Anda di halaman 1dari 8

"TELUR & KEPOMPONG"

Coba kita amati sebutir #TELUR.


Jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari luar, maka kehidupan
di dalam telur akan berakhir...
Tapi jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatannya SENDIRI dari dalam, maka kehidupan
baru telah lahir!. Anak ayam lahir dengan lucunya.
Coba perhatikan juga #KEPOMPONG.
Jika sebuah Kepompong dipecahkan oleh kekuatan dari luar, maka ulat akan keluar tanpa
sayap & batal menjadi kupu2 yg siap terbang. Hanya bisa merayap lemah tanpa sayap.
Tapi jika sebuah Kepompong dipecahkan oleh kekuatan nya SENDIRI dari dalam, maka
kehidupan
baru telah lahir. Ulat berubah menjadi Kupu2 yg sayapnya kuat & indah, berterbangan
kesana kemari.
Demikianlah diri kita. Hal2 BESAR selalu dimulai dari DALAM, dari diri kita sendiri, bukan dari
luar.
Tuhan memberi tantangan kehidupan kepada kita seperti cangkang telur & kulit kepompong.
Jika dipecahkan oleh orang lain, justru akan memperlemah kita. Kita harus bisa
memecahkannya sendiri!
Memang terasa sulit, perlu ketangguhan & kekuatan hati. Tapi demikianlah yang diminta
Tuhan dari kita...demikianlah kita di desain Tuhan.
Terus mencoba. Man jadda wajada, man shabara zhafira....
Barakallah fiikum.
#TELURDANKEPOMPONG

"MUSUH ATAU TEMAN?".


Suatu saat ada seorg PETANI punya seorang tetangga yg berprofesi sebagai PEMBURU yg
punya anjing2 galak tapi kurang terlatih.
Anjing2 itu sering melompati pagar & mengejar2 domba2 milik Petani.
Petani itu lalu meminta tetangganya itu utk menjaga anjing2nya. Sayangnya si Pemburu tak
mau peduli.
Hingga suatu hari anjing2 itu melompati pagar & menyerang beberapa domba Petan
i, sd terluka parah.
Petani itu marah & merasa tak sabar. Ia memutuskan pergi ke kota untuk berkonsultasi pd
seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dg hati2 & berkata, Saya bisa saja menghukum
Pemburu itu & memerintahkan dia untuk merantai & mengurung anjing2nya. Tetapi kau
akan kehilangan seorang TEMAN & mendapatkan seorang MUSUH...".
"Mana yang kau inginkan, teman, atau musuh yg jadi tetanggamu..?". Ujar si Hakim.
Petani itu menjawab, bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.
Baik, saya akan menawari kau sebuah solusi yg WIN-WIN. Domba2mu akan aman & kamu
akan tetap berteman dg tetanggamu itu...
Mendengar solusi pak hakim, si Petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, Petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim....Dia ambil 3
domba terbaiknya & menghadiahkannya kepada 3 anak Pemburu. Anak2 si Pemburu sangat
senang menerima hadiah dari Petani & mulai bermain2 dengan domba2 itu.
Karena senang serta utk menjaga mainan baru anak2nya, si Pemburu itu kemudian
mengkerangkeng anjing2 pemburunya.
Maka sejak itu anjing2 si Pemburu tak pernah lagi menganggu domba2 si Petani.
Disamping rasa terimakasihnya pada kedermawanan si Petani pd anak2nya, Pemburu itu
lalu mulai sering membagi hasil buruan pada si Petani.
Sebagai balasannya Petani mengirimkan daging domba & keju buatannya.
Dalam waktu singkat mereka menjadi sahabat yg sangat erat.
Sebuah ungkapan mengatakan:
Cara Terbaik untuk menaklukan & mempengaruhi orang adalah dg membagi kebajikan..".
Barakallah fiikum.

#MusuhAtauTeman#
"DIALOG KAKEK & USTAD MUDA".
Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustad
muda, bertanya: Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang ALLAH, boleh kakek
bertanya? Dimanakah ALLAH itu?. Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustad muda bingung.., sangat
dalam sekali.
Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang
bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu
jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari
yang bertanya...
Kakek itupun manggut2, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.
Anakku, Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api
disumbunya), boleh kakek bertanya? Kapan Pelita ini disebut Pelita? .
Kembali sang Ustad memberikan jawaban Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada
Saya....
Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi: Jika Kakek Tiup Api diatas
Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu..?. Allahu Akbar! Teriak bathin
sang Ustad, selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang
hidup. Oh iya ya, kemana perginya api itu, bahkan tidak berbekas sama sekali. Kembali ia menjawab Saya
Tidak Tahu Kek, Berikan ilmu Pada Saya....
Kembali Kakek itu tidak menjawab, Beliau justru menanyakan nama si Ustad Nak, Namamu siapa?, ia
jawab Abdullah..., beliau manggut-manggut lagi , ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah
dari mana datangnya. Boleh Kakek bertanya lagi, Dimana Abdullah Itu..?
Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya, untuk yang satu ini ia menjawab Di Depan Kakek, Inilah Abdullah... .
Si Kakek Tua hanya geleng2 kepala dan merenung sejenak, si Ustad terbawa suasana merenung seperti
kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang Ustad dan memanggil nama nya Abdullah.!. Ia jawab
dengan Spontan Ya Kek!.
Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan :Anakku, Barusan kakek merasakan adanya Abdullah,
karena bagimu Abdullah itu tidak ada, jika Kau pegang tanganmu, itu Tangan Abdullah..!, jika kau pegang
Keningmu, Itu Kening Andullah..!, jika kau pegang kepalamu, itu Kepala Abdullah..!, Jika kau pegang tangan
dan kakimu, itu adalah tangan dan kaki Abdullah.!, lalu..DIMANAKAH ABDULLAH ITU?! Abdullah Itu ada
saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu, sehingga banyak orang
menyebut namamu Anakku....
"Demikianlah perumpamaan ALLAH SWT, Sesungguhnya ALLAH itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka
bumi ini, ALLAH itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya.

