Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
i,Mtt
Buku saku ini merupakan ringkasan dari Laporan Tugas
Akhir Politeknik Agroindustri yang berjudul "Evaluasi
Ekonomi Penggilingan Padi Menggunakan Rice Milling
Unit di PT.Mertju
Buana Sumedang". Buku ini
ditujukan untuk peserta sidang Tugas Akhir agar dapat
berbagi ilmu pengetahuan. Penulis menyadari terdapat
banyak kekurangan dalam tulisan ini oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis memohon maaf dan berterima kasih
kepada pihak yang mendukung tulisan ini. Semoga
bermanfaat.
Peilgglllilgaiil! Padi
Rice MtEiMMimg Ulklt
--JSCS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul "Evaluasi Ekonomi Penggilingan Padi Menggunakan Rice Milling Unit di PT. Mertjubuana Kec.
Tomo, Kab. Sumedang,, Jawa Barat.
Selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis tak lepas dari hambatan, rintangan dan kesulitan, oleh karena itu penulis
banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang mendukung hingga selesainya penulisan Laporan Tugas
Akhir ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Selain karena masalah
teknis, juga masalah keterbatasan informasi yang diperlukan hingga banyak hal dalam Laporan ini belum dapat diuraikan secara
lengkap.
Untuk lebih meningkatkan mutu penulisan dan materi pengetahuan yang disampaikan, dengan rendah hati penulis memohon
saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun
Sukamandi, 12 Oktober 2011
Penulis
RINGKASAN
Beras adalah sumber karbohidrat utama bagi sebagian penduduk Asia, untuk mendapatkan beras
tersebut harus melalui tahapan-tahapan yang sistematis sehingga memperoleh hasil yang optimal. Pengamatan dilakukan pada
pabrik penggilingan padi di Kecamatan Tomo, Sumedang, Jawa Barat dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan usaha suatu
pabrik penggilingan padi menggunakan metode analisa usaha. Dari hasil praktek didapatkan hasil
perhitungan evaluasi ekonomi antara lain POT (Pay Out Time) 4 tahun yakni dalam jangka waktu 4 tahun modal sudah dapat
dikembalikan, ROI (Return Of Investment) 23%/tahun, BEP (Break Even Point) harga yaitu pada Rp 7.371 sedangkan BEP produksi
yaitu pada 51.421 kg beras kepala, dan BCR {Benefit Cost Ratio) yaitu 1,23 yakni usaha ini layak untuk dikembangkan. Selain dari
hal tersebut, penulis juga
melakukan analisis terhadap mutu dari hasil penggilingan dan membandingkannya dengan
standar mutu yang telah ditetapkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional) yaitu SNI 6128:2008 tentang mutu beras. Dari hasil
praktek saya dapatkan bahwa mutu beras yang dihasilkan oleh PT.Mertju Buana
mendekati mutu I dalam Standar Nasional Indonesia. Ini semua bertujuan untuk memperbaiki mutu beras yang dihasilkan pabrik
penggilingan sehingga dapat lebih mensejahterakan kehidupan pengusaha dan petani di sekitarnya.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengadaan bahan pangan terutama beras, banyak ditemui problematika yang kerap kali menjadi masalah. Pertumbuhan
penduduk Indonesia sangat tinggi yaitu 2% per tahun dan penyusutan lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan. Dan tingkat
konsumsi beras masyarakat Indonesia yang terus meningkat. Oleh karenanya pemerintah Indonesia mengambil kebijakan dengan
cara mengimpor beras untuk mengatasinya.
Semakin maraknya beras impor di pasar-pasar domestik, ternyata produksi beras dalam negeri mempunyai daya saing yang
rendah. Oleh karena itu, agar beras produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar global, maka mutu dan efisiensi proses
pengolahannya harus ditingkatkan.
Untuk meningkatkan mutu beras dalam negeri, banyak hal yang harus kita perbaiki, diantaranya meminimalisir tingkat
kehilangan gabah baik saat pemanenan, perontokan, maupun saat penggilingan. Adapun faktor-faktor lain yang memengaruhi mutu
beras yang dihasilkan antara lain adalah (1) mutu gabah sebagai bahan baku, (2) teknik pengeringan, (3) teknik penggilingan, dan (4)
sumber daya manusia.
1.2. Kerangka Pemikiran
Penggilingan padi merupakan kegiatan terakhir dari seluruh tahapan budidaya padi yang dimulai dari penanaman di
lapangan, perawatan tanaman, panen, dan pascapanen. Tahapan-tahapan penggilingan meliputi pengadaan bahan baku,
pengeringan, pemecah kulit, penyosohan, pengayakan, pemutihan, pengepakan, penyimpanan, distribusi dan pemasaran.
