Anda di halaman 1dari 18

DISUSUSUN

OLEH:

NAMA : MUH.QADRI
KELAS : X.MIA-5
NO.URUT : 30
SMA NEGERI 17 MAKASSAR

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan)


merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang
berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung
calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyer bukan atau
persarian yang diikuti oleh pembuahan.

Tumbuhan berbiji menurut klasifikasi yang diterima secara luas termasuk daam filum
Pteropsida. Filum ini tidak anya meliputi pembawa biji tetapi juga termasuk paku yang
sebenarna tidak berbiji.

1) Ciri-ciri umum
a. Struktur perkembangan yang khas adalah biji yang dihasilkan oleh bunga ataupun runjung.
b. Kormophyta : sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati
c. Tracheophyta : sudah mempunyao pembuluh angkut berupa xylem dan floem.
d. Pada hakekatnya tumbuhan berbiji memiliki pigmen hijau (klorofil), hanya beberapa
spesies yang tidak memilikinya sehingga bersifat parasit.
e. Ada yang bersifat sporofit yang mendapatkan makanan dari bahan-bahan organic.
f. Sebutan lain untuk tumbuhan berbiji
i)

Anthophyta (tumbuhan berbunga)

ii)

Phanerogame(tumbuhan yang perkawinannya terlihat)

iii) Embriphyta sifonogama (tumbuhan yang berlembaga dan perkawinanya melalui


pembuluh)

2) Reproduksi Tumbuhan berbiji


a. Reproduksi Vegetatif
Merupakan cara reproduksi tanpa melibatkan gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi
vegetative dapat terjadi secara alami atau buatan
Reproduksi Vegetatif Alami

Reproduksi Vegetatif Buatan

1. Rizom (rimpang/akar tunggal)

1. Mencangkok

2. Stolon (geragih)

2. Menempel (okulasi)

3. Umbi Lapis (bulbus)

3. Menyambung

4. Tunas

4. Menyetek

5. Umbi Batang

5. Merunduk

6. Kormus

6. Kultur Jaringan

b. Reproduksi Generatif

Merupakan cara reproduksi yang melibatkan gamet jantan dan gamet betina.
Penyerbukan
Penyerbukan berdasakan asal serbuk sari Penyerbukan berdasarkan factor yang
membantu
1. Autogami

1. Anemogami

2. Kleistogami

2. Hidrogami

3. Geitongami

3. Zoidiogami

4. Aloami (xenogami)
5. Bastar (hibridogami)
Pembuahan
Merupakan proses penyatuan atau peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum).
Biasanya, proses pembuahan tersebut terjadi tidak lama setelah proses penyerbukan.

3)

Klasifikasi Tumbuhan Berbiji

PERBEDAAN UTAMA ANTARA ANGIOSPERMAE DAN GIMNOSPERMAE


Faktor Pembeda

Gimnospermae

Angiospermae

Habitus/bentuk tubuh

Semak, perdu, pohon

Terna, semak, perdu, pohon

Sistem akar

Tunggang

Serabut dan tunggang

Batang

Tegak lurus, bercabang-cabang Bercabang-cabang atau tidak

Daun

Jarang yang berdaun lebar dan


bersifat majemuk

Kebanyakan berdaun lebar, ada


yang berdaun majemuk dengan
komposisi yang beraneka ragam

Sistem tulang daun

Tidak beraneka ragam

Beraneka ragam

Bunga

- Bunga sesungguhnya belum ada


-

Ada
Tidak

Membentuk strobilus

Bakal biji tidak tampak


(tertutup)

- Bakal biji tampak menempel


pada daun buah
Penyerbukan

- Serbuk sari jatuh di tetes


penyerbukan pada bakal biji

Serbuk sari jatuh di kepala


putik

- Jarak waktu antara


Jarak waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan penyerbukan sampai pembuahan
relatif panjang
relative lebih pendek
Anatomi

- Akar dan batang memiliki


kambium
- Berkas pembuluh angkut
bertipe kolateral terbuka
-

Hanya sebagian anggota


yang memiliki cambium pada
akar dan batangnya
Bertipe kolateral terbuka
atau tertutup

Xilem terdiri atas trakeid

- Pada floem tidak terdapat


sel-sel pengiring

Terdiri atas trakea dan


trakeid
-

Terdapat sel-sel pengiring

1. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau
tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak
terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau
Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak
terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daundaun penyusun strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya, "pntil"nya (yaitu bijinya)
sejak dari "kroto" hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak
pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang
lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok
yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai
penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).

