Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum Biologi Perilaku

Perilaku Agonistik Ikan Cupang (Betta splendens)


Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Praktikum Biologi Prilaku

Disusun oleh :
Nama

: Melin Amalia

NIM

: 1210702036

Smt/Kls

: VI/B

Dosen

: Ucu Julita M.Si

Asisten

: Agus mulyawan barkah

Tanggal Praktikum

: 27 Februari 2013

Tanggal Pengumpulan

6 Maret 2013

Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
2013

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kebiasaan mengadu cupang, karena ikan
ini mempunyai perilaku agonistik, pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai
diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya. Maka tak heran, jika Indonesia
merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun
cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki
sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.
Perilaku agonistik pada ikan cupang ini perlu diketahui untuk mengetahui agresivitas
cupang yang diamati. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan
konflik, termasuk berkelahi, melarikan diri, dan diam. Perilaku agonistik meliputi pula
beragam ancaman atau perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu populasi.
Perilaku agonistik ini dilakukan untuk mengetahui ikan mana yang paling kuat atau
bisa disebut dominan dalam mempertahankan wilayahnya dan juga bisa mengetahui ikan
mana yang lemah yang tidak bisa mempertahankan wilayahnya.
1.2 Tujuan

: Untuk mengamati perilaku agonistik diantara ikan cupang jantan

1.3 Hipotesis :
Ikan individu A dan C dilihat dari morfologinya mempunyai bentuk tubuh yang kecil dan
pergerakan yang lambat ketika dilihat dalam botol jamp, sehingga pada pengamatan MIS
diduga akan lebih aktif ikan individu B dan D yang dilihat dari morfolginya yang besar
dan gesit. Dan pada pertarungan di duga akan dimenangkan oleh individu B atau D
menjadi ikan yang dominan. Sedangkan ikan A atau C diduga akan menjadi ikan yang
subdominan.

Bab II . Tinjauan pustaka


Semua tingkah laku yang mengarah kepada terjadinya perkelahian pada hewan-hewan
satu spesies disebut tingkah laku agonistik. insting berkelahi pada hewan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi genetik, saraf, dan hormon. Sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan. Fungsi umum dari tingkah laku agonistic adalah

penyesuaian diri untuk kondisi konflik yang terjadi dalam satu spesies. Aspek-aspek yang ada
dalam tingkah laku agonistik antara lain ancaman, pengejaran, dan pertarungan fisik
(Dewantoro, 2001).
Perilaku agonistik adalah perilaku yang berhubungan dengan konflik, termasuk
berkelahi (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing). Perilaku agonistik
meliputi pula beragam ancaman atau perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu
populas. Perilaku agonistik berkaitan erat dengan agresivitas, yaitu kecenderungan untuk
melakukan serangan atau perkelahia. Bentuk-bentuk perilaku tersebut dapat berupa postur
tubuh maupun gerakan yang diperlihatkan oleh individu pemenang maupun individu yang
kalah dalam kontes perkelahian .PopulasiUntuk mengetahui perilaku agonistik ini
digunakanlah ikan cupang adu sebagai hewan uji. Cupang adu (Betta splendens) merupakan
jenis ikan laga; individu jantan dapat sangat agresiv terhadap jantan lainnya dalam sebuah
arena bertarung. Dengan adanya akuarium sebagai media bertarung, maka diharapkan dapat
dengan mudah diamati perilaku agonistik diantara ikan cupang jantan (Djuanda, 2002).
Ikan cupang adu (Betta spendens) merupakan anggota dari famili Anabantidae.
Anabantidae merupakan satu-satunya famili yang mencakup seluruh ikan berlabirin. Betta
splendens memiliki tubuh yang lonjong dengan bagian depan sedikit membulat dan memipih
pada bagian belakang. Mulutnya dapat disembulkan dengan lubang mulut terletak serong
pada bagian depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan betina berwarna kusam,
tetapi ikan jantan mempunyai warna metalik yang mengkilat. Ikan cupang jantan maupun
betina memiliki sisik gurat sisi berjumlah 29-33 keping (Djuanda, 2002).
Adapun klasifikasi daripada ikan cupang menurut Regan (1910) adalah sebagai berikut :
Filum

