Makalah Banjarnegara
Makalah Banjarnegara
KURIKULUM 2013
Makalah disampaikan dalam kegiatan seminar Menuju pendidik yang berkarakter dan memiliki
kompetensi sains di MGMP IPA Kabupaten Banjarnegara
Sabtu, tanggal 15 Juni 2013
Implementasi landasan filosofis dapat dilakukan dengan cara menjadikan siswa peduli pada
pentingnya sikap-sikap ilmiah dan nilai-nilai mulia (scientific attitude and nobles values);
memprioritaskan;
serta
menginternalisasikan
dalam
pembelajaran.
Landasan
yuridis
pengembangan kurikulum disesuaikan dengan landasan yuridis setiap negara, namun di era
global landasan yuridis pengembangan kurikulum IPA hendaknya mengacu pada standar science
secara internasional, dimana dalam implementasi pembelajaran guru IPA harus menunjukkan
bahwa mereka: a) memahami sejarah dan budaya perkembangan IPA dan evolusi pengetahuan
beserta disiplinnya; b) memahami secara filosofis prinsip-prinsip, asumsi-asumsi, tujuan-tujuan
dan nilai-nilai yang membedakan IPA dari teknologi dan cara-cara dalam memahami dunia; c)
mengajak siswanya berhasil dalam belajar hakikat IPA, menganalisis secara kritis kesalahan atau
keragu-raguan tuntutan yang dibuat dalam menamai IPA (NSTA, 2003: 16).
Landasan konseptual pengembangan kurikulum IPA adalah, bahwa pembelajaran IPA
mencakup aspek learning area, learning objectives, learning outcome, learning activities,
scientific attitude and noble values. Learning area mencakup materi esensiil yang disesuaikan
setiap jenjang, learning objectives mencakup pengintegrasian science process and kognitif,
learning outcome mencakup kemampuan mengaplikasikan konsep, learning activities
mengandung makna subjek belajar adalah siswa, sedang scientific attitude dan noble values
mengandung makna karakter mulia.
B. Pembahasan
1. Capaian Kurikulum IPA
(NSTA, 2003: 23) menjelaskan, kurikulum IPA pada intinya bertujuan antara lain:
a) Memahami pengetahuan dan teknologi dalam konteks fenomena alam dan pengalaman
sehari-hari
b) Memahami perkembangan bidang sains dan teknologi
c) Memahami keterampilan ilmiah dan keterampilan berpikir
d) Menerapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana memecahkan masalah dan
membuat keputusan
e) Menghadapi tantangan dunia dalam bidang sains dan teknologi serta berkontribusi dalam
perkembangan sains dan teknologi
f) Mengevaluasi keterkaitan sains dan teknologi informasi secara bijak dan efektif
g) Praktik menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah dan nilai-nilai moral yang bagus
h) Merealisasikan saling keterkaitan antara makhluk hidup dengan pengelolaan alam guna
kelangsungan hidup
i) Mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi dalam pembangunan nasional
j) Merealisasikan temuan-temuan ilmiah untuk meningkatkan kompetensi intelektual dan
mental
k) Kreatif untuk peduli pada kebutuhan cinta lingkungan dan berperan aktif dalam
keseimbangan serta pelestarian alam.
Apabila dijabarkan lebih rinci, maka implementasi kurikulum IPA dapat dipaparkan dalam
Tabel 2.
Tabel 2. Aspek-aspek learning outcomes di atas level kognitif produk
Scientific skill
Science process
skill
Manipulative skill
Thinking skill
Critical thinking
Creative thinking
Strategy of
thinking
Conceptualising
Making decision
Reasoning
Problem solving
(CCSLC, 2006)
2. IPA Terintegrasi
Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003: 8) merekomendasikan guru-guru
IPA sekolah dasar dan menengah untuk memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru juga menyebutkan bahwa kompetensi guru mata
pelajaran IPA SMP/MTs salah satunya adalah memahami hubungan antar berbagai cabang IPA,
dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan
tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs dan calon guru IPA SMP/MTs hendaknya disiapkan untuk
memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya,
seperti kesehatan, lingkungan, dan astronomi. Apabila kita kaitkan dengan rekomendasi guru IPA
sekolah dasar dan menengah dari NSTA (2003: 8) dan Permendiknas (2007: 26) ternyata juga
terdapat kesesuaian, yaitu
dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini disebut
webbed. Oleh karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model
tematik.
Juga terdapat sejumlah KD yang contoh atau terapan konsepnya bertautan dengan KD lain.
Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep tersebut harus
dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini KD atau konsep
pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan konsep yang dikaitkan
berfungsi untuk memperkaya.
Pada Tabel 1 disajikan karakteristik pembelajaran terpadu model integrated, shared,
webbed, dan connected (Fogarty, 1991: xv). Empat model keterpaduan dipilih karena konsepkonsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model
yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Berikut ini diberikan contoh untuk masingmasing model.
Contoh untuk model integrated adalah sebagai berikut.
KD: 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari (Fisika)
KD: 4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia (Kimia)
KD: 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
(Biologi)
Tema/Topik: Pemisahan Campuran
Alasan pemilihan model integrated adalah menggabungkan bidang kajian fisika, biologi, dan
kimia dalam suatu konsep pemisahan campuran baik secara fisika, kimia, dan klasifikasi makhluk
hidup berukuran mikro dan pemisahan campuran bisa dilakukan secara fisika (tanpa reaksi kimia)
dengan reaksi kimia, maupun untuk mengelompokkan makhluk hidup berukuran mikro
Tabel 1. Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial untuk
Diterapkan
Model
integrated
Shared
Karakteristik
Membelajark
an konsep pada
beberapa KD yang
beririsan atau
tumpang tindih
hanya konsep yang
beririsan yang
dibelajarkan
Contoh:
Membelajarkan
sebagai unsur
pengikat
Contoh:
Kelebihan
Keterbatasan
Pemaha
man terhadap
konsep lebih
utuh (holistik)
Lebih
efisien
Sangat
kontekstual
Pemaha
man terhadap
konsep utuh
Efisien
Konteks
tual
KD-KD yang
konsepnya beririsan
tidak selalu dalam
semester atau kelas
yang sama
Menuntut
wawasan dan
penguasaan materi
yang luas
Sarana-prasarana,
misalnya buku belum
mendukung
KD-KD yang
konsepnya beririsan
tidak selalu dalam
semester atau kelas
yang sama
Menuntut
wawasan dan
penguasaan materi
Karakteristik
Kelebihan
Keterbatasan
Webbed
tema
connected
Membelajarkan
beberapa KD yang
berkaitan melalui
sebuah tema
Membelajarkan
Pemaha
man terhadap
konsep utuh
Konteks
tual
Dapat
dipilih tematema menarik
yang dekat
dengan
kehidupan
Melihat
permasalahan
tidak hanya
dari satu
bidang kajian
Pembela
jaran dapat
mengikuti
KD-KD dalam
standar isi
yang luas
Sarana-prasarana,
misalnya buku belum
mendukung
KD-KD yang
konsepnya berkaitan
tidak selalu dalam
semester atau kelas
yang sama
Tidak mudah
menemukan tema
pengait yang tepat.
kesehatan bisa dijelaskan bahwa rokok sebagai bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh manusia
Contoh model connected adalah sebagai berikut.
KD: 2.1. Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan netral
melalui alat dan indikator yang tepat (Kimia)
KD:2.2.Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari (Kimia)
Alasan pemilihan model connected adalah menghubungkan bidang kajian kimia dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Asam, basa, dan garam merupakan bahan kimia
yang banyak terdapat di lingkungan, termasuk sebagai bahan makanan manusia.
IPA terpadu disebut juga IPA terintegrasi dari Sam Barrett, et al (1996 : xx-xxii) dalam A
Glencoe Program Merrill Physical Science yang mendesain pembelajaran IPA dengan beberapa
unsur integrasi dalam Activities; Mini-Labs; Problem Solving; Technology; Skill Builders;
Global Connections; Careers, dan Science and Literatur/Art.
Activities memberikan petunjuk tentang penggunaan peralatan laboratorium atau
pendekatan hands-on science; mini-labs memberi pedoman agar peserta didik dapat merancang
dan melakukan sendiri percobaan dengan peserta didik lain di luar kelas dengan menggunakan
bahan-bahan di sekitar tempat tinggal; problem solving memberikan tantangan untuk
memecahkan masalah dunia nyata atau pemahaman prinsip IPA; technology menggambarkan
penemuan baru, dan pengembangan instrumen baru serta aplikasi teknologi; skill builders
mengajak peserta didik mempertajam keterampilan IPA (Science Skill); global connections
membantu pada peserta didik untuk melihat bagaimana peserta didik melihat sains fisika
dihubungkan dengan sains lainnya; careers memberikan gambaran tentang pekerjaan (karier) apa
yang berhubungan dengan konsep IPA yang dipelajari; sedangkan science and literatur/art
memberi petujuk pada peserta didik untuk mengetahui bahan bacaan (literature) yang terkait erat
dengan konsep yang dipelajari serta contoh-contoh seni yang berhubungan dengan konsep.
