28 Jan 2015 Jtptunimus GDL Erniriyono 5633 3 Babii
28 Jan 2015 Jtptunimus GDL Erniriyono 5633 3 Babii
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Posyandu Lansia
a. Pengertian
Posyandu Lansia atau Kelopok Usia Lanjut (POKSILA) adalah
suatu wadah pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan
non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik
beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007 : 290)
Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok
umur lainnya (Depkes RI, 2003 : 100).
b. Dasar Hukum
Pembinaan usia lanjut di Indonesia dilaksanakan berdasarkan
beberapa
undang-undang
menentukan
kebijaksanaan
dan
peraturan
pembinaan.
sebagai
Dasar
dasar
dalam
hukum/ketentuan
10
tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 14, (4) UU No. 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah, (5) UU No.25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah, (6) peraturan pemerintah No.
25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan
propinsi sebagai daerah otonomi (Depkes RI, 2003 : 110).
c. Tujuan
Tujuan umum dari Posyandu Lansia adalah meningkatkan
kesejahteraan Lansia melalui kegiatan Posyandu Lansia yang mandiri
dalam masyarakat. Tujuan khususnya, meliputi: (1) meningkatnya
kemudahan bagi Lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan, (2) meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan Lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan, (3) berkembangnya
Posyandu Lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas
yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003 : 111).
d. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pembinaan POKSILA, terbagi dua yaitu:
(1) sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia
lanjut (60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan, (2) sasaran tidak langsung, yang
meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di lingkungan
usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan
usia lanjut, petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut,
11
12
13
12) Kegiatan olah raga antara lain senam Lansia, gerak jalan santai, dan
lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
Kecuali kegiatan pelayanan kesehatan seperti uraian di atas, kelompok
dapat melakukan kegiatan non kesehatan di bawah bimbingan sektor
lain, contohnya kegiatan kerohanian, arisan, kegiatan ekonomi
produktif, forum diskusi, penyaluran hobi dan lain-lain (Depkes RI,
2003 : 124).
f. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap
Lansia, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
adalah sistim 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut:
1) Tahap
pertama:
pendaftaran
Lansia
sebelum
pelaksanaan
pelayanan.
2) Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan
Lansia, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan.
3) Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan,
dan pemeriksaan status mental.
4) Tahap
keempat:
pemeriksaan
air
seni
dan
kadar
darah
(laboratorium sederhana).
5) Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes RI,
2003 : 125).
14
2. Kader
a. Pengertian
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan
terlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengah
masyarakat
dan
merasa
berkewajiban
untuk
melaksanakan
15
16
Pendidikan kader
Tingkat
pendidikan
turut
menentukan
mudah
tidaknya
17
Pekerjaan Kader
Pendidikan seseorang merupakan faktor yang penting dalam
usaha memperoleh kesempatan kerja. Seseorang yang berpendidikan
tinggi akan mendapatkan kesempatan memperoleh kerja yang lebih
baik bila dibandingkan dengan seseorang yang berpenghasilan rendah.
18
kader
tersebut
dalam
kegiatan
posyandu
lansia
masih
kurang
karena
waktunya
akan
habis
untuk
Pelatihan Kader
Selain
dukungan
tokoh
masyarakat,
pendidikan
kader,
kader-kader
ke
pelatihan-pelatihan
dan
seminar
19
4. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan, yang
bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju
hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar.
20
21
tenaga
pengajar,
kemampuan
individu,
kelompok,
22
pendidikan
kesehatan
adalah
agar
masyarakat
dapat
23
5. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, peraba, pembau, perasa. Sebagian besar pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003 : 168).
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu dan setiap jenis pengetahuan
mempunyai ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana
(epistemology), dan untuk apa (aksiology) pengetahuan tersebut
(Notoatmodjo, 2000 : 19).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu cara
tradisional (ilmiah) dan cara modern (non ilmiah). Cara tradisional
(ilmiah) meliputi: (a) cara coba dan salah ( trial and error), cara ini
24
pemerintah,
otoritas
pemimpin
agama
maupun
ahli
kemasyarakatan,
kemudian
hasil
pengamatan
tersebut
25
yang
digunakan
untuk
mengukur
yaitu
menyebutkan,
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
26
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, kriteriakriteria ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2000) pengetahuan dalam masyarakat
dipengaruhi beberapa faktor, meliputi: (a) tingkat pendidikan, semakin
tinggi tingkat pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru
dan mudah menyesuaikan hal-hal baru tersebut, (b) informasi,
seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
memberikan pengetahuan yang lebih jelas, (c) budaya, budaya sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasiinformasi yang diperoleh belum sesuai dengan budaya yang ada dan
agama yang dianut, (d) pengalaman, pengalaman di sini berkaitan
dengan
umur
dan
pendidikan
individu,
maksudnya
semakin
27
materi yang ingin diukur dari responden yang ingin dilakukan atau
diukur, dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan.
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dengan menggunakan
angket atau koesioner pada umumnya berupa persentase yang
menggambarkan tingkat pengetahuan baik, cukup atau pengetahuan
kurang. Menurut Waridjan (1999), pengetahuan seseorang tentang
sesuatu hal dikatakan baik bila nilai jawaban benar berkisar pada
rentang 80-100%, dikatakan cukup bila menjawab benar sebesar
65-79%, dan pengetahuan dikatakan kurang bila persentase nilai benar
kurang dari 65%.
B. Kerangka Teori
Berdasarkan landasan teoritis yang telah dipaparkan kerangka teori
dalam penelitian ini adalah :
Dukungan Tokoh
Masyarakat
Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan
Pengetahuan
Pekerjaan
Pelatihan
28
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Dukungan
Tokoh
Masyarakat
Pengetahuan
Kader Tentang
Pelayanan
Posyandu Lansia
Pendidikan
Kader
Pekerjaan
Kader
Pelatihan
Kader
D. Hipotesis
a) Ada hubungan antara pengetahuan Kader terhadap Pelayanan Posyandu
Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
b) Ada hubungan antara Pendidikan Kader terhadap pengetahuan Kader
tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan
Bonang, Kabupaten Demak.
c) Ada hubungan antara Pekerjaan Kader terhadap pengetahuan Kader
tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan
Bonang, Kabupaten Demak.
29