1) Ciri dan Struktur Gymnosperma

a) Ciri morfologi

(1) Umumnya merupakan tumbuhan berkayu, berupa pepohonan atau perdu


(2) Sistem perakarannya serabut
(3) Batangnya berkayu tumbuh tegak, banyak cabang atau tidak sama sekali
(4) Daunnya kecil, tebal, atau seperti jarum
(5) Alat perkembangbiakannya disebut strobilus
(6) Bunga sesungguhnya belum ada

b) Ciri anatomi
(1) Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar
(2) Ujung akarnya terlindung oleh tudung akar atau kaliptra
(3) Endodermis pada akar maupun batang mengandung banyak zat tepung
(4) Pada silinder pusat akar dan batang terdapat fasis atau ikatan pembuluh yang sel-selnya
belum berfungsi sempurna

2) Daur hidup Gymnosperma


Pada generasi sporofit, tumbuhan gimnosperma menghasilkan heterospora berupa mikrospora
dan megaspore. Mikrospora berkembang menjadi mikrogametofit dan berisi serbuk sari.
Setelah dilepas, butir-butir serbuk sari berkembang menjadi sperma. Sementara itu,
megaspore berkembang menjadi megagametofit. Pada saat penyerbukan, serbuk sari melekat
pada bakal biji. Selanjutnya, sperma bergerak menuju sel telur melalui buluh serbuk sari. Jika
terjadi pembuahan, maka terbentuk zigot yang berkembang menjadi embrio dan biji. Jika biji
tersebut jatuh pada tempat yang sesuai, maka biji akan tumbuh berkembang menjadi
tumbuhan baru.

3) Klasifikasi Gymnosperma

a)

Divisi Pinophyta (Konifer)

Sebanyak kurang lebih 550 spesies dari anggota divisi ini memiliki habitus berupa semak,
perdu atau pohon. Konifer sering disebut pohon jarum karena memiliki tajuk berbentuk
kerucut dan memiliki daun berbentuk jarum. Beberapa contoh konifer :
(1) Ordo Texales, terdiri atas famili Taxaceae (contoh: Taxus baccata, Torreya dan
Austrotuxus) dan famili Cephalotaxaceae (contoh: Cephalotaxus fartanei dan Amentotaxus
(2) Ordo Araucariales, terdiri atas famili Araucariaceae. Contoh : Araucaria cunninghamii,
Agathis alba

(3) Ordo Podocarpalles, terdiri atas famili Podocarpaceae. Contoh: Podocarpus imbricata
(4) Ordo Pinales, terdiri atas famili Pinaceae. Contoh: Pinus silvestris
(5) Ordo Cupressales, terdiri atas famili Taxodiaceae (contoh: Taxodium distichum dan
Sequoia gigantea) dan famili Cupressaceae (contoh: Juniperus communis, Thuya gigantea,
dan Thuya occidentalis)

b)

Divisi Cycadophyta (Tumbuhan sikad)

Tumbuhan sikad merupakan tumbuhan berkayu yang tidak atau sedikit bercabang. Bunga
tersusun dalam strobilus berumah dua. Anggota tumbuhan sikad dikelompokkan dalam ordo
Cycadales dan famili Cycadaceae. Sampai sekarang telah tercatat 100 spesies tumbuhan
sikad. Tumbuhan ini telah menyebar hampir di seluruh dunia, yaitu meliputi Benua Amerika,
Asia, dan Australia. Contoh: Cycas rumphii, Dioon edule, Ramia floridiana

c)

Divisi Ginkgophyta (Pohon Rambut Dara)

