Anda di halaman 1dari 39

EKOLOGI

PERAIRAN TAWAR
Forcep Rio Indaryanto, S.Pi

Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
EKOSISTEM

BATUAN
30%
Air Laut
97%

Es

70% 2%

Air Tawar

1. Merupakan sumber yang murah dan mudah 1%


didapat untuk keperluan manusia
2. Merupakan “Bottle Neck” dalam siklus
Hidrologi, artinya volumenya sangat kecil Sangat Penting
jika dibandingkan dengan total volume air Bagi Manusia
yang terlibat dalam siklus hidrologi
3. Merupakan wadah yang murah dan mudah
untuk sistem pembuangan limbah
Habitat air tawar
Habitat Air Tergenang Cth: danau, kolam,
Lentik Lenis=tenang rawa, dll

Arus
Terjadi akibat:
Perbedaan Hub. Tanah&air Proses geologis
Manusia
Tekanan O2

Habitat Air Mengalir Cth: mata air,


Lotik Lotus=tercuci sungai, dll
Perbedaan antara Lentik & Lotik
• Arus
Arus membuat kehidupan Lentik dan Lotik menjadi
sangat berbeda, bahkan juga mengatur perbedaan
beberapa tempat pada suatu aliran air di Lotik.
Kecepatan arus dipengaruhi oleh:
- kemiringan dasar, - kekasaran dasar,
- kedalaman dasar, - kelebaran dasar, dll

• Hubungan Tanah dan Air


Pertukaran antara tanah dan air relatif lebih intensif pada
air mengalir dan menghasilkan ekosistem yang lebih
terbuka. Tetapi proporsi pertemuan permukaan tanah-air
lebih besar pada habitat air tergenang karena kedalaman
air dan potongan melintangnya lebih besar
• Tekanan Oksigen
Umumnya lebih merata dalam air mengalir dan
stratifikasi thermal maupun kimiawi dapat dikatakan tidak
ada atau diabaikan. Selain itu juga umumnya
mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup. Oleh
sebab itu, organisme pada habitat ini mempunyai
toleransi sempit dan peka terhadap adanya kekurangan
oksigen
Habitat Habitat
Lentik Lotik
Pembagian Zona di Perairan Tawar
1. Zona Litorial
Merupakan daerah tepi yang kebanyakan berupa
perairan dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke
dasar.
Pada zona ini merupakan tempat tumbuh berbagai
macam tumbuhan yang akarnya menempel pada dasar
perairan dengan daun yang mengapung, contoh:
Elodea, Chara.  Selain itu juga banyak terdapat jenis
plankton dan ganggang.
Pada Zona litorial tersebar berbagai jenis hewan misal
udang, serangga, siput, katak ikan.
2. Zona Limnetik
Merupakan daerah perairan terbuka yang pada
kedalaman tertentu masih dapat ditembus sinar matahari
sampai kedalaman penetrasi cahaya efektif (intensitas
1%), sehingga proses fotosintesis masih dapat terjadi.
Merupakan daerah tingkat kompensasi cahaya atau
daerah dengan kondisi kegiatan fotosintesa seimbang
dengan respirasi.
Pada zona limnetik banyak terdapat fitoplankton,
ganggang biru-hijau, zooplankton, nekton dan terkadang
neuston.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
3. Zona Profundal
Merupakan daerah yang kurang mendapat cahaya
matahari sehingga kegiatan fotosintesis tidak dapat
terjadi.
Pada zona proundal biasa hidup dekomposer dan
pemakan dentritus. Beberapa bentos dan plankton
secara teratur naik ke zona limnetik pada waktu
malam hari dan turun ke dasar pada siang hari
Zona ini merupakan pensuplai nutrisi atau bahan
organik yang telah di daur ulang oleh arus atau
organisme yang pindah zona dan sangat penting bagi
komunitas yang ada di zona lainnya.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
Habitat
Lentik