: Chordata

Subfilum

: Craeniata

Kelas

: Osteichthyes

Subkelas

: Actinopterygii

Super Ordo

: Teleostei

Ordo

: Percomorphoidei

Subordo

: Anabantoidei

Famili

: Anabantidae

Genus

: Betta

Spesies

: Betta Splendens
Ikan Cupang Hiup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat

asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih, seperti daerah persawahan hingga
sungai yang bertemperatur 24-27 derajat celcius, dengan pH berkisar 6,2 7,5 serta tingkat
kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada
umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 - 7,2
dan hardness berkisar 8,5 10dH (Kikkawa, 1974).
Betta splendens selain sebagai cupang hias,betta splendes merupakan jenis adu
terutama jenis yang lama. menurut catatan ikan ini telah dibudidayakan sejak tahun 1970.Ikan
ini memiliki daya tahan yang kuat namun tidak ditopang dengan gigi tajam dan sisik yang
kuat.Pada tutup ingsangnya terdapat 2 garis vertikal berwarna merah.sosok cupang ini bisa
dibilang kecil dengan warna tubuh cenderung gelap.warnannya perpaduan antara merah tua
dan biru tua serta tidak ada totol di tubuhnya.gerakan tubuhnya cendrung agresif dan terlebih
dahulu menyerang ketika bertarung (Campbell, 2003).
Keagresifan lain pada ikan cupang ini, dipisahkan menjadi appetitive, kawin dan
pasca kawin (Djuanda, 2002). Komponen yang appetitive ini, ditandai dengan perilaku
kejenuhan warna tubuh, ereksi penutup overculum, atau insang, orientasi dan gerakan
karakteristik. Komponen termasuk menggigit, mengunci rahang antara lawan dan mencolok
ekor. Respon yang ditunjukan oleh ikan cupang dari tiap individu, yang berkaitan dengan
pembuahan, dapat kita amati dengan uji menggunakan model subjek dalam aquarium yang
diberi sekat cermin. Dengan memperhitungkan durasi, dan frekuensi demonstrasi merupakan
presiktor dan perkelahian yang nyata (Dewantoro, 2001).
Sirip dorsal terletak lebih ke belakang, memiliki jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak.
Sirip anal panjang dan lebar, dimulai dari belakang anus dan berakhir di belakang dekat
pangkal sirip kaudal, memiliki 1-4 jari-jari keras dan 21-24 jari-jari lunak. Ujung sirip anal
berbentuk lancip. Sirip perut berukuran kecil, terletak di bawah sirip dada, memiliki 1 jari-jari
keras dan 5 jari-jari lunak. Satu dari jari-jari lunak berukuran lebih panjang dari yang lainnya.
Sirip dada bentuknya membulat, memiliki 12-13 jari-jari lunak (Djuanda, 2002).
Kegemaran berkelahi Ikan cupang adu akan semakin memuncak apabila ikan cupang
diletakkan di baskom, akuarium, toples, atau tempat pemeliharaan lain. Hal ini dikarenakan

ikan cupang telah terbiasa hidup di tempat yang lebih nyaman bila dibandingkan dengan
selokan atau tempat lainnya. Ketika melakukan pertarungan, ikan cupang jantan menghampiri
lawan tandingnya. Kemudian ikan cupang jantan mempertontonkan sirip pada musuhnya.
Sirip yang semula terlihat lemas dalam hitungan detik akan mengembang. Tidak hanya sirip
yang dipertontonkan, tetapi sirip cadangan lain yaitu membrana branchiostegi dan tutup
insang pada lengkungan leher juga ikut mengembang (Djuanda, 2002).
Baik secara instinktif maupun perilaku terlatih, Betta splendens memiliki karakteristik
respons agresiv. Dalam suhu air kira-kira antara 24-29oC, ikan cupang secara normal
merupakan ikan yang berperikau sangat aktif. Beberapa perilku agonistic cupang yang
diketahui antara lain :
-

Approach (Ap)

: mendekat, berenang cepat kemudian berhenti di dekat

bayangannya / ikan lain


Bite
Chase (Ch)
Frontal threat (FT)

