Anda di halaman 1dari 7

http://jurnal.fk.unand.ac.

id

Artikel Penelitian

Pola Kepekaan Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih


Terhadap Antibiotik Pada Penderita Yang Berobat di RSUP.
Dr. M. Djamil Padang pada Januari - Desember 2012
1

Revi Naldi , Erly , Tofrizal

Abstrak
Pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih (ISK) sangat penting untuk
diketahui oleh para klinisi untuk mendapatkan terapi yang baik dan mencegah resistensi bakteri selanjutnya. Pola
sensitivitas bakteri terhadap antibiotik akan berubah disetiap tempat dan waktu yang berbeda, jadi pola tersebut harus
diteliti secara rutin. Untuk melakukan evaluasi pola resistensi bakteri pada pasien ISK, Penelitian retrospektif dilakukan
pada 187 sampel urin pasien dari Januari sampai Desember 2012 yang diperiksa di laboratorium mikrobiologi RSUP
Dr. M. Djamil Padang. Dari 138 sampel ISK prevalensi ISK pada perempuan (61,69%) lebih tinggi dari laki-laki
(38,41%). Sampel terbanyak berasal dari bagian bagian Penyakit Dalam, 38 sampel (25,36%), merupakan jumlah
terbanyak, ditemukan pada kelompok usia 46 60 tahun. Bakteri penyebab ISK terbanyak adalah Escherichia coli
(46.38%) dan Klebsiella sp. (21.01%). Meropenem sensitif terhadap semua bakteri sedangkan amoxicilin dan ampicilin
sudah resisten.
Kata kunci: Infeksi Saluran Kemih, bakteri penyebab ISK, antibiotika

Abstract
The bacterial sensitivity pattern to some antibiotic on urinary tract infections (UTI) patients are very important
to be known by clinicians to get a successful treatment and to prevent more bacterial resistance. The bacterial
sensitivity pattern towards antibiotic will be changed in different place and time, so that those should be analyzed
routinely. To evaluate the bacterial antibiotik resistance pattern on urinary tract infections patients. A retrospective
study on 187 urinary samples in January until December 2012 at Clinical Microbiology laboratory sub unit of Dr.M.
Djamil Padang hospital. Of 138 samples of UTI, Prevalence of UTI in woman (61.59%) were higher than man
(38.41%). Most of sample come from Internal medicine sub unit. 35 samples, most of it, were found in 46 to 60 years
group. The most bacteries in urine were Escherichia coli (46.38%) and Klebsiella (21.01%). Meropenem was sensitive
to all bacteries, while amoxicilin and ampicilin were resistance.
Keywords: urinary tract infections, Bacterial Caused UTI, Antibiotic
Affiliasi penulis 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran

kecuali ujung uretra bagian bawah yang jumlahnya

Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Mikrobiologi FK UNAND, 3.

berkurang di bagian uretra yang dekat dengan

Laboratorium Mikrobiologi RSUP. Dr. M. Djamil Padang.


Korespondensi : Revi Naldi, Email : Arvy_cesar@yahoo.com, Telp:
082284307733

kandung kemih. Sebagian besar ISK disebabkan oleh


bakteri dan hanya sebagian kecil yang disebabkan
oleh jamur atau virus. Pengobatan yang utama pada

PENDAHULUAN

ISK adalah antibakteri

Infeksi saluran kemih menyerang semua usia

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah


umum yang menunjukan keberadaan mikroorganisme
dalam urin. Dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain

1-4

dengan

insiden

1-5%.

Faktor

predisposisi

ISK

biasanya adalah kelainan anatomi, aktivitas seksual


sampai penggunaan kateterisasi yang tidak steril.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Pada umumnya wanita lebih sering mengalami ISK

kesuksesan

dari pada pria bahkan dikatakan kira-kira 25-35%

pengobatan

wanita pernah mengalami ISK selama hidupnya. Hasil

penderita

ISK

lebih

didapatkan

banyak

bahwa

ditemukan

perempuan (54,5%) dibandingkan

dengan

pada

menjadi

tidak

kesakitan semakin tinggi.