Selain mutu tinggi, ada hal yang harus diperhatikan, yaitu analisis ekonomi dari proses
produksi tersebut. Harga penjualan sangat
dipengaruhi oleh harga bahan baku dan biaya proses penggilingan. Masalah terbesar saat ini adalah sulitnya bahan baku (gabah)
yang sesuai dengan kepentingan pabrik karena bahan baku tersebut bersifat musiman sedangkan operasional pabrik harus kontinyu
dan kebutuhan akan beras terus diperlukan.
Melalui masalah inilah penulis ingin membandingkan antara mutu yang dihasilkan pabrik
1;
2;
1;
2;
pengertian tersebut untuk komoditas padi khususnya, tahapan dalam pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan,
perawatan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan, pengolahan, transportasi, standarisasi mutu, dan penanganan
produk sisa (limbah).
Budidaya
Pembersih Gabah
Pemecah
Kulit
Separator
Pemisah
Batu
Penyosoh
Besi
Penyosoh
Batu
Teknologi
\
-
sa r/Konsumen
Pemanenan
Penetapan waktu panen padi yang paling mudah adalah melalui metode optimalisasi. Dengan metode
ini padi dipanen pada saat malai berumur 30-35 hari,
terhitung sejak hari sesudah berbunga. Tanda-tandanya adalah 95% malai tampak menguning dan kadar air gabah
berkisar antara 21-26%, butir hijau rendah, dan mutu gabah relative tinggi Proses panen
umumnya
meliputi
proses pemotongan,
pengumpulan, pengangkutan, perontokan, dan pembersihan.
Perontokan Gabah
Perontokan padi bertujuan untuk melepaskan bulir gabah dari malainya dengan prinsip memberikan pukulan
terhadap malai tersebut. Perontokan padi dapat dilakukan dengan cara diinjak-injak,
pukul/geding, banting/gebot, menggunakan pedal
thresher dan mesin perontok. Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) panen seperti Reaper,
Thresher, Stripper, atau Combine Harvester dan alat
perontokan lebih efisien dan efektif karena kapasitas kerja mesin panen lebih tinggi dibandingkan dengan cara panen
tradisional secara manual, namun untuk dapat menggunakan alat tersebut harus memenuhi syarat dan ketentuan
tertentu.
Gambar : Diagram alir pascapanen padi
Komponen
mutu
Derajat sosoh
Kadar air
Butir kepala
Butir patah
Butir menir
Butir merah
Butir kuning
Mengapur
Benda asing
Butir gabah
CVL
Satuan
Min (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
(Maks)
Butir/100g
IVIdkb
Mutu
I
100
14
95
5
0
0
0
0
0
0
0
Mutu
II
100
14
89
10
1
1
1
1
0,02
1
3
Mutu
III
95
14
78
20
2
2
2
2
0,02
1
5
Mutu
IV
95
14
73
25
2
3
3
3
0,05
2
5
Mutu
V
85
15
60
35
5
3
5
5
0,20
3
6
Produk *
1^
Budidaya Nasi
Tepung Beras
<
Beras
Tepung
Samping
Bahan
<
Beras
Pangan
Pakan Ternak
Media
Jamur
Pakan Ternak
Bahan
Bakar
Bahan Bangunan
Abu Sekam
4.3.1. Pengeringan
Sebelum gabah dikeringkan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh gabah. Gabah yang baru datang dari lapangan langsung ditimbang
dan dilakukan pengambilan sampel untuk kebutuhan analisis mutu. Apabila spesifikasi gabah telah sesuai dengan surat keterangan dari lapangan,
maka akan dilakukan proses pengayakan gabah. Pengayakan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ikut terbawa dari lapangan seperti jerami,
daun, kertas, dan lain lain. Dari hasil ayakan kedua, gabah diangkat lagi menggunakan elevator menuju silo pengering (dryer).
Drayer diisi sampai kapasitas maksimal yaitu 27 ton/dryer. PT. Mertju Buana memiliki 5 unit mesin pengering. Pengeringan dilakukan pada
suhu 700C dengan kenaikan suhu yang bertahap hingga memperoleh suhu tersebut. Suhu panas tersebut diperoleh dari tungku pemanas berbahan
bakar sekam.
Setelah mendapakan kadar air yang diharapkan, gabah lalu dikeluarkan dari dryer dan dicurahkan ke dalam silo penampung menggunakan
elevator. Pencurahan dalam silo ini bertujuan untuk mendinginkan gabah setelah diberi suhu panas melalui proses, yang disebut tempering time.
