Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM

TITRASI ASAM BASA

RIONALDO A. BORANG
13334746
INGGRID TANAMA
13334747

2014/2015

DASAR TEORI
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar
atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan
metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri
adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan
kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang
terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan
kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari
perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan
melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan
konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang
kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik
ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis
bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik
akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.

TEORI ASAM BASA

Teori Asam Basa Arrherius


Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan
pada larutan berair (aqueous solution).
. Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H atau H3O dalam
larutan berair.
. Basa adalah spesies yang menghasilkan ion 0H dalam larutan
berair

Teori Asam Basa Lewis


Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
. Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
. Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.

Teori Asam Basa Brnsted-Lowry


Teori asam basa Bronsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
. Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
. Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.

Tujuan

:
Mengetahui kadar asam asetil salisilat (asetosal)
dalam sampel dengan menggunakan metode titrasi
asam basa
Prinsip

:
Reaksi netralisasi asam basa dengan NaOH yang
membentuk garam yang larut dalam air dengan
menggunakan indikator yang sesuai, sehingga
terbentuk warna merah muda yang tetap.

REAKSI
REAKSI PEMBAKUAN

REAKSI PENETAPAN KADAR

Metodologi
Prosedur pembuatan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
Larutkan sejumah Natrium Hidroksida P dalam air secukupnya hingga tiap
1000,0 ml. Larutan mengandung NaOH dalam jumlah berikut:
Larutan 1 N ~ 40,01 g NaOH
Larutan 0,1 N ~ 4,001 g NaOH
Larutan 0,01 N ~ 0,4001 g NaOH
Prosedur pembakuan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
Timbang seksama 5 g kalium biftalat P yang sebelumnya telah diserbukkan
dan dikeringkan pada suhu 25o selama 2 jam, larutkan dalam 75 ml air bebas
CO2 P. Titrasi dengan larutan natrium hidroksida menggunakan
indikatorlarutan dalam 75 ml bebas CO2 P. Titrasi dengan larutan NaOH
menggunakan indikator larutan fenolftalein P hingga terjadi warna merah
jambu yang mantap. Hitung normalitas larutan. Air bebas CO2 yang digunakan
disini : 0,91 ml.
1 ml NaOH 1N ~ 204,2 mg KHP
1 ml NaOH 0,1N ~ 20,42 mg KHP
3 ml NaOH 1N ~ 61,26 mg KHP
Penetapan Kadar Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
Timbang seksama 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol (95 %) P. Titrasi
dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P
1 ml NaOH 0,1N ~ 18,0,2 mg C9H8O4

3 ml NaOH 0,1N ~ 54,06 mg C9H8O4

Anda mungkin juga menyukai