Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Belum

tercapainya

program

swasembada

daging

yang

dicanangkan oleh pemerintah salah satu penyebabnya adalah masih


kurangnya ketersediaan bibit ternak. Untuk memenuhi kebutuhan bibit
ternak dalam negeri tersebut maka pemerintah mempunyai program
Village Breeding Centre (VBC). Village Breeding Centre adalah suatu
kawasan

pengembangan

peternakan

yang

berbasis

pada

usaha

pembibitan ternak rakyat yang tergabung dalam kelompok peternakan


pembibit (Deptan, 2008). Tujuan dari VBC adalah untuk mendapatkan
bibit yang berkualitas baik. Bibit yang berkualitas baik hanya dapat
diperoleh apabila induk memiliki penampilan yang baik. Salah satu faktor
untuk mendapatkan penampilan induk yang baik adalah konsumsi pakan
yang cukup dan kecernaan pakan yang baik. Kenyataan yang ada di
lapangan adalah pola pemeliharaan yang diterapkan di VBC adalah pola
pemeliharaan tradisonal, dimana pakan yang diberikan oleh peternak,
umumnya jenis

pakan yang banyak ditemukan di sekitar lokasi

pemeliharaan.
Penampilan induk yang baik dapat diketahui dengan melihat body
condition score (BCS), berat badan dan juga akan berpengaruh pada
pertumbuhan pedet yang baik. Body Condition Score induk memiliki arti

11

penting karena berkorelasi terhadap pertumbuhan pedet. Pertumbuhan


pedet dipengaruhi produksi susu induk. Dalam beberapa penelitian
terdahulu dilaporkan bahwa induk yang memiliki BCS baik menunjukkan
kecukupan nutrien, tidak hanya untuk kebutuhan pokok hidup tetapi juga
untuk produksi susu, sebaliknya apabila BCS kurang maka ternak tersebut
belum tercukupi kebutuhan nutriennya.
Bangsa sapi yang dipelihara di VBC daerah Yogyakarta sebagian
besar adalah bangsa sapi Peranakan Ongole (PO), tetapi terdapat juga
dalam jumlah kecil bangsa Simmental Peranakan Ongole (SimPO). Berat
Sapi SimPO mempunyai tubuh lebih besar daripada PO yaitu 450 kg
dibanding 350 kg (Christoffor, 2004), begitu juga dengan pedetnya. Pedet
SimPO memiliki berat lahir antara 20 kg sampai 38 kg, sedangkan untuk
berat lahir pedet PO besarnya antara 22,5 kg sampai 25 kg (Syafii, 2011).

Konsekuensi dari tubuh yang lebih besar tersebut adalah kebutuhan


nutrisi untuk hidup pokok lebih tinggi dibandingkan sapi PO, serta ukuran
pedet SimPO juga lebih besar. Apabila konsumsi pakan belum tercukupi
akan terlihat dari BCS dan bobot badan induk selanjutnya dapat
berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan pedetnya. Pembahasan
tentang

kecukupan

konsumsi

dan

kecernaan

yang

baik

dapat

berpengaruh terhadap pertumbuhan pedet dimana dapat dilihat dari


penampilan induk di VBC belum pernah dikaji, oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian.

12

Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penampilan
induk sapi Simmental Peranakan Ongole (SimPO) dan Peranakan Ongole
periode menyusui di kelompok ternak Village Breeding Center di Sleman
DIY. Penampilan induk dapat dilihat dari body condition score, berat
badan, konsumsi, dan kecernaan pakan, serta pertumbuhan pedet.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi
dan rekomendasi kepada pemerintah untuk dijadikan dasar penyusunan
program yang menguntungkan bagi peternak khususnya di lokasi VBC.
Peternak juga mendapatkan informasi tentang bagaimana penampilan
induk yang baik untuk mendapatkan produktivitas yang optimal. Bagi
civitas akademika baik mahasiswa maupun dosen dapat menjadikan hasil
penelitian sebagai literatur atau bahasan dasar untuk dikaji lebih lanjut.

13

Anda mungkin juga menyukai