Anda di halaman 1dari 2

CASE STUDY STUDI KASUS

Ama, a small, tree-year-old child, was playing with her siblings outside
her home in a smal, semi-urban, slum area. While chasing her older brothers
she trod on a nail. Her mother washed the wound and bandaged it. The wound
remained red and angry. Over a week the wound did not heal, the area
remained red and angry, with flaring up the leg. Ama began to complain that
she had pain in her groin, she became weak and febrile. Ama was taken to
hospital when her mother could not control her fever and she died within a few
days of a few days of admission.
Ama, adalah seorang anak yang berusia 3 tahun, sedang bermain
bersama saudaranya diluar rumahnya di suatu kota kecil daerah pemukiman
kumuh. Sementara mengejar kakaknya ia menginjak paku. Ibunya kemudian
mencuci luka dan membalutnya meskipun telah di rawat tetap saja merah dan
meradang. Selama seminggu, luka tersebut tidak sembuh., Lukanya tetap
merah dan parah dan melebar sampai kaki. Ama mulai mengeluh bahwa dia
merasa sakit dipangkal paha, dia menjadi lemah dan demam. Ama dibawa ke
rumah sakit ketika ibunya tidak bisa mengendalikan demam dan dia meninggal
beberapa hari setelah dirawat.
Berdasarkan studi kasus di atas, tentukan bagian yang merupakan proximal,
distal, dan intermediate?
JAWABAN
A. PROXIMAL
Determinan proximal adalah penyebab secara langsung atau
paling dekat mempengaruhi status kesehatan. Berdasarkan studi kasus
diatas yang menjadi penyebab langsung dari kasus adalah paku yang
berada di tempat ama berlari mengejar kakaknya. Ama yang
merupakan anak usia 3 tahun yang tidak sengaja menginjak paku
merupakan awal kejadian munculnya kesakitan (demam) yang pada
akhirnya mengakibatkan nyawa si anak tidak terselamatkan setelah
beberapa hari di rawat.

B. DISTAL
Determinan distal adalah penyebab secara tidak langsung atau paling jauh yang
mempengaruhi status kesehatan. Kasus yang terjadi pada cerita tersebut memberikan
gambaran bahwa terdapat beberapa penyebab tidak langsung munculnya gangguan kesehatan
sampai dengan mengakibatkan kematian yaitu:
1. Lingkungan
Berdasarkan kasus tersebut dengan adanya paku di sekitar lingkungan rumah
merupakan sumber penyebab yang menandakan bahwa lingkungan pemukiman tersebut
kurang sehat.
2. Perilaku Sehat-Sakit
Pada kasus tersebut, si ama sudah mendapatkan pertolongan pertama oleh
ibunya dengan menyiram dan membalut lukanya. Namun, bisa saja perilaku sehat-sakit
yang ibu maksud yang hanya menganggap luka tusukan paku yang dibersihkan dan
dibalut akan berhenti dengan sendirinya. Ternyata dengan perilaku tersebut saja tidak
cukup, karena mungkin saja pembersihan luka belum baik sehingga menyebabkan
munculnya bakteri Clostridum tetani pada kejadian tetanus.
3. Imunitas
Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak-anak yang belum pernah
mendapatkan imunasi tetanus (DPT). Dan pada umumnya terdapat pada anak dari
keluarga yang belum mengerti pentingnya imunasi dan pemeliharaan kesehatan.
Berdasarkan kasus pada ama yang menginjak paku dan menyebabkan luka, bisa saja
terjadi infeksi tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani yang
memproduksi toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan
dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan
urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena
luka terpotong, terbakar, maupun luka terkena benda tajam yang berkarat. Walaupun
luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang lalai,
padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri tetanus berkembang biak.

C. INTERMEDIATE
Berdasarkan kasus ama, intermediate-nya terkait dengan factorfaktor proximal dan
distal serta anak itu bisa saja berlari tidak menggunakan alas kaki dan kurangnya pengawasan
dari orang tua sehingga ama menginjak paku, terjadi peradangan pada luka, dan akhirnya si
anak meninggal beberapa hari setelah dirawat.

Anda mungkin juga menyukai