Anda di halaman 1dari 4

THE LAST WOLF

Tengah malam didalam sebuah terowongan tua di pinggiran kota. Sesosok manusia tengah
bersandar pada dinding goa. Tidak ada seberkas cahaya pun di sana, hanya sebuah kegelapan
yang ditemani suara suara aneh yang diciptakan oleh kesunyian malam. Sesosok manusia
itu lebih mirip seorang remaja laki laki dengan seragam sekolahnya. Dengan rambut yang
sengaja dicat putih,laki laki itu tampak seperti seorang remaja pada umumnya. Namun jika
diperhatikan dengan teliti, akan ada perbedaan dia dengan remaja kebanyakan. Matanya,
matanya memancarkan cahaya kemerahan dengan semburat hitam dibagian tengahnya.
Tentunya jika seorang manusia melihatnya, pastilah mereka akan langsung lari dan mengira
remaja itu adalah hantu terowongan tersebut. Pakaian lusuh yang ia kenakan, dengan
beberapa air mata yang masih tersisa di kedua pipi tirusnya, Remaja itu adalah Dilano. Dari
gerak geriknya, dia seperti sedang menunggu seseorang.
Selang beberapa lama, seorang laki laki dengan postur tubuh jenjang menghampirinya.
Berbeda dari Dilano, laki laki itu pupil mata seperti manusia pada umumnya, namun dia
memiliki sebuah tanda yang hampir menyerupai sebuah tattoo di sekujur tubuhnya, setiap
goresan tanda itu memancarkan cahay kuning keemasan setiap diterpa kegelapan.
Apa yang lakukan disini? ucap lelaki itu tegas
Kak, tidak bisakah aku kembali ke wujud asli ku Jawab Dilano dengan tatapan
nanar
Bukankah sudah kubilang, kau akan kembali ke wujud manusiamu jika tanda di
lengan kirimu telah terhapus sepenuhny terang lelaki itu
Kapan tanda ini akan hilang, aku sudah tidak kuat dihina terus menerus seperti ini.
Aku bahkan tak dapat mengendalikan kekuatanku. Aku mungkin akan menyakiti
orang yang tak bersalah Dilano memelas
Sudahlah, itu adalah takdirmu ucapnya santai sambil berlalu meninggalkan Dilano
Dilano hanya mampu menangis di gelapnya suasana goa melihat kepergian lelaki itu

****

Lima tahun yang lalu


Dilano adalah seorang remaja SMP pada umumnya, dia memang hidup sendiri karena kedua
orang tuanya telah meninggal karena sebuah kecelakaan pesawat pada saat Dilano masih
duduk dibangku Sekolah Dasar. Karena telah terbiasa hidup sendiri dan tidak ada yang
mengkhawatirkannya, maka setiap akhir pekan Dilano selalu berkelana di tengah hutan satwa
hanya sekedar untuk berjalan jalan. Namun semua berubah sejak saat itu.
Sore itu, dia berjalan di jalan setapak di tengah hutan. Namun suasana dihutan itu tidak
seperti biasanya, semakin berjalan menjauhi perkampungan penduduk dia merasakan hawa
yang tidak mengenakkan. Bulu kuduknya berdiri dan mulai muncul perasaan takut. Awalnya
ia tidak menghiraukan hal itu, namun lama kelamaan itu mengganggu aktivitasnya. Untuk
menghindari rasa takutnya ia mulai berjalan lebih cepat dari biasanya, tujuannya kali ini
adalah dapat keluar dari area setapak ini dan menuju rumah penduduk. Tiba tiba
ssrrrrsrrrrk suara gesekan dedaunan
Setelah suara itu muncul, mulai muncul suara suara lainnya, kali ini lebih mirip seperti
suara seekor serigala. Dilano semakin khawatir dan mencoba tetap tenang sembari berjalan
dengan cepat meninggalkan tempat itu. Hawa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya, dia
sangat ketakutan. Dari belakang tempatnya berdiri, mulai terdengar langkah kaki seseorang,
dari indera pendengaran Dilano, dapat dipastikan itu bukan hanya satu orang. Derap langkah
kakinya hampir seperti dua orang atau empat kaki yang berjalan semakin mendekati dirinya.
Semakin dekat semakin keras suara derap langkah tersebut dan mulai terdengar raungan
serigala. Dilano sudah tak mampu bergerak dari tempatnya. Kakinya seakan melemas,
sekujur tubuhnya bergetar. Keringat dingin mulai mengucur diseluruh tubunya. Tak satupun
kalimat keluar dari mulutnya, namun di dalam hati dia berteriak minta tolong.
Untuk beberapa saat Dilano menyusun kembali jiwanya dan menghilangkan sedikit ketakutan
yang ia rasakan, dengan perlahan Dilano memutar badannya untuk melihat makhluk apa yang
sedari tadi mengikutinya. Alangkah terkejutnya Dilano melihat sesosok hewan pemangsa
dengan taring yang begitu panjang berada di depannya. Bulu kecoklatan makhluk itu lebih
menyerupai seekor anjing hutan namun taring dan suaranya sangat mirip dengan serigala.
Mata merah padam dengan deraman suara yang menakutkan mampu merobohkan dinding
pertahanan Dilano yang ia bangun sedari tadi. Dilano jatuh tersungkir dihafapan sang
serigala. Tubuhnya lunglai dan tak memiliki kekuatan sendiri. Jangankan untuk lari dan minta
tolong, untuk menggerakkan tangannya sendiripun ia tak mampu.

