Anda di halaman 1dari 7

Perforasi apendiks di dasar sekum,

tantangan operasi yang jarang pada


apendisitis akut, kajian literature
Chee Siong Wong dan Syed Naqvi Altaf
Abstrak
latar Belakang :
Apendisitis akut adalah kondisi bedah akut abdomen yang paling umum ditemukan. Diagnosis
dapat ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan serta didukung dengan tes darah dan tes
urine.
Diagnosis dan rujukan bedah dapat mengurangi resiko perforasi dan mencegah komplikasi .
Tingkat mortalitas apendisitis non -perforasi adalah kurang dari 1 persen . Apendisitis perforasi
memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi - sebesar lima persen dan mungkin lebih tinggi lagi
pada kelompok usia muda dengan manifestasi klinis atau diagnosa yg terlambat dan kelompok
usia tua yang memiliki co- mirditas yang multiple.
Etiologi dari apendisitis ini tidak diketahui . Ini mungkin berhubungan dengan kurangnya serat ,
factor genetik, atau infeksi virus . Ini mungkin disebabkan oleh fecolite . lokasi apendiks yg
paling sering ditemukan di daerah retrocecal
Laporan Kasus :
Kami melaporkan kasus seorang pria berusia 46 tahun yang masuk unit layanan bedah di Mid
Western Rumah Sakit Regional , Limerick dengan diagnose suspect apendisitis yang ternyata
adalah perforasi ceacum
komplikasi yag langka yang dapat terjadi pada apendisitis akut. Kami melakukan tinjauan
literatur dengan membandingkan dua pendekatan utama dengan menggunakan bemikolektomi
kanan dan penutupan primer dengan omental patch kami membahas dan mengamati perbedaan
hiperkolektomi dengan penutupan primer omental patch serta panduan untuk penangananya .
kesimpulan :
penelitian yang membandingkan antara kedua jenis pembedahan ini masih terbatas.
Penelitian prospective yang lebih luas diperlukan untuk membandingkan kedua pendekatan dan
hasil jangka panjang .

Latar belakang
Apendisitis akut merupakan alasan yang
paling umum untuk dilakukannya intervensi
pada nyeri akut abdomen. Diagnosis dapat
ditegakkan
dari gejala
klinis
dan
pemeriksaan serta didukung dengan tes
darah dan tes urine. Ini merupakan kondisi
umum yang dapat mempersulit untuk
membuat diagnosis ketika gambaran klinis
adalah garis perbatasan sugestif apendisitis
akut.
Terutama
pada
anak-anak,
divertikulitis akut Meckel harus diingat,
sebagai gambaran klinis dalam membedakan
apendisitis akut. Perforasi dari usus besar
biasanya disebabkan oleh apendisitis akut
yang parah namun penanganan bedah pada
kondisi ini jarang disebutkan didalam
berbagai literature.kami
Kami menitik
beratkan pertanyaan ini dan melakukan
kajian literature untuk mambandingkan dua
kemungkinan pendekatan bedah yang biasa
dihadapi oleh ahli bedah.
Laporan Kasus
Seorang laki laki berusia 46 tahun dating
denga riwayat nyeri akut pada fossa iliaka
kanan yang disertai dengan mual, demam =,
dan anoreksia. Tidak ada gejala urinary dan
gejala abdomen. Tidak ada riwayat
pembedahan atau riwayat pengobatan yang
signifikan sebelumnya. Tidak ada riwayat
melakukan perjalanan dalam waktu dekat,
dan tidak ada riwayat keluarga dengan
colitis atau IBD. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 39,4 derajat celcius, nadi 91
kali permenit, tekanan darah 159/80 mmHg,
laju pernapasan 20 kali permenit, abdomen
tidak distensi namun terdapat nyeri tekan
pada fossa iliaka kanan dengan disertai
guarding yang disadari. Tidak ada rebound
tenderness, Rovsing sign positif.
Pemeriksaan lab darah menunjukkan
peningkatan WBC 19,91 10 / L, 9 Hb 13,7
g / dl, trombosit 242 10 / L. Na 137 mmol /
L, K93.8 mmol / L, urea 4,8 mmol / L,
kreatinin 92 mmol / L, amilase

