Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
ERNITA NURLIANI
05031281419091
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
CHONDRICTHYES (IKAN HIU) dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas biologi umum. Dalam Penulisan
makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca.
DAFTAR ISI
i
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang...................................................................................
1.2
Perumusan Masalah...........................................................................
1.3
Tujuan................................................................................................
BAB I
ii
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hewan Chondricthyes
Untuk memahami bagaimana karakteristik dari hewan Chondricthye
Untuk memahami anatomi, morfologi, serta fisiologi dari hewan Chondricthyes
Untuk mengetahui sistem klasifikasi hewan chondricthyes
BAB II
PEMBAHASAN
1
disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih
ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga
memberikan daya apung tubuh untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain
hati,
lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi
makanan terakhir. Perut itu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus,
yang mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di rektum
dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah ruang tempat
saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka ke luar.
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pancreas yang merupakan kelenjar
pencernaan dengan dua lobus merah muda.
3 Selan itu terdapat dua organ lain yang tidak
termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang merupakan organ
gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang kedua adalah kelenjar
dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus. Karena berfungsi sebagai
kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida (garam) dari darah. (Gambar 3)
2.6 Sistem Rangka
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ pembau dan
kapsul otak bergabung menjadi satu. Eksoskeletonnya merupakan mantel keras seperti
email pada gigi vertebrata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang
sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate-quadrat dan
kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang
bawah. Rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula
dari lengkung insang ke 2.
Umumnya struktur appendages (alat gerak) depan lebih rumit daripada
belakang. Alat gerak ikan hiu berupa sirip. Tulang di bagian ventral dari pusat sirip ikan
hiu disebut korakoid, sedangkan yang memanjang ke arah dorsal di bagian tepi sirip
disebut skapula. Selanjutnya untuk kelompok ikan ini, tulang gigi berasal dari dermal.
Tulang-tulang bagian panggulnya lebih sederhana daripada bagian gelang bahu dan
hampir melekat pada columna vertebralis.
2.7 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut. Farink, oesofagus yang pendek, Lambung,
usus dan bermuara ke anus.
1. Mulut trasversal diperkuat oleh gigi yang sama dengan sisik placoid. Gigi setiap
kali tanggal diganti dengan gigi yang
4 baru.Mulut merupakan tempat masuknya
makanan.hiu memiliki gigi yang berkembang dengan baik yang membuatnya
ditakut oleh organism lain.
2. Farink terdapat celah insang dan spirakel
3. Kerongkongan. Ikan hiu memiliki kerongkongan yang yang pendek dan lebar
hampir tidak terlihat dari lambung.
4. Lambung. Merupakan tempat pancernaan secara kimia dan mekanik.
5. Usus memiliki klep spiral yang berfungsi memperluas bidang penyerapan dan
memperrpanjang proses digesti.
6. Rectum.dari usus makanan kemudian disalurkan ke rectum dan kloaka. Dari
kloaka sisa sisa makanan nantinya disalurkan keluar tubuh. Selain berfungsi
sebagai tempat pengeluaran sisa makanan kloaka juga berfungsi sebagai tempat
pengeluaran kencing dan sebagai saluran reproduksi.
2.8 Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi pada ikan merupakan sistem sirkulasi tunggal. Jantung terdiri
atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus yang keluar dari ventrikel.
Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang yang tidak mengandung oksigen. Darah dari
jantung dipompa menuju ke insang untuk di isi oksigen kemudian diedarkan keseluruh
tubuh. Jantung ikan hanya memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan
konus atau bulbus arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu melewati sinus
venosus, dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel. Kemudian di pompa
kearah konus arteriosus menuju ke aorta ventral.
Dari aorta ventral darah disalurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferentia,
selanjutnya dari arteri brankia eferen darah mengumpul pada aorta (arcus aortikus)yang
akan menjadi aorta ventral dan dorsal. Pada saat perkembangan embio ada 6 buah
lengkung aorta, meskipun pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami
modifikasi. Sinus venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang
merupakan gabungan pembuluh vena kardial anterior dan posterior. Darah dari kepala
dikumpulkan oleh vena kardial anterior dan darah dari ginjal dikumpulkan oleh vena
jardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah pembuluh vena latero abdominalis yang
menerima darah dari dinding tubuh dan alat gerak. Sistem portalrenalis terdiri dari vena
kaudal dan dua pembuluh portal ginjal. Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari
lambung dan usus kemudian kembali ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus
melalui vena katup untuk mencegah darah kembali ke jantung.
2.9 Sistem Respirasi
Insang merupakan cirri pernafasan pada ikan. Secara embriologis celah insang
tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh ke luar dan bertemu
dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut dibuka maka air dari luar akan masuk ke
faring kemudian keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini
melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang
celah insang ditambah pasangan celah anterior
non respirasi yang disebut dengan
5
spirakel.
2.10 Sistem Eksresi
Sistem eksresi pada ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal Urine dikumpulkan
dalam tubulus segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan kepapila urogenitalis dan
bermuara di kloaka bagian dorsal
2.11 Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf pada hiu terdiri dari:
A. Systema nervossum central (SNC)yang terdiri dari otak dan medulla spinalis
B. Systema Nervossum Peripherium (SMP)yang terdiri dari 10 pasang nervus
cranialis dan nervus spinalis
C. Systema Nervus Otonom yang terdiri dari nervus sympaticus dan nervus
parasympaticus yang bekerja antagonis.
2.12 Sistem indera
Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon
vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat sisi.
2.13 Sistem Reproduksi
Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan (Gambar
6
4) dan betina (Gambar 5). Pada jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi
claspers sirip pelvis yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers
terbentuk dari tulang rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak
di ujung anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran
reproduksi bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus
urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian
disampaikan ke betina selama kopulasi.
Pada betina memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam rongga
tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali telur
dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan disekitar
membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell yang
tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur berkenbang dan
menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies sangat bervariasi.
Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus dalam kulit hingga
diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu jantan dan betina berhadapan. Seperti yang terlihat dalam
gambar ini hiu jantan memasukkan salah satu claspers ke dalam kloaka betina. Sperma
terkandung dalam paket sperma yang disebut spermatophores. Sperma ini kemudian
disalurkan ke hiu betina melalui saluran clasper.
Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat
ovovivivar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju disebut
viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi embrio yang ada
dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus atau melalui koneksi
plasenta. Reproduksi yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan viviparity
karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina kemudian
anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan langsung dari ibunya
melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara reproduksi terakhir adalah
oviparity. Telur hiu (Gambar 6) diletakkan di ganggang atau koral. Setelah telur aman
telur tidak menerima perlindungan atau makanan dari induknya.
7 III
BAB
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
DAFTAR PUSTAKA
8
Artawan, I Ketut, dkk. Buku Ajar Zoologi Invertebrata dan Vertebrata. IKIP
Negeri Singaraja: Singaraja
Sukiya.2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
LAMPIRAN
Gambar
1
Gambar
2
Gambar
3
Gambar
4
Gambar 5