: menggigit lawan
: mengejar lawan yang melarikan diri
: mengancam dari depan dengan membuka operculum,

dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan dengan lawan
Side Threat (ST)
: mengancam dari pinggir dengan membuka operculum,

dagu direndahkan kea rah lawan dan semua sirip dikembangkan


Mouth to mouth (MC)
: Kontak mulut ke mulut yaitu dua individu akan saling

mendorong, menarik, dan mencengkram dengan mulut


Flight (Fl)
: melarikan diri
Tail flagging (TF)
: mengibaskan ekor
Circle (Cl)
: bergerak memutar arah setelah mendekati lawan
Explore (Ex)
: menjelajah area tanpa arah yang jelas

Bab III. Metode


3.1 alat dan bahan
Alat yang digunakkan untuk praktikum ini yaitu aquarium yang digunakan untuk
tempat pengamatan. Cermin yang digunakan pada pengamatan MIS, botol botol kecil ini
digunakan untuk menyimpan masing masing ikan agar tidak berkelahi, stopwatch untuk
menghitung waktu pengamatan.

Bahan yang digunakan adalah ikan cupang (Betta splendens) sebagai spesimen uji dan air
untuk media ikan hidup.
3.2 Prosedur kerja
Pengamatan Morfologi
Pertama tama dimati masing-masing individu ikan cupang adu. dicatat perbedaan
fisik, antara lain warna tubuh, bentuk sirip (dada, punggung, perut, dubur, ekor) dan cirri
khas lainnya (mulut, operculum, gurat sisi, bentuk tubuh) tiap individu ,kemudian foto.
Pengamatan 1 MIS
Pada salah satu kompartemen yang berisi cermin (misalnya kompartemen (a) diamati
perilaku individu Betta Spelendens a catat semua perilku yang tampak saat individu ikan
a tersebut melihat bayangannya sendiri di dalam cermin. Pegamatan dilakukan selama 3
menit dengan pengulangan 3 kali. Setelah selesai, lakukan hal yang sama dengan individu
ikan b yang berada dalam kompartemen b dengan cara membalikan cermin kearah
kompartemen b,begitupun dengan individu c dan d
Pengamatan 2

2 ikan cupang (A dan B) terpisah kompartemen pembatas/ cermin dilepas hitung waktu
sebagai waktu ke-0 tunggu hingga 3 menit ulangi sampai 3 kali pengulangan, dicatat
hasil perilaku yang terjadi (lakukan hal yang sama pada ikan C dan D) dan lihat mana
yang dominan dan subdomina
Pengamatan 3

ikan cupang dominan pada pengamatan kedua diulangi bertarung , ikan dominan dengan
dominan dimasukkan dalam aquarium, kemudian amati setiap perilaku agonistik yang
dilakukan ikan tersebut untuk mempertahankan wilayahnya. Catat hasil pengamatan
setiap 3 menit dengan pengulangan 3 kali.
Pengamatan 4
ikan cupang subdominan pada pengamatan kedua diulangi bertarung , ikan subdominan
dengan subdominan dimasukkan dalam aquarium, kemudian amati setiap perilaku
agonistik yang dilakukan ikan tersebut untuk mempertahankan wilayahnya. Catat hasil
pengamatan setiap 3 menit dengan pengulangan 3 kali.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini kami mengamati perilaku agonistik ikan cupang, hal pertama
yang diamati yaitu morfologi masing masing ikan cupang, terlihat dalam tabel ciri ciri
masing masing individu :
GambarIndividu A

Ciri-ciri
Warna tubuh hitam
Terdapat garis biru muda-hitam (ekor)
Bentuk sirip kecil bergaris (dada)
Bentuk sirip punggung berigi dominan
warna biru


Sirip
punggung

Sirip ekor

GambarIndividu B
Sirip
Sirip dada
punggung

Sirip ekor
Sirip dubur

GambarIndividu C
Sirip ekor
Sirip
punggung

Sirip dada

Sirip dada

Sirip dubur

Sirip dubur

GambarIndividu D
Sirip ekor

Bentuk sirip perut lebar berwarna hitam


garis biru
Bentuk sirip dubur lebar berwarna
hitam garis biru
Mulut tumpul
Operkulum hitam
Gurat sisi hitam
Bentuk tubuh lonjong
Ciri-ciri
Warna tubuh biru tua
Sirip dada besar terdapat warna merah
Sirip perut kehijauan
Sirip punggung panjang, birutua,
terdapat garis biru muda dan hitam
Sirip ekor panjang, agak hijau, garis
biru muda, warna dominan biru tua
Sirip dubur melebar
Operkulum hitam
Mulut tumpul
Bentuk tubuh lonjong

