dengan
hal
tersebut
di
atas
maka
pihak-pihak
yang
topograf
adalah
peta
yang
menggambarkan
relief
permukaan
dikenal
sebagai
peta
dasar
yang
digunakan
sebagai
sarana
dinilai
belum
efektif
sebagai
acuan
dalam
pelaksanaan
Rencana Detail Tata Ruang dan juga menjadi dasar didalam Izin Mendirikan
Bangunan (IMB).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 Tahun 2007
tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), bahwa proses
penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) memperhatikan ketentuan dari
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ), apabila Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan Peraturan Daerah Bangunan Gedung
belum/tidak disusun.
Skala Peta untuk Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peratur Zonasi bahwa album peta dalam format
A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi ketentuan Sistem
Informasi Geografs (SIG) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013, Pasal 26, tentang
ketelitian peta Rencana Tata Ruang, bahwa skala peta wajib dikonsultasikan
kepada Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG).
Berdasarkan uraian di atas maka Pemerintah Kota Sorong memandang
penting untuk membangun basis data spasial (peta) dengan skala yang
memenuhi persyaratan bagi kebutuhan perencanaan ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayahnya, dan pada Tahun Anggaran
2014 ini Pemerintah Kota Sorong melalui Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) bermaksud melaksanakan Kegiatan atau Pekerjaan Pemetaan
Detail di wilayahnya.
Rencana
Detail
Tata
Ruang
dan
Peraturan
Zonasi
Kabupaten/Kota;
daerah
dalam aspek
pengelolaan,
perencanaan,
dan
Tema 6: Batas
administrasi:
batas
negara
provinsi,
2. Lingkup Materi
Adapun lingkup materi Pekerjaan Pemetaan Detail Kota Sorong ini secara umum
adalah:
a. Pengumpulan dan pengadaan data (peta), termasuk Citra Satelit Arsip
dengan spesifkasi yang mencukupi untuk keperluan pembuatan peta
detail kawasan perkotaan.
b. Survey lapangan dalam rangka pengkinian (updating) terhadap unsurunsur yang termasuk dalam peta topograf atau rupa bumi yang sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
c. Pengolahan data baik data hasil survey lapangan, peta dasar dan tematik,
maupun citra satelit.
d. Pembuatan dan pengolahan peta topograf atau rupa bumi dalam bentuk
peta citra dan peta garis dengan skala yang mencukupi bagi keperluan
perencanaan
tata
ruang,
pemanfaatan
ruang,
dan
pengendalian
pemanfaatan ruang.
1.6
METODOLOGI PEKERJAAN
Secara menyeluruh metodologi Pekerjaan Pemetaan Detail Kota Sorong ini
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu Metode: Inventarisasi Data,
Penyiapan Peta Dasar dan Tematik, serta Pembuatan Peta Berbasis Citra Satelit
yang merupakan salah satu metode Pemetaan yang memanfaatkan Teknologi
1-4
Data Vektor
Data Raster
Survey Primer
g. Vektorisasi
h. Penyimpanan
i.
1.7
Layout Peta
PELAPORAN
1-5
digital
(CD/DVD)
sejumlah
20
(dua
puluh)
keeping;
Tenaga Ahli
1) Seorang Ahli Pemetaan (Team Leader); kualifkasi minimal S1 Teknik
Geodesi atau Geograf, berpengalaman minimal 7 tahun dalam
pekerjaan sejenis pemetaan.
2) Seorang Ahli Penginderaan Jauh; kualifkasi minimal S1 Teknik Geodesi
atau Geograf, berpengalaman minimal 5 tahun dalam pekerjaan
sejenis pemetaan.
3) Seorang Ahli Kartograf; kualifkasi minimal S1 Teknik Geodesi atau
Geograf, berpengalaman minimal 5 tahun dalam pekerjaan sejenis
pemetaan.
4) Seorang Ahli Sistem Informasi Geografs (SIG); kualifkasi minimal S1
Teknik Geodesi atau Geograf, berpengalaman minimal 5 tahun dalam
pekerjaan sejenis pemetaan.
1-6
Tenaga Pendukung
1) 3 (tiga) orang Tenaga Surveyor Lapangan
2) 1 (satu) orang Tenaga Operator GPS Geodetic
3) 2 (dua) orang Tenaga Operator Kartograf
4) 2 (dua) orang Tenaga Operator SIG
5) Seorang Tenaga Administrasi
1-7