Tapi ALLAH itu Tidak Ada Bagimu, Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA, Kau sebut langit itu adalah
langit ciptaan ALLAH, kau sebut Api itu Api ciptaan ALLAH, Kau Sebut Air, itu adalah Air Ciptaan ALLAH, lalu
dimanakah ALLAH..?
Dimanakah ALLAH? ALLAH itu ada bagimu, Bila kau selalu menyebut nama-NYA, kau dzikirkan setiap
hembusan nafasmu, Maka Dia selalu ada bersamamu, Maka ALLAH itu Ada Bagimu, karena ada dan tidak
adanya dirimu, ALLAH Itu Tetap Ada..!!", demikian si Kakek menjawab panjang.
Subhanallah, pagi Ramadhan yang indah bagi si Ustad muda, sebuah ilmu yang tidak mungkin ia dapatkan
di bangku kuliah...Allahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahilhhamd...
Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan
tadi, sang Kakek lanjut menjelaskan, Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya... ketika Pelita
itu tidak Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu, itu saja...
Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya..., ini bermakna demikianlah manusia, ketika
Ruhnya tidak ada, itu hanya bangkai yang berjalan, yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya,
sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya....
Allahu Akbar! Teriak bathin si Ustad muda.
Kembali sebuah nasehat yang luar biasa di Ramadhan ini bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya,
Sang Kakek ini membisikan ke telinga, Anakku.., Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak
berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat, bahkan kau
tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya...,
Demikianlah dengan RUH anakku, saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib
sebagaimana Zat yang menciptakannya, DIA-lah ALLAH SWT.... Maka rawat dengan benar ruh yang ada
dalam jasadmu..... Assalamualaikum.
Waalaikumsalam jawab si Ustad sembari menitikaan Air Mata, Ya Allah, Ramadhan kali ini terasa indah
bagiku, Aku ingin bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan Ya ALLAH ia berdoa dalam hati..
Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat
lagi seumur hidupnya....
#SharingRamadhan.

"STANDAR"
Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama2 mencuci mangkuk & piring,
sedangkan ayah & putranya menonton TV di ruang tamu.
Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, praang!!!...kemudian sunyi
senyap.
Si putra memandang sejenak ke arah ayahnya & berkata, Pasti ibu yang memecahkan
piring itu. Lho kok kamu tau? kata si Ayah.

Karena nggak kedengeran


suara dia memarahi orang lain, sahut anaknya.
Renungannya:
Kita semua terbiasa menggunakan STANDAR yg berbeda melihat orang lain & memandang
diri sendiri. Seringkali kita menuntut orang lain dengan sangat serius - standar tinggi,
namun justru memperlakukan diri kita sendiri dengan penuh toleransi...
Sebuah standar ganda :(
"ORANG BODOH & ORANG PINTAR"
Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya berbisnis
Agar bisnis berhasil, ia merekrut orang pintar
Walhasil, banyak boss2 orang pintar adalah orang bodoh...
Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka rekrut orang pintar utk memperbaiki yg
salah.
Walhasil, orang bodoh memerintah orang pintar untuk keperluannya...
Orang pintar belajar utk mendapatkan ijazah & mencari kerja.
Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang utk membayar orang2 pintar.
Orang bodoh berpikir pendek utk memutuskan sesuatu yg dipikirkan panjang2 oleh orang
pintar.
Walhasil orang pintar menjadi staf orang bodoh.
Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang pintar yg bekerja.
Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pintar akan menghabiskan waktu utk bekerja keras
dg hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu utk bersenang2 dg
keluarganya.
Mata orang bodoh selalu mencari2 apa yg bisa dijadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan2 pekerjaan yg lebih & lebih baik lagi...
Bill Gates, Dell, Henry Ford, Mas Agung (Gunung Agung) & banyak pengusaha2 lain, tidak
pernah jadi sarjana, tapi jadi pengusaha2 yg mampu memperkerjakan orang2 pintar &
menghidupi keluarga mereka.
Lalu PERTANYAANNYA?.
- Lebih baik jadi orang pintar atau orang bodoh ?
- Pinteran mana, orang pintar atau orang bodoh ?
- Mana yg lebih susah, orang pintar atau orang bodoh ?.
KESIMPULAN :
Jangan lama2 jadi orang pintar.!
Mari menyegerakan jadi orang bodoh yg pintar & menghindar jadi orang pintar yg bodoh.