Ciri-ciri
Warna tubuh hitam
Sirip ekor hitam dengan garis berwarna
biru sedikit
Sirip dada hitam agak putih
Bentuk sirip agak lebar biru muda
Sirip perut coklat kehitaman
Sirip dubur coklat kehitaman
Mulutnya membulat
Operkulum hitam
Gurat sisi kecoklatan
Bentuk tubuh lonjong tapi kecil
Ciri-ciri
Warna tubuh biru kehijauan
Bentuk sirip melebar
Sirip dada kecil, garis hitam dan
terputus
Sirip punggung biru
Sirip perut biru kemerahan kecil
Sirip duburbiru
Ekor lebar biru kehijauan

Mulut kecil biru


Operkulum biru kehitaman
Tests of Between-Subjects
Gurat Effects
sisi hijau

Bentuk
tubuh lonjong
Dependent Variable:frekuensi

Sirip
punggung

Type III Sum of


Source

Squares

Df

Mean Square

Sig.

6489.467a

39

166.397

9.919

.000

Sirip dubur
3944.533

3944.533

235.144

.000

individu

356.467

118.822

7.083

.000

perilaku

3834.967

426.107

25.401

.000

individu * perilaku

2298.033

27

85.112

5.074

.000

Error

1342.000

80

16.775

Total

11776.000

120

7831.467

119

Corrected Model
Sirip dada
Intercept

Corrected Total

Pada

a. R Squared = ,829 (Adjusted R Squared = ,745)

pengamatan kedua kami mengamati perilaku agonistik masing masing ikan cupang. Hal ini
dilakukan dengan mengamati ikan cupang ketika dimasukkan dalam aquarium kemudian
diberi skat kaca, dan mengamati perilaku agonistik apa saja yang sering muncul. Perilaku
yang kami amati meliputi :
-

Approach (Ap)

: mendekat, berenang cepat kemudian berhenti di dekat

bayangannya / ikan lain


Bite
Chase (Ch)
Frontal threat (FT)

: menggigit lawan
: mengejar lawan yang melarikan diri
: mengancam dari depan dengan membuka operculum,

dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan dengan lawan
Side Threat (ST)
: mengancam dari pinggir dengan membuka operculum,

dagu direndahkan kea rah lawan dan semua sirip dikembangkan


Mouth to mouth (MC)
: Kontak mulut ke mulut yaitu dua individu akan saling

mendorong, menarik, dan mencengkram dengan mulut


Flight (Fl)
: melarikan diri
Tail flagging (TF)
: mengibaskan ekor
Circle (Cl)
: bergerak memutar arah setelah mendekati lawan
Explore (Ex)
: menjelajah area tanpa arah yang jelas
Dari data diatas terlihat bahwa nilai individu dan perilaku lebih kecil dari 0,05 hal ini

menunjukan bahwa masing masing individu ada perbedaan yang nyata begitu pula dengan
perilakunya. ehingga diperlukanlah uji lanjut. Uji lanjut yang kami gunakan yaitu dengan uji

Duncan, karena dalam uji ini, akan terlihat secara detail perbedaan yang jelas dari setiap
perlakuan.
Frekuensi
Subset
individu
Tukey HSDa

30

4.2000

30

4.4333

30

5.7667

30

Sig.
Duncana

8.5333
.453

30

4.2000

30

4.4333

30

5.7667

30

Sig.

5.7667

.051

8.5333
.166

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 16,775.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30,000.

Dilihat dari frekuensi individu duncan diatas terlihat bahwa ikan 4 atau D lebih
dominan dibandingkan yang lain. Dan frekuensi perilaku uji duncan terlihat bahwa perilaku
yang sering muncul adalah perilaku 4 yaitu frontal threat yang artinya mengancam dari depan
dengan membuka operculum , dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan
dengan lawan. Sedaangkan perilaku yang jarang dilakukan oleh ikan cupang adalah perilaku
bite yaitu menggigit lawan. Terlihat di tabel uji duncan dibawah ini :

Frekuensi
Subset
perilaku
Tukey HSDa

12

.0000

12

.0833

12

.0833

12

2.7500

2.7500

10

12

3.4167

3.4167

12

4.4167

4.4167

4.4167

12

7.7500

7.7500

7.7500

12

9.6667

9.6667

12

12

Sig.
Duncana

10.6667
18.5000
.216

.099

.068

12

.0000

12

.0833

12

.0833

12

2.7500

2.7500

10

12

3.4167

3.4167

12

12

7.7500

12

9.6667

12

10.6667

12

Sig.

