Anda di halaman 1dari 11

Survei inventarisasi prasarana jalan

Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, t
erdiri dari antara lain:
panjang ruas jalan;
lebar jalan;
jumlah lajur lalu lintas;
lebar bahu jalan;
lebar median;
lebar trotoar;
lebar drainase,
alinyemen horisontal;
alinyemen vertikal.
Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:
Bagianjalan.jpg
Survei arus lalu lintas
Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untu
k mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran
arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau
ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), p
usat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor lainnya;
jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan);
Informasi yang dikumpulkan
Informasi yang dikumpulkan meliputi:
Arus pada ruas
Pergerakan dipersimpangan
Arus lalu lintas
Komposisi kendaraan
Volume jam puncak (VJP)
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pengukur arus lalu lintas pneumatis
Metoda pelaksanaan survei
Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu
lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerj
a yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan den
gan survai yang dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang
sangat tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.
Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mek
anis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu poto
ng jalan ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa
:
Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas
dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan, pengukuran d
ilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang kemudian direkam,
Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar ind
uksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan ja
lan,
Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang b
ekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan
yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta k

ecepatan lalu lintas,


Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam
prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kec
epatan lalu lintas
Survei manual
Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa gol
ongan sebagai berikut:
Klasifikasi/golongan
Jenis kendaraan
1
Sepedamotor, scoter
2
Sedan, jeep, station wagon
3
Oplet, mikrolet
4
Pick up, box
5a
Bus kecil
5b
Bus besar
6
Mobil truk 2 sumbu
7a
Mobil truk 3 sumbu
7b
Mobil gandengan
7c
Mobil tempelan
8
Kendaraan tidak bermotor
Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk
mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun
dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak p
agi terjadi sampai dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untu
k mendapatkan lalu lintas harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilaku
kan antara hari Selasa sampai dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri t
ersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian perkantoran l
ibur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh dengan ke
giatan di kawasan yang dilakukan survei.
Survei dengan camera
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggu
nakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi
mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan k
epada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu
lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati kendaraan akan terdeteks
i processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.
Penyajian data arus lalu lintas
Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan
Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:
15 menit ter padat,
Volume per jam,
jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya
di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat ker
ja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang pa
njangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
volume rata-rata harian dalam setahun,
Volume mingguan,
Volume bulanan.
Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperl
ukan dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam s
etahun dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk

menentukan rasio volume per kapasitas.


Survei Kecepatan
Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan.
Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter
per detik (m/s atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantarany
a: kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepat
an biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikato
r utam kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi
kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.
Kecepatan sesaat
Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas
adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan
satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku ma
syarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan d
alam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi juga
digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan, untuk
itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih canggih lagi
dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.
Satuan kecepatan
Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:
v = \frac{ds}{dt}.
Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:
meter per detik dengan simbol m/detik
kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph
Metode pengukuran kecepatan sesaat
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dil
akukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpan
gan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil sem
akin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam p
engukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpis
ah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Penga
mat pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch sa
at kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat
kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50
m) dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai
kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditem
patkan serong dengan sudut 45 derajat.
Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pi
pa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur ant
ara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik sep
erti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.
Analisis data kecepatan sesaat
Posisi persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya di klasifikasi kan kedalam tab
el distribusi deskriptif seperti berikut:
Rentang kecepatan
Titik tengah
Frekuensi
frekuensi kumulatif
Persentase kumulatif
Persentil
= 25
23
1
1
0,6
26 - 30
28
3
4
2,3
31 - 35
33
8
12
6,8
36 - 40
38
20
32
18,1
41 - 45
43
35
67
37,9
50
46 - 50
48
47
114
64,4
persentil
51 - 55
53
33
147
83,1
85
56 - 60
58
17
164
92,7
persentil
61 - 65
63
8
1172
97,2
66 - 70
68
4
176
99,4
= 70
73
1
177
10,0
Dari tabel diatas maka dapat di estimasi bahwa Kecepatan pada 50 persentil jatuh
pada kecepatan antara 43 sampai 48 km/jam atau kalau dihitung dengan formula be
rikut :
Kecepatan perjalanan
Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjal
anan antara dua simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara ke
dua simpul dibagi dengan waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perh
itungan waktu tempuh tersebut sudah termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi se
lama menempuh antara kedua simpul tersebut. Perhitungan kecepatan perjalanan mer
upakan informasi yang digunakan dalam perencanaan perjalanan, termasuk dalam mem
buat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh karena itu survei kecepatan merupakan
perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam merencanakan sistem transpo
rtasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.
Rumus yang digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada per
hitungan kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh d
an lebih lama, berikut ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan
:
Kecepatan perjalanan = \frac{Jarak}{Waktu}
Metode yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan:
Kendaraan contoh
Dalam metode ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan
yang sama dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang
menyalib dan disalib sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang
di survei. Waktu dicatat pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk dim
ana hambatan dan penyebab hambatan. Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel ber
ikut ini.
Surveikendcontoh.jpg
Untuk mendapatkan nilai yang bisa diterima secara statistik maka data perlu diku
mpulkan beberapa kali, angka yang biasanya digunakan adalah paling sedikit 6 (en
am) sampel.
Traking kendaraan
Perangkat tracking kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasark
an, dan bisa digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan ga
mbaran kecepatan perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama denga
n perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistim traking kendaraan seperti yang b
anyak digunakan pada perusahaan taxi kota. Data tracking kemudian diolah untuk m