Kata kuncinya adalah: "Resiko" & "Berusaha".


Orang bodoh berpikir pendek, maka dia bilang resikonya kecil. Dia akan berusaha agar
resiko betul2 kecil.
Orang pintar berpikir panjang, maka dia bilang resikonya besar. Dia tidak berusaha
mengambil resiko tersebut & mengabdi pada orang bodoh.
Di manakah posisi kita saat ini ?. Keputusan ada di tangan kita :)

"BAPAK, ANAK & KELEDAI".


Suatu saat ada seorang BAPAK & ANAKnya berpergian dengan menggunakan Seekor
KELEDAI sebagai tunggangan.
Ditengah Perjalanan
Sang Anak naik Keledai & Bapaknya berjalan disampingnya, ada orang melihat &
berkomentar:
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI !, GAK HORMAT SAMA BAPAKNYA, MASA BAPAKNYA DISURUH
JALAN KAKI".
Ditengah melanjutkan perjalanannya, gantian sang Bapak yg menaiki Keledai & Anaknya
berjalan disampingnya. Ada orang mengomentari lagi:
"INI BAPAK KOK GAK SAYANG SAMA ANAK, MASA ANAKNYA DIBIARKAN JALAN KAKI".
Perjalanan masih dilanjutkan lagi. Karena dikomentari terus, mereka berdua memutuskan
menaiki Keledainya bersama2.
Lalu ada orang lagi melihat & berkomentar lagi:
"DASAR ANAK BAPAK SAMA" GAK PUNYA KASIHAN SAMA HEWAN.., MASA KELEDAI DINAIKI
BERDUA SIH".
Karena salah lagi apa yang dilakukannya maka Bapak & Anak berjalan kaki sambil
memegang tali Keledainya yg juga berjalan tanpa dinaiki. Namun tetap saja ada orang yg
berkata:
"HAAAHH!...BAPAK & ANAK YG BODOH,
MASA PUNYA KELEDAI TIDAK DIGUNAKAN SAMA SEKALI".
Karena Perjalanan sudah hampir sampai, Bapak dan si Anak menghindari komentar orang
lalu gantian berdua menggotong Keledai tersebut dipunggung mereka.
Orang2 yg berpapasan, terheran2. Komentar mereka:"DASAR EDAN..!, DUNIA TERBALIK !,
KELEDAI KOK MENUNGGANGI MANUSIA".
APA PESAN MORAL KISAH SEDERHANA INI ??..
Dimanapun kita berada, apapun yg kita lakukan, akan ada selalu pandangan negatif dari
orang2 disekitar kita!, ITU PASTI.

Tinggal kita melihatnya sebagai TEMBOK yang menghalangi, atau sekedar JEMBATAN BATU
yg memang harus kita lalui untuk menuju ke masa depan.
SEMUA TERGANTUNG DARI CARA BERPIKIR KITA SENDIRI.
Mau jadi PEMENANG - yg terus optimis, senyum2 saja melihat penghalang2 sambil
mengucap: "InsyaAllah bisa...".
Atau menjadi PECUNDANG yg semua hal terasa sulit melulu & memberatkan langkah untuk
maju.

"SEMUT, LABA2, LEBAH"


3 binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an.
An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
"SEMUT", menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Binatang ini dapat
menghimpun makanan untuk bertahun2.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. KETAMAKANnya sedemikian besar sehingga ia
berusaha & seringkali berhasil memikul sesuatu yg lebih besar dari tubuhnya.
"LABA2". Sarangnya adalah tempat yg paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat
yg aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya
untuk dihabisi oleh betinanya.
Telur2nya yg menetas saling berdesakan hingga dapat
saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
"LEBAH", memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - "atas
perintah Tuhan ia memilih gunung & pohon2 sebagai tempat tinggal" [An Nahl;16:68].
Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam
penggunaan ruang. Yg dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin & madu yg sangat manfaat bagi
kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yg tidak berguna
disingkirkan dari sarangnya.
Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi
obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya 'SEMUT'. Sering menghimpun & menumpuk harta, menumpuk ilmu yg
tidak dimanfaatkan.
Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'.
Pemborosan, foya2 adalah implementasinya.

Entah berapa banyak juga tipe 'LABA2' yang ada di sekeliling kita. Yg hanya berpikir:
"Siapa yang dapat dijadikan mangsa"
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai
'LEBAH'.
Sesuatu yang tidak merusak & tidak menyakitkan :
"Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
& jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya"
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
(Sumber: Lentera Hati - M. Quraish Shihab)

Anda mungkin juga menyukai