat adalah arteri aorto-iliaka (30%),
arteri femoralis dan poplitea (80-90%), arteri tibialis
dan peroneal (40-50%).4
Patogenesis utama PAP adalah aterosklerosis.
PAP merupakan bagian dari proses sistemik yang
melibatkan kelainan arteri multipel. Identifikasi PAP
pada satu arteri menjadi prediktor kuat adanya PAP
pada arteri lainnya, termasuk pada pembuluh darah
koroner, karotis dan serebral. Pasien dengan PAP
memiliki resiko tinggi mengalami infark miokard,
stroke iskemik hingga kematian.3 Pasien dengan
PAP memiliki resiko penyakit kardiovaskular 2
kali lebih besar dan resiko mortalitas 2-5 kali lebih
tinggi dibandingkan individu tanpa PAP.5
Gejala utama PAP adalah klaudikasio intermiten
yaitu sensasi nyeri, pegal, kram, baal, atau tidak
nyaman pada otot yang terjadi saat beraktivitas dan
menghilang dengan istirahat. Nyeri timbul karena
pasokan darah tidak dapat mencukupi kebutuhan
jaringan yang meningkat saat aktivitas.2 Klaudikasio
intermiten dapat terjadi pada satu kaki saja (40%) atau
mengenai kedua kaki (60%).4 Rasa nyeri biasanya
muncul pada sekelompok otot yang terletak distal
dari obstruksi arteri. Nyeri pada pantat, pinggul dan
paha merujuk kelainan pada segmen aorto-iliaka
sementara nyeri pada betis menunjukkan kelainan
segmen femoral dan popliteal.2
Faktor resiko klasik PAP adalah usia tua,
hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, dan
merokok. Faktor resiko potensial lain adalah
peningkatan kadar c-reactive protein, fibrinogen,
homosistein, apolipoprotein b, lipoprotein a dan
viskositas plasma.4
Sekitar 2-5% pasien hipertensi memiliki resiko
menderita PAP dan 35-55% pasien dengan PAP
diketahui menderita hipertensi.6 Dibandingkan
faktor resiko lainnya, hubungan hipertensi dan
PAP tidak banyak dibahas di literatur. Beberapa
penelitian bahkan tidak memperoleh hubungan
Jumlah (n)
- 50-59
11
19
- 60-60
32
55
- 70
15
26
- Pria
33
57
- Wanita
25
43
- Positif
10
17
- Negatif
48
83
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kuesioner KIE
4. Derajat Hipertensi
- Terkontrol
14
24
(44)
(76)
Derajat 1
26
45
Derajat 2
18
31
- 1-5 tahun
28
49
- 6-10 tahun
21
36
- 11-15 tahun
10
- 16-20 tahun
- >20 tahun
- PAP
12
21
- Non-PAP
46
79
- Tidak Terkontrol
5. Lama Hipertensi
6. PAP
eJKI
Kelompok
subjek
penelitian
terbanyak
menderita hipertensi derajat 1 yakni sebanyak 26
orang (45%). Sebagian besar subjek menderita
hipertensi selama 1-5 tahun yakni sebanyak 28
orang (48%). Subjek yang menderita PAP adalah
PAP (+)
Total
PAP (-)
- 50-59
17
20
11
19
- 60-60
48
25
54
32
55
- 70
35
12
26
15
26
- Pria
75
24
52
33
57
- Wanita
25
22
48
25
43
- Positif
42
11
10
17
- Negatif
58
41
88
48
83
- Terkontrol
16
12
26
14
24
- Tidak Terkontrol
(10)
(84)
(44)
(74)
(54)
(76)
Derajat 1
42
21
46
26
45
Derajat 2
42
13
28
18
31
- 1-5 tahun
25
25
54
28
48
- 6-10 tahun
33
17
37
21
36
- 11-15 tahun
25
10
- 16-20 tahun
17
- >20 tahun
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kuesioner KIE
4. Derajat Hipertensi
5. Lama Hipertensi
eJKI
Kesimpulan
Prevalensi PAP pada pasien hipertensi adalah
sebesar 21%(IK95%: 11-31%). Terdapat hubungan
yang bermakna antara hipertensi dan penyakit
arteri perifer berdasarkan nilai Ankle-Brachial Index
(ABI) (p<0,05).
Daftar Pustaka
2.
3.
287
eJKI
288