Tempering ^ time ini berlansung 1-2 hari.
Penyimpanan Gabah
Setelah pengeringan, gabah disimpan terlebih dahulu untuk sementara sebelum diproses lebih lanjut. Penyimpanan ini
bertujuan untuk menyediakan stok gabah yang kontinyu. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyimpanan gabah ini
agar gabah tetap berada dalam keadaan baik dalam jangka waktu simpan tertentu yaitu : (1) kondisi gabah sebelum disimpan, (2)
kadar air gabah, (3) wadah penyimpan, dan (4) ruang penyimpanan.
Penyimpanan gabah yang dilakukan di PT. Mertju Buana menggunakan karung dengan kapasitas 45 kg/karung. Karung
tersebut ditempatkan diatas palet kayu agar ada jarak antar lantai dengan karung.
Untuk menjaga mutu gabah, dilakukan monitoring terhadap gabah secara berkala. Pada umumnya monitoring dilakukan
setiap 1 bulan sekali dengan pengambilan sampel. Apabila terlihat adanya gangguan terutama dari hama gudang maka dilakukan
tindakan fumigasi untuk mengendalikan hama tersebut. Adapun ambang kendali dari pada hama gudang yaitu maksimal 3 hama/3 kg
sampel. Bila hama mencapai bahkan lebih dari angka tersebut, maka harus segera dilakukan tindakan fumigasi untuk
mengendalikannya.
Penggilingan
Penggilingan merupakan tahapan paling penting dari proses ini. PT. Mertju Buana menggunakan Rice Miling Unit dengan
menggunakan sistem kontinyu. Mesin penggilingan yang digunakan adalah CRM Buivanngo berkapasitas 6 ton/jam.
Pre cleaner (Pembersihan)
Proses penggilingan
diawali
dengan penimbangan gabah sebelum
dimasukkan ke dalam in late
pertama.
Dari in late tersebut gabah
diangkat
oleh elevator menuju mesin
pertama
yaitu pre cleaner.
Pre cleaner adalah alatyang digunakan untuk
membersihkan gabah dari kotoran yang masih tersisa dari ayakan pertama. Gabah utuh akan diangkat kembali oleh elevator menuju
timbangan automatis.
4.3.4.1. Timbangan
Timbangan beroperasi berdasarkan prinsip load-cell. Panel kontrol dihubungkan dengan sebuah komputer dan
akan mencetak laporan berat setiap kali bahan baku melewati timbangan.
Husker
Setelah gabah kering giling tersebut ditimbang, lalu gabah tersebut langsung dicurahkan ke hopper mesin
pecah kulit (husker). Husker adalah mesin pemecah kulit gabah agar beras terpisah dari kulitnya.
PT. Mertju Buana memiliki 2 unit Husker
untuk mempercepat kinerja penggilingan. Mesin ini menghasilkan beras pecah kulit (BPK). Kulit gabah dipecahkan dengan
menggunakan dua Rubber Roll yang berputar searah dengan kecepatan putaran yang berbeda.
Aspirator
Setelah keluar dari husker, maka beras pecah kulit dan sekam masih bercampur. Oleh karena itu, - RMU dilengkapi dengan
aspirator 1 yaitu mesin pemisah antara beras 1 pecah kuit dengan sekam.
Husk Aspirator menggunakan tenaga angin
untuk meniup aliran bahan baku yang jatuh dari tahap paddy husker
menjadi tiga bagian material yaitu beras pecah kulit,
butiran-butiran yang belum matang dan sekam. Bagian-bagian tersebut
di keluarkan dengan menggunakan Screws
Conveyor.
Separator
Proses selanjutnya adalah gabah masuk ke dalam mesin separator. Separator adalah mesin pemisah antara beras
pecah kulit dengan f gabah. Beras pecah kulit akan menuju ke mesin selanjutnya yaitu
de stoner yang berada tepat di bawah separator sedangkan bulir gabah kembali ke husker untuk proses pemecahan kulit
kembali. Paddy Separator digunakan untuk memisahkan gabah yang masih tercampur dengan beras pecah kulit.
De-Stoner
De stoner adalah mesin pemisah batu dari beras pecah kulit. Mesin ini memiliki tujuan memperkecil
persentase benda asing terutama batu dan logam lainnya.
Destoner dirangcang berdasarkan perbedaan
density bebatuan dan density beras/gabah dengan menggunakan saringan maju-mundur bersamaan dengan tenaga dorong angin
yang lewat lubang-lubang saringan untuk memisahkan pebatuan dan beras/gabah.