endapatkan berbagai informasi perjalanan, diantaranya kecepatan perjalanan, asal


tujuan perjalanan, kecepatan sesaat dan lain sebagainya.
Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi yaitu denga
n menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan bisa j
uga diperoleh data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan, kecepata
n tertinggi.
Contoh penerapan survey kecepatan perjalanan
Diagram ruang waktu
Menginventarisasi kinerja operasional pada jalan Pakubuono Jakarta Selatan yang
diangkat dari Pembenahan Transportasi Jakarta[3] meliputi:
Membagi ruas Pakubuono kedalam bagian ruas jalan;
Mengukur kecepatan lalu lintas pada bagian ruas jalan;
Mengukur waktu tundaan di persimpangan;
Angka kecelakaan yang terjadi pada masing-masing bagian ruas/simpang dalam b
entuk Black Spot Map yang dirinci lebih lanjut dari type kecelakaan yang terjadi
(Apakah Depan dengan depan, depan dengan samping atau samping dengan samping),
jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan;
Dari seluruh informasi kinerja selanjutnya dibuat Diagram Ruang Waktu sebagaiman
a terlihat dalam gambar. Semakin curam kurvanya semakin rendah kecepatan perjala
nan pada bagian ruas jalan tersebut, yang diakibatkan gangguan kelancaran. Sedan
g untuk data kecelakaan diolah secara tersendiri dengan melakukan analisis konfl
ik yang terjadi.
Survey parkir
Survey parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parki
r disuatu kota atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau b
esaran-besaran yang bisa digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas ruang
parkir serta digunakan dalam mengendalikan kebutuhan ruang parkir. Apalagi denga
n permintaan ruang parkir yang sudah sedemikian tingginya. Hal ini perlu, sebab
jika persoalan parkir tidak ditangani dengan baik, bisa memicu terjadinya kemace
tan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya ruas jalan di beberapa
kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street parking). S
ehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin terbatasnya ru
ang parkir dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.
Bangkitan parkir
Pada saat ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pus
at-pusat perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara
konvensional. Padahal untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan manajemen
dengan system penangan yang juga modern. Sehingga perlu adanya bangkitan parkir
atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Parking Generation. Maksudnya adalah
bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan, perkantoran, perbelanjaanan, sek
olah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.
Informasi lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehi
ngga dapat diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat
, lama parkir dan informasi yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Gun
a mendapatkan informasi bangkitan parkir yang akurat, perlu dilakukan survei par
kir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan parkir, jenis kendaraan yang
parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan informasi ini
, selanjutnya dapat direncanakan:
Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan beberapa variabel seperti wa
ktu.
Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti kebijakan pembatasan ruang pa
rkir, kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka waktu parkir.

Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir


Bangkitan parkir tergantung kepada beberapa faktor,di antaranya meliputi:
Besarnya kawasan terbangun yang biasanya terkait erat dengan tingkat pemilik
an kendaraan pribadi.
Banyaknya dan kepadatan kegiatan yang berada di kawasan tersebut.
Besarnya daya tarik masyarakat untuk menuju kawasan tersebut.
Jumlah karyawan tetap maupun tidak tetap yang bekerja di kantor, atau kegiat
an di kawasan tersebut.
Tingkat pemilikan kendaraan pribadi ataupun milik perusahaan/dinas masyaraka
t metropolitan atau kota yang bersangkutan. Pemilikan kendaraan berupa mobil dan
atau sepeda motor. Pemilikan kendaraan pribadi masih belum mencapai titik jenuh
nya, sehingga pertumbuhan masih akan berlangsung yang ditandai dari tingginya ti
ngkat pertumbuhan kendaraan bermotor.
Jenis kegiatan, apakah itu perkantoran, pusat perdagangan, sekolah atau apar
temen.
Kebijakan perparkiran yang diberlakukan oleh pemerintah daerah yang bersangk
utan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data bangkitan parkir dapat dilakukan di tempat asal perjalanan atau
pun di tempat tujuan. Survei parkir di tempat tujuan, dilakukan untuk mengetahui
besarnya permintaan ruang parkir untuk masing-masing jam dalam satu (1) hari, m
enurut hari dalam satu minggu, dan menurut bulan dalam satu tahun. Karakteristik
kebutuhan parkir dalam satu (1) minggu, dapat dilihat dalam contoh gambar berik
ut.
Contoh bangkitan parkir di perkantoran per 100 meter persegi luas lantai perkant
oran.
Karakteristik harian dalam satu minggu dikawasan perkantoran akan mempunyai ciri
khusus yaitu bahwa pada hari sabtu dan minggu tingkat pengguanaan ruang parkir
akan rendah. Sedangkan untuk kawasan perbelanjaan akan berbeda, yang biasanya ju
stru lebih ramai pada hari Sabtu dan Minggu.
Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat atau kawasan p
arkir tertentu selama waktu tertentu. Sedangkan waktu yang biasanya digunakan ad
alah satu hari. Karakteristik volume parkir tergantung kepada tempat di mana pel
ataran parkir/gedung parkir tersebut berada. Misalnya di perkantoran, pusat perb
elanjaan, daerah wisata, sekolah, pasar dan lain sebagainya. Kalau di perkantora
n, akan tinggi pada hari kerja sedang pusat perbelanjaan/mall akan tinggi pada a
khir minggu.
Survei volume parkir
Biasanya masalah utama dari parkir adalah keterbatasan ruang parkir dibandingkan
dengan jumlah kendaraan yang membutuhkan ruang parkir. Sehingga perlu dilakukan
survei untuk mendapatkan informasi mengenai volume parkir. Hal ini bisa dilakuk
an dengan mengumpulkan jumlah kumulatip kendaraan yang parkir di tempat atau kaw
asan tersebut. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dengan volume parkir adalah
dengan mengumpulkan jumlah kendaraan yang masuk pelataran/gedung melalui pintu/g
ate masuk parkir dengan menggunakan rumus berikut:
VP={\sum_{i=1}^n {E_i}}
Dimana:
VP:Volume parkir

