Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS PERTANIAN UNINUS

Ujian Tengah Semester Ganjil 2014/2015


Mata Kuliah: Sistem Peramalan Hama dan Penyakit
Hari/Tgl: Rabu, 19 November 2014
Pengajar: Sugandhi Zaenudin
Waktu: 90 menit

Nama Mahasiswa:

Nrp:

Pilihlah denga tanda silang (X), B untuk pernyataan yang benar dan S untuk
pernyataan yang salah
1 B-S

Dalam kehidupan sehari-hari, hari apalagi dalam kegiatan


perencanaan, seringkali antara kesadaran akan terjadinya suatu
peristiwa dimasa depan dan kejadian nyata peristiwa itu,
dipisahkan oleh waktu yang cukup lama (time lag). Beda waktu
inilah yang merupakan bukan alasan utama dibutuhkannya suatu
perencanaan dan peramalan

Secara umum peramalan terdiri atas dua jenis, yakni peramalan


kualitatif dan kuantitatif. Peramalan kualitatif digunakan apabila
informasi data kuantitatif tidak tersedia

B-S

3 B-S

4 B-S

Dalam hal manejemen dan admimnistrasi, perencanaan


merupakan kebutuhan yang besar. Peramalan bukan merupakan
alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan
efesien
Teknik-teknik permalan hanya terbagi dalam kategori kuantitatif

5 B-S

Ada dua jenis prosedur peramalan kuantitatif yakni prosedur


menurut metode formal dan metode non formal/intuisi.

6 B-S

Dasar dari metode formal adalah kaidah-kaidah dalam bukan


stastitika tetapi kaidah intuisi
Model-model peramalan yang digunakan dalam metode formal
adalah hanya model kausal .

7 B-S
8 B-S

Langkah penting dalam memilih model runtun waktu adalah


mengkaji pola data. Beberapa jenis pola data yang khas adalah
horizontal (stasioner), musiman, siklik (periodik) dan pola data
trend

9 B-S

Tujuan dalam model runtun waktul adalah menyelidiki bentuk


hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel tidak
bebas (yang ingin diramal).

10 B - S

Perasmalan model runtun waktu, mempunyai tujuan menyelidiki


pola data historis dan mengeksploralasi ke masa depan

11 B - S

Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan bukan untuk


mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan OPT serta
kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam
ruang dan waktu tertentu

12 B - S

Model peramalan OPT yang dikembangkan secara statistik


tersebut tidak harus menganut prinsip parsimony (hemat), yakni
model tersebut harus manageable dan memiliki high quality, yaitu
model harus sesedikit mungkin melibatkan parameter namun
dapat menyatakan data secara akurat

13 B - S

Dalam penerapan PHT, pengamatan ekosistem merupakan


kegiatan yang sangat tidak menentukan keberhasilan dalam
mengambil keputusan tentang pengendalian OPT.

14 B - S

Sifat sebaran atau distribusi spasial individu serangga yang


diamati di lapangan merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dalam menetepkan metode pengambilan sampel

15 B - S

Untuk melihat serangga yang diamati termasuk dalam sebaran


yang mana dapat dilihat dengan menbandingkan nilai rerata ( x )
dan varians (S2) kepadatan populasi perunit sampel.

16 B - S

Apabila hasil analisa data menunjukan bahwa rerata sama


dengan varians, sebaran serangga cenderung reguler

17 B - S

Apabila rerata lebih besar daripada varians sebaran serangga


cenderung random

18 B - S

Sebaliknya apabila varians lebih besar dari rerata sebaran


serangga cenderung mengelompok.

19 B - S

Sebaliknya apabila varians lebih besar dari rerata sebaran


serangga cenderung reguler

20 B - S

Berdasarkan hasil analisa regresi antara mean crowding (m*)


dan rerata (m), ,m* -= + m . bila < 1, , maka organisme
pengganggu tumbuhan menyebar secara berkelompok

21 B - S

Model peramalan OPT yang dikembangkan secara statistik


tersebut menganut prinsip parsimony (hemat), yakni model
tersebut tidak harus manageable dan memiliki high quality,

22 B - S

Secara statistik semakin jauh waktu meramal dengan kejadian


suatu peristiwa maka kesalahan ramalan akan semakin tinggi
Model peramalan yang dibangun dan diimplemantasikan di
tingkat petani adalah peramalan pada tingkat petak