24IU/L.Urine mikroskop negatif bagi kemih


infeksi saluran, leukosit <10/ul dan sel darah
merah <10/ul.
Film polos Perut dan Dada X-Ray tidak ada
kelainan (Gambar 1 dan 2). Diagnosis
apendisitis akut dibuat secara klinis dan
pasien menyetujui untuk apendisektomi
terbuka di bawah general anestesi.
Operasi: antibiotik intravena yang diberikan
saat masa pre operatif. Dilakukan insisi pada
daerah mcburney. Deseksi apendiks
mengalami kesulitan dan ditemukan puss
sejumlah 5o ml pada rongga peritoneal
sekitar apendiks. Terdapat perforasi caecum
seluas 3 3 cm yang terlihat di dasar usus
buntu (Gambar 3). Secara makroskopik,
apendiks telah mengalami perforasi dan
gangren. Perforasi di dasar sekum diperbaiki
dengan dilakukan penjahitan dengan benang
yang dapat diserap oleh tubuh dan patch
omentum digunakan untuk menutupi sekum
(Gambar 4). Kemudian dicuci dengan
normal saline yang hangat dan larutan
betadine yang dilakukan untuk mencegah
kontaminasi peritoneal. Dan dilakukan
pemasangan drain. Insisi abdomen ditutup
dengan
teknik
penutupan
mass
menggunakan benang PDS 2/ 0 dan jahitan
dengan benang yang dapat diserap oleh
ditubuh sampai jaringan subkutan dan
lapisan di staples.
Bila terjadi tanda-tanda radang, tangani
dengan antibiotic intravena. Bila tidak ada
peningkatan suhu yang ekstrim maka draine
dapat dilepas setelah 5 hari post operasi dan
pasien dipulangkan pada hari berikutnya.
Histopatologi
apendiks
menunjukkan
inflamasi
akut
apendiks
dengan
pembentukan
abses
periapendisekal.
Jaringan epital menunjukkan perubahan
reaktif/reparative.
Tidak
ada
tanda
keganasan.

Gambar 1 Normal film biasa perut

Gambar 2
Normal dada tegak rontgen, Tidak ada udara di bawah
diafragma

Diksusi
Perforasi apendiks, umumnya terjadi pada
ujung
apendiks,
berkaitan
dengan
tampaknya fecolit pada CT scan dan bukan
lokasi anatomi apendiks yang norma
( appendix retrocaecal ) seperti biasa yang
dipikirkan. Perforasi caecum merupakan

diagnosis banding yang tidak umum pada


apendisitis akut. Penyebab lainnya yang
mungkin dari perforasi sekum adalah
perforasi difertikulitis kanan tumor sekum
dan jarang berkaitan dengan benda asing,
pada pasien yang terbakar, infeksi TB, dan
komplikasi SC atau prosedur endoskopi.
Pembedahan untuk perorasi kolon memiliki
tingkat morbiditas dan mortalitas yang
tinggi.
Sementara perbaikan dengan patch
omentum merupakan pendekatan bedah
yang umum untuk menangani perforasi
lambung dan duodenum, hanya sedikit
laporan
pada
literature
yang
membandingkan dua pendekatan bedah yang
sangat berbeda yaitu patch omentum sebagai
perbaikan primer VS hemikolektomi kanan.
Jika muncul perforasi yang tidak
berkomplikasi, tidak ada infeksi berat, dan
hemostasis local yang terkontrol dengan
baik- pendekatan bedah yang kurang
invasive dengan pemberian antibiotic
intravena merupakan penanganan yang
dapat di pilih.
Hemikolektomi kanan memiliki
tingkat morbiditas yang lebih tinggi namun
secara umum hanya direkomendasikan pada
kasus tertentu saja, seperti misalnya
inflamasi yang parah, torsi, perdarahan, dan
inflamasi atau neoplasma sekum yang
ditemukan pada saat operasi.10 Terjadinya
apedisitis yang parah atau sekum yang
mengalami nekrosis pada beberapa kasus
lebih baik menggunakan hemikolektomi
kanan.
Perforasi sekum sangat jarang
ditemukan dan sejauh ini hanya ada
Sembilan kasus yang dipublikasikan (table
1). Operasi yang paling sering dilakukan
untuk
perforasi
sekum
adalah
hemikolektomi kanan, meskipun beberapa
ahli bedah mungkin menyatakan penjahitan
pada perforasi sama adekuatnya dalam
memperbaiki defek. Keuntungannya adalah
waktu rawat inap menjadi lebih pendek,