Ei:jumlah kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i


n:jumlah periode jam pengamatan
Informasi volume parkir, sangat diperlukan untuk merencanakan kebutuhan ruang pa
rkir. Di samping itu, data volume parkir beserta data lama parkir dan akumulasi
parkir, digunakan untuk menghitung besarnya jumlah ruang parkir yang perlu dised
iakan. Dalam hal ini, data volume parkir menjadi informasi yang sangat diperluka
n untuk pengendalian parkir dalam rangka kebijakan manajemen lalu lintas yang ba
ik. Hal ini juga telah dipraktikkan di Indianapolis International Airport, yakni
dengan menurunkan tarif parkir untuk menaikkan volume parkir dalam kaitannya un
tuk meningkatkan penumpang yang menggunakan angkutan udara. Bisa juga sebaliknya
menaikkan tarif untuk menurunkan volume parkir.
Lama parkir
Waktu yang diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir y
ang dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informas
i mengenai lamanya parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir
tergantung kepada maksud perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di te
mpat kerja biasanya lebih panjang ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir yang
sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi waktunya lebih pendek lagi.
Contoh distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan.
Informasi mengenai lama parkir diperlukan guna merencanakan ruang parkir untuk s
uatu bangunan/gedung parkir ataupun kegiatan lain. Termasuk parkir untuk pengunj
ung pameran ataupun gedung olahraga yang kebutuhan parkirnya tidak rutin. Misaln
y gedung yang khusus didesain untuk ajang pameran, biasanya dikunjungi orang han
ya kalau ada pameran. Begitu pula misalnya gedung olah raga ataupun pertandingan
olahraga, itupun masih dipengaruhi oleh menarik tidaknya kegiatan itu. Sehingga
, muatan parkirnya pun, akan sangat tergantung dengan situasi tersebut.
Cara memperoleh data lama parkir
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraa
n. Tapi yang paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerize
d. Data lama parkir biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan kompute
r dengan mencatat waktu kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir hi
ngga kendaraan keluar. Kemudian dapat dihitung dengan formula:
LP = {W_k - W_m}
dimana :
LP = Lama parkir
Wm = Waktu saat kendaraan masuk
Wk = Waktu saat kendaraan keluar
Sedang untuk mendapatkan lama parkir rata-rata dapat digunakan formula sebagai b
erikut:
\bar{LP} = \frac{\sum_{i=1}^n{E_i \cdot LP_i}}{\sum_{i=1}^n {E_i}}.
Dimana:
Ei = frekuensi kendaraan yang parkir kelas i
LPi = lama parkir pada kelas i
{\sum_{i=1}^n {E_i}} = jumlah kendaraan yang parkir selama periode pengamata
n.
Penggunaan informasi lama parkir

Informasi lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang bai
k. Data informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang park
ir dan juga sistem pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama p
arkir bisa digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada p
enggun jasa parkir. Khususnya untuk tempat parkir yang harus membayar berdasarka
n lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan dalam perhitungan tarif adalah jam
seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat perbelanjaan di kota
-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan menggunakan satuan 15 me
nit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan sebagai acuan[4] untuk menerapk
an pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan mak
simum 5 menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini,
biasanya digunakan meter parkir.
Akumulasi parkir
Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu saat tertentu
, di suatu tempat gedung parkir atau pelataran parkir. Informasi mengenai akumul
asi parkir ini digunakan untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada su
atu tempat ataupun untuk menerapkan pengendalian parkir di suatu kawasan. Survei
akumulasi parkir
Untuk mendapatkan informasi mengenai akumulasi parkir, perlu dilakukan survei un
tuk mendapatkan profil kendaraan yang parkir dalam satu hari. Angka capaian tert
inggi jumlah kendaraan yang parkir, disebut sebagai akumulasi tertinggi parkir.
Angka ini bervariasi menurut kegiatan tempat, di mana ada pelataran/gedung parki
r. Sebagai gambaran, perkantoran mencapai puncaknya pada siang hari sedang perto
koan/mall akumulasi hari kerja lebih rendah dari akumulasi pada akhir minggu (we
ekend) pada sore hari dan pemukiman/apartemen pada malam hari.
Besarnya akumulasi
Besarnya akumulasi parkir diberikan dengan formula sebagai berikut:
AP=E_i -E_x
Di mana:
AP adalah akumulasi parkir
Ei adalah jumlah kendaraan yang masuk ketempat parkir
Ex adalah jumlah kendaraan yang keluar tempat parkir
Jika sebelumnya sudah ada kendaraan yang diparkir di lokasi parkir, maka jumlah
akumulasi yang ada tersebut dijumlahkan dalam jumlah akumulasi parkir. Kendaraan
yang ada di dalam, kadang karena sudah ada kendaraan yang datang sebelum dilaku
kan survei atau ada kendaraan yang menginap ataupun rusak dan ditinggal pemilikn
ya.
AP ={N+E_i}-Ex
Di mana:
N = jumlah kendaraan yang ada sebelumnya
Akumulasi parkir di perkantoran
Waktu pelaksanaan survei
Waktu pelaksanaan survei tergantung kepada jenis kegiatan di mana survei itu dil
akukan. Kalau di perkantoran, biasanya kegiatan lebih dominan pada jam kerja, pa
sar pada pagi hari. Di sekolah pada saat masuk dan keluar sekolah, hunian/aparte
men pada malam hari.
Perputaran parkir

