SSJ
SSJ
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stevens-Johnson
daruratan
pada
Syndrome
penyakit
kulit.
adalah
Dimana
suatu
kasus
kasus
ini
kegawat
membutuhkan
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas tutorial pada kepaniteraan
klinik departemen kulit dan kelamin RSU Kota Banjar, sekaligus sebagai
pertemuan ilmiah dan diskusi tentang penyakit Steven Johnson Syndrom.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil ialah penulis dan pembaca dapat
mengetahui tentang penyakit Steven Johnson Syndrom sehingga dapat
mengobati penyakit ini dengan tepat.
BAB II
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Berikut adalah identitas dari pasien yang berobat di Poli Kulit RSU Kota
Banjar :
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Berobat
Ruang rawat
: Ny.T
: 70 tahun
: Perempuan
: Islam
: ibu rumah tangga
: Majenang
: 28 Oktober 2010
: kemuning
B. ANAMNESIS (Autoanamnesa) :
Keluhan Utama :
Bintik-bintik kemerahan sebesar kepala jarum pentul yang disertai
dengan rasa gatal hampir tersebar diseluruh tubuh sejak 2 hari sebelum
muntah, nyeri ulu hati. Selain itu, saat pasien mengaca dicermin, pasien
merasa mata pasien terlihat lebih kuning dari biasanya. Hal tersebut
diungkap pula oleh keluarga pasien.
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya dan pasien menyangkal habis bepergi-pergian ke tempat
endemis malaria seperti lampung. Dikeluarga maupun pasien tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit keganasan. Pasien menyangkal habis
mengkonsumsi obat-obatan seperti obat antibiotic, obat penghilang nyeri,
obat untuk pengobatan keganasan, obat anti malaria atau terpapar bahan
kimia/radiasi sebelumnya. Pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat
anti tuberculosis.
Pasien tinggal
di
daerah
tropis
(Indonesia)
lingkungan
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Vital Sign
o Nadi : 100 x/menit
o TD
: 120/60 mmHg
o RR
: 24 x/menit
o Suhu : 38C
5
Status Generalisata:
o Kepala
o Mata
o Hidung
o Mulut
o Leher
o Thorax
o Jantung
o Abdomen
o Ekstremitas
D. STATUS DERMATOLOGIKUS
A. Tabel status dermatologis pasien
Distribusi
A/R
Lesi
Generalisata
Hampir seluruh tubuh.
Kecuali telapak tangan, kaki dan genital.
Multiple, bentuk bulat, regular, ukuran miliar sampai lentikuler
diameter
Efloresensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan
Hematologi analizer
Hb
Trombosit
Ht
Leukosit
Eritrosit
Hitung jenis
Blast (sel muda)
Basofil
Eusinofil
Monosit
Limfosit
Neutrofil
SGOT
SGPT
Hasil
Interpretasi
11,8
299
30,3
23,7
5,51
10-18 gr/dl
150-450 rb/mm3
30-55%
4,0-11,0 rb/mm3
4,76-6,95 jt/uL
2
4
6
22
67
664
545
0%
0-1%
0-5%
2-8%
22-40%
50-70%
Ureum
Kreatinin
Glukosa darah
45,3
1,38
27
E. RESUME
Wanita, 70 tahun datang dengan keluhan bintik-bintik kemerahan sebesar
kepala jarum pentul yang disertai dengan rasa gatal hampir tersebar diseluruh
tubuh sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien hemoptu, banyak
keringat, BB menurun. Pasien di diagnosis tuberculosis paru setelah dilakukan
beberapa pemeriksaan, diantaranya sputum dahak SPS, darah dan pemeriksaan
radiologi. Setelah ditegakkan diagnosis tersebut pasien mendapatkan pengobatan
TB selama 6 bulan (rimpaficin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol).