DAERAH PROFUNDAL Habitat


Lotik
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang
dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga
ratusan meter persegi
Zona limnetik dan profundal relatif besar ukurannya
dibandingkan dengan zona litoral
Zona limnetik merupakan daerah produsen utama
untuk danau secara keseluruhan
Berdasarkan daya tembus cahaya (penetrasi cahaya)
matahari ke dalam lapisan air, dapat dibedakan
menjadi:
zona fotik (photic zone) di bagian atas, yaitu zona
yang dapat ditembus cahaya matahari
zona afotik (aphotic zone) di bagian bawah, yaitu
zona yang tidak dapat ditembus oleh cahaya
matahari
Berdasarkan proses terjadinya dikelompokan menjadi:
Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya
peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi
proses patahan (fault) pada permukaan tanah dan
mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence)
sehingga menjadi cekung dan kemudian terisi air. Cth:
danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau
Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan
danau Takengon di Sumatera
Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang
terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan
gunung berapi yang terisi air. Cth: danau Kelimutu di
Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa
Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat
serta Kawah gunung Kelud
Danau Karst atau Danau Doline, yaitu danau yang
terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi
akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi
membentuk cekungan terisi air
Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat
proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses
tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot
membentuk cekungan dan terisi air. Cth: danau Toba di
Sumatera Utara
Danau Glasial, yaitu danau yang terjadi karena adanya
erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-
cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Cth:
terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada
yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario
Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja
dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan
dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air,
perikanan, pertanian dan rekreasi. Cth: Saguling, Citarum
dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur di Jawa Tengah
Proses Suksesi Danau
OLIGOTROFIK

MESOTROFIK

EUTROFIK

DISTROFIK
Proses Suksesi Danau
Oligotrofik Mesotrofik Eutrofik Distrofik
Makanan sedikit Fotosintesis terbatas Makanan
pada permukaan meningkat
Suhu air rendah Sinar matahari Air menjadi
terbatas hangat
Resirkulasi Daya pengendapan Produksi bhn Bhn organik
makanan meningkat organik tinggi tinggi
rendah
Air jernih Air mulai keruh Air keruh, Danau menjadi
penetrasi 1-3m dangkal
Oksigen tinggi Oksigen untuk
pembusukan
Kerapatan biota Keragaman Terbentuk komu-
tinggi biologi tinggi nitas daratan
Aktivitas biologi Kegiatan biologi Aktivitas biologi Aktivitas biologi
rendah mulai meningkat mengingkat menurun
Stratifikasi di Danau
Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang disebabkan
perbedaan suhu dapat menghasilkan STRATIFIKASI
(lapisan massa air) yang akan mempengaruhi POLA
SIRKULASI AIR.
Stratifikasi Danau adalah:
- Epilimnion. Lapisan atas, suhu air relatif hangat, tidak lebih
sampai kedalaman 6m, konsentrasi DO tinggi
- Thermocline. Perubahan suhu relatif cepat, kandungan
oksigen berkurang seiring penurunan kedalaman, terpisah
antara lapisan atas dan bawahnya
- Hypolimnion. Perairan dalam, kandungan

oksigen sangat rendah, suhu air relatif dingin


Stratifikasi Thermal Danau Daerah
Moderat/4 musim
• Musim Panas: Periode stagnasi
• Air di bagian atas menjadi lebih panas daripada air bagian
bawah, sehingga air tidak bercampur. Terdapat 3 lapisan
massa air, yaitu:
 Epilimnion (suhu hangat)
 Thermoklin(suhu menurun drastis dengan bertambahnya
kedalaman)
 Hipolimnion (suhu dingin)
• Lapisan thermoklin berada di bawah
jangkauan penetrasi cahaya matahari
efektif, sehingga pasokan O2 ke
hipolimnion terputus karena terhalang
oleh STRATIFIKASI
• Musim Gugur: Periode pengembalian (turn over)
• Suhu epilimnion turun sehingga sama
dengan suhu hypolimnion
• Terjadi sirkulasi massa air dan O2 dapat
mencapai kedalaman hipolimnion
• Musim Dingin: Periode membeku
• Suhu permukaan kurang dari 4°C, air mengembang dan
menjadi lebih dingin sehingga tetap berada di permukaan dan
membeku
• Terjadi stratifikasi musim dingin.
• O2 tidak berkurang karena kegiatan bakteri & respirasi rendah.
Selain itu O2 lebih banyak larut dalam air pada suhu rendah
• Bila salju menutupi es maka akan
menghalangi fotosintesis yang dapat
menyebabkan kekurangan O2 di seluruh
danau dan mengakibatkan kematian ikan
di musim dingin
• Musim Semi: Periode pengembalian (turn over)
• Suhu mulai hangat dan es mencair sehingga
air permukaan menjadi lebih berat dan
tenggelam
• Bila suhu permukaan naik sampai 4°C, danau
tersirkulasi dan O2 dapat tercampur.
Stratifikasi Thermal Danau Daerah
Tropika