penelitian Samirah pada tahun 2006 di Rumah Sakit


Dr. Wahidin Sudirohusodo

pengobatan

dan

mengakibatkan

efektif

serta

angka

6,9

Meskipun telah banyak yang melaporkan


pola resistensi bakteri penyebab ISK telah terjadi,
tetapi

mengingat

perbedaan

tempat

dan

waktu

laki-laki

penelitian yang dilakukan kemungkinan pola resistensi

(45,5%) dan kelompok yang terbanyak umur 0

bakteri penyebab ISK terhadap berbagai antibiotik

sampai 15 tahun. Kejadian ISK juga menjadi beban

juga berubah. Oleh karena itu, sangat penting untuk

di sektor ekonomi. Di negara maju diperkirakan biaya

memantau pola resistensi bakteri penyebab ISK

yang harus dihabiskan untuk penanganan ISK ini

terhadap

berkisar antara 2-6 milyar dolar setiap tahunnya.

4-7

Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum


yang

sangat

luas,

(asimptomatik),

dari

ringan,

yang

tanpa

sampai

ISK

gejala
dengan

berbagai

antibiotic

secara
2

berkesinambungan disetiap institusi kesehatan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui


angka kejadian ISK berdasarkan umur dan jenis
kelamin, Asal bagian pasien,

serta jenis bakteri

komplikasi. ISK jika tidak ditangani secara dini dan

penyebab ISK

tepat dapat menimbulkan komplikasi yang berat

kepekaan bakteri penyebab ISK terhadap antibiotik

seperti gagal ginjal, sepsis, sampai kematian. ISK tipe

pada pasien yang berobat di RSUP. Dr. M. Djamil

berkomplikasi pada kehamilan trimester III bahkan

Padang periode Januari - Desember 2012.

dapat

beresiko

untuk

bayi

retardasi

dan pada akhirnya mengetahui pola

mental,

pertumbuhan bayi lambat, cerebral palsy dan fetal

METODE

death.

Jenis penelitian yang digunakan adalah


Hasil

pemeriksaan

kemih

deskriptif retrospektif dengan analisa data catatan

kebanyakan ISK disebabkan oleh bakteri gram negatif

hasil pemeriksaan tes biakan dan tes sensitivitas pada

aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan

pasien ISK. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium

(Enterobacteriaceae), dan jarang disebabkan oleh

mikrobiologi RSUP. DR. M. Djamil Padang pada bulan

bakteri anaerob. Kuman

banyak

Januari 2013 sampai maret 2013. Populasi adalah

ditemukan pada penderita ISK ialah Escherichia

semua data hasil catatan pemeriksaan tes biakan dan

coli,

spp,

tes sensitivitas pada pasien ISK yang diperiksa pada

Acinetobacter calcoaceticus dan beberapa bakteri lain

laboratorium Mikrobiologi RSUP. Dr. M. Djamil padang

Klebsiella

biakan

air

yang paling

pneumoniae,

Proteus

dengan persentase berbeda ditiap daerah.


Beberapa

penelitian

banyak

7,8,9

pada tanggal 1 Januari 2012 31 Desember 2012.

menemukan

Sampel adalah bagian populasi yang memenuhi

tingginya resistensi bakteri penyebab ISK terhadap

kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi

antibiotik. Salah satu penelitian tentang pola kepekaan

dalam penelitian ini.

bakteri penyebab ISK, Samirah, dkk pada tahun 2006


di Rumah Sakit Dr.Wahidin Sudirohusodo didapatkan

Data diambil dari data formulir catatan hasil

Escherichia coli bakteri penyebab ISK terbanyak

pemeriksaan biakan dan tes sensitivitas pada pasien

sudah

terhadap amoxycillin, trimethoprim,

ISK yang diperiksa di laboratorium RSUP. Dr. M

ampicillin mencapai 84-96%n namun masih sensitif

Djamil Padang dan dicatat : Tanggal pemeriksaan,

terhadap amikacin dan cefepine. Penelitian lain,

Umur, jenis kelamin, asal sampel, diagnosis, bakteri

Endriani dkk (2010) di Pekanbaru Bahkan menemukan

penyebab ISK,

Escherichia coli Masih sensitif tehadap antibiotik

penyebab ISK tersebut terhadap antibiotika.