.767

4.4167

18.5000
.071

.353

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 16,775.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000.

Pengamatan pertarungan sesungguhnya

.103

1.000

1.000

A dan B

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable:frekuensi
Type III Sum of
Source

Squares

df

Mean Square

Sig.

1053.517a

19

55.448

6.735

.000

Intercept

558.150

558.150

67.791

.000

individu

40.017

40.017

4.860

.033

perilaku

482.683

53.631

6.514

.000

individu * perilaku

530.817

58.980

7.164

.000

Error

329.333

40

8.233

Total

1941.000

60

Corrected Total

1382.850

59

Corrected Model

a. R Squared = ,762 (Adjusted R Squared = ,649)

Dalam tabel diatas terlihat bahwa nilai sig individu dan perilaku lebih kecil dari 0,05
dan itu diartikan bahwa masing masing individu dan perilaku sangat berbeda nyata
,sehingga diperlukanlah uji lanjut. Uji lanjut yang kami gunakan yaitu dengan uji Duncan,
karena dalam uji ini, akan terlihat secara detail perbedaan yang jelas dari setiap indidu dan
perlakuan.

Frekuensi
Subset
perilaku
Tukey HSDa

.0000

.1667

.5000

.6667

2.5000

2.5000

10

3.0000

3.0000

3.1667

3.1667

5.0000

5.0000

5.0000

6.6667

6.6667

Sig.
Duncana

8.8333
.108

.292

.403

.0000

.1667

.5000

.6667

2.5000

2.5000

10

3.0000

3.0000

3.1667

3.1667

3.1667

5.0000

5.0000

Sig.

6.6667

6.6667
8.8333

.105

.177

.051

.198

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 8,233.

Setelah melakukan uji lanjut duncan terlihat bahwa perilaku yang sering muncul
adalah chase yang artinya mengejar lawan yang melarikan diri. Dan perilaku yang tidak
dilakukan oleh ikan cupang pertarung itu adalah Mouth to mouth contact yang artinya kontak

ke mulut yaitu dua individu akan saling mendorong, menarik, mencengkram dengan mulut.
Ikan yang memenangkan pertandingan ini adalah ikan B.
C dan D
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:frekuensi
Type III Sum of
Source

Squares

df

Mean Square

Sig.

34.183a

19

1.799

1.499

.138

46.817

46.817

39.014

.000

individu

.817

.817

.681

.414

perilaku

22.683

2.520

2.100

.053

individu * perilaku

10.683

1.187

.989

.464

Error

48.000

40

1.200

Total

129.000

60

82.183

59

Corrected Model
Intercept

Corrected Total

a. R Squared = ,416 (Adjusted R Squared = ,139)

Pertarungan C dan D terlihat nilai individu dan perilaku lebih kecil dari 0,0 dapat
diartikan bahwa masing masing individu terlihat perbedaan yang nyata. sehingga
diperlukanlah uji lanjut. Uji lanjut yang kami gunakan yaitu dengan uji Duncan, karena
dalam uji ini, akan terlihat secara detail perbedaan yang jelas dari setiap individu dan
perlakuan.

Frekuensi
Subset
perilaku
Tukey HSDa

.0000

.3333

.5000

.5000

.6667

.8333

.8333

10

1.3333

1.8333

2.0000

Sig.
Duncana

.078

.0000

.3333

.5000

.5000

.5000

.5000

.6667

.6667

.6667

.8333

.8333

.8333

.8333

.8333

.8333

10

1.3333

1.3333

1.3333

1.8333

1.8333

Sig.

2.0000
.077

.074

.070

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,200.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Dilihat dari tabel uji duncan terlihat nilai sig lebih besar dari 0,05 sehingga perilaku
diatas sudah dapat terlihat perbedaanya dan tidak ada perbedaan yang nyata dimana terlihat
perilaku Approach lebih sering muncul yang artinya ikan lebih sering mendekat, berenang

cepat kemudian berhenti didekat bayangan atau ikan lain. Sedangkan perilaku yang tidak
dilakukan oleh ikan yaitu Mouth to mouth contact yang artinya kontak ke mulut yaitu dua
individu akan saling mendorong, menarik, mencengkram dengan mulut. Ikan yang menang
dalam pertarungan ini adalah ikan C
Menang vs menang
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:frekuensi
Type III Sum of
Source

Squares

df

Mean Square

Sig.