Trefil dan Hazen (2007: xi - xxviii) dalam bukunya yang berjudul The Sciences: An
Integrated Approach, menjelaskan, bahwa ada dua ciri utama yang membolehkan kita
memberikan satu teks yang bertujuan membantu siswa memperoleh scientific literacy, yaitu
adanya organisasi ide-ide utama dan integrasi jelas dalam sains.
Ide-ide utama yang dijelaskan dalam buku tersebut diorganisasikan dalam tema-tema
antara lain: sains: suatu cara untuk mengetahui; urutan alam semesta; energi, panas dan hukum
kedua termodinamika; listrik dan magnet; radiasi gelombang elektromagnetik; Albert Einstein
dan teori Relativitas; atom; mekanika kuantum; kombinasi atom; ikatan kimia; materi dan sifatsifatnya; inti atom; struktur akhir materi; bintang; kosmologi; bumi dan planet-planet lain;
tektonik lempeng; beberapa siklus bumi; strategi hidup; sel-sel hidup; molekul-molekul
kehidupan; genetika klasik dan modern; sains baru bagi kehidupan dan evolusi. Tema-tema
tersebut diuraikan dalam ide-ide utama dan setiap ide utama diintegrasikan dalam seluruh bidang
sains, yaitu fisika, kimia, lingkungan, geologi, kesehatan dan keamanan, astronomi, teknologi,
dan biologi. (Trefil dan Hazen, 2007: 49).
rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada pembelajaran IPA Terpadu, keterpaduan terletak pada kegiatan
pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar telah
ditentukan dalam Standar Isi.
4. Pelaksanaan Model Pembelajaran IPA Terpadu
Sesuai uraian sebelumnya, terdapat empat model keterpaduan yang berpotensi untuk
dikembangkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yakni connected, webbed, shared dan
integrated. Apapun model yang dipilih, pembelajaran harus dijabarkan dari silabus menjadi
RPP dan dikemas menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak
lanjut.
a. Kegiatan Pendahuluan/Awal
Kegiatan pendahuluan untuk menciptakan suasana awal yang kondusif,
sehingga
pembelajaran akan berjalan efektif dan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang
tersedia relatif singkat, yaitu antara 5-10 menit.
Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan antara lain: menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, melakukan kegiatan motivasi,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai, dan menyampaikan cakupan materi, serta penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dapat pula melakukan penilaian awal (tes awal) secara
lisan maupun tertulis.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan inti
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Menurut Permen Diknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pembelajaran, kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru
topik/tema materi yang akan dipelajari; (ii) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (iii) memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya; (iv) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
(v) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium atau lapangan.
Dalam kegiatan elaborasi, guru: (i) membiasakan peserta didik mencari literatur yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, termasuk mencari informasi dari internet;
(ii) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (iii) memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; (iv) berkompetisi
secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; (iv) membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; serta (v)
melalui kegiatan-kegiatan lain yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: (i) memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; (ii)
melakukan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi sehingga peserta didik
memahami hasil-hasil yang benar; serta (iii) melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sebagaimana waktu untuk kegiatan pendahuluan, waktu yang tersedia untuk kegiatan
penutup atau kegiatan akhir ini juga cukup singkat, karena itu guru perlu mengatur dan
memanfaatkannya secara efisien. Kegiatan penutup antara lain: mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan, melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan
pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan
yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, mendiskusikan
terapannya dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan topik yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya, memberikan evaluasi secara lisan atau tertulis, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik yang kinerjanya bagus. Pembelajaran IPA terpadu secara
connected, shared, webbed, atau integrated dapat dilaksanakan melalui model-model
pembelajaran inovatif, misalnya pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran kooperatif,
pengajaran langsung, dan lain-lain. Tentu saja langkah-langkah atau sintaksnya dimodifikasi
sesuai model keterpaduan yang dipilih.