Pohon rambut dara memiliki habitus berupa pohon bertunas panjang dan pendek. Daunnya
bertangkai panjang berbentuk kipas dengan tulang daun bercabang seperti garpu. Pohon
rambut dara dikelompokkan dalam ordo Ginkgoales dan famili Ginkgoceae. Contoh: Ginkgo
biloba

d)

Divisi Gnetophyta (Gnetofita)

Sebanyak 90 spesies gnetofita merupakan tumbuhan berkayu yang batangnya ada yang
bercabang, tidak bercabang, atau terdiri atas hipokotil yang menebal. Dalam kayu
sekundernya terdapat vasa (trakea). Daun-daunnya tunggal berhadapan dan bunganya
berkelamin tunggal. Contoh:
(1) Ordo Ephedrales, terdiri atas famili Ephedraceae. Contoh: Ephedra altissima
(2) Ordo Gnetales, terdiri atas famili GnetaceaeContoh: Gnetum gnemon (melinjo)
(3) Ordo Welwitschiales, terdiri atas famili Welwitsciaceae. Contoh: Welwitschia mirabilis

4) Manfaat Gymnosperma
a)

Sebagai bahan bangunan. Contoh: Podocarpus imbricata, Pinus silvestris, Thuya

b)

Sebagai bahan baku ukiran. Contoh: Texus baccata

c)

Sebagai bahan baku kertas. Contoh: beberapa jenis cemara

d)

Sebagai penghasil getah Contoh: Pinus merkusii, pohon damar

e)

Sebagai bahan makanan atau minuman. Contoh: buah pohon juniper dan melinjo

f)

Sebagai bahan obat-obatan. Contoh: Ginkgo biloba dan Abies balsamea

2. Tumbuhan Berbiji Tertutup ( Angiospermae )

Angiospermae (bahasa Yunani, angieo = botol, sperma = biji). Berbeda dengan


Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi oleh
bakal buah. Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah (herba),
mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia terdapat pada
mikrosporofil yang disebut benang sari.

(1) Ciri-ciri morfologi


Tumbuhan berbiji tertutup mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut:

a.
Organ tubuh seperti akar, batang, dan daun telah dapat dibedakan dengan jelas.
Tumbuhan ini telah memiliki bunga sesungguhnya (telah memiliki kelopak, mahkota bunga,
benangsari, dan putik).
b.
Bentuk daunnya pipih, lebar, dan memiliki susunan urat daun beraneka ragam, ada yang
menyirip, menjari, menyirip-menjari, sejajar melengkung, dan lain-lain.
c.
Tumbuhan ini berkembang biak secara kawin dengan alat perkembangbiakan yang
terdapat pada bunga, terdiri atas alat kelamin jantan berupa benang sari serta alat kelamin
betina berupa putik. Pembuahannya merupakan pembuahan ganda, artinya sekali proses
pembuahan terjadi dua hasil, yaitu:
1) peleburan sel antara sel telur dan spermatozoid menghasilkan embrio atau lembaga, dan
2) peleburan antara inti kandung lembaga dan spermatozoid menghasilkan putik lembaga
atau calon endosperma.
d.

Selang waktu antara penyerbukan dan pembuahan relatif singkat.

e.
Lembaga atau embrionya tersimpan di dalam bakal biji. Bakal biji terlindung oleh daun
buah sehingga bakal biji tidak tampak dari luar.

(2) Daur hidup Angiosperma

Inti kandungan lembaga primer membelah tiga kali berturut-turut sehingga terbentuk delapan
inti, yaitu
a. Tiga inti di daerah mikropil

1 sel telur

2 sel pengapit sel telur (sinergid)


b. Tiga inti di daerah kalaza (antipoda)
c. Dua inti bergerak ke bagian tengah kanduga lembaga kandungan sekunder
Pada angiospermae, proses pembentkan lembaga atau embrio dapat terjadi
Melalui proses pembuahan dan tanpa proses pembuahan. Kedua macam proses tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.

a. Pembentukan lembaga melalui proses pembuahan


-

Spermatogenesis (proses pembentukan sperma)

Di dalam benang sari (mikospora)


mkrosporangia
sari (jumlah kromosom sama dengan setengah sel induk)
-

sel induk mikospora

sebuk

Oogenesis (proses pembentukan ovum)

Di dalam putik (megaspore/makospora)


megasporangia
sel induk megaspore
megaspore
didalam ovula terjadi 3 kali mitosis
membentuk 8 sel
Antipoda : 3 buah
IKLS

: 2 buah

Sinergid

: 2 buah

Ovum

: 1 buah

Berdasarkan cara buluh serbuk sari mencapai kandungan lembaga di dalam bakal biji,
pembuahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
i.

Porogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk melalui mikropil

ii. Aporogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk tisak melalui
mikropil

b. Pembentukan Lembaga tanpa proses pembuahan


Beberapa angiosperma adapt membentuk (embrio) tanpa melalui proses pembuahan
(apomiksis), yaitu
-

Partogenesis, terbentuknya lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi

Apogamic, terbentuknya lembaga dari begian-bagian lain di dalam kandungan


lembaga. Misalnya,sel sinergid
Embrio adventif, terbentuknya lembaga dari salah satu sel sporofit. Misalnya salah
satu sel nuselus yang tumbuh menjadi lembaga kemudian masuk ke dalam kandungan
lembaga

(3) Klasifikasi Angiospermae


Dibedakan menjadi dua kelas, yaitu Monocotyledonae (tumbuhan berkeping satu), dan
Dicotyledonae (tumbuhan berkeping dua).

a. Kelas Monocotyledonae

Ciri-ciri Monocotyledonae:
1.

Susunan akarnya adalah serabut. Ujung akarnya terlindung oleh kaliptra(tudung akar).

2.
Batangnya tampak jelas, dengan ruas-ruas yang jelas pula. Umumnya, batang monokotil
jarang bercabang, kecuali dari suku gramineae.
3.

Bentuk daunnyaberaneka ragam dengan urat daun sejajar atau melengkung.

4.
Bagian-bagian bunganya, seperti kelopak bungan dan mahkota bunga berjumlah tiga
atau kelipatan tiga.
5.

Bijinya hanya mempunyai sebuah keping atau kotiledon.

6.
Pada umumnya, akar maupun batang monootil tidak mempunya kambium. Oleh sebab
itu pada umumnya tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh besar, kecuali pohon suci, dan
nanas seberang.
7.
Pada stele batang terdapat ikatan pembuluh atau fasis bertipe kolateral tertutup. Letak
fasis ini tidak teratur.
Kelas Monocotyledonae dapat dibagi menjadi beberapa ordo, diantaranya adalah Poales,
Cyperales, Zinguberales, Liliales, Bromeliales, Orchidales, dan Arecales.

b. Kelas Dicotyledonae

Ciri-ciri Dicotyledonae:
1.

Akar, batang, dan daun sudah sempurna. Akarnya tersusun atas akar tunggang.

2.
Batangnya sangat bervariasi, ada yang keras, ada yang berair dengan ruas-ruas yang
tidak jelas. Pada batangnya terdapat banyak cabang.
3.
Bentuk daunnya beraneka ragam, dengan urat daun yang tersusun menyirip atau
menjari.
4. Tumbuhan kelas ini berkembang biak secara kawin. Alat perkembangbiakannya
terdapat pada bunga, terdiri atas benang sari dan putik. Hasil pembuahannya adalah lembaga
yang tersimpan di dalam biji. Pada waktu biji berkecambah, kotiledonnya terbelah menjadi
dua.
5.

Bagian bunga berjumlah lima atau kelipatan lima.

6.

Ujung akar dan pucuk batangnya tidak diselubungi oleh suatu pelindung.

7.

Akar dan batangnya mempunyai kambium, sehingga dapat tumbuh membesar.

8.
Pada stele terdapat fasis. Fasis pada akar bertipe radial, sedangkan pada batang bertipe
kolateral terbuka.
9.

Letak fasis pada batang sejajar dengan permukaan batang.