kehilangan darah yang lebih sedikit,


hemostasis lebih mudah dikontrol, dan
menurunkan resiko robeknya anastomosis.
Namun tidak ada data klinis yang
mendukung hipotesis ini.
Meskipun hemikolektomi kanan
merupakan pendekatan konvensional pada
beberapa kasus perforasi sekum, namun,
kasus yang memiliki tingkat resiko
kontaminasi yang tinggi seperti pada
sekenario saat ini akan memiliki komplikasi
pos operatif yang lebih tinggi seperti infeksi
sekunder
atau
sepsis.
Sehingga
dipsimputuskan untuk dilakukan repair
primer untuk perforasi ini.

Gambar 4 perforasi adalah oversewn dan


omentum adalah
digunakan
untuk menutupi cacat pada usus
Kesimpulan

Hemikolektomi primer pada tatalaksana


perforasi sekum sangat direkomendasikan,
namun
tidak
ada penelitian yang
membadingkan antara hemikolektomi kanan
dengan
tatalaksana
primer
dengan
menggunakan patch omentum. penelitian
yang membandingkan antara kedua jenis
pembedahan ini masih terbatas. Penelitian
prospective yang lebih luas diperlukan untuk
membandingkan kedua pendekatan dan hasil
jangka panjang .

Gambar 3 : Sebuah perforasi besar usus buntu di dasar


sekum

Tabel 1 Berbagai laporan kasus serupa dan pendekatan bedah mereka


Penulis (Tahun) [Ref] Laporan Kasus
Jain et al (2010) [7]
Primer perforasi sekum TBC dan hemikolektomi benar dengan ileostomy dilakukan
Cole et al (2009) [11]
Sebuah divertikulum sekum berlubang dan hemikolektomi tepat dilakukan
Papa Polychroniadis et al (2004)
[2]
Dua kasus divertikulum cecal berlubang dan hemikolektomi yang tepat dilakukan pada kedua kasus
Mauvais et al (1999) [3]
berlubang cecal karena divertikulitis temuan pasca operasi. Namun penulis tidak membahas lebih lanjut tentang
pendekatan bedah
Vitali et al (1998) [12]
sekum divertikulitis berlubang tapi tidak menyebutkan pendekatan bedah yang
Mosca et al (1997) [13]
Sebuah kasus perforasi sekum diverticulitis dan hemikolektomi tepat dilakukan
Ghoneim et al (1995) [6]
sekum perforasi pada pasien luka bakar dirawat menggunakan hemikolektomi tepat
Dorfman et al (1990) [14]
Dilaporkan lima kasus divertikulitis sekum berlubang. Dua kasus diobati dengan tepat hemikolektomi
Wesch et al (1980) [8]
Dua kasus perforasi operasi caesar berikut sekum. Perforasi ini oversewn