Whitening
Whitening adalah mesin pemutih beras. Mesin ini berfungsi mengikis lapisan aleuron dari BPK sehingga lapisan aleuron dan
perikap terpisahkan dari beras
sehingga tampak lebih putih.
Proses pemutihan ini dilakukan dua kau aengan
metode yang sama namun mesin yang berbeda. Mesin ini akan menghasilkan beras putih dan dedak kasar. Setelah melalui mesin
ini, beras akan terlihat putih namun masih agak kusam.
Beras diasah di antara permukaan sebuah batu Emery dan batang-batang karet (Rubber bar). Angin ditiup masuk lewat lubanglubang deket rubber bar untuk menurunkan suhu panas dan untuk mengeluarkan dedak.
4^
Polisher
Polisher ini adalah proses pengikisan lapisan aleuron yang lebih dalam lagi dari beras tersebut sehingga menghasilkan dedak
halus. Proses ini dilakukan dua kali dengan t$F*^ dua mesin berbeda dan metode yang J* ^ * sama. Pada proses ini, digunakan
air untuk membersihkan beras sehingga beras benar-benar putih.
B
Rice Cooler
Angin ditiup dari arah bawah ke atas masuk ke dalam cooler lewat serangkaian inverted Vee. Sebuah rotary valve pada bagian
bahan keluar berfungsi mencegah angin keluar pada bagian bawah cooler. Proses pendinginan berlangsung selama 2 jam untuk
menghindar beras dapat mengeras dan pecah. Rotary Shifter
Rotary Shifter digunakan untuk memisahkan beras pecah yang masih tercampur dalam beras dengan
menggunakan beberapa buah screen
stainless
steel
yang
memiliki
permukaan
bergelombang
dan
lubang-lubang
berbentuk square (kotak). Length Grader
Length Grader digunakan untuk
beras pecah yang masih tercampur di
Sebuah drum dari stainless steel yang
berbentuk slinder.
Di permukaan dalam drum memiliki lekukan- lekukan dengan ukuran yang berbeda sehingga dapat
mengeluarkan berbagai ukuran beras
pecah.
Tangki
Thickness Grader digunakan
untuk memisahkan beras/material lain yang berukuran tipis keluar dari
bagian beras utuh (produck akhir).
Control Feeder
Control Feeder adalah mesin untuk
memisahkan
yang ditentukan. Biasanya ditempatkan
dalam beras.
bersamaan untuk mengontrol persentase
Timbangan
Shutter Scale digunakan untuk menimbang output product dari mesin giling (CRM) seperti gabah, jagung, kacang, dll.
Timbangan beroperasi berdasarkan prinsip load-cell. Panel kontrol terhubungkan dengan sebuah komputer dan akan mencetak
laporan berat setiap kali melewati timbangan.
Pengemasan
Dari tabung penyimpanan sementara, beras dibawa oleh konveyor dan elevator menuju timbangan
otomatis.
Namun, untuk menambah keakuratan timbangan, selain timbangan otomatis digunakan juga timbangan
manual. Setelah proses timbangan selesai, apabila
pengemas berupa karung maka langsung dijahit sedangkan bila kemasan
berupa kantong plastik maka digunakan mesin pres listik untuk merekatkan plastik tersebut.
Pemasaran
Untuk memasarkan
beras, PT. Mertju Buana
mencari pelanggan tetap
sehingga ada pasar yang kontinyu. Pada umumnya, beras dipasarkan ke pasar
modern seperti super market. Untuk menjaga
kepercayaan pasar dan konsumen, PT. Mertju Buana
harus tetap menjaga mutu agar terus berkualitas.
Pengendalian Hama Gudang
Ada beberapa jenis hama gudang yang sering menyerang pada pabrik penggilingan beras.
Hama umumnya berupa serangga yang menyerang
gabah dan beras.
1. Kumbang Bubuk Beras Sitophilus orizae
Kumbang bubuk beras tergolong hama primer
dan paling dominan menimbulkan kerusakan pada beras dalam
penyimpanan.
Spesies
tersebut
bersifat
kosmopolit, dengan penyebaran di daerah tropis dan subtropis produsen
padi. Serangga dewasa dapat hidup antara 3 - 5
bulan. Suhu udara optimum bagi perkembangan
serangga adalah 27oC - 30oC dan kelembaban
75% 15%.
2. Ngengat Beras Corcyra cephalonica
Stadia larva merupakan hama primer beras dan kerusakan diperparah oleh aktifitas bersarangnya yang membentuk ruanganruangan kecil sebagai tempat tinggal. Secara morfologi, ngengat tersebut
berwarna coklat pucat, panjang tubuh 12-15 mm, rentang sayap depan 15-25 mm, antena sedang, kepala memiliki 5 dua tonjolan
kecil sehingga sekilas ; menyerupai bangunan segitiga.