Perputaran parkir atau dalam bahasa Inggris disebut parking turnover, adalah sua
tu angka berapa kali berganti kendaraan yang parkir dalam satu satuan waktu tert
entu. Biasanya perputarannya dalam satu hari. Angka ini akan tinggi pada tempat
parkir di kawasan perbelanjaan, kantor pelayanan umum, dan angka ini rendah untu
k perkantoran yang ruang parkirnya digunakan oleh karyawan sendiri.
Cara memperoleh data perputaran parkir
Adapun untuk memperoleh data ini, yakni dengan cara data dikumpulkan dengan meto
da patroli[5] setiap 30 menit dengan mencatat nomor kendaraan pada setiap ruang
parkir. Dengan survei ini, sekaligus dapat diperoleh angka perputaran parkir ser
ta informasi lama parkir dengan satuan waktu 30 menit-an. Cara lain untuk mendap
atkan data perputaran parkir adalah dengan menggunakan formula:
T = \frac{{VP}}{{JRP}}
Dimana:
T : adalah besarnya perputaran parkir
VP : adalah Volume parkir
JRP : adalah Jumlah ruang parkir yang tersedia
Penggunaan informasi perputaran parkir
Informasi perputaran parkir, akansangat membantu dalam merencanakan kebutuhan ru
ang parkir. Semakin rendah perputaran parkir, akan semakin banyak ruang parkir y
ang dibutuhkan. Di samping itu, informasi perputaran parkir dibutuhkan untuk men
dapatkan informasi jumlah kendaraan yang parkir. Misalnya parkir di pinggir jala
n untuk digunakan sebagai masukan dalam menetapkan jumlah pendapatan parkir yang
bisa diperoleh untuk sistem yang beroperasi atas dasar tarif tetap yang biasany
a digunakan pada parkir di pinggir jalan. Dalam suatu kantor pelayanan umum atau
pun kawasan perbelanjaan/pertokoan yang perputaran parkirnya tinggi, maka biasan
ya dipisahkan parkir untuk tamu yang datang di gedung itu dengan parkir untuk ka
ryawannya. Parkir untuk tamu, biasanya ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu
masuk pelayanan ataupun pintu masuk perbelanjaan ataupun pertokoan.
Survei asal tujuan
Survai asal tujuan atau dalam bahasa Inggris disebut Origin-destination survey a
dalah survai yang mempelajari pola perjalanan dengan mempelajari asal dan tujuan
perjalanan yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam proses perencana
an transportasi secara luas untuk transportasi nasional, regional maupun lokal,
survei juga digunakan dalam perumusan analisis dampak lalu lintas. Ada beberapa
cara untuk melakukan survai asal tujuan, dan terkadang dalam pelaksanaannya di k
ombinasikan pelaksanaannnya untuk meningkatkan kualitas survai.
Cara pelaksanaan survei
Survai wawancara dipinggir jalan
Disebut juga road side interview merupakan survai untuk mengumpulkan informasi p
erjalanan yang dilakukan masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan
kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Seperti halnya survai wawancara rumah
tangga dilakukan pada hari normal. Informasi yang dikumpulkan :
jumlah penumpang
tingkat pendapatan
asal tujuan setiap penumpang
maksud perjalanan
waktu perjalanan
Untuk melengkapi hasil survai dilakukan juga sekaligus pengukuran arus lalu lint
as.