Penulis Kontribusi
MW menyusun naskah, mencari literatur dan temuan,
naskah menulis & editing dan penyerahan naskah. SAN
kritis ditinjau naskah. Kedua penulis membaca dan menyetujui final
penyerahan naskah.
bersaing kepentingan
Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan bersaing.
Diterima: 28 Juli 2011 yang diterima: 4 November 2011
Diterbitkan: 4 November 2011
Referensi
1 . Herscu G , A Kong , Russell D , Tran CL , Varela JE , Cohen A , Stamos MJ : Lokasi
apendiks retrocecal dan perforasi pada presentasi . am Surg 2006 , 72 (10) :890-3 .
2 . Papapolychroniadis C , D Kaimakis , Fotiadis P , E Karamanlis , Stefopoulou M ,
Kouskouras K , Dimitriadis A , Harlaftis N : divertikulum berlubang dari
usus buntu . Diagnosis preoperatif sulit. Laporan 2 kasus dan review
literatur . Neumann U , Tek Coloproctol 2004, 8 ( Suppl 1 ) : S116 - 8 .
3 . Mauvais F , Benoist S , Panis Y , Chafa N , P Valleur : Tiga kasus
perforasi divertikular dari sekum dan kolon asendens . Ann Chir
1999 , 53 (1) :89-91 .
4 . Fielitz J , Ehlert HG : Perforasi sekum dengan tusuk gigi - langka
diferensial diagnosis apendisitis akut . Laporan kasus dan review
sastra. Chirurg 2000 , 71 (11) :1405-8 .
5 . Renner K , B Holzer , Hochwarter G , Weihsbeck E , Schiessel R : Dig Surg .
Jarum perforasi usus buntu 2000 , 17 (4) :413-4 .
6 . Ghoneim IE , Bang RL : perforasi sekum pada pasien luka bakar . Luka bakar tahun 1995,
21 (8) :619-21 .
7 . Jain DK , Aggarwal G , Lubana PS , Musa S , Joshi N : TBC Primer
sekum perforasi : entitas klinis yang langka . BMC Surg 2010, 10:12 .
8 . Wesch G , G Ehrlich , Storz LW , Wiest W : Dua kasus perforasi
sekum berikut operasi caesar . Geburtshilfe Frauenheilkd 1980,
40 (2) :116-20 .
9. Durai R, Linsell J: perforasi sekum setelah operasi caesar. br J Hosp Med (Lond) 2011, 72 (5)
:290-1.
10. Kumar Susim, Fitzmaurice JGerard, O'Donnell emark, Brown Robin: Akut fossa iliaka kanan
nyeri: tidak selalu usus buntu atau tumor sekum: dua laporan kasus. Kasus J 2009, 2:88.
11. Cole M, Ayantunde AA, Payne J: divertikulitis sekum menyajikan sebagai akut usus buntu:

sebuah laporan kasus. J Dunia Pgl Surg 2009, 04:29.


12. Vitali V, Di Vito A, Menno P: Sebuah kasus yang jarang terjadi dari divertikulum berlubang
sekum. Minerva Chir 1998, 53 (6) :531-4.
13. Mosca F, Stracqualursi A, Piazza D, Zappala O, S Lanzafame, Latteri F: A rare kasus
abdomen akut: divertikulitis akut berlubang sekum. G Chir 1997, 18 (8-9) :421-5.
14. Dorfman S, Barboza R, Finol F, Cardozo J: divertikulum Single sekum berlubang. Laporan
dari 5 kasus. Rev Esp Enferm Dig 1990, 77 (2) :147-8.
doi: 10.1186/1749-7922-6-36
Mengutip artikel ini sebagai: Wong dan Naqvi: perforasi apendiks di dasar
usus buntu, tantangan operasi langka di apendisitis akut, tinjauan
literatur. World Journal of Darurat 2011 06:36.

doi: 10.1186/1749-7922-6-36
Mengutip artikel ini sebagai: Wong dan Naqvi: perforasi apendiks di
dasar usus buntu, tantangan operasi langka di acutSubmit naskah Anda berikutnya ke
BioMed Central
dan mengambil keuntungan penuh dari:
pendaftaran online Nyaman
peer review menyeluruh
Tidak ada kendala ruang atau biaya warna angka
Publikasi Segera pada penerimaan
Inklusi di PubMed, CAS, Scopus dan Google Scholar
Penelitian yang tersedia secara bebas untuk redistribusi
Kirim naskah Anda di
www.biomedcentral.com / mengajukan
Wong dan Naqvi World Journal of Darurat 2011, 06:36
http://www.wjes.org/content/6/1/36
Halaman 4 dari usus buntu 4e, sebuah
tinjauan literatur. World Journal of Darurat 2011 06:36.

Anda mungkin juga menyukai