resisten

memiliki resistensi yang tinggi terhadap clindamycin,


pipemidic acid, penicillin G,streptomycin yang masingmasing sudah mencapai 100%. Peningkatan resistensi
bakteri penyebab ISK ini tentu dapat mempengaruhi

dan

hasil uji kepekaan

bakteri

Data yang diperoleh diolah secara manual


dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berupa Karakteristik sample pasien ISK berdasarkan
Usia dan jenis kelamin pasien, Jenis bakteri penyebab
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

ISK berdasarkan asal pasien yang berobat di RSUP.

Tabel 1. ISK Menurut Umur dan jenis Kelamin

Dr. M. Djamil Padang selama tahun 2012 serta Pola


kepekaan bakteri penyebab ISK terhadap beberapa

Umur

antibiotika di laboratorium mikrobiologi RSUP. Dr. M.

(tahun)

Djamil Padang selama tahun 2012

HASIL
Dari penelitian yang telah dilaksanakan di
laboratorium mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang
dengan mengambil data hasil pemeriksaan biakan dan
tes sensitivitas pasien yang didiagnosa ISK periode

Jenis Kelamin

Total

Laki-laki

Perempuan

015

13 (9,42%)

1630

8 (5,80%)

3145

21

26 (18,84%)

4660

26

35 (25,36%)

6175

12

21 (15,22%)

> 75

7 (5,07%)

17

11

53

85

(38,41%)

(61,59%)

data usia

Januari 2012 Desember 2012, didapatkan data

tidak ada

sebagai berikut :
Total

28 (20,29%)
138 (100%)

Dari 138 kasus yang diteliti, didapatkan


sebanyak 138 kasus yang mempunyai data hasil tes
biakan dan tes sensitivitas yang lengkap. Mengenai
hasil tes biakan pada pasien ISK periode 2012
didapatkan

hasil

dengan

ditemukannya

bakteri

penyebab seperti dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah


ini :

Tabel 2.

Distribusi Hasil Temuan Bakteri Penyebab ISK berdasarkan asal Pasien yang Diperiksa Di
Laboratorium Mikrobiologi RSUP. Dr. M .Djamil Padang Periode Januari Desember 2012.
Asal

Ruang
P

No
Jenis Bakteri

Dalam

Anak

Obsgyn

Icu

syaraf

Rawat
Embun

Jumlah

Pagi

E Coli

46

64

46,38%

Klebsiella sp.

22

29

21,01%

Enterobacter sp.

10

20

14,49%

10

16

11,59%

Pseudomonas
Aureginosa

staphylococus aureus

1,45%

Proteus Vulgaris

1,45%

1,45%

1,45%

0,72%

138

7
8
9

Staphilococus
Saprophyticus
Proteus Mirabilis
Staphylococcus
Epidermidis
Jumlah
%

93

18

17

67,39%

13,04%

2,90%

2,90%

1,45%

12,32%

100,00%

Mengenai pola kepekaan bakteri penyebab


ISK terhadap antibiotika dapat dilihat pada Tabel 3 di
bawah ini :

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Tabel 3. Pola kepekaan Bakteri Penyebab ISK terhadap Antibiotika


Pseudomonas
E. Coli

BAKTERI

Klebsiella sp

Enterobacter sp.

NO

Auruginosa
ANTIBIOTIK

Ampicillin

2
3

S (%)

R (%)

S (%)

R (%)

S (%)

R (%)

S (%)

R (%)

