A. Validitas
1. Pengertian Validitas
Content validity (Validitas isi) adalah validitas atau lewat professional judgement. Pertanyaan
yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah
isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan sejauh mana item-item dalam tes mencakup
yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah keseluruhan kawasan ini (dengan catatan tidak
sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur
keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes
hendak diukur oleh alat ukur yang
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.
bersangkutan? atau berhubungan dengan
representasi dari keseluruhan kawasan.
Selanjutnya, validitas isi terbagi lagi menjadi dua
tipe (Saifuddin Azwar), yaitu:
Validitas isi suatu instrumen berkaitan dengan
1. Face Validity (Validitas Muka) adalah tipe
kesesuaian antara karakteristik dari variaabel
validitas yang paling rendah signifikansinya
yang dirumuskan pada definisi konseptual dan
karena hanya didasarkan pada penilaian selintas
operasionalnya. Apabila semua karakteristik
mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah
variabel yang dirumuskan pada definisi
tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur
konseptualnya dapat diungkap melalui butir-butir maka dapat dikatakan maka validitas muka telah
suatu instrument, maka instrument itu dinyatakan terpenuhi.
memiliki validitas isi yang baik. Sayangnya, hal 2. Logical Validity (Validitas Logis) disebut juga
itu mungkin tidak akan pernah tercapai karena
sebagai Validitas Sampling (Sampling Validity)
sulitnya untuk mendefinisikan keseluruhan
adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana
karakteristik itu. Selain itu, dari seluruh
isi alat ukur merupakan representasi dari aspek
karakteristik yang dirumuskan pada definisi
yang hendak diukur.
konseptual suatu variabel seringkali sulit untuk
mengembangkan butir-butir yang valid untuk
Validitas logis sangat penting peranannya dalam
mengungkap atau mengukurnya.
penyusunan prestasi dan penyusunan skala, yaitu
dengan memanfaatkan blue-print atu table
Validitas isi dapat dianalisis dengan cara
spesifikasi.
memperhatikan penampakan luar dari instrument Construct validity (Validitas konstruk) adalah
dan dengan menganalisis kesesuaian butirtipe validitas yang menunjukkan sejauh mana alat
butirnya dengan karakteristik yang dirumuskan ukur mengungkap suatu trait atau konstruk
pada definisi konseptual variabel yang diukur.
teoritis yang hendak diukurnya. (Allen & Yen,
Validitas yang dianalisis dengan memperhatikan dalam Azwar 1986).
penampilan luar instrument itu disebut validitas Pengujian validitas konstruk merupakan
tampang (face validity). Validitas tampang
prosesyang terus berlanjut sejalan dengan
dievaluasi dengan membaca dan menyelidiki
perkembangan konsep mengenai trait yang
butir-butir instrument serta sekaligus
diukur.
membandingkannya dengan definisi konseptual
mengenai variabel yang akan diukur. Validitas
Menurut Saifuddin Azwar, validitas konstruk
yang dianalisis dengan memperhatikan
adalah seberapa besar derajat tes mengukur
kerepresentativan butir-butir instrument disebut hipotesis yang dikehendaki untuk diukur.
validitas penyampelan (sampling validity) atau Konstruk adalah perangai yang tidak dapat
kuikulum (curriculum validity). Validitas
diamati, yang menjelaskan perilaku. Menguji
tampang maupun penyampelan disebut juga
validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang
sebagai validitas teoritis karena
dideduksi dari suatu teori yang mengajukan
penganalisisannya lazim dilakukan tanpa
konstruk tersebut.
didasarkan pada data empiris. Alat yang
Criterion-related validity (Validitas berdasar
digunakan untuk menganalisis validitas itu adalah kriteria). Validitas ini menghendaki tersedianya
logika dari orang yang menganalisisnya.
criteria eksternal yang dapat dijadikan dasar
pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah
Menurut Saifuddin Azwar, validitas isi
variabel perilaku yang akan diprediksi oleh skor
merupakan validitas yang diestimasi lewat
alat ukur.
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional
Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor skor kriterianya dapat diperoleh dalam waktu
kriterianya, prosedur validasi berdasar kriteria
yang sama, maka korelasi antara kedua skor
menghasilkan dua macam validitas (Saifuddinn termaksud merupakan koefisien validitas
Azwar), yaitu:
konkuren.
1. Validitas Prediktif. Validitas Prediktif sangat
penting artinya bila alat ukur dimaksudkan untuk Menurut Saifuddin Azwar, validitas ini
berfungsi sebagai predictor bagi kinerja di masa menunjukkan seberapa besar derajat skor tes
yang akan datang. Contoh situasi yang
berkorelasi dengan skor yang diperoleh dari tes
menghendaki adanya prediksi kinerja ini antara lain yang sudah mantap, bila disajikan pada saat
lain adalah dalam bimbingan karir; seleksi
yang sama, atau dibandingkan dengan criteria lain
mahasiswa baru, penempatan karyawan, dan
yang valid yang diperoleh pada saat yang sama.
semacamnya.
Menurut Saifuddin Azwar, validitas prediktif
Asosiasi Psikologi Amerika (APA) (1974; dalam
adalah seberapa besar derajat tes berhasil
Anastasia, 1982) membedakan tiga tipe validitas,
memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yaitu validitas isi, yang dikaitkan dengan criteria,
yang akan datang. Validitas prediktif ditentukan dan konnstrak. Ketiga tipe validitas tersebut dapat
dengan mengungkapkan hubungan antara skor tes diuji dengan dan atau tanpa menggunakan
dengan hasil tes atau ukuran lain kesuksesan
instrument yang telah teruji validitas maupun
dalam satu situasi sasaran.
reabilitasnya.
2. Validitas Konkuren. Apabila skor alat ukur dan
B. Reliabilitas
1. Pengertian Reliabilitas
Kesimpulan
Jadi, reliabilitas apakah sama dengan keajegan?
Jika kita melihat permasalahan ini dari kacamata asumsi yang mendasari pemikiran reliabilitas di
atas, maka reliabel = ajeg. tentu saja dengan persyaratan yang mustahil untuk dipenuhi tadi.
Tapi jika dilihat dalam konteks aplikasinya, reliabilitas tidak selalu sama dengan keajegan,
tergantung dari pendekatan mana yang digunakan untuk mengestimasinya.
Mungkin akan lebih aman jika kita menyebut reliabilitas sebagai "tingkat kepercayaan, seberapa
jauh error yang dihasilkan dari tes, dan seberapa jauh hasil tes dapat dipercaya". (Feldt & Brennan,
1989: 105)