Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Jangkrik bisa dijumpai dimana saja mulai daerah taiga, di antar sekitar 55
lintang utara dan lintang selatan. Jangkrik hidup di semua habitat terestrial mulai
dari puncak pohon hingga di bawah tanah. Anggota beberapa subfamili hidup di
dekat puncak pohon, semak, rumput dan tanaman herba lainnya, di permukaan
tanah, di gua, di lubang dangkal atau dalam (Resh & Carde, 2003).
Jangkrik mudah ditandai keberadaannya karena jangkrik merupakan
serangga akustik yang mengeluarkan. Jangkrik mengeluarkan suara dengan
menggosokkan salah satu sayap ke sayap lainnya, biasanya sayap kanan ke sayap
kiri (Klingenberg et. al., 2010). Jangkrik jantan mengeluarkan suara untuk
menarik betina dari jarak jauh, mengajak kopulasi atau menghalangi jantan lain
(Desutter, 2013).
Jangkrik mempunyai beberapa bagian tubuh, diantaranya adalah kepala,
thorax, abdomen dan ekstremitas.
1. Kepala
Kepala jangkrik mempunyai beberapa bagian, yaitu kepala depan, antena,
mulut dan mata meliputi mata majemuk dan oseli (Gambar 1). Bagian anterior
disebut frons. Bagian anterior di bawah dorsum, diantara dan di belakang mata
disebut vertex. Bagian di bawah mata majemuk disebut genae. Bagian sclerite
seperti bibir disebut clypeus. Pada jangkrik pengeruk tanah mempunyai tipe
kepala globular yang diadaptasikan untuk mendorong tanah (Resh & Carde,
2003).

Gambar 1. Struktur Umum Kepala Serangga (Resh & Carde, 2003).

Struktur dasar antena (Gambar 2) pada segmen 1 disebut scape dan


segmen 2 disebut pedicel. Segmen selanjutnya saling bersambungan disebut
flagellum. Tipe antena pada jangkrik adalah filiformis.

Gambar 2. Struktur Antena Serangga

Struktur mulut jangkrik terdiri dari maxila, mandibula, dan labrum (Gambar 3).
Tipe mulutnya pengunyah.

Gambar 3. Struktur Umum Mulut Serangga

2. Thorax
Thorax pada jangkrik terdiri dari bagian prothorax (pro = pertama),
mesothorax (meso = tengah) dan metathorax (meta = terakhir). Pada thorax terjadi
perlekatan kaki dan sayap. Masing-masing bagian thorax menjadi perlekatan
sepasang kaki. Pada mesothorax dan methatorax masing-masing menjadi
perlekatan sepasang sayap (Hickmann et. al., 2001).

Gambar 4. Bagian thorax Serangga

3. Abdomen
Pada bagian abdomen jangkrik mengalami segmentasi (Gambar 5).
Serangga dewasa umumnya mempunyai abdomen 11-12 segmen. Segmen
pregenital pada serangga jantan terdapat pada segmen 1-8, sedangkan pada betina
terletak pada segmen 1-7. Pterygota dewasa mempunyai sistem reproduksi yang
berkembang dengan baik, meliputi organ kopulasi dan ovipositor. Gonopor pada
sistem reproduksi betina merupakan tempat untuk menyalurkan telur selama
oviposisi. Gonopor biasanya terletak pada segmen 8-9 (Resh & Carde, 2003).

Gambar 5. Segmentasi Abdomen Serangga (Resh & Carde, 2003)

4. Ekstremitas
Ekstremitas yang dimiliki oleh jangkrik diantaranya adalah kaki dan
sayap. Kaki jangkrik terdiri dari coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus. Pada femur
terdapat otot ekstensor dan otot fleksor. Kaki jangkrik mempunyai rigi.

Gambar 6. Kaki Belakang Jangkrik Keterangan: 1) tarsus, 2) tibia, 3) femur, 4) trochanter, 5)


coxa, 6) otot extensor, 7) otot flexor (Hickmann et. al., 2001).

Kaki Insekta diadaptasikan untuk tujuan tertentu. Insekta yang ada di darat
mempunyai kaki untuk berjalan. Jangkrik tanah mempunyai sepasang kaki
pertama yang digunakan untuk menggali tanah. Kaki belakang jangkrik
diadaptasikan untuk melompat (Hickmann et. al., 2001).
Sayap merupakan pemanjangan epidermis yang dilapisi kutikula. Sayap
merupakan membran ganda yang berisi pembuluh berlapis kutikula yang lebih
tebal untuk memperkuat sayap (Hickmann et. al., 2001; Klingenberg et. al.,
2010). Jangkrik mempunyai sayap depan pendek, corneus dan termodifikasi
dengan adanya struktur glandular. Jangkrik menunjukkan bermacam-macam
modifikasi sayap depan, dengan berbagai kondisi intermediet yang meliputi pola
venasi (Desutter, 2013). Pola venasi sayap Orthoptera (Bethoux & Nel, 2001)
secara umum ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Pola Venasi Sayap Orthoptera (Bethoux & Nel, 2001).

DAFTAR RUJUKAN
Bethoux, O. & Nel, A. 2001. Venation Pattern of Orthoptera. Journal of
Orthoptera Research. Vol. 10 (2): 195-198.

Borror, D.J., Charles. dkk. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ahli bahasa oleh
Soetiyono. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.
Desutter, L. 2013. Stalacris Desutter-Grandcolas n. Gen., an Amazing Cricket
from South Africa (Orthoptera, Grylloidea, Phalangopsidae). Zootaxa. Vol.
3613 (2): 195-200.
Hickmann, C. P., Roberts, L. S. & Larson, A. 2001. Integrated Principle of
Zoology 11th Edition. New York: McGraw-Hill.
Klingenberg. C. P., Debat, V. & Roff, D. A. 2010. Quantitative Genetics of Shape
in Cricket Wings: Developmental Integration in a Functional Structure.
Evolution. Vol. 64 (10) : 2935-2951.
Resh, V. H. & Carde, R. T. 2003. Encyclopedia of Insects. Florida: Academic
Press.

Anda mungkin juga menyukai