• Danau di tropika mempunyai suhu permukaan yang


hangat (20-30 °C).
• Terjadi penurunan suhu dengan bertambahnya
kedalaman, sehingga terdapat perbedaan kerapatan
massa air yang menyebabkan stratifikasi yg mantap
sepanjang tahun
• Sirkulasi umumnya tidak teratur dan biasanya terjadi
pada musim yang lebih sejuk (musim hujan)
Jenis Danau Berdasarkan Pola Sirkulasi Air
 amiktis adalah danau yang terdapat di daerah kutub, terutama di anartik
dan sebagian kecil di artik (Greenland) yang secara permanen tertutup oleh
salju
 monomiktis dingin adalah danau yang terdapat di daerah kutub dan sub
kutub yang mengalami sirkulasi/pencampuran secara sempurna hanya
pada musim panas, sementara pada musim yang lain mengalami stagnasi
winter dengan penutupan lapisan salju pada permukaan
 dimiktis adalah danau-danau yang terdapat di daerah termperata di bagian
Utara dari Amerika Utara yang mengalami sirkulasi sempurna pada saat
musim gugur dan musim semi
 monomiktis panas adalah danau yang terdapat di daerah subtropis yang
mengalami sirkulasi hanya pada musim dingin dan apabila permukaan air
cukup mengalami pendinginan
 oligomiktis adalah danau di daerah tropis yang sangat jarang mengalami
sirkulasi sempurna
 polimiktis panas adalah danau di daerah tropis yang mengalami sirkulasi
sempurna apabila terjadi penurunan termperatur yang sangat drastis
 polimiktis dingin adalah danau-danau tropis yang terdapat di pegunungan
yang tinggi dan selalu mengalami sirkulasi sempurna, umumnya adalah
danau-danau yang terdapat pada ketinggian sekitar 3000 m dpl
Populasi Fitoplankton Danau di Daerah
Moderat/4 musim

Musim dingin Musim semi Musim panas Musim gugur


- Suhu rendah - Suhu & Intensitas - Suhu & Intensitas - Suhu menurun,
- Intensitas chy chy matahari chy matahari meningkat stratifikasi air tdk ada
matahari rendah membaik - Terbentuk stratifikasi - Intensitas chy
- Nutrien tertimbun - Nutrien melimpah massa air akibat perbeda- matahari menurun
tdk terpakai & dpt dimanfaatkan an suhu air - Nutrien dpt
- Populasi - Populasi - Nutrien menurun krn habis dimanfaatkan
fitoplankton fitoplankton terpakai & ada stratifikasi - Populasi fitoplankton
rendah meningkat (bloom) - Populasi fitoplankton meningkat (bloom)
Rendah
Kolam
Kolam merupakan suatu badan air yang ukurannya kecil
dan terjadi karena proses penggenangan sifat umumnya
relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi
Secara ekologis, tidak ada batasan yang tegas antara
danau dan kolam
Zona litoral ukurannya relatif besar
Zona limnetik dan profundal ukurannya relatif kecil atau
bahkan tidak ada
Stratifikasi pada kolam menjadi tidak penting
Zona litoral merupakan daerah produsen utama untuk
danau secara keseluruhan
Berdasarkan pembentukannya, kolam terbagi atas:
 Kolam berasal dari danau yang luas
 Kolam yang tidak berhubungan dengan danau,
ukurannya kecil
 Kolam buatan manusia

Berdasarkan musim, kolam terbagi atas:


 Kolam sementara, Kolam sementar/ temporary
hanya ada pada waktu adaair sementara di waktu
lain menjadi kering
 Kolam permanen, Kolam permanen berisi air
sepanjang tahun
Rawa
Rawa merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan
dataran
Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umumnya tanaman
mengapung. Vegetasi rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan
menahun yang selalu hijau yang diselingi oleh tanaman
merambat
Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil.
Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva capung,
Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada lapisan
dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan
Dalam keadaan yang tidak menyenangkan penghuni rawa
membentuk kista. Sebagai contoh ikan (lepidosiner dan
ceratodus) membungkus diri dengan lumpur selama
beberapa bulan
Jenis-jenis rawa :
 Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah
yang kaya akan mineral. Biasanya ditumbuhi hutan
lebat;

 Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan


dan tumbuhan yang proses penguraiannya sangat
lambat sehingga tanah gambut memiliki kandungan
bahan organik yang sangat tinggi

 Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem


rawa hutan. Namun hanya ditumbuhi tumbuhan kecil
seperti semak dan rumput liar
Sungai
 Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu
arah.
 Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
 Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan
danau. Air sungai yang mengalir deras tidak
mendukung keberadaan komunitas plankton untuk
berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang
melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat
mendukung rantai makanan
 Berdasarkan aliran air, dapat dikelompokan
menjadi:
 Zona air deras, daerah dangkal dimana
kecepatan arus tinggi yang
menyebabkan dasar sungai bersih dari
endapan, sehingga dasarnya padat.
Zona ini dihuni benthos dan perifiton
yang dapat melekat erat