Sensitivitas

Resistensi

rata-rata

rata-rata

2,13

95,74

0,00

100

100

100

25,53

98,94

Ampicillin + Sulbactam

18

76

27,59

65,52

33,33

66,67

100

29,21

77,05

Amoxicillin

3,7

81,48

0,00

100

100

100

25,93

95,37

6,9

84,48

4,35

95,65

100

100

25,64

95,03

12,07

81,03

17,86

75

11,11

61,11

92,86

24,55

77,5

100

0,00

100

100

100

50

75

33,33

66,67

16,67

83,33

28,57

71,43

85,71

36,31

76,79

20

80

0,00

66,67

100

100

21,67

86,67

Amoxicillin +
4

Clavulanic Acid

Nalidixic Acid

Tetracyclin

Choramphenicol

Erithromycin
Sulfamethroxazole +

Trimethroprime

16,95

83,05

28,57

71,43

31,58

57,89

100

29,99

78,09

10

Nitrofurantoin

42,59

40,74

4,35

91,3

5,56

77,78

100

34,86

77,46

11

Cefotaxime

13,56

77,97

15,38

80,77

33,33

55,56

100

31,92

78,58

12

Gentamycin

30,16

68,25

29,63

70,37

52,63

47,37

25

62,5

44,54

62,12

13

Cifrofloxacin

22,73

72,73

25,00

64,29

40

45

57,14

42,86

46,04

56,22

14

Ceftriaxone

13,56

83,05

14,81

74,07

29,41

58,82

86,67

29,26

75,65

15

Ceftazidine

27,42

70,97

32,14

60,71

37,5

56,25

31,25

68,75

39,22

64,17

16

Cefixime

6,98

86,05

6,25

93,75

10

60

87,5

27,68

81,83

17

Netilmicin

50

38,33

46,43

46,43

55,56

44,44

46,67

40

49,67

42,3

18

Cefoperazone

8,62

89,66

3,85

96,15

5,26

84,21

10

90

30,01

90,01

Sulbactam +
19

Cefoperazone

23,81

57,14

57,14

14,29

57,14

42,86

42,86

42,86

34,53

39,29

20

Meropenem

68,52

27,78

52

36

61,11

38,89

33,33

66,67

49,74

42,34

Escherichia

PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data hasil penelitian

coli

terbanyak ialah

(39,4%)
Klebsiella

dan

di

urutan

kedua

pneumoniae (26,3%).

didapatkan bakteri penyebab ISK di Laboratorium

Penelitian diluar negeri mengemukakan Escherichia

RSUP. Dr. M. Djamil Padang periode 2012 adalah :

coli ialah penyebab ISK tersering, mencapai 90%.

Escherichia Coli (46,38%), Klebsiella sp (21,01%),

Jadi, untuk bakteri penyebab ISK terbanyak yaitu

Enterobacter sp, (14,49%), Pseudomonas Aureginosa

Escherichia coli. Didapatkan data yang relevan antara

(11,59%), staphylococus aureus (1,45%), Proteus

data di atas dengan data yang didapatkan di

vulgaris

laboratorium mikrobiologi RSUP. Dr. M. Djamil Padang

(1,45%),

(1,45%),

Staphylococcus

Proteus

mirabilis

saprophyticus
(1,45%),

dan

lainnya terdapat sedikit perbedaan persentase dan

Staphylococcus epidermidis (0,72%).


Sesuai
sebelumnya di

dengan

beberapa

laboratorium

Universitas Indonesia

pada

periode 2012. Sedangkan untuk bakteri penyebab ISK

klinik
tahun

penelitian
Mikrobiologi
2002

jenis

komposisi.

6,9-11

Berdasarkan asal pasien ISK terbanyak


berasal dari bagian penyakit dalam yaitu 93 pasien

kuman yang terbanyak ialah Escherichia coli (19%)

(67,39%),

dan yang kedua ialah Klebsiella pneumoniae (13%).

kesehatan Anak 18 pasien (13,04%) diikuti oleh

Hasil

di

bagian ruang rawat embun pagi, obgyn, saraf, dan

menemukan

ICU. Hal serupa juga ditemukan di RS Dr. Kariadi

penelitian.

Dr.Wahidin

Samirah

Sudirohusodo

pada

tahun

juga

2004

dan

kedua

adalah

dari

bagian

Ilmu

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Enterobacter

semarang oleh Istanto pada tahun 2006 sebanyak

kepekaan

Merepenem

(61,11%),

paling

dari bagian penyakit dalam. Banyaknya pasien dari

Sulbactam + Cefoperazone (57,14%), dan Netilmicin

bagian penyakit dalam kemungkinan diakibatkan oleh

(55,56%). Tingkat resistensi paling tinggi ditunjukkan

beberapa faktor predisposisi banyak terdapat disini,

terhadap Ampicillin (100%, Amoxicillin (100%) dan

salah satunya pemasangan kateter urin pada pasien

Amoxicillin + Clavulanic Acid (100%) .