Setelah pasien mengkonsumsi obat tersebut selama 1 bulan, pasien
mengeluh hampir seluruh tubuh macula eritomatos disertai gatal. Selain itu,
dibibir pasien juga bintik-bintik yang sudah pecah, berwarna kehitaman, sedikit
sulit untuk membuka mulut. Pasien juga mengeluhkan mata hiperemis, secret
purulen, edema, fotofobia. Selain itu, demam tinggi, badan terasa lemas, nyeri
kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sakit menelan, nyeri dada, mual, muntah,
nyeri ulu hati, ikterik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan : RR
: 24 x/menit, Suhu
38C,
Mata : konjungtiva hiperemis (+/+), sklera ikterik (+/+), edema (+/+). Mulut:
Mukosa bibir kering (+), stomatitis (+), vesikel (+), krusta (+). Leher: Pembesaran
KGB (+). Paru : rhonki (+/+). Abdomen:nyeri tekan (+),
Stasus Dermatologikus :
Distribusi
Generalisata
A/R
Lesi
Efloresensi
F. DIAGNOSA BANDING
a. Steven johnson syndrom (SJS)
b. Nekrosis epidermal toksik (NET)
G. DIAGNOSA KERJA
a. Steven Johnson syndrom (SJS)
H. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG :
I. PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa :
Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular dan pasien harus
menggunakan masker
Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
Jangan menggaruk bagian yang gatal.
Diet rendah garam dan diet tinggi protein
Medikamentosa :
Topikal :
10
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Mengapa pada kasus ini di diagnosis dengan skabies ?
Berdasarkan anamnesa :
Pasien ini didiagnosa Steven Johnson Syndrom karena pada anamnesa dan
pemeriksaan fisik ditemukan :
1. Setelah pasien mendapatkan pengobatan TB selama 6 bulan, berupa
rimpaficin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol.selama 1 bulan,
pasien mengeluh hampir seluruh tubuh kemerahan yang disertai rasa gatal.
(sesuai teori karena, Penyebab Sten Johnson Syndrom dari faktor bakteri
penyebab termasuk grup A beta streptokokus, difteri, brucellosis,
mikobakteri, Mycoplasma pneumoniae, tularemia, dan tifus, selain itu
Antibiotik yang menyebabkan SJS termasuk penisilin dan antibiotik sulfa.
Antikonvulsan termasuk fenitoin, karbamazepin , asam valproat,
lamotrigin, dan barbiturat telah terlibat. Mockenhapupt et al menekankan
bahwa antikonvulsi-induced SJS terjadi pada 60 hari pertama penggunaan.
Pada akhir tahun 2002, US Food and Drug Administration (FDA) dan
produsen Pharmacia mencatat bahwa sindrom Stevens-Johnson (SJS)
telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan obat yang kerjanya
sebagai siklooksigenase 2 (COX-2) inhibitor valdecoxib. Pada tahun 2007,
FDA AS melaporkan SJS / TEN pada pasien yang memakai modafinil
(Provigil). Allopurinol baru-baru ini telah terlibat sebagai penyebab paling
umum di Eropa dan Israel). 1,2,,5,8
2. Pasien mengeluh hampir seluruh tubuh kemerahan yang disertai rasa gatal
dan semakin lama keluhan tersebut disertai bintik-bintik sebesar kepala
11
Lesi
mungkin
menjadi
bulosa
dan
kemudian
pecah
13
SSSS
Etiologi
NET
Staphylococcus aureus,
infeksi mata, infeksi THT
Pasien
Gejala klinis
Dewasa
Akut
Gejala prodormal
KU buruk
Eritem generalisata,
vesikel, bula,
granulosum
Komplikasi
Obat
purpura
Kulit, mukosa bibirmulut, orifisium
genital
Epidermolisis +
Nikolsky sign +
PA : celah pada
Selulitis, pneumonia,
subepidermal
Akut Tubular Nekrosis
septikemia
skabies
bisa
dilakukan
dengan
pengobatan
non-
14
Sistemik
-
Dexametason 6 x 5mg/hari iv
(Kotikosteroid
parenteral:
deksamentason
dosis
awal
Klindamisin 2 x 600mg/hari iv
(Terapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang
menimbulkan
alergi,
berspektrum
luas,
bersifat
15
bakterisidal
dan
tidak
bersifat
nefrotoksik,
misalnya
Vitamin C 500mg/hari iv
Quo ad Functionam
Quo ad Sanam
DAFTAR PUSTAKA
1. Handoko P Ronny. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi keenam. Penyakit
kulit. Jakarta: FKUI; 2010. Hal. 122 125
2. Kartowigno S. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi Pertama.
Palembang : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2011 : 167-173.
3. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta:
EGC, 2005. Hal 102 103
16
Fakultas Kedokteran
17