ia hanya mampu

memandang serigala buas itu dari tempatnya tersungkur. Serigala itu mendekati Dilano secara
perlahan. Tatapan mata buasnya seakan menandakan jika ia sedang kelaparan. Dilano hanya
pasrah dan menunggu makhluk buas itu memangsanya. Belum lama dari itu, dari belakang
Dilano muncul seekor serigala lagi, akan tetapi serigala yang satu ini memiliki mata kuning
keemasan.
"Oke, sekarang aku akan jadi santapan dua serigala sekaligus" batin Dilano
Kedua serigala saling meraung, saling bertatapan dengan mata buasnya dan aku yang menjadi
poros dari kedua serigala itu. Tiba-tiba beberapa detik kemudian, serigala yang berada di
depan Dilano melompat dan menerjang serigala yang berada di belakang Dilano. Kedua
binatang buas itu saling menggigit, meraung dan mencakar. Dilano hanya sanggup menonton
dari tempatnya berada hingga serigala bermata merah tersebut dengan cepat melompat ke
arah Dilano dan menggigit lengan kiri Dilano. Dilano yang mengalami kejadian itu sontak
terkejut dan tak sadarkan diri.
****
Kala mata Dilano terbuka, pemandangan pertama yang ia lihat adalah dinding bangunan
kusam dengan dwbu setiap tepi dindingnya. untuk beberapa saat dia masih bingung, namun
ingatan kejadian yang terakhir kali dialaminya mulai kembali di ingatannya. ia mencoba
bangun dari tempat tidur itu dan mengamati daerah sekitarnya, dinding kusam yang tak
terawat, lantai kotor dengan beberapa serpihan daun kering, bahkan selimut dan bantal yang
ia tiduri lebih menyerupai warna cokelat dibandingkan warna aslinya putih. Dilano bertanya tanya berada dimana dirinya saat ini dan apa yang terjadi padanya. Ia melihat lengan kirinya
dan mendapati sebuah tanda berwarna hitam berbentuk seperti ukiran kayu melekat di lengan
kirinya. Ia tak ingat asal mula tanda itu dari mana, ia hanya ingat bahwa serigala bermata
merah itu menerjangnya sebelum akhirnya tak sadarkan.diri. Dilano memciba mengingat ingat apa yang terjadi hingga dari balik pintu...
"kau sudah sadar?" tanyanya
Seorang laki - laki yang sedikit lebih tua menghampiri Dilano. Postur tubuh jenjang dengan
pupil mata kecojlatan dan wajah yang luar biasa tampan. sekilas wajah orang itu
mengingatkan Dilano pada serigala yang berada di belakangnya saat itu.
"Si...siapa kau" ucap Dilano
"Tenanglah, aku tak akan menggigitmu" jawab lelaki itu santai

"Apa maksudmu" tanya Dilano mulai ketakutan


Akhirnya laki-laki itu menjelaskan kepada Dilano siapa dia sebenarnya. Dia adalah jelmaan
dari serigala bermata kuning yang ditemui Dilano dihutan. Dia jugalah yang menyelamatkan
Dilano. Dia memeberitahu Dilano bahwa serigala bermata merah yang menggigitnya kemarin
adalah jelmaan iblis jahat yang dapat berubah - ubah wujud. Awalnya Dilano tidak
mempercayai hal itu, namun laki - laki yang memiliki julukan Kristran tersebut terus
meyakinkan Dilano bahwa apa yang dia katakan adalah kenyataan. Kristran juga mengatakan
bahwa gigitan serigala bermata merah itu akan menimbulkan perubahan besar terhadap tubuh
Dilano.
"Apa maksudmu, apa yang berubah dariku" tanya Dilano
"Saat kau digigit oleh serigala iblis tersebut, racun dari serigala iblis tersebut akan ikut masuk
kedalam tubuhmu, bercampur dengan darahmu dan menyebar keseluruh bagian ditubuhmu."
jelas Kristran
"Lalu apa yang akan terjadi padaku" desak Dilano
"Racun dan darah yang telah tercampur akan melahirkan sebuah sel - sel gaib yang nantinya
akan menggantikan posisi sel manusiamu. Dengan kata lain kau akan menjadi manusia
setengah serigala." ucap Kristran
"Jangan bercanda" ujar Dilano seraya bangkit dari tempat tidurnya
"Setelah pencampuran sel tersebut selesai, kau mungkin akan kesulitan mengemdalikan
dirimu sendiri. Saat amarah mendatangimu, matamu akan berubah merah secara otomatis
serta tanda di lengan kirimu akan mengeluarkan cahaya kebiru - biruan. pada saat hal itu
terjadi kau akan kehilangan jwa manusiamu dan bertindak layaknya serigala yang kelaparan
dan ingin menerkam semua makhluk yang ada didepanmu" terang Kristran panjang lebar
"Tidak... tidak, itu hanya bualanmu, tidak mungkin aku seperti itu" teriak Dilano frustasi
"Terserah kau akan mempercayaiku atau tidak, dalam beberapa hari kau akan merasakan
sendiri apa yang kukatakan barusan" ucap Kristran mulai meninggikan nada bicaranya
Kristran bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Dilano,

Anda mungkin juga menyukai