5. Contoh-contoh model pembelajaran IPA terintegrasi
Tabel 1. Contoh-contoh pembelajaran IPA dalam basis nature of science
10
No
Tema
pembelajaran IPA
Blacksmithing
(pandai
besi)
A body of
knowledge
A way of
investiga
ting
A way of
thinking
Aplication of
science
Nobles
values
Usaha, gaya,
energi, wujud zat
dan
perubahannya,
unsur, senyawa,
dan campuran
Keteram
pilan
proses
pemecahan
masalah,
keterampilan
berpikir
kritis
Teknologi pande
besi
Independent
learning
(belajar
mandiri)
Sains
dalam
tatah
sungging
wayang
Gaya
otot,
pesawat
sederhana,
bahan-bahan
kimia
dalam
kehidupan seharihari (cat kulit)
Keteram
pil-an
proses
Berpikir
kritis
Teknologi
penyama-kan
dan
penyunggingan
kulit
Peduli pada
lingkungan
(budaya
wayang),
rasa ingin
tahu)
Si tempai
yang tak
lekang oleh
waktu
Ciri-ciri tumbuhan
kedelai, jamur,
Keteram
pil-an
proses
Berpikir
kritis dan
kreatif
Bioteknolo-gi
(pembuat-an
tempe)
Peduli
lingkungan,
merealisasi
kan sains
dalam
memahami
alam
Sains
dalam
uniknya
gerabah
Jenis-jenis tanah,
gerak rotasi
Keteram
pil-an
proses
Problem
solving
Teknologi
pembuatan
gerabah
Rasa ingin
tahu, peduli
lingkungan,
menjaga
keseimban
gan alam
STM
Pengobat-an
tradisional
Terapi
Sengat
Lebah
Ciri-ciri makhluk
hidup
(lebah);
sistem syaraf
Keteram
pil-an
Proses
Rasa ingin
tahu, peduli
lingkungan,
menjaga
keseimban
gan alam
(Insih wilujeng, 2012)
C. Penutup
Manusia yang bisa menjawab tantangan global adalah manusia yang memiliki strtaegi
berpikir. Strategi berpikir muncul apabila manusia memiliki bekal pengetahuan tentang IPA,
mampu bernalar (reason) sebagai integrasi keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Strategi
berpikir dasar adalah konseptualisasi, dimana manusia membuat keterkaitan-keterkaian antar
konsep-konsep yang sudah dipelajarinya, sehingga belajar selalu melakukan interkoneksi antara
pengetahuan awal dan pengetahuan baru. Strategi berpikir yang kedua adalah
membuat
keputusan, dimana manusia menyeleksi solusi-solusi dari banyak alternatif yang didasarkan pada
kriteria khusus untuk tujuan yang khusus pula. Strategi berpikir yang ketiga adalah memecahkan
masalah, dimana manusia menemukan solusi terhadap setiap tantangan yang dihadapi dalam
kehidupan atau situasi-situasi yang tidak dikenal.
11
Berdasar kajian-kajian tentang beberapa hal terkait dengan pembelajaran IPA terpadu dan
kaitan dengan implementasi kurikulum 2013, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Hasil belajar IPA meliputi penguasaan aspek kognitif produk dan proses, keterampilan
ilmiah yang meliputi keterampilan proses dan keterampilan berpikir; serta diikuti nilainilai mulia
2. Keterampilan proses meliputi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terintegrasi yang disesuaikan tingkat perkembangan kognitif dan jenjang pendidikan
siswa.
3. Keterampilan berpikir meliputi berpikir kritis dan berpikir kreatif yang bisa dibelajarkan
pada semua jenjang pendidikan
4. Implementasi pembelajaran IPA agar mampu mewujudkan hasil belajar semua aspek,
maka berprinsip pada student centered yang bisa menerapkan standar-standar pendekatan
dan metode pembelajaran IPA.
5. Siswa yang memiliki kompetensi untuk mengintegrasikan keterampilan berpikir
didasarkan pada nalar serta memiliki bekal kognitif tinggi, maka akan memiliki strategi
berpikir konseptualisasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
6. Strategi berpikir 3 hal (konseptualisasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan)
membuat manusia bisa survive dalam menghadapi tantangan dunia global.
7. (ntegrated science memiliki makna yang lebih luas dibanding IPA terpadu
Daftar Pustaka
Carribbean Examination Council. 2007. Integrated Science. Carribbean Certificate of Secondary
Level Competence
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003
Curriculum Development Center. 2002, Integrated Curriculum for Secondary School
(Curriculum Specification. Science Form 2. Ministry of Education Malaysia
Kemendikbud. 2012. Bahan Sosialisasi Kurikulum 2013.
Fogarty, R. 1991. How to Integrated The Curricula. United States of America:
Publishing. Inc.
IRI/Skylight
Rutherford, F.J. dan Ahlgren, A. 1990. Science for All Americans. New York : Oxford
University Press.
Trefil, J. dan Hazen, R. M, 2007. The Science: An Integrated Approach. United Stated of
America: John Wiley & Sons, Inc.
-------------. 2004. Standar-standar Guru Pemula untuk SMP/MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI.
Departemen Pendidikan Nasional.
