Cerpen
Cerpen
Tengah malam didalam sebuah terowongan tua di pinggiran kota. Sesosok manusia tengah
bersandar pada dinding goa. Tidak ada seberkas cahaya pun di sana, hanya sebuah kegelapan
yang ditemani suara suara aneh yang diciptakan oleh kesunyian malam. Sesosok manusia
itu lebih mirip seorang remaja laki laki dengan seragam sekolahnya. Dengan rambut yang
sengaja dicat putih,laki laki itu tampak seperti seorang remaja pada umumnya. Namun jika
diperhatikan dengan teliti, akan ada perbedaan dia dengan remaja kebanyakan. Matanya,
matanya memancarkan cahaya kemerahan dengan semburat hitam dibagian tengahnya.
Tentunya jika seorang manusia melihatnya, pastilah mereka akan langsung lari dan mengira
remaja itu adalah hantu terowongan tersebut. Pakaian lusuh yang ia kenakan, dengan
beberapa air mata yang masih tersisa di kedua pipi tirusnya, Remaja itu adalah Dilano. Dari
gerak geriknya, dia seperti sedang menunggu seseorang.
Selang beberapa lama, seorang laki laki dengan postur tubuh jenjang menghampirinya.
Berbeda dari Dilano, laki laki itu pupil mata seperti manusia pada umumnya, namun dia
memiliki sebuah tanda yang hampir menyerupai sebuah tattoo di sekujur tubuhnya, setiap
goresan tanda itu memancarkan cahay kuning keemasan setiap diterpa kegelapan.
Apa yang lakukan disini? ucap lelaki itu tegas
Kak, tidak bisakah aku kembali ke wujud asli ku Jawab Dilano dengan tatapan
nanar
Bukankah sudah kubilang, kau akan kembali ke wujud manusiamu jika tanda di
lengan kirimu telah terhapus sepenuhny terang lelaki itu
Kapan tanda ini akan hilang, aku sudah tidak kuat dihina terus menerus seperti ini.
Aku bahkan tak dapat mengendalikan kekuatanku. Aku mungkin akan menyakiti
orang yang tak bersalah Dilano memelas
Sudahlah, itu adalah takdirmu ucapnya santai sambil berlalu meninggalkan Dilano
Dilano hanya mampu menangis di gelapnya suasana goa melihat kepergian lelaki itu
****
ia hanya mampu
memandang serigala buas itu dari tempatnya tersungkur. Serigala itu mendekati Dilano secara
perlahan. Tatapan mata buasnya seakan menandakan jika ia sedang kelaparan. Dilano hanya
pasrah dan menunggu makhluk buas itu memangsanya. Belum lama dari itu, dari belakang
Dilano muncul seekor serigala lagi, akan tetapi serigala yang satu ini memiliki mata kuning
keemasan.
"Oke, sekarang aku akan jadi santapan dua serigala sekaligus" batin Dilano
Kedua serigala saling meraung, saling bertatapan dengan mata buasnya dan aku yang menjadi
poros dari kedua serigala itu. Tiba-tiba beberapa detik kemudian, serigala yang berada di
depan Dilano melompat dan menerjang serigala yang berada di belakang Dilano. Kedua
binatang buas itu saling menggigit, meraung dan mencakar. Dilano hanya sanggup menonton
dari tempatnya berada hingga serigala bermata merah tersebut dengan cepat melompat ke
arah Dilano dan menggigit lengan kiri Dilano. Dilano yang mengalami kejadian itu sontak
terkejut dan tak sadarkan diri.
****
Kala mata Dilano terbuka, pemandangan pertama yang ia lihat adalah dinding bangunan
kusam dengan dwbu setiap tepi dindingnya. untuk beberapa saat dia masih bingung, namun
ingatan kejadian yang terakhir kali dialaminya mulai kembali di ingatannya. ia mencoba
bangun dari tempat tidur itu dan mengamati daerah sekitarnya, dinding kusam yang tak
terawat, lantai kotor dengan beberapa serpihan daun kering, bahkan selimut dan bantal yang
ia tiduri lebih menyerupai warna cokelat dibandingkan warna aslinya putih. Dilano bertanya tanya berada dimana dirinya saat ini dan apa yang terjadi padanya. Ia melihat lengan kirinya
dan mendapati sebuah tanda berwarna hitam berbentuk seperti ukiran kayu melekat di lengan
kirinya. Ia tak ingat asal mula tanda itu dari mana, ia hanya ingat bahwa serigala bermata
merah itu menerjangnya sebelum akhirnya tak sadarkan.diri. Dilano memciba mengingat ingat apa yang terjadi hingga dari balik pintu...
"kau sudah sadar?" tanyanya
Seorang laki - laki yang sedikit lebih tua menghampiri Dilano. Postur tubuh jenjang dengan
pupil mata kecojlatan dan wajah yang luar biasa tampan. sekilas wajah orang itu
mengingatkan Dilano pada serigala yang berada di belakangnya saat itu.
"Si...siapa kau" ucap Dilano
"Tenanglah, aku tak akan menggigitmu" jawab lelaki itu santai