12

Pseudomonas

Berdasarkan bagian, bakteri penyebab ISK


terbanyak

tidak

menunjukan

terhadap

menunjukkan

42,6% pada 2004 dan 29% pada tahun 2005 berasal

yang di rawat inap di bangsal tersebut.

tinggi

sp

perbedaan

kepekaan

paling

aeruginosa

tinggi

menunjukkan

terhadap

Ciprofloxacin

yang

(57,14%) dan < 50% terhadap antibiotik lain. Tingkat

signifikan, Masing-masing bagian tetap menunjukan

resistensi paling tinggi ditunjukkan terhadap Ampicillin,

bahwa E coli adalah bakteri penyebab ISK terbanyak

Ampicillin + Sulbactam, Amoxicillin, Amoxicillin +

diikuti oleh Klebsiella dan Enterobacter sp. Pola

Clavulanic Acid, Erithromycin, Sulfamethroxazole +

seperti ini ditemukan hampir sama di setiap bagian.

Trimethroprime,

Berdasarkan Usia kelompok umur terbanyak


yang mengalami ISK di RSUP. M. Djamil pada periode

Cefotaxime,

dan

Tetracyclin yang masing-masing sudah mencapai


100%.

2012 adalah pasien yang berusia antara 46-60 tahun


yaitu sebanyak 25,36%.

Nitrofurantoin,

Berbeda dengan penelitian samirah dkk

Ditemukan relevansi data

tahun 2004, yang menemukan pola sensitivitas

dengan penelitian Istanto tahun 2006 di Rumah Sakit

kuman terhadap antimikroba didapatkan amikacin dan

Dr.

cefepime

Kariadi

Semarang, yang menemukan umur

merupakan

antimikroba

yang

sensitif

pasien yang menderita ISK paling banyak adalah

untuk

pada rentang 36 sampai 60 tahun, tetapi berbeda

penyebab ISK terhadap antibiotika di laboratorium

dengan penelitian Samirah tahun 2006 di rumah sakit

mikrobiologi RSUP. Dr. M. Djamil Padang periode

Dr.Wahidin Sudirohusodo yang menemukan kelompok

2012

usia penderita ISK terbanyak adalah anak-anak usia 0

antibiotik yang resisten tertinggi didapatkan data yang

sampai 15 tahun.

6,12

penderita ISK. Kepekaan tertinggi bakteri

adalah

terhadap

Meropenem,

relevan yaitu ampicillin dan amoxycillin.

Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa

sedangkan

Beberapa bakteri secara intrinsik resisten

ISK pada pasien yang berobat di RSUP. Dr. M. Djamil

terhadap

pada 2012 sesuai dengan penelitian-penelitian serupa,

dikatakan resisten apabila pertumbuhannya tidak

lebih banyak dialami wanita (61,59%) dari pada pria

dapat dihambat oleh antibiotika pada kadar maksimum

(38,41%), hal ini karena Uretra wanita lebih pendek

yang dapat ditolerir oleh pejamu. Namun demikian,

dari pria.

spesies bakteri yang secara normal memberikan


Pada tabel dapat dilihat pola kepekaan

respon

golongan

terhadap

antibiotika

antibiotika

tertentu.

Bakteri

tertentu

mungkin

bakteri penyebab ISK terhadap antibiotik dengan

menyebabkan berkembangnya strain yang resisten.

persentase kepekaan dan resistensi. Pada Tabel 2

Munculnya strain resisten tersebut disebabkan oleh

dapat dilihat bahwa Escherichia coli menunjukkan

penggunakan antibiotika yang tidak rasional dan tidak

kepekaan paling tinggi terhadap Meropenem (68,52%)

hati-hati pada keadaan yang mungkin pejamu dapat

sedangkan yang lainnya < 50,00%. Tingkat resistensi

sembuh tanpa pengobatan atau pada keadaan yang

paling tinggi ditunjukkan terhadap Ampicillin (95,74%),

tidak membutuhkan antibiotika. Resistensi antibiotika

Cefoperazone (89,66%) dan Cefixime (86,05%).