1706.000a

19

89.789

7.752

.000

326.667

326.667

28.201

.000

Individu

1.667

1.667

.144

.706

perilaku

692.333

76.926

6.641

.000

1012.000

112.444

9.707

.000

Error

463.333

40

11.583

Total

2496.000

60

Corrected Total

2169.333

59

Corrected Model
Intercept

Individu * perilaku

a. R Squared = ,786 (Adjusted R Squared = ,685)

Pertarungan menang vs menang ini masing masing perilaku terlihat perbedaan nyata
terlihat dari nilai sig yang kurang dari 0,05. Sehingga harus dilakukan uji lanjut duncan

Frekuensi
Subset
perilaku
Tukey HSDa

.1667

.1667

.1667

.3333

1.0000

1.0000

1.0000

1.0000

1.1667

1.1667

10

1.5000

1.5000

Sig.
Duncana

7.3333

10.5000
1.000

.068

.1667

.1667

.1667

.3333

1.0000

1.0000

1.1667

10

1.5000

7.3333

10.5000

Sig.

7.3333

.567

.835

.115

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 11,583.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Pada uji lanjut duncan terlihat perilaku yang paling dominan itu adalah melarikan diri
dan yang paling jarang muncul adalah Mouthh to mouth contact, tail flaging dan circle.

Kalah vs kalah

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable:frekuensi
Type III Sum of
Source

Squares

df

Mean Square

Sig.

3.517a

19

.185

1.586

.108

Intercept

.817

.817

7.000

.012

Individu

.150

.150

1.286

.264

perilaku

2.683

.298

2.556

.020

.683

.076

.651

.747

Error

4.667

40

.117

Total

9.000

60

Corrected Total

8.183

59

Corrected Model

Individu * perilaku

a. R Squared = ,430 (Adjusted R Squared = ,159)

Pada pertarungan kalah vs kalah ini terlihat nilai sig perilaku kurang dari 0,05 yang
artinya berbeda nyata. Untuk itu perlu dilakukan uji lanjut duncan agar terlihat perbedaanya

Frekuensi
Subset
perilaku
Tukey HSDa

.0000

.0000

.0000

.0000

.0000

.0000

10

.0000

.1667

.1667

.3333

.3333

Sig.
Duncana

.6667
.794

.0000

.0000

.0000

.0000

.0000

.0000

10

.0000

.1667

.3333

Sig.

.281

.3333
.6667

.159

.099

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,117.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Perilaku yang sering keluar yaitu Aproach (mendekat, berenang, cepat kemudian
berhenti didekat bayangannya atau ikan lain dan perilaku yang lain jarang sekali dilakukan
karena kurangnya keagresifan ikan ini.

Hasil grafik
Mirror Image Stimulation

Dilihat dari grafik diatas terlihat bahwa ikan 4 atau D lebih dominan mengejar lawan
yang melarikan diri kemudian sering mengibaskan ekornya dibandingkan yang lain
sedangkan individu 1 atau A lebih sering melakukan Approach yaitu mendekat, berenang
dengan cepat kemudian berhenti dekat bayangan atau ikan lainnya.
Grafik pertandingan A dan B

Dilihat dari grafik terlihat bahwa individu dominan adalah individu 2 atau B dimana
terlihat individu B lebih sering melakukan Chase (Mengejar lawan yang melarikan diri)
sedangkan individu A lebih sering Flight (melarikan diri).
Grafik pertandingan C dan D

Dilihat dari grafik pertarungan diatas, terlihat bahwa yang sering melarikan diri yaitu
individu 4 atau D dimana individu D sering melakukan flight (melarikan diri) dan individu C
lebih dominan karena sering menggigit lawan.
Grafik pertandingan menang vs menang

Pada pertandingan Menang vs menang ini terlihat individu B lebih sering mengejar
lawannya sedangkan individu C lebih sering Flight melarikan diri.
Grafik pertarungan kalah vs kalah