Survai wawancara rumah tangga


Merupakan survai yang membutuhkan biaya yang besar, namun dapat menghasilkan kua
litas hasil survai yang baik.
Pendekatan
Disebut juga home interview survey merupakan survai untuk mengumpulkan data perj
alanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal. Hari normal
adalah hari senin, selasa, rabu dan kamis.
Informasi yang dikumpulkan:
jumlah anggota keluarga
jumlah pemilikan kendaraan
pekerjaan anggota keluarga
Tingkat pendapatan keluarga
Perincian perjalanan setiap anggota keluarga:
jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga
asal- tujuan perjalanan setiap anggota keluarga
moda yang digunakan dalam setiap perjalanan
waktu perjalanan dilakukan
Ukuran sampel
Besaran sampel yang dikumpulkan tergantung kepada ukuran kota seperti ditunjukka
n dalam tabel beriukut:
Jumlah penduduk kota
Ukuran sampel
< 50 000
10 - 20 %
50 000 - 300 000
3 - 12 %
300 000 - 500 000
2 - 6 %
500 000 - 1 000 000
1,5 - 5 %
> 1 000 000
1 - 4 %
Survai kartu pos
Survai asal tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan pribad
i maupun angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian dikirim kekan
tor pengumpul informasi dengan cuma-cuma.
Survai plat nomor kendaraan
Merupakan salah satu pendekatan dalam survai asal tujuan dengan menempatkan surv
eyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor kendaraan yang melewati titik sur
vai. Titik survai ditempatkan sedemikian sehingga dapat didapatkan informasi asa
l tujuan perjalanan. Data selanjutnya diolah dengan program sederhana untuk mend
apatkan informasi asal tujuan perjalanan, dengan semakin maju perangkat lunak mo
delling asal tujuan ini, pelaksanaan survey dapat dilakukan dalam kawasan yang l
ebih luas, sepanjang titik-titik pengamatan ditempatkan dengan lokasi yang mempe
rtimbangkan tujuan antara yang bisa jadi tidak terekam.
Survei berat dan dimensi kendaraan
Survei dimensi dan berat kendaraan berfungsi untuk mendapatkan informasi mengena
i terjadinya pelanggaran terhadap dimensi kendaraan maupun terhadap kelebihan mu
atan sumbu ataupun muatan kendaraan. Dampak kelebihan dimensi terutama terdahap
peningkatan angka kecelakaan lalu lintas khususnya pada jalan-jalan 2 lajur dua
arah yang masih terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan kelebihan muatan
berdampak terhadap pengrusakan jalan yang lebih awal. Sebagai contoh[6] pada ja
lan dengan daya dukung muatan sumbu antara 8.000 kg (jalan kelas III) sampai 10.
000 kg (jalan kelas II) setiap peningkatan berat sumbu sebesar 10 persen akan me
ningkatkan dampak terhadap kerusakan jalan sebesar 20 sampai 25 %. Dalam kondisi
bergerak dampak terhadap pengrusakan jalan akan bertambah sebesar 5 % sampai 40
% dari muatan statis. Dampak kerusakan darat berkurang bila digunakan sumbu tand

em, walaupun tetap akan mengakibatkan pengrusakan yang lebih rendah sekitar 5 %
dari sumbu tunggal.
Peralatan
Timbangan jinjing[7] yang digunakan untuk menimbang sumbu kendaraan
Untuk melakukan survey berat dan dimensi kendaraan ini diperlukan peralatan untu
k melakukan penimbangan kendaraan serta peralatan untuk mengukur dimensi kendara
an.
Untuk pelaksanaan survei dapat menggunakan Jembatan Timbang yang sudah ada d
an tersebar diseluruh wilayah nusantara. Untuk pelaksanaannya diperlukan perijin
an penggunaan jembatan timbang dari Dinas Perhubungan Propinsi setempat untuk bi
sa menggunakan perangkat jembatan timbang.
Perangkat timbangan jinjing yang mudah dibawa ke mana-mana, sehingga pelaksa
naan dapat dilakukan ditempat yang acak. Permasalahan dalam menggunakan survei d
engan perangkat jinjing adalah perlu waktu yang lama untuk melakukan pengumpulan
data.
Pelaksanaan survei
Pelaksanaan survey akan lebih mudah kalau dilaksanakan dijembatan timbang, karen
a semua fasilitas sudah tersedia, namun untuk pelaksanaan dengan menggunakan tim
bangan jinjing lebih sulit karena beberapa hal berikut ini:
harus dicari tempat disisi jalan yang memungkinkan untuk dilakukan survei de
ngan tidak mangganggu kelancaran arus lalu lintas
harus berada pada jalan lurus dengan jarak pandang bebas yang cukup,
harus terletak pada bidang yang datar, tidak pada tanjakan atau turunan.

Anda mungkin juga menyukai