mungkin terjadi karena beberapa mekanisme seperti

Klebsiella sp menunjukkan kepekaan paling

perubahan pada tempat target kerja antibiotika pada

tinggi terhadap Merepenem (52% ), sementara < 50%

sel

untuk Antibiotika yang lainya. Tingkat resistensi paling

menurunnya

tinggi

produksi

ditunjukkan

terhadap

Ampicillin

(100%),

Cefoperazone (96,15 %), dan Amoxicillin + Clavulanic


Acid (95,65%).

bakteri,

tersebut.

rendahnya

penetrasi

permeabilitas,

enzim

yang

dan

obat

karena

meningkatnya

menginaktifkan

antibiotika

13

Keterbatasan

pada

penelitian

ini

yaitu

penelitian ini hanya melihat dan menilai pola resistensi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

bakteri penyebab ISK terhadap antibiotika dari data

UCAPAN TERIMA KASIH

yang didapatkan dari pemeriksaan sampel urin yang

Ucapan terima kasih kepada dr. Erly, Sp.MK

dikirim dari berbagai bagian rumah sakit sehingga

dan dr. Tofrizal, M.Biomed, Sp.PA, atas bimbingan,

tidak spesifik terhadap penderita ISK tungal dari

bantuan, dan motivasi dalam penelitian ini.

bangsal urologi sehingga memungkinkan untuk infeksi


nosokomial tidak bisa dibedakan dengan ISK primer.

DAFTAR PUSTAKA

Jumlah sampel dan jumlah antibiotik yang diperiksa


juga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

1.

Meskipun penelitian ini memiliki keterbatasan, namun

Diagnostic Microbiology 9 th ed, St Louis

diharapkan agar penelitian ini dapat tetap memberikan


manfaat

terutama

dalam

memberikan

informasi

Baron EJ., Petterson LR., Finegold SM., :

Missouri, Mosby-year Book Inc.1994, 36285.


2.

tentang pengobatan ISK yang tepat dan rasional.

Sjahrurachman, A., Mirawati, T., Ikaningsih. &


Warsa, U.C. Etiologi

dan resistensi bakteri

penyebab infeksi saluran kemih di RSCM dan RS

KESIMPULAN

MMC Jakarta 2001-2003. Medika 9. 2004. 557-

1.

62.

ISK paling banyak dialami oleh pasien dengan


rentang usia 46-60 tahun yaitu sebesar 25,36%.

3.

Berdasarkan jenis kelamin, Perempuan (61,59%)

Principles of Internal Medicine, 17 Th ed, Ed by

lebih

Fauci AS et, al. New york: Mcgraw-Hill.2008.

banyak

terkena

ISK

daripada

Laki-

laki(38,41%).
2.

Bakteri

182012.

penyebab

ISK

paling

sering

yang

4.

E.

Infeksi

saluran

kemih

pasien

dewasa. Di dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi

laboratorium mikrobiologi RSUP. Dr. M. Djamil

I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu

Padang periode 2012 adalah Escherichia coli

Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Balai Penerbit

yaitu sebesar 46,38%. Pasien ISK paling banyak

FKUI. 2009. 1008-15.


5.

Sotelo, T. & Westney, L.. Recurent urinary tract

bagian lainya yaitu 93 pasien (67,39%).

infection in women. Curr Womens Health Rep

Hasil uji kepekaan bakteri penyebab ISK terhadap

3.2003. 313-313.

antibiotika dapat disimpulkan sebagai berikut :

6.

Dan Sensitivitas Kuman Di Penderita Infeksi

Meropenem sedangkan antibiotik lain

Saluran Kemih. Indonesian Journal of Clinical

hanya peka < 50%.

Pathology and Medical Laboratory , Vol. 12, No.

Klebsiella sp masih sensitif terhadap :

3, Juli 2006.
7.

hanya peka < 50%.