Tumbuhan Dicotyledonae dapat dibagi menjadi tiga subkelas, yaitu Apetalae, Dialipetalae,
dan Sympetalae.
1)

Subkelas Monochlamidae atau Apetalae

Anggota subkelas ini adalah tumbuhan dikotil yang tidak memiliki mahkota bunga.
Tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan ini antara lain famili Piperaceae, Moraceae, dan
Euphorbeaceae.
2)

Subkelas Dialypetalae

Anggotanya meliputi tumbuhan yang helaian mahkota bunganya antara yang satu dengan
yang lainnya saling lepas. bunga. Tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan ini antara lain
famili Annonaceae, Myristicaceae, Mimosaceae, Papilionaceae, Myrtaceae, Malvaceae, dan
Rutaceae.
3)

Subkelas Sympetalae

Tumbuhan suku bunga ini memiliki bunga dengan mahkota bunga atau kelopaknya saling
berhubungan. bunga. Tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan ini antara lain famili
Solanaceae, Convolvulaceae, Labiatae, Rubiaceae, dan famili Cucurbitaceae.

PERBEDAAN UTAMA ANTARA TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL


Faktor Pembeda Tumbuhan Dikotil
Biji

Tumbuhan Monokotil

1. Memiliki lembaga dengan dua daun 1. Memiliki dengan satu daun


lembaga
lembaga
2. Ketika berkecambah, biji membelah 2. Ketika berkecambah, biji tidak
menjadi dua
membelah

Lembaga

Akar lembaga tumbuh menjadi akar


tunggang yag bercabang

Akar lembaga mati disusul dengan


pembentukan sistem akar serabit

Batang

Dari pangkal ke ujung berbentuk


kerucut panjang, bercabang-cabang,
dan berbuku-buku dengan ruas tidak
jelas

Dari pangkal ke ujung hampir sama


besar, tidak bercabang, dan
berbuku-buku dengan ruas tampak
jelas

Daun

1. Tunggal atau majemuk,sering


disertai daun penumpu

1. Tunggal berupih
2. Berseling atau roset

2. duduk daun tersebar


3. sejajar atau melengkung
3. Tulang daun menyirip atau menjari

Bunga

Bunga berkelipatan 2,4, atau 5

Bunga berkelipatan 3

Anatomi

1. Akar dan batang memiliki cambium 1. tidak memiliki cambium


2. Berkas pembuluh angkut bersifat
kolateral terbuka

2. berkas pembuluh angkut bersifat


kolateral tertutup

Ujung akar
lembaga

Tidak mempunyai sarung pelindung

Mempunyai sarung pelindung yaitu


koleoriza

Ujung pucuk
lembaga

Tidak mempunyai sarung pelinfung

Mempunyai sarung pelindung yaitu


koleoptil

(4)

Manfaat Angiospermae

a.

Sebagai sumber bahan makanan

1)

Sumber karbohidrat

Seperti tanaman padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum (Tritichum sativum), ketela
pohon (Manihot utilisima), dan tebu (Saccharum officinarum).
2)

Sumber protein

Kedelai (Glycine max) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus).


3)

Sumber lemak

Kelapa (Cocos nucofera), kelapa sawit (Elaeis guineensis), wijen (Sesamum indicum), dan
kacang tanah (Arachis hypogaea).
4)

Sumber vitamin dan mineral

Kubis (Brassica oleracea), tomat (Solanum lycopersicum), buncis (Phaseolus vulgaris), kapri
(Pisum sativum), jeruk (Citrus sp.).

b. Sebagai sumber bahan sandang, misalnya kapas (Gossypium sp.), rami (Boehmeria sp.),
dan rosela (Hibiscus sabdariffa).

c. Bahan obat-obatan, misalnya kina (Cinchona ledgeriana), kayu putih (Eucaliptus alba),
dan kencur (Kaemferia galanga).

d.Sumber bahan sedap-sedapan atau bahan penyegar, misalnya kopi (Coffea sp.), cengkih
(Eugenia aromatica), the (Camellia sinensis)

e. Penghasil bahan bangunan, kerajinan, dan bahan industri yang lain, misalnya jati (Tectona
grandis), sengon (Albizia sp.), bambu, rotan, karet, dan mahoni.

Anda mungkin juga menyukai