Analisis Mutu
Dari contoh kerja, diambillan contoh analisa yaitu
100 g. contoh analisa tersebut dipisahkan antara bulir
utuh, bulir hijau, bulir hampa, dll. Setelah bulir-bulir tersebut dipisahkan lalu ditimbang untuk mendapatkan persentase dari setiap
bagian tersebut.
No
Komponen mutu
Satuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Derajat sosoh
Kadar air
Butir kepala
Butir patah
Butir menir
Butir merah
Butir kuning / rusak
Butir mengapur
Benda asing
Butir gabah
Campuran varietas lain
Min (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
Maks (%)
(Maks) Butir/100g
Maks (%)
PT.
MB
100
14,8
82,2
16,2
1,6
0
0,1
0,5
0
0
0
Rendemen beras kepala yang dihasilkan oleh penggilingan modern sangat tinggi yaitu dapat dilihat pada diagram berikut :
Rendemen
Dari hasil analisis rendemen beras kepala didapatkan 57% yang dihitung dari keseluruhan padi dan 82,2% bila dihitung dari
beras yang telah digiling. Hal ini menunjukkan bahwa beras yang dihasilkan PT. Mertju Buana mempunyai rendemen yang tinggi.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa 10 dari 11
katagori sudah memenuhi syarat mutu SNI
pada mutu I, namun persyaratan kadar air masih lebih
tinggi dari ketentuan. Kadar air beras yang dihasilkan
PT. Mertjubuana adalah 14,8% sedangkan untuk mencapai
standar mutu SNI harus mencapai 14,0%.
Volume
Harga Satuan
114.031 kg Rp 3.300
114.031 kg Rp 30
114.031 kg Rp 150
114.031 kg Rp 170
91.225 kg Rp 80
59.295 kg Rp 30
59.29S kg Rp 10
114.031 kg Rp 15
59.296 kg Rp 150
59.296 kg Rp 10
Jumlah
Rp 376.302.300
Rp 3.420.930
Rp 17.104.650
Rp 19.3SS.270
Rp 7.297.984
Rp 1.778,884
Rp 592.961
Rp 1.710.465
Rp 8.894.418
Rp 592.961
Rp 437.080.823
Jumlah
Input
Keuntungan
X 100%
Rp 7.371
ROI zz
Rp 102.833.155
R01
_BEP
Total Biaya
59296 kg
Rp 437.080.823
_
Total Produksi
Output
BEP Produksi
Uraian
BEP : Volume
Beras Kepala
59,296 kg
Gitai
4.561 kg
Menir
1.S24 kg
Dedak
10.035 kg
Jumlah
Harga Satuan
zz
Rp 8,500
Rp 4.250
Rp 3.000
Rp 1.100
Rp 16.850
Jumlah
Rp
Rp 8.500
504.017,020
Rp 19.385.270
Rp 5.473.4SS
Rp 11.038.201
Rp 539.913.979
1,23
Total Biaya Rp 437.080.823
Harga Jual
BCR (Benefit Cost Ratio)
BCR
Output Rp 539.913.978
---------- zz ---------------------Input Rp 437.080.823
zz
51.421 kg
Keuntungan
Keuntungan
output - input
Rp 437.080.823
= Rp 539.913.978 =
luput
POT
Rp 102.833.155
_ 4 bulan
Rp 437.080.823
: ------------------- zz --------------------- :
Keuntungan Rp 102.833.155
Elradhie Nour Ambiya, lahir di Banda Aceh 10 Maret 1991, dibesarkan di Saree
oleh orang tua bernama Suardi Ishak dan
almh Mushallina. Oleh karena konflik berkepanjangan, kami memilih pulang ke Banda saat saya kelas 5 SD. Saya
melanjutkan sekolah dasar di Darussalam
hingga hampir tamat MTsN. Oleh karena
Tsunami yang menerjang Banda Aceh, selepas tamat
MTsN 4 Rukoh saya memilih kembali ke Saree di SPPSPMA Saree-Aceh. Setamat di SPMA saya mendaptkan beasiswa kuliah di Politeknik Agroidustri hingga sekarang. Untuk
menyelesaikan pendidikan, saya harus melakukan praktikum. Dengan dibantu oleh beberapa pihak, akhirnya saya dapat
melaksanakan praktikum di PT.Mertju Buana Sumedang selama satu bulan. Sepulang dari praktek tersebut saya menyusun laporan
dan meringkasnya dalam buku ini. Semoga Bermanfaat.