Samirah, Darwati, Windarwati, Hardjoeno. Pola

Escherichia coli masih sensitif terhadap :

Meropenem sedangkan antibiotik lain

Purnomo Basuki B.Dasar-dasar Urologi. ed. 2,


Jakarta: Sagung seto.2008.35-56.

Enterobacter sp masih sensitif terhadap

8.

Kartika I, MP Damanik, S Yati Soenarto,2006.

Meropenem, Sulbactam+ Cefoperazone,

Diagnostic test of urine clarity in urinary tract

dan Netilmicin.

infection. Paediatrica Indonesiana, Vol. 46, No. 7-

Pseudomonas aeruginosa masih sensitif

8. July - August 2006.2008. 7-8

terhadap

Ciprofloxacin

sedangkan

Kepekaan

tertinggi

bakteri

penyebab

9.

Endriani R, Fauzia Andrini, dan Dona Alfina. Pola


Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran

antibiotik lain hanya peka < 50%.


4.

Sukandar

ditemukan pada penderita ISK yang diperiksa di

berasal dari bagian penyakit dalam dari pada

3.

Stamm WE.Urinary Tract infection. In Harrisons

ISK

Kemih (ISK) Terhadap Antibakteri di Pekanbaru.

terhadap antibiotika di laboratorium mikrobiologi

Jurnal Natur Indonesia

RSUP. Dr. M. Djamil Padang periode 2012 adalah

130-135

terhadap Meropenem dan tingkat resistensi paling


tinggi adalah terhadap Ampicillin dan Amoxicilin.

12(2), April 2010.2010.

10. Tessy A., Ardaya Suwanto., : Infeksi Saluran


kemih. Dalam Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam,

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

edisi ketiga jilid II, edit. Suyono, S., Jakarta,

kemih Di rs dr. Kariadi semarang Tahun 2004

Balai Penerbit FKUI. 2001. 369376.

2005. Semarang: Dipenogoro Univ. Press. 2006.

11. Rahardjo P., Sualit E., Infeksi Saluran Kemih,


dalam

Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Balai

Penerbit FKUI Edisi IV, 1999, 26573.


12. Istanto T. Faktor risiko, pola kuman dan tes

13. Mycek M.J, Harvey R.A. Champe P.C. Prinsip


Prinsip terapi Antimikroba. Dalam (Huriawati H,
ed) Farmakologi; Ulasan bergambar, Edisi 2.
Jakarta : Widya Medika, 2001. hlm 283-292

kepekaan antibiotik Pada penderita infeksi saluran

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)

Anda mungkin juga menyukai

  • JUrnal A
    JUrnal A
    Dokumen7 halaman
    JUrnal A
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen5 halaman
    Bab V
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • TI08 Rubella Q
    TI08 Rubella Q
    Dokumen14 halaman
    TI08 Rubella Q
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • TB Kutis
    TB Kutis
    Dokumen3 halaman
    TB Kutis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Journal Arvi
    Journal Arvi
    Dokumen4 halaman
    Journal Arvi
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Referat Tonsilofaringitis
    Referat Tonsilofaringitis
    Dokumen37 halaman
    Referat Tonsilofaringitis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    67% (3)
  • 10 Penyakit Banyak
    10 Penyakit Banyak
    Dokumen18 halaman
    10 Penyakit Banyak
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan 2
    Surat Pernyataan 2
    Dokumen2 halaman
    Surat Pernyataan 2
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Tabel 2
    Tabel 2
    Dokumen2 halaman
    Tabel 2
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Rhino Sinusitis
    Rhino Sinusitis
    Dokumen7 halaman
    Rhino Sinusitis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Rhino Sinusitis
    Rhino Sinusitis
    Dokumen7 halaman
    Rhino Sinusitis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • TB Kutis
    TB Kutis
    Dokumen3 halaman
    TB Kutis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Rhino Sinusitis
    Rhino Sinusitis
    Dokumen7 halaman
    Rhino Sinusitis
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat
  • Bsef Dengsn Teknik Hipotensi - Yurni
    Bsef Dengsn Teknik Hipotensi - Yurni
    Dokumen12 halaman
    Bsef Dengsn Teknik Hipotensi - Yurni
    ReviNaldi Arvi Caesar
    Belum ada peringkat