 Zona air tenang, bagian air dimana


kecepatan arus sudah berkurang,
lumpur dan materi lepas cenderung
mengendap di dasar sehingga dasar
menjadi lunak. Zona ini dihuni oleh
nekton dan beberapa jenis plankton
 Secara longitudinal, Lotik dikelompokan
menjadi 2 zona:
 Hulu, memiliki ciri : daerahnya sempit dan
berjenjang, pada dataran tinggi, arus
deras, kandungan O2 tinggi, kedalaman
rendah, daya erosi besar, kadang terdapat
air terjun, tidak terjadi pengendapatn dan
kepadatan organisme rendah, substrat
berupa batuan besar.
 Tengah, memiliki ciri: arusnya tidak begitu
deras, daya erosinya mulai berkurang,
arah erosi ke bagian dasar dan samping
(vertikal dan horizontal), palung sungai
berbentuk U (konkaf), mulai terjadi
pengendapan (sedimentasi) dan sering
terjadi meander yaitu kelokan sungai yang
mencapai 180° atau lebih
 Hilir, memiliki ciri : daerahnya lebar, daya
erosi kecil, banyak terjadi pengendapan,
pada dataran rendah, arus lambat,
kandungan O2 rendah, substrat berupa
batuan kecil, kerikil, pasir dan lumpur.
 Komunitas organisme Lotik dikelompokan menjadi:
 Melekat permanen pada substrat yang kokoh seperti
batu, batang kayu, dan lain sebagainya. Pada
kelompok ini yang berperan sebagai produsen utama
adalah :
 Ganggang hijau yang melekat dan mempunyai
serabut yang panjang seperti misalnya cladophora.
 Diatom yang tertutup keras dan menutupi berbagai
permukaan substrat.
 Lumut air dari marga Fontinalis dan beberapa
marga lain yang menutupi batu.
 Memiliki alat pengkait dan penghisap . Sebagian
besar organisme yang hidup pada habitat dasar air
mengalir mempunyai kaitan atau penghisap yang
memungkinkan mereka berpegang pada permukaan
halus
 Permukaan bawah yang lengket. Organisme ini dapat
menempelkan tubuhnya pada suatu substrat kerena
permukaan bagian bawah kelompok organisme ini yang
lengket. Contoh dari kelompok ini adalah siput, cacing
pipih, dan lain sebagainya
 Badan yang stream line. Hampir seluruh organisme
yang hidup pada habitat air mengalir dari larva
serangga sampai dengan ikan mempunyai bentuk yang
stream line. Bentuk badan seperti ini akan
mengakibtkan tekanan minimum dari arus air yang
melewatinya
 Badan yang pipih. Pada habitat air mengalir dijumpai
pula oranisme-organisme yang bentuk badannya pipih,
sehingga memungkinkan kelompok ini berlindung di
bawah atau di celah-celah batu
 Rheotaxis positif (organisme yang mampu melakukan
pengaturan terhadap arus). Kelompok ini pada
dasarnya adalah organisme yang mampu berenang
melawan arus. Keampuan ini adalah pola tingkah laku
yang diturunkan. Rheotaxis positif dapat disebut juga
sebagai kemampuan adaptasi morfologi
 Thigmotaksis positif. Merupakan kelompok pada habitat
air mengalir yang mempunyai pola tingkah laku yang
diturunkan untuk melekat di dekat permukaan atau
menjaga diri agar tetap dekat dengan permukaan.
Jenis Sungai Berdasarkan Sumber Air
 Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari
air hujan atau sumber mata air. Contoh: sungai-sungai
yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
 Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-
benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)
boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu
sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.
Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang
berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
 Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber
mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul
dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
Jenis Sungai Berdasarkan Pola Aliran
1. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
- Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang
menyebar meninggalkan pusatnya. Pola
aliran ini terdapat di daerah gunung yang
berbentuk kerucut
- Radial sentripetal, adalah pola aliran yang
mengumpul menuju ke pusat. Pola ini
terdapat di daerah basin (cekungan).
2. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur.
Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai
induk memperoleh aliran dari anak sungainya.
Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau
daerah dataran pantai
3. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip
seperti daun

4. Rektangular, adalah pola aliran yang


membentuk sudut siku-siku atau hampir
siku-siku 90°

5. Pinate, adalah pola aliran dengan


muara-muara anak sungainya membentuk
sudut lancip

6. Anular, adalah pola aliran sungai yang


membentuk lingkaran
Jenis Sungai Berdasarkan Debit Air
 Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap. Cth sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan
Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri
di Sumatera.
 Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan
airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Cth; banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan
Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan
sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai
Brantas di Jawa Timur.
 Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau
airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Cth sungai
Kalada di pulau Sumba.
 Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya
pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini
hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak

Anda mungkin juga menyukai