Dari grafik diatas terlihat individu A datar tidak melakukan perlawanan apapun
dibandingkan dengan D yang mendekat, berenang cepat kemudian berhenti didekat bayangan
atau ikan lainnya.
Pembahasan dan analisis
Ketika kami mengamati masing masing morfologi ikan A,B,C dan D terlihat
persamaan bahwa Betta splendens memiliki tubuh yang lonjong dengan bagian depan sedikit
membulat dan memipih pada bagian belakang. Mulutnya dapat disembulkan dengan lubang
mulut terletak serong pada bagian depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan betina
berwarna kusam, tetapi ikan jantan mempunyai warna metalik yang mengkilat. Ikan cupang
jantan maupun betina memiliki sisik gurat sisi berjumlah 29-33 keping. Perbedaannya hanya
pada warna corak masing masing ikan dan bentuk sirip.
Pada pengamatan mirror image stimulation terlihat nilai signifikan 0.000 ( kurang dari
0,05) yang berarti

terdapat perbedaan nyata, dan perlu dilakukan uji lanjut. Uji yang

dilakukan selanjutnya, yaitu melakukan uji Duncan, karena dalam uji ini, akan terlihat secara
detail perbedaan yang jelas dari setiap perlakuan. setelah menggunakan uji Duncan,
signifikan yang dihasilkan itu 0,166 yang berarti data yang sudah diolah sudah tidak berbeda
nyata, dengan melihat hasil di uji duncan.setelah di uji terlihat bahwa perlakuan yang sering
muncul adalah perilaku 4 yaitu frontal threat yang artinya mengancam dari depan dengan
membuka operculum , dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan dengan
lawan. Sedaangkan perilaku yang jarang dilakukan oleh ikan cupang adalah perilaku bite

yaitu menggigit lawan. Dan grafik MIS terlihat bahwa ikan 4 atau D lebih dominan mengejar
lawan yang melarikan diri kemudian sering mengibaskan ekornya dibandingkan yang lain
sedangkan individu 1 atau A lebih sering melakukan Approach yaitu mendekat, berenang
dengan cepat kemudian berhenti dekat bayangan atau ikan lainnya
Pada pertarungan sesungguhnya kami mengadu ikan A dengan B dan C dengan D.
Saat pertarungan ikan A dan B Dilihat dari grafik terlihat bahwa individu dominan adalah
individu 2 atau B dimana terlihat individu B lebih sering melakukan Chase (Mengejar lawan
yang melarikan diri) sedangkan individu A lebih sering Flight (melarikan diri). Mengejar
lawan yang dimunculkan oleh ikan B lebih dominan. Hal ini membuktikan bahwa
kebanyakan pada keseluruhan ikan cupang yang diamati ialah ikan cupang hias. Hal ini
sesuai dengan literature, bila sifat dari cupang adu sendiri, memiliki seifat keagresifan yang
tinggi. Serta daya saing untuk mendominasi suatu wilayah cukup kuat (Campbell, 2003).
Sedangkan pada uji ini, tingkat keagresifan ikan cupang dalam menyerang, intensitasnya
sedikit. Jadi pada pertarungan A dan B ini yang menang adalah B hingga B lebih dominan
daripada A. Pada pertarungan C dan D Dilihat dari grafik pertarungan terlihat bahwa yang
sering melarikan diri yaitu individu 4 atau D dimana individu D sering melakukan flight
(melarikan diri) dan individu C lebih dominan karena sering menggigit lawan. Jadi individu
C lebih dominan dibandingkan individu D.
Untuk pertandingan menang vs menang yaitu pada ikan B dan C terlihat individu B
lebih sering mengejar lawannya sedangkan individu C lebih sering Flight melarikan diri.
Sehingga terlihat bahwa ikan yang paling dominan adalah ikan B dimana Seperti menurut
literature, Invidu yang aggressive dan mampu menguasai arena perkelahian (teritori) akan
memunculkan individu yang kuat (dominan) dan lemah (submissive/ subordinat) (Djuanda,
2002). Dan pertandingan kalah vs kalah grafik diatas terlihat individu A datar tidak
melakukan perlawanan apapun dibandingkan dengan D yang mendekat, berenang cepat
kemudian berhenti didekat bayangan atau ikan lainnya jadi individu yang paling lemah /
subordinat adalah individu A.