23 B - S

24 B - S

Analisis model peramalan dengan metode kausal adalah suatu


proses yang bertujuan menyelidiki bentuk hubungan antara
variabel-variabel bebas (independent = yang menjelaskan =
explanatory = preditor = regressor = stimulus = variabel kontrol),
dan variabel tak bebas (dependent = yang dijelaskan = explaned
= predictand = regressand = response

25

Menurut kaidah statistik proses analisis yang menyelidiki bentuk


hubungan satu faktor dengan faktor lainnya dilakukan tidak
melalui pendekatan model regresi

B-S

26 B - S

Dalam pengembangan model peramalan OPT selalu melibatkan


data historis ekologis yang sangat komplek yang saling
berhubungan sebab-akibat antara satu atau beberapa faktor baik
secara langsung maupun tidak langsung

27 B - S

Untuk menyelidiki bentuk hubungan langsung maupun tidak


langsung tidak perlu dilandasi oleh pengetahuan dalam bidang
ekologi yang lebih mendekati suau proses analisis ekosistem

28 B S

Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi dalam pengambilan


sampel adalah : a) sifat ketrampilan petugas pengamat, b).
keadaan lingkungan setempat, dan c). sifat sebaran spasial
Serangga

30 B- S

Apabila kita melaksanakan progran pengamatan untuk


mengestimasi padat populasi secara akurat, penentuan jumlah
rumpun sampel yang didasarkan kepada pola distribusi sangat
penting

1. Rakapitulasi data hasil surveillance ( pengamatan) di 18 titik (6 (enam)


Desa dalam 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Bekasi adalah sebagai
berikut (terlampir) :
Iwao (1968) mengemukakan metode regresi untuk menganalisa pola
distribusi. Metode ini berdasarkan regresi mean corwding (m*) dan rerata
(m).
m*

= m +(V(x)/m-1

V(x)

= varian nilai pengaamatan

Hubungan antara men crowding dan rerata dapat ditunjukan dengan


persamaan linier:
m*

= + m

m: adalah rerata kepadatan populasi, sedangkan m* ; adalah rerata


jumlah individu lain per individu dalam suatu kuadrat atau rumpun
Hasil analisa regresi antara m dengan m dari data tersebut didapat:
a. nilai =: .................. menunujukan hidupnya secara :
b. Nilai = ............. menunjukan OPT menyebar secara:
2. Hasil pengamatan serangan ulat grayak pada 30 tanaman kedelai, yang
dilaksanakan secara diagonal, dimana pada tanaman diamati 5 daun
teratas. Hasil pengamatan menunjukan bahwa banyaknya daun yang
menunjukan nilai sekala kerusakan 1 sebanyak 40 daun, nilai sekala
kerusakan 2 sebanyak 20 daun, nilai sekala kerusakan 3 sebanayak15
daun dan jumlah daun yang menunjukan nilai kerusakan sekala 4 adalah
10 daun . Apabila nilai skala kerusakan teringgi adalah 4. Berapa
Intensitas kerusakan tanaman kedele dari serangan ulat grayak tersebut ?

3. Dari hasil pengamatan awal hama wereng hijau dengan menggunakan


jaring serangga, jumlah wereng hijau yang tertangkap pada minggu ke 4

dari 10 sampel, secara berturut-turut menunjukan sebgai berikut: 3, 9, 8,


11, 7, 6, 8, 5, 7, dan 9
a. Berapa nilai Varian sampel (S2 )
b. Bagaimana pola sebarannya
c. berapa nilaii Standar deviasi (S)
d. Berapa nilai Standar eror (Se)
e. Apabila t-tabel 0.05 (db 10-1)= 3.56, Maka Confidien limit : batas atas
dan batas bawah pada minggu ke 4 adalah sbb:
4. Hasil pengamatan pada15 rumpun kedele pada petak percobaan
menunjukan bahwa populasi larva Etiela Hobsoni adalah sebagai
berikut::
No. rumpun contoh
Populasi E. Hobsoni

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 3 1 4 3 2 2 5 3 2 2 3 1 5 2

Jika t; konstanta = 2, berpa ukuran contoh yang harus dilaksanakan


pada pengamatan kemudian dengan tingkat kesalahan 20 %.

000000000 Selamat meengerjakan dan semoga sukses 00000000


##

Anda mungkin juga menyukai