-------------. 2005. Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat
Kurikulum. Balitbang. DepDikNas.
Insih Wilujeng. 2012. Model Integrated Science Berbasis Local technology and
Local Wisdom untuk Merintis Terwujudnya Outdoor Learning System.
Laporan Penelitian Unggulan DIPA UNY 2012
12
: SMP/MTs
Mata Pelajaran
: IPA
Bidang IPA
Tujuan
Pembelajaran
Teknologi
Memahami teknik
penambangan
garam
Fisika
Memahami
wujud zat
2.2
Kimia
Memahami proses
pemisahan
campuran
Indikator
Pembelajaran
Menjelaskan
proses
pembuatan
garam
Memberi nama
proses
perubahanperubahan
wujud zat
2.2.5
Melakukan
praktik teknik
sederhana
pemisahan
campuran yaitu
kristalisasi
2.6.6
Contextual
Learning
S-T-M
Percobaan
Model/
Pendekatan/
Metode
Contextual
Learning
S-T-M
Study Tour
Diskusi
Pertanian garam
Subject/
Materi
Bidang IPA
Tujuan
Pembelajaran
Biologi
Contextual
Learning
S-T-M
Percobaan
Wujud zat
Asal usul
garam?
Pemisahan
campuran
Kimia
Memahami
Mengetahui
konsep sistem
kandungan-
Tema
Kesehatan
Memahami
dampak
Teknologi
Memah
ami foto
Tema
Bahaya
13
pernapasan
pada manusia
Indikator
Pembelajaran
Pendekatan/
Metode
Subject/
Materi
BIDANG
IPA
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
kandungan
kimia yang
terdapat
dalam asap
rokok
merokok
bagi
kesehatan
Mendeskripsi Mendeskripsika
kan proses
n kandunganpernapasan
kandungan
kimia yang
Mengukur
terdapat
volume udara
dalam asap
pernapasan
rokok
Mendeskri
psikan
dampak
merokok
bagi
kesehatan
STM
Ekperimen
Diskusi
STM
Investigasi
kelompok
Diskusi
PKP
Eksperiment
Investigasi
kelompok
Diskusi
Sistem
pernapasan
Kandungan asap
rokok
Penyakit
akibat
merokok
FISIKA
Memahami
sistem tata
surya dan
proses yang
terjadi di
dalamnya
Menjelaskan
hubungan
antara proses
yang terjadi di
lapisan
lithosfer dan
atmosfer
dengan
kesehatan dan
permasalahan
lingkungan
Mengetahui
proses pada
lapisan
atmosfer dan
KIMIA
rongent
sebagai
alat
pendiag
nosa
paruparu
Membe
dakan
hasil
foto
rongent
paruparu
perokok
dan
bukan
perokok
STM
Observasi
Diskusi
Rokok
Foto
Rongent
BIOLOGI
Memahami
berbagai sifat
dalam perubahan
fisika dan kimia
Memahami saling
ketergantungan dalam
ekosistem
Mengidentifikasi
terjadinya reaksi
kimia melalui
percobaan
sederhana
Mengaplikasi peran
manusia dalam
pengelolaan lingkungan
untuk mengatasi
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
Menjelaskan proses
terjadinya korosi
pada logam
Menjelaskan
penyebab
Mengetahui peran
manusia dalam
pengelolaan lingkungan
Mengetahui penerapan
pencegahan dan
TEMA
BAGAIMNA
TERJADINYA
KOROSI?
14
hubungannya
dengan
kesehatan dan
permasalahan
lingkungan
Menjelaskan
proses
terjadinya
hujan asam
Menjelaskan
dampak hujan
asam terhadap
kesehatan dan
permasalahan
lingkungan.
terjadinya korosi
pada logam
pengelolaan benda
berkorosi
Menjelaskan proses
terjadinya korosi
pada logam
Menjelaskan
penyebab
terjadinya korosi
pada logam
Subjek /
Materi
Hujan asam
Pendekatan /
Metode
Inkuiri
Diskusi
Inkuiri terbimbing
Eksperimen
Menjelaskan peran
manusia dalam
mencegah dan
mengelola benda yang
berkorosi
Mengaplikasikan
peranan manusia dalam
mencegah dan
mengelola benda
berkorosi dalam
kehidupan sehari-hari
Peran manusia dalam
mengelola kerusakan
lingkungan
Inkuiri terbimbing
(masalah korosi, lalu
merencanakan dan
melakukan suatu proyek
untuk mencegah dan
mengelola benda
berkorosi)
Diskusi
Tujuan
Pembelajaran
15