Bab V Kesimpulan
-

individu A datar tidak melakukan perlawanan apapun dibandingkan dengan D yang


mendekat, berenang cepat kemudian berhenti didekat bayangan atau ikan lainnya.
Perlakuan yang sering muncul adalah Frontal threat dan individu paling dominan

agresif adalah individu D


Pertarungan A dan B dimenangkan oleh B individu dominan adalah individu 2 atau B
dimana terlihat individu B lebih sering melakukan Chase (Mengejar lawan yang

melarikan diri) sedangkan individu A lebih sering Flight (melarikan diri).


Pertarungan C dan D terlihat Individu 4 atau D dimana individu D sering melakukan

flight (melarikan diri) dan individu C lebih dominan karena sering menggigit lawan
Pada pertandingan Menang vs menang ini terlihat individu B lebih sering mengejar
lawannya sedangkan individu C lebih sering Flight melarikan diri jadi yang paling

dominan adalah B
Pertarungan kalah vs kalah terlihat individu A datar tidak melakukan perlawanan
apapun dibandingkan dengan D yang mendekat, berenang cepat kemudian berhenti
didekat bayangan atau ikan lainnya, jadi individu paling lemah /subordinat adalah A

Daftar Pustaka
-

Campbell, N. A. 2003.Biologi. Jakarta: Erlangga

Dewantoro, gema. 2001. Fekunditas Dan Produksi Larvapadaikan Cupang (Betta


Splendens Regan) Yang Berbeda Umur Dan Pakan Alaminya. Jurnal Volume 1 No. 2
Desember 2001

Djuanda, T. 2002. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung

Kikkawa, J. & M. J. Thorne. 1974. The Behaviour of Animals. John Murray


(Publishers) LTD : London

Regan . 1910. Klasifikasi Betta splendens. (http://discoverlife.org/20/q). [15 3


2012 . 21:00]

Lampiran
individ
u

A
latensi 3
menit

perlaku
an

frekue
nsi

pengulanga
nI

1
2
3
4

25

pengulanga
n II

pengulanga
n III

5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
4
1
7
5
pengulangan
III
10
14
5

latensi 3
menit

pengulangan
I

pengulangan
II

perlaku
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7

2
3
3
6
1
22
17
10
3
5
8

20
11
9
2

individu

latensi 3
menit

pengulangan
I

individ
u
B

8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

frekue
nsi
1
C

pengulangan
II

11
21
15
2
5

pengulangan
III
13
15
10

perlakua
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

frekue
nsi
6

13
6
5
3
4
11
2

27
2
8
6
3
3

16
2
9
6
1

individ
u

latensi 3
menit

pengulanga
nI

pengulanga
n II

pengulanga
n III

perlaku
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

frekue
nsi
2

perlaku
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8

frekue
nsi
10

26
13
4
22
1
6
3

32
22
12
31
2
2

30
3
2
33
4
8

pertarungan
sesungguhnya
indivi
du
A

latensi 3
menit

pengulangan
I

pengulangan
II

individ
u
B

latensi 3
menit

6
4
pengulangan
I
18
1
1
1

11

pengulangan
II

perlakuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8

frekue
nsi
11
23
10
1
2
7
5
3
14
2
2

pengulangan
III

individ
u

latensi 3
menit

pengulangan
I

pengulangan
II

pengulangan
III

9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

pengulangan
III
9
2

perlakuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

frekuens
i
2
1

individ
u

1
1

latensi 3
menit

pengulangan
I

2
2
2
3
1
2
1
D

pengulangan
II

3
1

pengulangan
III
1

9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

perlaku
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6
2
1
10
2
1

2
3
6

frekuensi
4
2
1
4
2
4
2
1

3
1
1
1

3
1

menan
g
individ
u

latensi 3
menit

pengulanga
nI

pengulanga
n II

pengulanga
n III

kalah
individ
u
A

latensi 3
menit
pengulangan
I

perlaku
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

frekue
nsi

individ
u

latensi 3
menit

perlakuan

pengulangan
I

1
37

pengulangan
II

10

pengulangan
III
16

perlakuan
1
2

frekuens
i
2

individ
u
D

latensi 3
menit
pengulangan
I

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

perlaku
an
1
2

frekue
nsi
4
1
18
5
1

1
1
5
1
1
11
1
2

2
1
15
4

frekuensi
1

pengulangan
II

pengulangan
III

3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

pengulangan
II

pengulangan
III

3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
1
1

Anda mungkin juga menyukai